limfonodus positif 1 hingga 3 memiliki prognosis yang lebih baik setelah BCT
daripada setelah mastektomi.
PENDAHULUAN
Di Belanda, 5% dari semua wanita didiagnosis menderita ca. mamma pada usia
kurang dari 40 tahun. Ca. mamma pada wanita muda umumnya memiliki proporsi
sifat patologis tumor agresif yang lebih tinggi, seperti reseptor estrogen negatif,
grading diferensiasi yang buruk (Grade 3), dan invasi limfovaskular. Namun,
bahkan jika perbedaan tersebut diperhitungkan, usia muda masih menjadi faktor
resiko independen yang dihubungkan dengan prognosis klinis yang lebih buruk,
baik setelah terapi breast-conserving (BCT) maupun mastektomi. Resiko
kematian akibat kanker payudara dalam waktu 5 tahun setelah diagnosis pada
wanita penderita ca. mamma stadium I-IIb yang berusia lebih muda dari 35 tahun
dilaporkan 1.8 kali lipat lebih tinggi daripada wanita berusia 50 hingga 69 tahun.
Seperti pada wanita usia lanjut, wanita muda yang menderita ca. mamma
stadium dini akan diterapi dengan BCT atau mastektomi. Wanita muda memiliki
tingkat kontrol lokal yang lebih buruk setelah BCT jika dibandingkan dengan
mastektomi. Namun, hal ini masih kontroversial karena perbedaan kontrol lokal
pada pasien ca. mamma berusia muda tersebut berhubungan dengan survival
setelah BCT yang lebih buruk. Dalam penelitian ini, kami menilai efek tipe terapi
lokal (BCT berbanding mastektomi) terhadap survival rata-rata (OS) pada wanita
berusia < 40 tahun yang menderita ca. mamma stadium dini.
Center Amsterdam, yang mencakup populasi sekitar 6.2 juta penduduk (40% dari
populasi Belanda).
CR Belanda mencatat data dari seluruh malignansi yang baru didiagnosis.
Pemberitahuan didapatkan dari Pathology Automated Archives. Selain itu, data
tambahan didapatkan dari National Registry of Hospital Discharge Diagnoses,
yang mencakup hingga 8% dari keseluruhan kasus baru. Data didapatkan dari file
pasien dan termasuk identifikasi informasi dan karakteristik tumor. Topografi dan
morfologi dikoding berdasarkan International Classification of Diseases for
Oncology. Digunakan klasifikasi TNM untuk penentuan staging (International
Union against Cancer 2002). Selain itu, data terapi pada CR (tipe operasi,
radioterapi, kemoterapi, dan terapi hormonal) dikumpulkan secara teratur.
Kualitas register kanker di Belanda tinggi, dan kelengkapannya diestimasikan
sekitar lebih dari 95%. Data mortalitas diambil dari Munical Personal Records
Database. Dalam penelitian ini, data terakhir dibuat pada 1 Februari 2009. Untuk
kebanyakan pasien yang diteliti, CR tidak mengumpulkan data mengenai
rekurensi penyakit atau metastasis jauh. Pada awal periode penelitian CR tidak
menilai status reseptor hormonal, dan oleh karena itu tidak dianggap sebagai
sebuah kovariat.
Dikumpulkan pasien wanita berusia < 40 tahun pada saat diagnosis ca.
mamma invasif 2 cm (pT1a-c), dengan hingga 3 matastasis limfonodus (pN0-1)
dan diterapi baik dengan BCT (operasi breast-conserving dan radioterapi) atau
mastektomi, dengan atau tanpa radioterapi, antara Januari 1989 hingga Januari
2005. Kami hanya memasukkan pasien dengan tumor berukuran kecil yang cocok
untuk lumpektomi, dan hingga 3 limfonodus positif, karena pasien-pasien tersebut
dianggap ideal untuk BCT. Pilihan tipe terapi lokal (BCT atau mastektomi)
didasarkan pada pilihan ahli bedah atau pilihan pasien. Pasien yang menderita
penyakit metastasis jauh (M1), sebelumnya pernah didiagnosis dengan kanker
invasif selain kanker kulit nonmelanoma, dan pasien yang diterapi dengan terapi
neoadjuvan dieksklusi dari penelitian. Kohortnya dibuat sesuai dengan regulasi
privasi Netherlands Cancer Registry.
Karakteristik pasien
Akhirnya populasi penelitian terdiri dari 1453 pasien. Tabel 1 memberikan
ringkasan karakteristik pasien dan tumor untuk kedua kelompok terapi (BCT atau
mastektomi), baik secara rata-rata dan dipisahkan berdasarkan stadium nodus.
Median usia adalah 36.5 tahun (rentang interkuartil, 33.8-38.4). Median follow-up
selama 9.6 tahun (rentang interkuartil, 5.9-14.3). Terapi lokal dengan BCT
dilakukan pada 63% pasien (n = 909) dan mastektomi pada 37% pasien (n = 544).
Dalam kelompok mastektomi, 125 wanita (23%) mendapatkan radioterapi
adjuvan. Mayoritas tumor (75%) berdiameter 1 dan 2 cm (pT1c), dan 72% pasien
memiliki penyakit nodus negatif. Dalam kelompok N0, kedua kelompok terapi
lokal memiliki karakteristik yang sama. Pada kelompok N1, kelompok
mastektomi mendapatkan lebih banyak terapi hormonal daripada kelompok BCT
(Tabel 1).
Terapi
Pasien diterapi sesuai dengan pedoman nasional yang digunakan pada saat
diagnosis. Pedoman bagi pasien yang berusia dibawah 40 tahun akan dijelaskan
dibawah ini.
Terapi lokal terdiri dari eksisi tumor luas atau quadrantektomi yang
dilanjutkan dengan radioterapi hingga keseluruhan payudara dengan atau tanpa
tambahan bagi area dasar tumor, atau mastektomi. Pada kasus batas operasi positif
atau multifokalitas setelah mastektomi, operasi dilanjutkan dengan irradiasi
dinding dada. Staging aksilar terdiri dari pembersihan limfonodus aksillar, dan
sejak tahun 1990an, pada kasus nodus sentinel positif akan dilakukan biopsi
nodus sentinel yang dilanjutkan dengan pembersihan aksillar.
Radioterapi lokoregional, terdiri dari irradiasi area nodus drainase seperti
aksillar, supraklavikular, dan rantai mammaria interna diindikaskan pada kasus
limfonodus apikal positif dan pertumbuhan ekstranodus ekstensif. Dari tahun
1994 hingga tahun 2003, irradiasi rantai mammaria interna diindikasikan pada
tumor yang terletak di medial yang disertai dengan 1 hingga 3 limfonodus positif.
Analisis statistik
Karakteristik pasien dijelaskan berdasarkan terapi lokal dan dibandingkan
dengan menggunakan uji chi-square. Tingkat OS unadjusted 5 dan 10 tahun
dihitung dengan menggunakan metode Kaplan-Meier, dan kedua kelompok terapi
dibandingkan dengan menggunakan uji log-rank.
Karena terdapat interaksi yang signifikan antara terapi lokal dan stadium
nodal, kami menganalisa data pasien nodus negatif dan nodus positif secara
terpisah.
Analisis multivariat dilakukan dengan menggunakan Cox proportional
hazard model untuk menilai efek terapi lokal (BCT atau mastektomi) terhadap
OS. Dalam analisis tersebut, kami mengoreksi ukuran tumor patologis (pT1ab /
pT1c), usia pada saat diagnosis (< 35 / 35-39), kemoterapi adjuvan (tidak / ya),
terapi hormonal adjuvan (tidak / ya), dan periode pada saat diagnosis (1989-1994 /
1995-2000 / 2001-2004). Secara umum, periode waktu tersebut berhubungan
dengan perubahan pada pedoman terapi sistemik. OS dihitung sebagai interval
antara diagnosis patologis dengan waktu kematian.
Karena usia kohort yang relatif muda, kami tidak hanya melaporkan
kematian akibat ca. mamma, namun juga melaporkan OS. Dengan cara tersebut,
kami juga mempertimbangkan kematian karena toksisitas akibat terapi jangka
panjang.
Model sehat dievaluasi dengan menggunakan metode grafis residu dan
statistik goodness-of-fit. Semua tes dilakukan secara two-sided, dan nilai p < 0.05
dianggap signifikan secara statistik. Kami menguji interaksinya dengan terapi
lokal, dan signifikansi interaksi diset pada 0.1. Analisis dilakukan dengan
menggunakan piranti lunak STATA versi 10.1 untuk Windows (Stata Corporation
LP, College Station, TX).
HASIL
Survival rata-rata
Tingkat OS aktuarial 10 tahun adalah sebesar 83% pada kelompok BCT
berbanding 78% pada kelompok mastektomi (uji log-rank p = 0.007; unadjusted
hazard ratio [HR], 1.37; 95% confidence interval [CI], 1.09-1.72; Gambar 1).
Total, sebanyak 302 pasien (21%) meninggal selama periode follow-up (Tabel 2).
Pasien yang tidak menderita metastasis limfonodus memiliki survival 10 tahun
yang jauh lebih baik dibandingkan dengan pasien limfonodus positif (uji log-rank
p < 0.001; unadjusted HR 1.55; 95% CI, 1.22-1.96), 83% dan 75%.
diterapi pada periode 2000-2004 memiliki survival yang lebih baik daripada
pasien yang didiagnosis sebelum tahun 1994 (HR 0.56; 95% CI, 0.33-0.96; p =
0.034; p rata-rata = 0.053).
Efek terapi lokal pada pasien dengan limfonodus positif ditunjukkan pada
Tabel 4. Pada pasien dengan limfonodus positif, mastektomi berhubungan
independen dengan OS yang lebih buruk (HR 1.91; 95% CI, 1.28-2.84; p =
0.001). Selain itu, pasien yang diterapi dengan terapi hormonal adjuvan memiliki
OS yang lebih baik daripada pasien yang tidak mendapatkan terapi hormonal (HR
0.34; 95% CI, 0.18-0.66; p = 0.001).
Total, sebanyak 6.9% pasien mengalami ca. mamma kontralateral sebagai
gangguan pertama, dan 4.1% pasien mengalami malignansi non-ca. mamma.
Eksklusi kasus kanker kedua tersebut dari analisis tidak mengubah hasil OS (data
tidak ditunjukkan).
DISKUSI
Pada analisis populasi wanita muda yang menderita ca. mamma stadium
dini ini, OS setelah BCT tidak berubah jika dibandingkan dengan setelah
mastektomi. Pada pasien dengan nodus positif, OSnya lebih baik, bahkan setelah
koreksi faktor prognostik lainnya. Berdasarkan pengetahuan kami, penelitian ini
merupakan serial penelitian terbesar yang membandingkan mastektomi dengan
BCT pada pasien penderita ca. mamma berusia muda (usia < 40 tahun) yang
merupakan kandidat BCT ideal (pT1N0-1M0).
Tingkat OS 10 tahun rata-rata adalah sebesar 83% pada kelompok BCT
berbanding 78% pada kelompok mastektomi. Tingkat OS tersebut dan perbedaan
antara BCT dengan mastektomi dapat dibandingkan dengan prognosis jangka
panjang dari serial penelitian retrospektif. Pada wanita berusia 35 tahun dan lebih
muda yang menderita penyakit stadium I-III, Beadle et al. menyatakan bahwa
tingkat OS 10 tahun sebesar 80% dan 59% untuk BCT dan mastektomi. Pada
analisis subset pasien ca. mamma muda usia < 40 tahun dengan penyakit stadium
I yang dianggap ideal untuk BCT, survival spesifik ca. mamma (BCSS) setelah 10
tahun adalah 91% pada kelompok BCT berbanding 86% setelah mastektomi.
1.18; 95% confidence interval, 0.88-1.57; p = 0.26) dan pasien nodus negatif (B);
(unadjusted hazard ratio 1.62; 95% confidence interval, 1.10-2.40; p = 0.014).
10
13