Pencegahan :
Penyebab gagal jantung terutama berasal dari penyakit jantung, oleh
karenaitu pencegahan pencegahan penyakit jantung merupakan tahap
pertama pencegahan gagal jantung. Pencegahan atau pengobatan dini
penyakit jantung seperti CAD, endokarditif infektif, perikarditif konstriktif,
hipertensi, dan penyakit jantung reumatik adalah sangat penting.
Bagaimanapun, karena satu dan lain hal, penyakit jantung tidak selalu
dapat dicegah, maka tahap berikutnya adalah menunda serangan
mendadak gagal jantung, hal ini meliputi menejemen diet seperti diet
rendahgaram-rendah lemak atau diet untuk menurunkan berat badan,
pH = 7,35-7,45
PaCO2= 35-45 mmHg
PaO2= 80-100 mmHg
HCO3= 22-26 mEq/L
O2 saturasi= 85-95 %
N
BE= -2,5 sampai dengan
+2,5
Kesimpulan : berdasarkan nilai pH, PaCO2, dan HCO3 pada berbagai
gangguan asam basa menunjukan bahwa pasien pada kasus mengalami
asidosis metabolik + respiratorik.
( Wajan Juni Udjianti 2010, keperawatan kardiovaskular )
4. Kenapa pasien diberi diet TKRG :
Diet TKRG adalah diet tinggi-kalium dan rendah-garam yang dijalani oleh
pasien.
Diet tinggi kalium diberikan kepada pasien karena efek samping yang
sering ditemukan karena pemberian obat lasix ( diuretik ) pada kasus
adalah hipokalemi. Hipokalemi juga dapat menyebabkan toksisitas karena
pemberian digitalis. Kekurangan kalium juga akan membuat otot-otot
miokardium exitable dan timbul disritmia.
Diet rendah garam perlu dijalani pasien untuk mengendalikan edema yang
terjadi karena sifat dari garam natrium adalah mengikat air didalam
tubuh.
( Mary Bradero, dkk 2008,asuhan keperawatan klien gangguan
kardiovaskular )
5. Posisi bed rest pada pasien gagal jantung
:
Pada pasien gagal jantung sering menunjukan tanda dan gelaja ortopnea
yaitu ketidakmapuan untuk berbaring datar karena dispnea sehingga
pasien tersebut memerlukan posisi semi fowler atau setengah duduk
untuk tidur dengan melakukan peniggian kepala dengan menggunakan
tiga bantal atau menggunakan setingan bed otomatis. Namun ada juga
pasien yang lebih nyaman menggunakan posisi duduk atau fowler saat
tidur, biasanya pada pasien gagal jantung dengan ekspansi paru. Kedua
kakai pasien juga ditinggikan untuk mengurangi pitting edema.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa posisi bed rest pada
pasien gagal jantung dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan
kenyamanan pasien.