Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS PENDAPATAN DAERAH DARI ON STREET PARKING

(Studi Kasus Koridor Jalan Urip Sumoharjo di Yogyakarta)


Suwardo1, Heru Budi Utomo2, Harry Adhi Dharma3

ABSTRACT
Increasing on cars ownership (transport demand) is actually rapid than supply growth
of the transport infrastructure. There are due to many heavy traffics on the roads, in other
side it is very low growth of providing transport infrastructure, uncomforted public transport
system, inadequate parking place, and bad parking management. Parking activities are very
profit for district income, but in other side it cause such negative effects, such as
delay/congestion traffic, more accident and reducing on actual road capacity. Loosing of
parking sector income occurred may caused of bad parking management. The aim of this
research is to analyze the district income from the on street parking activity. The result shows
that there is loosing of real parking income at site management to the parking income that is
putted in to income district.

PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Peningkatan kepemilikan kendaraan (demand) sejalan dengan pesatnya pertambahan
penduduk yang tidak diimbangi dengan sediaan (supply) prasarana transportasi menjadi sebab
utama timbulnya berbagai permasalahan transportasi di kota-kota besar di Indonesia. Kota
Yogyakarta juga tidak terlepas dari masalah tersebut. Sarana sistem angkutan umum di
Yogyakarta masih dinilai sangat kurang nyaman oleh penduduk sehingga mereka lebih senang
menggunakan kendaraan pribadi. Akibatnya adalah jalan-jalan menerima beban lalulintas
makin berat, di lain pihak pertumbuhan prasarana jalan dan ruang parkir relatif rendah.
Pembangunan fasilitas perkotaan, seperti pertokoan, show room, tempat kursus,
kantor, hotel, dan sebagainya sangat pesat sehingga lahan yang tersedia makin sempit. Oleh
karena itu lahan parkir yang dimiliki oleh fasilitas/tempat tersebut sering terabaikan atau tidak
memadai, bahkan terdapat fasilitas-fasilitas yang sama sekali tidak memiliki lahan parkir.
Mereka memanfaatkan tepi jalan sebagai tempat parkir (on street parking). Hal demikian oleh
pemerintah daerah ditargetkan sebagai salah satu komponen pemasukan pendapatan daerah.
Pertanyaan-pertanyaan menggelisahkan antara lain, berapa besar andil parkir bagi pendapatan

Suwardo, ST., MT., adalah dosen tetap Program Diploma Teknik Sipil, Jur. Sipil FT UGM, Yogyakarta.
Heru Budi Utomo, Ir. , MT., adalah dosen tetap Program Diploma Teknik Sipil, Jur. Sipil FT UGM, Yogyakarta.
3
Harry Adhi Dharma, adalah alumnus Program Diploma Teknik Sipil, Jur. Tek. Sipil FT UGM, Yogyakarta.
2

daerah, bagaimana hal itu dikelola, masalah apa yang timbul baik dari sisi lalulintas,
prasarana transportasi maupun pendapatan daerah tersebut adanya kegiatan on street parking.
Maksud dan Tujuan
Tujuan studi yang ingin dicapai adalah :
1) Untuk mengetahui volume parkir di Jalan Urip Sumoharjo jenis sepeda motor dan mobil,
2) Untuk mengetahui durasi/lama parkir dari kendaraan parkir,
3) Untuk mengetahui pendapatan dari on street parking di Jalan Urip Sumoharjo.
Manfaat Penelitian
Manfaat studi yang diharapkan adalah sebagai informasi pendukung dalam
pengelolaan parkir bagi pendapatan daerah Yogyakarta.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian yang dilakukan mencakup pembahasan pola parkir dan besarnya
pendapatan rata-rata parkir di tepi jalan (on street parking), yang didasarkan hal-hal berikut :
1) Kendaraan yang melakukan on street parking adalah kendaraan yang sebelumnya
merupakan bagian dari arus lalulintas kemudian parkir di tepi jalan,
2) Waktu parkir ditentukan selama pencatatan jumlah kendaraan parkir pada formulir survai,
3) Ruas jalan yang dipilih mempunyai kepadatan on street parking yang cukup tinggi.
4) Jalan yang diamati adalah jalan satu arah, kelandaian datar dan alinemen horisontal lurus,
5) Panjang jalan diamati sejarak 250 m, merupakan tempat yang paling padat dengan
aktifitas parkir yang terjadi di Jalan Urip Sumoharjo itu.

DASAR TEORI
Penentuan Ruas Jalan
Dalam MKJI (1997), ruas jalan didefinisikan sebagai panjang jalan yang mempunyai
karekteristik yang hampir sama. Jalan yang karesteristiknya berubah secara berarti menjadi
batas ruas. Setiap ruas dianalisis secara terpisah. Jika beberapa alternatif (keadaan) geometrik
sedang diamati untuk suatu ruas jalan, masing-masing diberi kode khusus dan dicatat dalam
formulir dan masukan yang terpisah. Jika periode waktu terpisah akan dianalisis maka nomor
kode khusus harus diberikan untuk masing-masing keadaan dan analisis yang terpisah harus
digunakan. Ruas jalan yang diamati sebaiknya tidak dipengaruhi oleh simpang utama atau
simpang susulan yang mengikuti yang dapat mempengaruhi kapasitas dan perilaku lainnya.
2

Rumus Dasar
1) Jumlah kendaraan/jam
Jumlah kendaraan per jam adalah jumlah kendaraan rata-rata per jam.

n =

N
j

dengan : n = jumlah kendaraan per jam


N = jumlah kendaraan

j = jumlah jam
2) Faktor pengali (berdasarkan jarak)
Faktor pengali digunakan sebagai koefisien perata jika tempat yang ditinjau hanya
sebagian saja.
f

L
l

dengan : f = faktor pengali


L = panjang jalan total
l = panjang jalan yang ditinjau (di survey)

3) Pendapatan per jam


Pendapatan per jam adalah pendapatan rata-rata parkir yang diperoleh di suatu wilayah per
jam. Pendapatan ini diperoleh dari perataan pendapatan dari suatu daerah tinjauan parkir.
P = n

dengan : P = pendapatan per jam


n = jumlah kendaraan per jam
f = faktor pengali

R = biaya retribusi parkir


Pengendalian Parkir
Pengendalian parkir di jalan maupun di luar jalan bertujuan untuk mengendalikan lalu
lintas agar kemacetan, polusi dan kebisingan dapat ditekan, seiring meningkatkan standar
lingkungan, kualitas pergerakan pejalan kaki dan pengendara sepeda. Pengendalian dapat
berupa pendistribusian ruang parkir lebih adil di antara pemakai dan dapat memberikan
pengaruh yang penting pada kebijaksanaan transportasi.
Pemilihan cara pengendalian parkir di jalan didasarkan pada pembatasan waktu dan
lokasi serta dipengaruhi oleh peraturan jalan, dan sistem pembayaran parkir. Faktor-faktor
yang mempengaruhi metode itu, didasari oleh biaya petugas, pelaksanaan dan biaya perbaikan
selanjutnya, pengaruh lingkungan (tanda-tanda, marka, meteran dan sebagainya), kebutuhan
bagi kendaraan niaga dan umum serta bagi penduduk setempat. Pendapatan daerah,
3

pembatasan lalu lintas, pelaksanaan pengendalian harga, waktu atau hari pelaksanaan
merupakan pertimbangan lebih lanjut (Hobbs, 1995).
Pengendalian Waktu
Jika tidak ada batas lama waktu parkir, maka kendaraan dapat diparkir di tepi jalan
yang mempunyai permintaan parkir tinggi dengan banyak ruang parkir yang dihabiskan oleh
pemarkir kendaraan berjangka waktu lama yang seharusnya dapat ditempati lebih banyak
kendaraan parkir berjangka pendek. Pada umumnya parkir jangka pendeklah yang seringkali
memberi banyak sumbangan pendapatan kepada daerah tersebut. Parkir jangka lama biasanya
dilakukan oleh pekerja kawasan tersebut dan jika pekerja itu tidak dapat memarkir kendaraan
dekat dengan tempat kerjanya, mungkin dia akan memarkir kendaraannya agak lebih jauh
atau memakai kendaraan umum. Pemarkir jangka pendek biasanya adalah pembeli atau
langganan bisnis kawasan tersebut dan jika tidak terdapat tempat parkir yang menyenangkan,
dapat menyebabkan pindahnya langganan ke tempat lain.
Dua faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan batas waktu lama parkir
adalah sifat kegiatan bisnis kawasan sekitarnya dan ukuran kota. Kantor pos, bank, agen
koran, toko rokok, dan beberapa tipe kegiatan pembangkit parkir lainnya membutuhkan
batas waktu 15 atau 20 menit, sedangkan toko serba ada, ruang pamer kendaraan dan perabot,
dan sebagainya memerlukan jangka waktu lebih lama maka batas waktu parkir pun diperlama.
Pengendalian Tarif Parkir
Penetapan tarif parkir adalah satu cara pengendalian lalu lintas sehingga dalam
perhitungan tarif tidak berdasarkan atas perhitungan pengembalian biaya investasi dan atau
finansial. Penetapan tarif parkir dilakukan dengan mengendalikan lalu lintas melalui
pengurangan kendaraan pribadi dan mengurangi kemacetan di jalan melalui penetapan tarif
sedemikian rupa sehingga pada besaran tertentu akan cenderung mengurangi niat untuk
menggunakan kendaraan pribadi. (Dirjen Perhubungan Darat, 1996).

METODOLOGI
Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di sebagian dari ruas Jalan Urip Sumoharjo, panjang yang
diamati 250 m, tepatnya dari depan Kantor BCA sampai ke Toko Bombay Tekstil. Jalan Urip
Sumoharjo adalah jalan yang di sisi kiri-kanannya terdapat banyak kegiatan on street parking,
di sisi Utara khusus untuk parkir mobil dan sisi Selatan untuk parkir sepeda motor. Jalan ini
4

terletak di bagian Utara Kotamadia Yogyakarta, yang terdapat berbagai kegiatan dan usaha
yang amat pesat. Daerah disepanjang Jalan Urip Sumoharjo banyak terdapat toko, tempat
hiburan, perkantoran, rumah makan, show room, atau singkatnya daerah tersebut merupakan
salah satu pusat kegiatan bisnis (Central Business District, CBD) di Yogyakarta.
Alat Penelitian
Alat yang digunakan untuk penelitian antara lain : roll meter untuk mengukur
goemetri jalan, arloji untuk mengetahui interval dan batas waktu, formulir untuk menghitung
kendaraan yang parkir.
Pengambilan Data
Survai data primer dilakukan untuk mengetahui, seperti keadaan geometri jalan dan
ruang parkir di badan jalan, jenis kendaraan dan volume parkir, dan durasi parkir. Disamping
itu dicari dan dikaji data sekunder yang dikumpulkan dari DLLAJR Kodia Yogyakarta.
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian (survai) dilakukan dalam dua hari yaitu Selasa tanggal 24 April 2001 dan
Kamis tanggal 26 April 2001 pada jam-jam berikut : jam 10:0011:00, 11:0012:00, 15:00
16:00, 16:0017:00, 19:0020:00 WIB. Penelitian dilakukan pada jam-jam tersebut untuk
mengamati jumlah parkir pada waktu-waktu pagi, siang, dan malam hari.
Penelitian dilaksanakan bertahap seperti bagan alir ditunjukkan pada Gambar 1.
Langkah persiapan sebelum melakukan survai lapangan adalah formulasi dan desain data
survai. Tahap selanjutya adalah penelitian pendahuluan untuk menentukan lokasi atau tempat
survai, metode pelaksanaan yang tepat, jumlah kebutuhan surveyor, dan waktu/jam puncak
yang mewakili pengumpulan data dan teknis pelaksanaan survai. Setelah dilaksanakan survai
pendahuluan maka perlu dilakukan penjelasan-penjelasan kepada surveyor mengenai
bagaimana cara pelaksanaan survey dan data-data apa saja yang harus dicatat. Dari hasil
penelitian pendahuluan maka segera dilakukan pengumpulan data primer melalui survai di
lapangan dengan lokasi, waktu, dan teknis pelaksanaan survai yang ditentukan sebelumnya.
Teknis pelaksanaan survai kendaraan parkir di lapangan adalah sebagai berikut : untuk
setiap surveyor di masing-masing pos parkir akan memegang formulir survai yang telah
ditentukan sebagaimana tersebut pada Tabel 1 dan Tabel 2. Formulir pertama untuk mencatat
no plat mobil dan mencatat waktu mobil masuk dan keluar tempat parkir. Formulir kedua
untuk mencatat jumlah sepeda motor masuk dan jumlah sepeda motor keluar.

Mulai
Form ulasi dan desain
data
Penelitian pendahulan
Pengum pulan data prim er
a. Survey keluar-m asuk kendaraan parkir
b. Pengukuran geom etri jalan

Pengkajian data sekunder


a. Dinas DLLAJR Kodya DIY

Rekapitulasi data
a. Volum e parkir
b.Durasi parkir
Analisis data
a. Pendapatan parkir
b. Volum e parkir
c. Durasi parkir
Pem bahasan dan kesim pulan
Selesai

Gambar 1. Bagan Alir Penelitian


Tabel 1. Contoh Formulir Survai Mobil Masuk-Keluar Parkir
FORMULIR SURVAI MOBIL MASUK-KELUAR PARKIR
Hari/tanggal
Waktu

: ..
: ..

Lokasi
Kota

Surveyor
: ..
No.
No. Plat (NOPOL)
Jam Masuk
1
2
dst.

: ..
: ..
Lembar ke...
Jam Keluar

dari

...

Tabel 2. Contoh Formulir Survai Sepeda Motor Masuk-Keluar Parkir


FORMULIR SURVAI SEPEDA MOTOR MASUK-KELUAR PARKIR
Hari/tanggal
Waktu

: ..
: ..

Surveyor
Interval Waktu
07:00 07:15
dst.

: ..
Jumlah Kendaraan Masuk

Lokasi
Kota

: ..
: ..
Lembar ke... dari
Jumlah Kendaraan Keluar

...

Jumlah kendaraan

Permasalahan Pelaksanaan Penelitian


Survai di lapangan menghadapi masalah yaitu sulit mencatat plat nomor mobil pada
malam hari, untuk itu cukup hanya mencatat jumlah kendaraan yang masuk dan keluar saja.
Dengan demikian pada perhitungan lama/durasi parkir hanya digunakan data pada jam ke-1
sampai jam ke-4 saja. Perhitungan lama/durasi parkir tidak dilakukan pada setiap jenis
kendaraan, karena keterbatasan surveyor untuk mengamati/mencatat sepeda motor, maka
pencatatan lama/durasi parkir hanya dikhususkan untuk kendaraan roda empat (mobil) saja.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Perhitungan Volume Kendaraan Parkir
Perhitungan volume kendaraan parkir dimaksudkan untuk mengetahui jumlah
kendaraan yang dapat ditampung oleh ruang parkir di badang jalan tersebut pada tiap jamnya.
Pada perhitungan volume kendaraan parkir ini digunakan data jumlah kendaraan yang masuk
saja. Hasil perhitungan volume parkir ditunjukkan pada Tabel 3 dan Gambar 2.
Tabel 3. Jumlah Kendaraan Masuk pada Hari Selasa, 24 April 2001
Waktu

Jumlah Kendaraan Masuk


Hari Selasa, 24 April 2001
Motor
Mobil
272
95
266
96
163
69
209
78
235
100
1145
438
1583
229
88
317

10:00 11:00
11:00 12:00
15:00 16:00
16:00 17:00
19:00 20:00
Jml. kumulatif
Jml. motor+mobil
Rata-rata
kend/ jam

Jumlah Kendaraan Masuk


Hari Kamis, 26 April 2001
Motor
Mobil
230
101
166
92
171
79
210
96
247
109
1024
477
1501
205
95
300

Sumber : Analisis Data Primer


Grafik rata-rata jumlah kendaraan parkir
250

229

jumlah kend/jam

205
200
150
100

95

88

50
0
hari Selasa

waktu
motor

hari Kamis

mobil

Gambar 2. Volume Kendaraan Parkir Rata-rata per Jam


7

Tabel 3 dan Gambar 2 memperlihatkan bahwa pada hari Selasa, selama interval waktu
tersebut jumlah kendaraan parkir kumulatif lebih besar dibandingkan pada hari Kamis.
Jumlah kendaraan parkir rata-rata per jam pada hari Selasa untuk sepeda motor adalah 229
kend/jam dan untuk mobil adalah 88 kend/jam, sedangkan untuk hari Kamis untuk sepeda
motor adalah 205 kend/jam dan untuk mobil adalah 95 kend/jam.
Dari pengamatan di lapangan jumlah kendaraan parkir yang semakin meningkat
dengan pesat tersebut membuat lahan yang disediakan untuk parkir kendaraan semakin
tampak berkurang sehingga kegiatan perparkiran sering menimbulkan kelambatan/kemacetan.
Perhitungan Lama/Durasi Parkir
Lama/durasi parkir suatu kendaraan dipengaruhi oleh bervariasinya kegiatan yang
dilakukan oleh pemilik kendaraan itu sendiri mulai dari urusan kantor, urusan pribadi seperti
berbelanja, dan lain-lain. Perhitungan durasi atau lama parkir dimaksudkan untuk mengetahui
lamanya parkir kendaraan pada daerah tersebut. Pada perhitungan durasi parkir ini hanya
digunakan data lama parkir dari kendaraan roda empat saja (mobil). Hasilnya dapat dilihat
pada Tabel 4 dan Gambar 3.
Tabel 4. Durasi Parkir Mobil
Waktu (menit)
0-15
16-30
31-45
46-60
>60
Jumlah mobil

Hari Selasa,
24 April 2001
Jumlah kendaraan
87
134
35
13
2
271

Hari Kamis,
26 April 2001
Jumlah kendaraan
120
86
43
21
8
278

Rata-rata jumlah
kendaraan
104
110
39
17
5
275

Sumber : Analisis Data Primer


Grafik Rata-rata Durasi Parkir Mobil
jumlah kendaraan

120

104

110

100
80
60
39
40
17

20

0
0-15

16-30

31-45

46-60

>60

waktu
Jumlah kendaraan

Gambar 3. Rata-rata Durasi Parkir Mobil


8

Dari Gambar 3 dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah kendaraan parkir paling tinggi
adalah 110 mobil dengan lama/durasi parkir antara 16 sampai 30 menit. Dari Gambar 3 juga
dapat diketahui bahwa lama parkir kendaaan rata-rata adalah di bawah 30 menit, dimana 50%
mobil parkir berdurasi kurang dari atau sama dengan 21 menit. Disamping itu 80% mobil
parkir dengan durasi kurang dari atau sama dengan 34 menit.

Pendapatan dari Analisis Volume Parkir


Perhitungan pendapatan parkir ditinjau berdasarkan dua macam tarif, yaitu :
1) Tarif resmi (Perda No. 10 Tahun 1994)
Biaya retribusi parkir tetap satu kali parkir di badan jalan adalah Rp 100,00 untuk sepeda
motor, dan Rp 200,00 untuk mobil jenis sedan, pick up, station wagon dan sejenisnya.
2) Tarif riil di lapangan
Biaya retribusi parkir riil di lapangan untuk satu kali parkir ditetapkan sebesar Rp 200,00
untuk sepeda motor dan Rp 300,00 untuk mobil.
Perhitungan pendapatan parkir menurut asumsinya dibedakan menjadi dua :
1) Panjang jalan ditinjau 250 m (dari perempatan Galeria Mall sampai ke Bank BCA)
2) Panjang jalan ruas Jalan Urip Sumoharjo 760 m (dari perempatan Galeria Mall sampai
perempatan Gejayan). Oleh karena itu digunakan asumsi rata-rata volume parkir yang
sama untuk sepanjang ruas jalan dan diperhitungkan faktor pengali.
Asumsi lain yang digunakan adalah rata-rata volume parkir per jam per hari dapat
dipertahankan sampai dengan akhir bulan Mei 2001 dan dianggap rata-sepanjang ruas jalan,
12 jam kegiatan efektif (09:0021:00 WIB), dan 30 hari per bulan (Lihat Tabel 5).
Untuk tinjauan panjang ruas sepanjang 760 m maka dapat dihitung dengan cara sama
dan dikalikan dengan faktor pengali f = 760/250 = 3,04 sehingga hasilnya seperti terlihat pada
Tabel 6 di bawah.
Pada ruas sepanjang 250 m (dari perempatan Galeria mall sampai ke Bank BCA),
jumlah pendapatan riil per jam per hari yang masuk ke kas daerah yang didasarkan Perda No.
10 Tahun 1994 diperhitungkan sebesar Rp 40.100,00 (Rp 481.200,00/hari = Rp
14.436.000,00/bulan), sedangkan pendapatan yang terjadi secara riil di lapangan diperkirakan
sebesar Rp 71.000,00 (Rp 852.000,00/hari = Rp 25.560.000,00/bulan). Dengan demikian
terdapat perbedaan sebesar Rp 30.900,00 (Rp 370.800,00/hari = Rp 11.124.000,00/bulan).

Tabel 5. Perhitungan Pendapatan Parkir pada Ruas Tinjauan Sepanjang 250 m (dalam Rupiah)
Tarif Resmi

Tarif Riil
Selisih
(survai di lapangan)
Hari Ditinjau (Satuan)
Sepeda Motor Mobil
Sepeda Motor Mobil
(Riil - Resmi)
Rp 100,00 Rp 200,00
Rp 200,00 Rp 300,00
Selasa
Kend/jam/hari
229
88
229
88
Rp/jam/hari
22.900,00 17.600,00
45.800,00 26.400,00
Total Rp/jam/hari
40.500,00
72.200,00
31.700,00
Kamis

Kend/jam/hari
Rp/jam/hari
Total Rp/jam/hari

205
20.500,00

Rata-rata Kend/jam/hari
Rp/jam/hari
Total Rp/jam/hari

217
21.700,00

Total Rp/hari
Total Rp/bulan

95
19.000,00
39.500,00

205
95
41.000,00 28.500,00
69.500,00

30.000,00

92
18.400,00
40.100,00

217
92
43.400,00 27.600,00
71.000,00

30.900,00

481.200,00
14.436.000,00

852.000,00
25.560.000,00

370.800,00
11.124.000,00

Sumber : Analisis Data Primer dan Sekunder


Tabel 6. Perhitungan Pendapatan Parkir pada Ruas Tinjauan
Sepanjang 760 m (dalam Rupiah)
Hari
Ditinjau
Selasa
Kamis
Rata-rata

Satuan
Rp/jam/hari
Rp/jam/hari
Rp/jam/hari
Rp/hari
Rp/bulan

Tarif resmi
123.120,00
120.080,00
121.904,00
1.462.848,00
43.885.440,00

Tarif riil

Selisih
(riil resmi)
219.488,00
96.368,00
211.280,00
91.200,00
215.840,00
93.936,00
2.590.080,00 1.127.232,00
77.702.400,00 33.816.960,00

Sumber : Analisis Data primer dan Sekunder


Pada ruas sepanjang 760 m (dari perempatan Galeria mall sampai ke perempatan
Gejayan), jumlah pendapatan riil per jam per hari yang masuk ke- kas daerah yang didasarkan
Perda No. 10 Tahun 1994 diperhitungkan sebesar Rp 121.350,00, sedangkan pendapatan yang
terjadi secara riil di lapangan diperkirakan sebesar Rp 214.600,00.
Dari dua versi jumlah pendapatan di atas dapat dilihat besarnya nilai pendapatan
daerah yang seharusnya masuk ke kas daerah tetapi tidak masuk kedalam kas daerah, jadi
dapat dilihat adanya sejumlah dana yang perlu dianalisis lanjut (untuk tidak menyebut hilang)
sebelum masuk ke kas daerah.
Pendapatan Parkir yang Masuk ke Kas Daerah
Berdasarkan data pembagian ruas jalan per zona atau wilayah obyek retribusi
(DLLAJR Kodia Yogyakarta, 2001), Jalan Urip Sumoharjo terletak pada wilayah II, dengan
10

pendapatan rata-rata per bulan adalah sebesar Rp 7.027.120,00 (Lampiran A). Dari
perhitungan di atas diperoleh pendapatan riil khusus Jalan Urip Sumoharjo (dari daerah yang
disurvai saja dan tidak termasuk jalan lain pada wilayah II) mencapai nilai Rp 25.560.000,00.
Dari dua nilai pendapatan itu terlihat bahwa pendapatan yang masuk ke kas daerah
sangat kurang dari keadaan riil sebenarnya. Dengan tinjauan hanya pada Jalan Urip
Sumoharjo saja nilai pendapatannya sudah melebihi nilai pendapatan yang masuk ke kas
daerah, belum termasuk pendapatan dari beberapa daerah parkir yang lain yang mencakup
wilayah cukup luas pada daerah tinjauan wilayah II tersebut (Lampiran B).
Sejumlah pendapatan daerah di bidang parkir yang seharusnya masuk ke kas daerah,
dalam hal ini tidak semuanya masuk ke kas daerah, dari pengamatan di lapangan dan dari
beberapa kemungkinan yang terjadi, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1) Biaya parkir yang diterapkan di lapangan melebihi biaya yang seharusnya tercantum
dalam peraturan daerah yang berlaku, tetapi yang masuk ke kas pemerintah tetap dengan
biaya yang telah diatur dalam peraturan daerah.
2) Pemakaian karcis parkir yang tidak sesuai dengan ketentuan, misalnya pemakaian karcis
lebih dari satu kali, tidak diberikannya karcis pada pemilik kendaraan bila pemilik
kendaraan tidak memintanya.
3) Kurangnya pengawasan dari pihak-pihak terkait, dan kurangnya kesadaran para petugas
parkir dilapangan, dengan kemungkinan kecilnya pendapatan yang diterima oleh para
petugas parkir di lapangan (faktor keadaan keuangan).
Permasalahan Pengelolaan Pendapatan Parkir
Perbedaan pendapatan riil di lapangan dengan pendapatan yang masuk ke kas daerah
cukup mencolok (rata-rata mancapai Rp 30.900,00/jam/hari), hampir separuh dari pendapatan
riil. Banyak spekulasi yang muncul bahwa selisih tersebut merupakan pendapatan parkir yang
hilang sebelum masuk ke kas daerah. Apakah selisih tersebut menjadi pendapatan mutlak juru
parkir? Hal itu perlu diteliti dan dianalisis kembali secara cermat masalahnya, antara lain:
1) Andaikata perbedaan pendapatan tersebut menjadi pendapatan mutlak bagi juru parkir
maka dapat menimbukan persaingan tidak sehat, akibatnya mungkin berupa pemasangan
tarif sewenang-wenang dan sengketa zona/wilayah parkir antara juru parkir. Di sisi lain
dimungkinkan adanya kebocoran dalam sepanjang jalur pengelolaan pendapatan parkir.

11

2) Pengelolaan parkir model pelelangan dengan target pendapatan tertentu adalah salah satu
penyebab masalah persaingan negatif di atas yang pada gilirannya aka merugikan
konsumen parkir (dari sisi besaran tarif) dan kerugian bagi pengguna jalan umumnya
berupa keterlambatan (kecelakaan) akibat penggunaan ruang parkir di badan jalan.
3) Model pelelangan dengan target pendapatan dapat memicu juru parkir atau spekulan lain
menyerobot zona/wilayah parkir di luar zona/wilayah yang ditetapkan sebagai obyek
retribusi secara resmi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Volume parkir rata-rata pada hari Selasa mencapai 229 sepeda motor/jam/hari dan 88
mobil/jam/hari, sedangkan hari Kamis mencapai 205 sepeda motor/jam/hari dan 95
mobil/jam/hari.
2. Lama/durasi parkir yang dominan adalah periode 0 - 30 menit yaitu mencapai 78%,
sementara itu 50% parkir berdurasi 21 menit dan 80% berurasi 34 menit.
3. Pada ruas sepanjang 250 m pendapatan parkir yang masuk ke kas daerah Rp
14.436.000,00/bulan, sedangkan pendapatan riil di lapangan diperkirakan sebesar Rp
25.560.000,00/bulan, sehingga terdapat perbedaan sebesar Rp 11.124.000,00/bulan yang
untuk sementara dianggap hilang atau belum diketahui keberadaannya.
4. Pendapatan parkir tinjauan sepanjang Jalan Urip Sumoharjo, dengan faktor pengali dapat
disetarakan Rp 43.885.440,00/bulan pendapatan parkir yang masuk ke kas daerah dan Rp
77.702.400,00/bulan pendapatan riil di lapangan, sehingga selisih Rp 33.816.960,00/bulan
dianggap hilang atau belum diketahui keberadaannya.
5. Pendapatan daerah dari on street parking dari data DLLAJ untuk wilayah II sebesar Rp
7.027.120,00/bulan, sedangkan perhitungan pendapatan riil di lapangan pendapatan on
street parking (hanya Jalan Urip Sumoharjo saja) sebesar Rp 25.560.000,00/bulan. Bila

diperhitungkan daerah parkir lain di wilayah II maka dipastikan adanya pendapatan yang
lebih besar lagi dan dinilai bocor dalam jalur pengelolaan pendapatan parkir.
6. Faktor bocornya pendapatan parkir yaitu kurangnya koordinasi pihak-pihak terkait dan
kurangnya kesadaran dari petugas parkir dan pihak-pihak.
Saran
1) Untuk memperoleh hasil yang lebih mendekati kearah realita di lapangan maka perlu
diadakan survai dengan waktu lebih lama, yaitu sehari penuh selama seminggu.
12

2) Perlu dikoordinasikan yang lebih detil antara pihak-pihak terkait dengan parkir agar
kerugian yang dialami oleh daerah dapat ditekan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih disampaikan kepada para mahasiswa dalam melaksanakan survai di
lokasi. Atas kerjasamanya dalam penelitian ini, kami ucapkan banyak terima kasih. Semoga
tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim ,1996, Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir, Dirjen Perhubungan
Darat, Jakarta.
Anonim, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Direktorat Jendral Bina Marga,
Departemen Pekerjaan Umum, Indonesia.
Anonim, 1994, Pengelolaan Perparkiran di Kotamadia Dati II Yogyakarta, Peraturan Daerah
No. 10 Tahun 1994, Yogyakarta
Hobbs, F.D., 1995, Perencanaan dan Teknik Lalulintas, (Terjemahan) Edisi ke-2, Penerbit
Gadjah Mada Press, Yogyakarta.
Pignataro, L.J., 1973, Traffic Engineering : Theory and Practice, Prentice Hall, Inc.,
Engelwood Cliffs, NJ.

LAMPIRAN A
PENDAPATAN DAERAH DARI ON STREET PARKING TAHUN 2001

Tabel Pendapatan Daerah dari On Street Parking Tahun 2001 (dalam Rupiah)
Wilayah

Januari

Februari

Maret

April

Mei

I
II
III
IV
V

5.378.700,00
7.298.500,00
6.120.050,00
17.314.600,00
6.317.900,00

4.641.500,00
6.378.350,00
6.009.400,00
16.367.000,00
5.296.400,00

5.191.550,00
6.633.650,00
6.322.650,00
16.788.250,00
5.958.750,00

4.934.950,00
6.605.400,00
5.812.700,00
16.953.250,00
5.921.950,00

5.567.100,00
8.219.700,00
6.009.700,00
18.473.400,00
5.441.350,00

Rata-rata
Rp/bulan
5.142.760,00
7.027.120,00
6.054.900,00
17.179.300,00
5.787.270,00

Sumber : DLLAJR Kodia Yogyakarta, 2001

13

LAMPIRAN B
PEMBAGIAN RUAS JALAN PER ZONA
/ WILAYAH OBYEK RETRIBUSI
PARKIR, MEI 2001
WILAYAH IV
= 87 JUKIR
JL. MALIOBORO
JL. PERWAKILAN
JL. MATARAM
JL. JUMINAHAN
JL. JAGALAN
JL. GAJAH MADA
JL. HAYAM WURUK
JL. M. SURYOTOMO
JL. BEJI
JL. SURYATMAJAN
JL. KETANDAN
JL. JEND. A. YANI
JL. SRIWEDANI
TP.SELATAN PS. BERINGHARJO
SHOPING CENTER STG+TP. ABA
WILAYAH V
= 145 JUKIR
JL. KUSUMANEGARA
JL. SULTAN AGUNG
JL. BRIGJEN KATAMSO
JL. PARANGTERITIS
KOTA GEDE
JL. KOL. SUGIOYONO
JL. BINTARAN KIDUL
JL. CENDANA
JL. SUKONANDI
JL. KOMPOL SUPRAPTO
JL. DR. SUTOMO
TAKSI (17 PERUSH/KOPERASI)

WILAYAH I
= 106 JUKIR
JL. JENDRAL SUDIRMAN
JL. P. MANGKUBUMI
JL. P. DIPONEGORO
JL. KYAI MOJO
JL. TENTARA PELAJAR
JL. TENTARA RAKYAT MATARAM
JL. BUMIJO
JL. MAGELANG
JL. PAKUNINGRATAN
JL. KRANGGAN
JL. PONCOWINATAN
JL. ASEM GEDE
JL. AM. SANGAJI

WILAYAH II
= 150 JUKIR
JL. GEJAYAN
JL. LAKSDA ADISUCIPTO
JL. URIP SUMOHARJO
JL. C. SIMANJUNTAK
JL. JATI/KAHAR MUZAKIR
JL. ABUBAKAR ALI
JL. AHMAD JAZULI
JL. DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO
JL. FARIDA M. NOTO
JL. PROF. YOHANES
JL. JENDRAL SUDIRMAN
WILAYAH III
= 110 JUKIR
JL. RE. MARTADINATA
JL. WAHID HASYIM
JL. SURYOWIJAYAN
JL. KAUMAN
JL. BUGISAN
JL. PAYANG PULUHAN
JL. S. PARMAN
JL. KOL. SUGOYONO
JL. HOS. COKROAMINOTO
JL. NGASEM
JL. POLOWIJAN
JL. KAPTEN TENDEAN
JL. P. SENOPATI
JL. TRIKORA
JL. BHAYANGKARA

JL. IBU RUSWO


JL. KS.TUBUN
JL. JOGONEGARAN
JL. KEMETIRAN
JL. GANDEKAN LOR
JL. BADRAN
JL. SOSROWIJAYAN
JL. PAJEKSAN
JL. WIJILAN
JL. PASAR KEMBANG
JL. MT. HARYONO
JL. SUGENG JERONI
TP. NGABEAN

Sumber : DLLAJ Kodia Yogyakarta, 2001

14

Anda mungkin juga menyukai