Anda di halaman 1dari 101

BAB II

ANALISA SINTESA TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Model MAKP
2.1.2 Model MAKP yang digunakan di ruangan Flamboyan
Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada
pasien

sangat

pemberian

ditentukan

asuhan

Meningkatnya

oleh

pemilihan

keperawatan

kebutuhan

metode

professional.

masyarakat

tentang

pelayanan keperawatan dan tuntunan perkembangan


IPTEK,

maka

metode

system

pemberian

asuhan

keperawatan harus efektif dan efisien (Nursalam, 2014).


Delapan

metode

sisitem

pemberian

asuhan

keperawatan kepada pasien. Identifikasi delapan model


pemberian asuhan keperawatan, teteapi model yang
umum digunakan di rumah sakit adalah keperawatan
total, tim dan keperawatan primer.
Unit

keperawatan

mempunyai

upaya

untuk

menyeleksi model dan mengelola asuhan keperawatan


berdasarkan kesesuaiaan antara ketenagaan sarana dan
prasarana.

Dasar

pertimbangan

pemilihan

model

metode asuhan keperawatan (MAKP) antara lai adalah


1. Sesuai dengan misi dan visi institusi
2. Dapat diterapkan proses keperawatan dalam
asuhan keperawatan
3. Efisien dan efektif dalam penggunaan biaya
4. Terpenuhinya kepuasan pasien, keluarga dan
masyarakat
5. Kepuasan dan kinerja perawat
6. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara
perawat dan tim kesehatan lainnya.
2.1.2 Model MAKP yang diterapkan

Metode asuhan keperawatan yang digunakan di


Ruang Flamboyan yaitu metode Tim yang terdiri dari
Kepala ruangan, ketua tim yang membawahi perawat
pelaksana. Ruang Flamboyan memiliki 20 bed dengan
klasifikasi tim 1 bertanggung jawab dalam pemberian
asuhan

keperawatan

bertanggung

jawab

bed

dalam

hingga

10,

pemberian

tim

asuhan

keperawatan bed 11 hingga 20. Pembagian dalam setiap


tim terdiri dari tim 1 yang beranggotakan 5 perawat dan
1 ketua tim.
Metode tim merupakan suatu metode pemberian
asuhan

keperawatan

dimana

seorang

perawat

profesional memimpin sekelompok tenaga keperawtan


dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok klien
melalui upaya koopreatif dan kolaboratif (Douglas,
2008). Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa
setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam
merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan
sehingga timbul motivasi dan rasa tangung jawab
perawat yang tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan
keperawatan meningkat.
Menurut Kron & Gray (2007) pelaksanaan model
tim harus berdasarkan konsep berikut:
1) Ketua tim sebagi perawat profesional harus mampu
menggunakan teknik kepemimpinan.
2) Komunikasi yang efektif penting agar kontinitas
rencana keperawatan terjamin.
3) Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
4) Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model
tim akan berhasil baik bila didukung oleh kepala
ruang.
2.2 Sumber Daya Manusia (M1 Man)

2.2.1 Jumlah Tenaga di Ruang Flamboyan RS Tk.II Dr.


Soepraoen Malang
Tabel Jumlah Tenaga Keperawatan berdasarkan Jenis
Kelamin
No. Jenis Kelamin
1. Laki Laki

Jumlah
5

2. Perempuan

A. Keperawatan
Jumlah tenaga keperawatan tingkat pendidikan di Ruang
Flamboyan RS Tk.II Dr. Soepraoen Malang adalah sebagai
berikut:
No

Nama

JK

Pendidika
n

Jabatan

S1

Status
Kepegawaia
n
PNS III A

1. Windraning W.

2. Titin Sri D.

D3

PNS III A

Ketua
Tim 1

21 th

3. Cahyo Widodo

D3

PNS III C

11 th

4. Sri Widya

D3

Sukwan

Ketua
Tim 2
PP

10 th

5. Reny Yunila

D3

Sukwan

PP

3 th

6. Mico
hermawan

D3

Sukwan

PP

Karu

Masa
Kerja
(th)
20 Th

1 th

Ser
i

7. Anang Wira

D3

Serma

PP

1 th

8. Sony W

D3

Sukwan

PP

1 bln

9. Joko siswo

SPK

Serka

PP

5 th

10.Kholidatul

D3

PNSIIID

PP

4 thn

11.Tetik Indra

D3

Sukwan

PP

7 th

12.Rinda
Dyastutik
13.Pradika Dhuan

D3

Sukwan

PP

4th

D3

Sukwan

PP

3 th

B. Tenaga Non Medis


Jumlah Tenaga Non Keperawatan di Ruang Flamboyan
No.

Nama

Jabatan

Pendidikan

1. Sayfudin

Pekarya

SMA

2.2.2 Struktur Organisasi Ruang Flamboyan


Kepala Ruangan
Windraning W S. Kep, Ns

Ka. Tim 1

Ka. Tim 2

ZR. Titin Sri D.

Br. Cahyo

Anggota

Anggota

1.
2.
3.
4.
5.

1.
2.
3.
4.
5.

Anang Wira
Sri Widya
Reny Yunila. P
Mico Hermawan
Sony W.

Joko Siswo
Kholidatul M
Tety Indra
Rinda Diastuti
Pradika Dhuan

Pasien Bed
11 s.d 20

Pasien Bed

Gambar Struktur Organisasi Keperawatan


Ruang Flamboyan

Analisis
Ruangan

Flamboyan

dipimpin

oleh

satu

orang

kepala

ruangan dengan jumlah perawat 12 orang dan 1 orang


pekarya. Kualifikasi tenaga perawat meliputi 2 orang perawat
berpendidikan S1, 10 orang berpendidikan D3, dan 1 orang
tenaga yang berpendidikan SPK. Sedangkan untuk pekarya
lulusan SMA.

2.2.3 Daftar Nama Pasien


No
.

Pelaksanaan
Hari ke-

Nama
Pasien

No.Bed

Diagnosa

1.

Hari
1,
14
November201
6

1.Tn. D

2. Tn. M
3. Tn. S
4. Ny. M
5. Tn. M

2
4
5
8

Viral
Infection
DHF
CHF
CKD + EP
CKD +
ANEMI
IMA +
ASM
CKD
S. HA
SVT
CKD
CHF

Total Pasien

6. Tn.T

14

7. Tn.TM
8. Tn. S
9. Tn. S
10.Tn.S
11.Tn.Sw

15
16
17
18
19

11 Orang

Tingkat
Ketergantu
ngan
Parsial
Parsial
Total
Parsial
Total
Parsial
Parsial
Parsial
Parsial
Total
Parsial

2.

Minimal
Partial
Total
Hari
2,
15
November
2016

Total Pasien
Minimal
Partial
Total
Hari
3,
16
November
2016

3.

1.Tn. D

2. Tn.S
3.Tn.S
4. Tn.H

2
4
15

5. Tn. S

18

6.Tn. SH
7.Tn. M

16
11

0 orang
8 orang
3 orang
Viral
infection
DHF
CHF
HEP +
Abdominal
pain
CKD

7
1
4
2
1.Tn. D

2. Tn. M
3. Tn. H

2
3

4..Tn.S
5.Tn. M

4
11

6. Tn.H

15

7.Tn. SK

16

Total Pasien
Minimal
Partial
Total

DM
Thypoid+
DM
Orang
orang
orang
orang
Viral
Infection
DHF
HT
Urgensi
CHF
Thypoid+
DM
HEP +
Abdominal
pain
COPD

7 orang
2 orang
4 orang
1 orang

Hari Senin, tanggal 14 November 2016


Nama

: Tn. D

Minimal
Parsial
Total
Parsial

Total
Parsial
Parsial

Minimal
Minimal
Parsial
Total
Parsial
Parsial

Parsial

Diagnosa Medis :Viral Infection


No Bed
:1
KATEGORI KETERGANTUNGAN
Kategori I : Perawatan Mandiri
a. Dapat melakukan kebersihan diri
sendiri seperti mandi dan ganti
pakaian
b. Makan dan minum dilakukakan sendiri
c. Pengawasan dalam ambulasi atau
gerakan
d. Observasi tanda vital setiap shift
e. Pengobatan minimal, status psikologi
stabil
f. Persiapan prosedur pengobatan
Kategori II : Perawatan Intermediate
a. Dibantu dalam kebersihan diri, makan
dan minum, ambulasi
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam
c. Pengobatan lebih dari 1 kali
d. Pakai catheter foley
e. Pasang infus, intake output dicatat
f. Pengobatan perlu prosedur

YA

TIDAK

KET

Kategori III : Perawatan Total


a. Dibantu segala sesuatu nya, posisi
diatur
b. Observasi tanda vital tiap 2 jam
c. Pemakaian slang NGT.
d. Terapi intravena.
e. Pemakaian suction.
f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak
sadar
Nama
: Tn. M
Diagnosa Medis : DHF
No Bed
: 2
KATEGORI KETERGANTUNGAN
Kategori I : Perawatan Mandiri
a. Dapat melakukan kebersihan diri

YA

TIDAK

KET

sendiri seperti mandi dan ganti pakaian


b. Makan dan minum dilakukakan sendiri
c. Pengawasan dalam ambulasi atau
gerakan
d. Observasi tanda vital setiap shift
e. Pengobatan minimal, status psikologi
stabil
f. Persiapan prosedur pengobatan
Kategori II : Perawatan Intermediate
a. Dibantu dalam kebersihan diri, makan
dan minum, ambulasi
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam
c. Pengobatan lebih dari 1 kali
d. Pakai catheter foley
e. Pasang infus, intake output dicatat
f. Pengobatan perlu prosedur

Kategori III : Perawatan Total


a. Dibantu segala sesuatu nya, posisi
diatur
b. Observasi tanda vital tiap 2 jam
c. Pemakaian slang NGT.
d. Terapi intravena.
e. Pemakaian suction.
f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar
Nama
: Tn. S
Diagnosa Medis : CHF
No Bed
:4
KATEGORI KETERGANTUNGAN
Kategori I : Perawatan Mandiri
a. Dapat melakukan kebersihan diri
sendiri seperti mandi dan ganti pakaian
b. Makan dan minum dilakukakan sendiri
c. Pengawasan dalam ambulasi atau
gerakan
d. Observasi tanda vital setiap shift
e. Pengobatan minimal, status psikologi
stabil
f. Persiapan prosedur pengobatan

YA

TIDAK

KET

Kategori II : Perawatan Intermediate


a. Dibantu dalam kebersihan diri, makan
dan minum, ambulasi
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam
c. Pengobatan lebih dari 1 kali
d. Pakai catheter foley
e. Pasang infus, intake output dicatat
f. Pengobatan perlu prosedur
Kategori III : Perawatan Total
a. Dibantu segala sesuatu nya, posisi
diatur
b. Observasi tanda vital tiap 2 jam
c. Pemakaian slang NGT.
d. Terapi intravena.
e. Pemakaian suction.
f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak
sadar

Nama
: Tn. M
Diagnosa Medis : CKD + EP
No Bed
:5
KATEGORI KETERGANTUNGAN
Kategori I : Perawatan Mandiri
a. Dapat melakukan kebersihan diri
sendiri seperti mandi dan ganti pakaian
b. Makan dan minum dilakukakan sendiri
c. Pengawasan dalam ambulasi atau
gerakan
d. Observasi tanda vital setiap shift
e. Pengobatan minimal, status psikologi
stabil
f. Persiapan prosedur pengobatan
Kategori II : Perawatan Intermediate
a. Dibantu dalam kebersihan diri, makan
dan minum, ambulasi
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam
c. Pengobatan lebih dari 1 kali
d. Pakai catheter foley
e. Pasang infus, intake output dicatat
f. Pengobatan perlu prosedur

YA

TIDAK

KET

Kategori III : Perawatan Total


a. Dibantu segala sesuatu nya, posisi
diatur
b. Observasi tanda vital tiap 2 jam
c. Pemakaian slang NGT.
d. Terapi intravena.
e. Pemakaian suction.
f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar

Nama
: Tn. M
Diagnosa Medis : CKD + ANEMIA
No Bed
:8
KATEGORI KETERGANTUNGAN
Kategori I : Perawatan Mandiri
a. Dapat melakukan kebersihan diri
sendiri seperti mandi dan ganti pakaian
b. Makan dan minum dilakukakan sendiri
c. Pengawasan dalam ambulasi atau
gerakan
d. Observasi tanda vital setiap shift
e. Pengobatan minimal, status psikologi
stabil
f. Persiapan prosedur pengobatan

YA

TIDAK

Kategori II : Perawatan Intermediate


a. Dibantu dalam kebersihan diri, makan
dan minum, ambulasi
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam
c. Pengobatan lebih dari 1 kali
d. Pakai catheter foley
e. Pasang infus, intake output dicatat
f. Pengobatan perlu prosedur
Kategori III : Perawatan Total
a. Dibantu segala sesuatu nya, posisi
diatur
b. Observasi tanda vital tiap 2 jam
c. Pemakaian slang NGT.
d. Terapi intravena.
e. Pemakaian suction.

KET

f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak
sadar

Nama
: Tn. T
Diagnosa Medis : IMA + ASM
No Bed
: 14

KATEGORI KETERGANTUNGAN
Kategori I : Perawatan Mandiri
a. Dapat melakukan kebersihan diri
sendiri seperti mandi dan ganti pakaian
b. Makan dan minum dilakukakan sendiri
c. Pengawasan dalam ambulasi atau
gerakan
d. Observasi tanda vital setiap shift
e. Pengobatan minimal, status psikologi
stabil
f. Persiapan prosedur pengobatan
Kategori II : Perawatan Intermediate
a. Dibantu dalam kebersihan diri, makan
dan minum, ambulasi
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam
c. Pengobatan lebih dari 1 kali
d. Pakai catheter foley
e. Pasang infus, intake output dicatat
f. Pengobatan perlu prosedur

YA

TIDAK

KET

Kategori III : Perawatan Total


a. Dibantu segala sesuatu nya, posisi
diatur
b. Observasi tanda vital tiap 2 jam
c. Pemakaian slang NGT.
d. Terapi intravena.
e. Pemakaian suction.
f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar
Nama
: Tn. TM
Diagnosa Medis : CKD
No Bed
: 15
KATEGORI KETERGANTUNGAN

YA

TIDAK

KET

Kategori I : Perawatan Mandiri


g. Dapat melakukan kebersihan diri
sendiri seperti mandi dan ganti pakaian
h. Makan dan minum dilakukakan sendiri
i. Pengawasan dalam ambulasi atau
gerakan
j. Observasi tanda vital setiap shift
k. Pengobatan minimal, status psikologi
stabil
l. Persiapan prosedur pengobatan
Kategori II : Perawatan Intermediate
g. Dibantu dalam kebersihan diri, makan
dan minum, ambulasi
h. Observasi tanda vital tiap 4 jam
i. Pengobatan lebih dari 1 kali
j. Pakai catheter foley
k. Pasang infus, intake output dicatat
l. Pengobatan perlu prosedur

Kategori III : Perawatan Total


g. Dibantu segala sesuatu nya, posisi
diatur
h. Observasi tanda vital tiap 2 jam
i. Pemakaian slang NGT.
j. Terapi intravena.
k. Pemakaian suction.
l. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar

Nama
: Tn. S
Diagnosa Medis : SHA
No Bed
: 16

KATEGORI KETERGANTUNGAN
Kategori I : Perawatan Mandiri
a. Dapat melakukan kebersihan diri
sendiri seperti mandi dan ganti
pakaian
b. Makan dan minum dilakukakan
sendiri
c. Pengawasan dalam ambulasi atau
gerakan
d. Observasi tanda vital setiap shift

YA

TIDAK

KET

e. Pengobatan minimal, status


psikologi stabil
f. Persiapan prosedur pengobatan
Kategori II : Perawatan Intermediate
a. Dibantu dalam kebersihan diri,
makan dan minum, ambulasi
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam
c. Pengobatan lebih dari 1 kali
d. Pakai catheter foley
e. Pasang infus, intake output dicatat
f. Pengobatan perlu prosedur

Kategori III : Perawatan Total


a. Dibantu segala sesuatu nya, posisi
diatur
b. Observasi tanda vital tiap 2 jam
c. Pemakaian slang NGT.
d. Terapi intravena.
e. Pemakaian suction.
f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak
sadar
Nama
: Tn. S
Diagnosa Medis : SVT
No Bed
: 17
KATEGORI KETERGANTUNGAN
Kategori I : Perawatan Mandiri
a. Dapat melakukan kebersihan diri
sendiri seperti mandi dan ganti
pakaian
b. Makan dan minum dilakukakan
sendiri
c. Pengawasan dalam ambulasi atau
gerakan
d. Observasi tanda vital setiap shift
e. Pengobatan minimal, status
psikologi stabil
f. Persiapan prosedur pengobatan
Kategori II : Perawatan Intermediate
a. Dibantu dalam kebersihan diri,
makan dan minum, ambulasi
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam

YA

TIDAK

KET

c.
d.
e.
f.

Pengobatan lebih dari 1 kali


Pakai catheter foley
Pasang infus, intake output dicatat
Pengobatan perlu prosedur

Kategori III : Perawatan Total


a. Dibantu segala sesuatu nya, posisi
diatur
b. Observasi tanda vital tiap 2 jam
c. Pemakaian slang NGT.
d. Terapi intravena.
e. Pemakaian suction.
f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak
sadar
Nama
: Tn. S
Diagnosa Medis : CKD
No Bed
: 18
KATEGORI KETERGANTUNGAN
Kategori I : Perawatan Mandiri
a. Dapat melakukan kebersihan diri
sendiri seperti mandi dan ganti pakaian
b. Makan dan minum dilakukakan sendiri
c. Pengawasan dalam ambulasi atau
gerakan
d. Observasi tanda vital setiap shift
e. Pengobatan minimal, status psikologi
stabil
f. Persiapan prosedur pengobatan
Kategori II : Perawatan Intermediate
a. Dibantu dalam kebersihan diri, makan
dan minum, ambulasi
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam
c. Pengobatan lebih dari 1 kali
d. Pakai catheter foley
e. Pasang infus, intake output dicatat
f. Pengobatan perlu prosedur
Kategori III : Perawatan Total
a. Dibantu segala sesuatu nya, posisi
diatur
b. Observasi tanda vital tiap 2 jam
c. Pemakaian slang NGT.

YA

TIDAK

KET

d. Terapi intravena.
e. Pemakaian suction.
f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak
sadar

Nama
: Tn. SW
Diagnosa Medis : CHF
No Bed
: 19
KATEGORI KETERGANTUNGAN
Kategori I : Perawatan Mandiri
a. Dapat melakukan kebersihan diri
sendiri seperti mandi dan ganti
pakaian
b. Makan dan minum dilakukakan
sendiri
c. Pengawasan dalam ambulasi atau
gerakan
d. Observasi tanda vital setiap shift
e. Pengobatan minimal, status
psikologi stabil
f. Persiapan prosedur pengobatan
Kategori II : Perawatan Intermediate
a. Dibantu dalam kebersihan diri,
makan dan minum, ambulasi
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam
c. Pengobatan lebih dari 1 kali
d. Pakai catheter foley
e. Pasang infus, intake output dicatat
f. Pengobatan perlu prosedur
Kategori III : Perawatan Total
a. Dibantu segala sesuatu nya, posisi
diatur
b. Observasi tanda vital tiap 2 jam
c. Pemakaian slang NGT.

YA

TIDAK

KET

d. Terapi intravena.
e. Pemakaian suction.
f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak
sadar
Hari Selasa, tanggal 15 November 2016
Nama
: Tn. D
Diagnosa Medis : Viral infection
No Bed
:1
KATEGORI KETERGANTUNGAN
Kategori I : Perawatan Mandiri
a. Dapat melakukan kebersihan diri
sendiri seperti mandi dan ganti
pakaian
b. Makan dan minum dilakukakan
sendiri
c. Pengawasan dalam ambulasi atau
gerakan
d. Observasi tanda vital setiap shift
e. Pengobatan minimal, status
psikologi stabil
f. Persiapan prosedur pengobatan
Kategori II : Perawatan Intermediate
a. Dibantu dalam kebersihan diri,
makan dan minum, ambulasi
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam
c. Pengobatan lebih dari 1 kali
d. Pakai catheter foley
e. Pasang infus, intake output dicatat
f. Pengobatan perlu prosedur
Kategori III : Perawatan Total
a. Dibantu segala sesuatu nya, posisi
diatur
b. Observasi tanda vital tiap 2 jam
c. Pemakaian slang NGT.
d. Terapi intravena.
e. Pemakaian suction.
f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak
sadar

YA

TIDAK

KET

Nama
: Tn. S
Diagnosa Medis : DHF
No Bed
: 2

KATEGORI KETERGANTUNGAN
Kategori I : Perawatan Mandiri
a. Dapat melakukan kebersihan diri
sendiri seperti mandi dan ganti
pakaian
b. Makan dan minum dilakukakan
sendiri
c. Pengawasan dalam ambulasi atau
gerakan
d. Observasi tanda vital setiap shift
e. Pengobatan minimal, status
psikologi stabil
f. Persiapan prosedur pengobatan
Kategori II : Perawatan Intermediate
a. Dibantu dalam kebersihan diri,
makan dan minum, ambulasi
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam
c. Pengobatan lebih dari 1 kali
d. Pakai catheter foley
e. Pasang infus, intake output dicatat
f. Pengobatan perlu prosedur
Kategori III : Perawatan Total
a. Dibantu segala sesuatu nya, posisi
diatur
b. Observasi tanda vital tiap 2 jam
c. Pemakaian slang NGT.
d. Terapi intravena.
e. Pemakaian suction.
f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak
sadar
Nama
: Tn. S
Diagnosa Medis : CHF
No Bed
: 4

YA

TIDAK

KET

KATEGORI KETERGANTUNGAN
Kategori I : Perawatan Mandiri
a. Dapat melakukan kebersihan diri
sendiri seperti mandi dan ganti pakaian
b. Makan dan minum dilakukakan sendiri
c. Pengawasan dalam ambulasi atau
gerakan
d. Observasi tanda vital setiap shift
e. Pengobatan minimal, status psikologi
stabil
f. Persiapan prosedur pengobatan
Kategori II : Perawatan Intermediate
a. Dibantu dalam kebersihan diri, makan
dan minum, ambulasi
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam
c. Pengobatan lebih dari 1 kali
d. Pakai catheter foley
e. Pasang infus, intake output dicatat
f. Pengobatan perlu prosedur
Kategori III : Perawatan Total
a. Dibantu segala sesuatu nya, posisi
diatur
b. Observasi tanda vital tiap 2 jam
c. Pemakaian slang NGT.
d. Terapi intravena.
e. Pemakaian suction.
f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak
sadar

YA

TIDAK

Nama
: Tn. H
Diagnosa Medis : HEP + ABDOMINAL PAIN
No Bed
: 15

KATEGORI KETERGANTUNGAN
Kategori I : Perawatan Mandiri
a. Dapat melakukan kebersihan diri
sendiri seperti mandi dan ganti
pakaian
b. Makan dan minum dilakukakan
sendiri
c. Pengawasan dalam ambulasi atau
gerakan

YA

TIDAK

KET

KET

d. Observasi tanda vital setiap shift


e. Pengobatan minimal, status
psikologi stabil
f. Persiapan prosedur pengobatan
Kategori II : Perawatan Intermediate
a. Dibantu dalam kebersihan diri,
makan dan minum, ambulasi
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam
c. Pengobatan lebih dari 1 kali
d. Pakai catheter foley
e. Pasang infus, intake output dicatat
f. Pengobatan perlu prosedur

Kategori III : Perawatan Total


a. Dibantu segala sesuatu nya, posisi
diatur
b. Observasi tanda vital tiap 2 jam
c. Pemakaian slang NGT.
d. Terapi intravena.
e. Pemakaian suction.
f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak
sadar

Nama
: Tn. S
Diagnosa Medis : CKD
No Bed
: 18

KATEGORI KETERGANTUNGAN
Kategori I : Perawatan Mandiri
a. Dapat melakukan kebersihan diri
sendiri seperti mandi dan ganti pakaian
b. Makan dan minum dilakukakan sendiri
c. Pengawasan dalam ambulasi atau
gerakan
d. Observasi tanda vital setiap shift
e. Pengobatan minimal, status psikologi
stabil
f. Persiapan prosedur pengobatan
Kategori II : Perawatan Intermediate
a. Dibantu dalam kebersihan diri, makan
dan minum, ambulasi
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam
c. Pengobatan lebih dari 1 kali

YA

TIDAK

KET

d. Pakai catheter foley


e. Pasang infus, intake output dicatat
f. Pengobatan perlu prosedur
Kategori III : Perawatan Total
a. Dibantu segala sesuatu nya, posisi
diatur
b. Observasi tanda vital tiap 2 jam
c. Pemakaian slang NGT.
d. Terapi intravena.
e. Pemakaian suction.
f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar

Nama
: Tn. SH
Diagnosa Medis : DM
No Bed
: 16

KATEGORI KETERGANTUNGAN
Kategori I : Perawatan Mandiri
a. Dapat melakukan kebersihan diri sendiri
seperti mandi dan ganti pakaian
b. Makan dan minum dilakukakan sendiri
c. Pengawasan dalam ambulasi atau
gerakan
d. Observasi tanda vital setiap shift
e. Pengobatan minimal, status psikologi
stabil
f. Persiapan prosedur pengobatan
Kategori II : Perawatan Intermediate
a. Dibantu dalam kebersihan diri, makan
dan minum, ambulasi
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam
c. Pengobatan lebih dari 1 kali
d. Pakai catheter foley
e. Pasang infus, intake output dicatat
f. Pengobatan perlu prosedur
Kategori III : Perawatan Total
a. Dibantu segala sesuatu nya, posisi
diatur
b. Observasi tanda vital tiap 2 jam
c. Pemakaian slang NGT.
d. Terapi intravena.
e. Pemakaian suction.

YA

TIDAK

KET

f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar

Nama
: Tn. M
Diagnosa Medis : Thypoid + DM
No Bed
: 11

KATEGORI KETERGANTUNGAN
Kategori I : Perawatan Mandiri
a. Dapat melakukan kebersihan diri
sendiri seperti mandi dan ganti pakaian
b. Makan dan minum dilakukakan sendiri
c. Pengawasan dalam ambulasi atau
gerakan
d. Observasi tanda vital setiap shift
e. Pengobatan minimal, status psikologi
stabil
f. Persiapan prosedur pengobatan
Kategori II : Perawatan Intermediate
a. Dibantu dalam kebersihan diri, makan
dan minum, ambulasi
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam
c. Pengobatan lebih dari 1 kali
d. Pakai catheter foley
e. Pasang infus, intake output dicatat
f. Pengobatan perlu prosedur
Kategori III : Perawatan Total
a. Dibantu segala sesuatu nya, posisi
diatur
b. Observasi tanda vital tiap 2 jam
c. Pemakaian slang NGT.
d. Terapi intravena.
e. Pemakaian suction.
f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar
Hari Rabu, 16November 2016
Nama
: Tn. D
Diagnosa Medis : Viral Infection
No Bed
: 1

YA

TIDAK

KET

KATEGORI KETERGANTUNGAN
Kategori I : Perawatan Mandiri
a. Dapat melakukan kebersihan diri
sendiri seperti mandi dan ganti
pakaian
b. Makan dan minum dilakukakan
sendiri
c. Pengawasan dalam ambulasi atau
gerakan
d. Observasi tanda vital setiap shift
e. Pengobatan minimal, status
psikologi stabil
f. Persiapan prosedur pengobatan

YA

TIDAK

KET

TIDAK

KET

Kategori II : Perawatan Intermediate


a. Dibantu dalam kebersihan diri,
makan dan minum, ambulasi
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam
c. Pengobatan lebih dari 1 kali
d. Pakai catheter foley
e. Pasang infus, intake output dicatat
f. Pengobatan perlu prosedur
Kategori III : Perawatan Total
a. Dibantu segala sesuatu nya, posisi
diatur
b. Observasi tanda vital tiap 2 jam
c. Pemakaian slang NGT.
d. Terapi intravena.
e. Pemakaian suction.
f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak
sadar
Nama
: Tn. M
Diagnosa Medis : DHF
No Bed
: 2

KATEGORI KETERGANTUNGAN
Kategori I : Perawatan Mandiri
a. Dapat melakukan kebersihan diri
sendiri seperti mandi dan ganti
pakaian
b. Makan dan minum dilakukakan
sendiri
c. Pengawasan dalam ambulasi atau

YA

gerakan
d. Observasi tanda vital setiap shift
e. Pengobatan minimal, status
psikologi stabil
f. Persiapan prosedur pengobatan

Kategori II : Perawatan Intermediate


a. Dibantu dalam kebersihan diri,
makan dan minum, ambulasi
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam
c. Pengobatan lebih dari 1 kali
d. Pakai catheter foley
e. Pasang infus, intake output dicatat
f. Pengobatan perlu prosedur
Kategori III : Perawatan Total
a. Dibantu segala sesuatu nya, posisi
diatur
b. Observasi tanda vital tiap 2 jam
c. Pemakaian slang NGT.
d. Terapi intravena.
e. Pemakaian suction.
f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak
sadar

Nama
: Tn. H
Diagnosa Medis : HT Urgensi
No Bed
:3
KATEGORI KETERGANTUNGAN
Kategori I : Perawatan Mandiri
a. Dapat melakukan kebersihan diri
sendiri seperti mandi dan ganti pakaian
b. Makan dan minum dilakukakan sendiri
c. Pengawasan dalam ambulasi atau
gerakan
d. Observasi tanda vital setiap shift
e. Pengobatan minimal, status psikologi
stabil
f. Persiapan prosedur pengobatan
Kategori II : Perawatan Intermediate
a. Dibantu dalam kebersihan diri, makan
dan minum, ambulasi

YA

TIDAK

KET

b.
c.
d.
e.
f.

Observasi tanda vital tiap 4 jam


Pengobatan lebih dari 1 kali
Pakai catheter foley
Pasang infus, intake output dicatat
Pengobatan perlu prosedur

Kategori III : Perawatan Total


a. Dibantu segala sesuatu nya, posisi
diatur
b. Observasi tanda vital tiap 2 jam
c. Pemakaian slang NGT.
d. Terapi intravena.
e. Pemakaian suction.
f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar
Nama
: Tn. S
Diagnosa Medis : CHF
No Bed
: 4

KATEGORI KETERGANTUNGAN
Kategori I : Perawatan Mandiri
a. Dapat melakukan kebersihan diri
sendiri seperti mandi dan ganti pakaian
b. Makan dan minum dilakukakan sendiri
c. Pengawasan dalam ambulasi atau
gerakan
d. Observasi tanda vital setiap shift
e. Pengobatan minimal, status psikologi
stabil
f. Persiapan prosedur pengobatan
Kategori II : Perawatan Intermediate
a. Dibantu dalam kebersihan diri, makan
dan minum, ambulasi
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam
c. Pengobatan lebih dari 1 kali
d. Pakai catheter foley
e. Pasang infus, intake output dicatat
f. Pengobatan perlu prosedur
Kategori III : Perawatan Total
a. Dibantu segala sesuatu nya, posisi
diatur
b. Observasi tanda vital tiap 2 jam
c. Pemakaian slang NGT.
d. Terapi intravena.

YA

TIDAK

KET

e. Pemakaian suction.
f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar

Nama
: Tn. M
Diagnosa Medis : Thypoid + DM
No Bed
: 11

KATEGORI KETERGANTUNGAN
Kategori I : Perawatan Mandiri
a. Dapat melakukan kebersihan diri
sendiri seperti mandi dan ganti
pakaian
b. Makan dan minum dilakukakan
sendiri
c. Pengawasan dalam ambulasi atau
gerakan
d. Observasi tanda vital setiap shift
e. Pengobatan minimal, status
psikologi stabil
f. Persiapan prosedur pengobatan
Kategori II : Perawatan Intermediate
a. Dibantu dalam kebersihan diri,
makan dan minum, ambulasi
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam
c. Pengobatan lebih dari 1 kali
d. Pakai catheter foley
e. Pasang infus, intake output dicatat
f. Pengobatan perlu prosedur
Kategori III : Perawatan Total
a. Dibantu segala sesuatu nya,
posisi diatur
b. Observasi tanda vital tiap 2 jam
c. Pemakaian slang NGT.
d. Terapi intravena.
e. Pemakaian suction.
f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak
sadar

YA

TIDAK

KET

Nama
: Tn. H
Diagnosa Medis : HEP + Abdominal pain
No Bed
:15

KATEGORI KETERGANTUNGAN
Kategori I : Perawatan Mandiri
a. Dapat melakukan kebersihan diri
sendiri seperti mandi dan ganti
pakaian
b. Makan dan minum dilakukakan
sendiri
c. Pengawasan dalam ambulasi atau
gerakan
d. Observasi tanda vital setiap shift
e. Pengobatan minimal, status
psikologi stabil
f. Persiapan prosedur pengobatan
Kategori II : Perawatan Intermediate
a. Dibantu dalam kebersihan diri,
makan dan minum, ambulasi
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam
c. Pengobatan lebih dari 1 kali
d. Pakai catheter foley
e. Pasang infus, intake output dicatat
f. Pengobatan perlu prosedur
Kategori III : Perawatan Total
a. Dibantu segala sesuatu nya, posisi
diatur
b. Observasi tanda vital tiap 2 jam
c. Pemakaian slang NGT.
d. Terapi intravena.
e. Pemakaian suction.
f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak
sadar
Nama
: Tn. SK
Diagnosa Medis : COPD
No Bed
: 16

YA

TIDAK

KET

KATEGORI KETERGANTUNGAN
Kategori I : Perawatan Mandiri
g. Dapat melakukan kebersihan diri
sendiri seperti mandi dan ganti
pakaian
h. Makan dan minum dilakukakan
sendiri
i. Pengawasan dalam ambulasi atau
gerakan
j. Observasi tanda vital setiap shift
k. Pengobatan minimal, status
psikologi stabil
l. Persiapan prosedur pengobatan
Kategori II : Perawatan Intermediate
a. Dibantu dalam kebersihan diri,
makan dan minum, ambulasi
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam
c. Pengobatan lebih dari 1 kali
d. Pakai catheter foley
e. Pasang infus, intake output dicatat
f. Pengobatan perlu prosedur

YA

TIDAK

Kategori III : Perawatan Total


a. Dibantu segala sesuatu nya, posisi
diatur
b. Observasi tanda vital tiap 2 jam
c. Pemakaian slang NGT.
d. Terapi intravena.
e. Pemakaian suction.
f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak
sadar
Tabel Daftar Nama Pasien
Daftar Nama Pasien Tingkat Ketergantungan Ruang
Flamboyan RS TK. II dr. Soepraoen Malang 3 hari
pengajian tanggal 14-16 November 2016

KET

2.2.4 Analisa Kebutuhan Tenaga Keperawatan


di Ruang Flamboyan
a. Hari / Tanggal : Senin, 14 November 2016
Tabel 3.4. Tingkat Ketergantungan Pasien di Ruang
Flamboyan
Tingkat

Jumlah Kebutuhan Tenaga

Ketergantungan
Tingkat
Jumlah

Pagi

Sore

Malam

Ketergantu

Pasien

ngan
Total

3 x 0,36 = 3 x 0,3 = 0,9

1,08
0,6
8 x 0,27 = 8 x 0,15 = 8 x 0,07 =

0
11

2,16
1,2
0 x 0,17 = 0 0 x 0,14 = 0
3, 2,1

0,56
0 x 0,10 = 0
1,16

24

(2 Orang)

Parsial
Minimal
Jumlah

(2 Orang)

(3 Orang)
Nursalam, 2015
b. Hari / Tanggal : Selasa, 15 November 2016

3 x 0,20 =

Tabel 3.5. Tingkat Ketergantungan Pasien di Ruang


Flamboyan
Tingkat

Jumlah Kebutuhan Tenaga

Ketergantungan
Tingkat
Jumlah

Pagi

Sore

Malam

Ketergantu

Pasien

ngan
Total

2 x 0,36 =

Parsial

0,72
1,2
4 x 0,27 = 4 x 0,15 = 4x

Minimal

1,08
0,6
0,28
1 x 0,17 = 1 x 0,14 = 1 x 0,10 =

0,17
1,97

Jumlah

2 x 0,3 = 2 x 0,5 = 1

0,14
1,94

(2 Orang)
( 2 Orang)
Nursalam, 2015

0,07

0,10
1,38
( 2 Orang)

c. Hari / Tanggal : Rabu, 16 November 2016


Tabel 3.5. Tingkat KetergantunganPasien di Ruang
Flamboyan
Tingkat

Jumlah Kebutuhan Tenaga

Ketergantungan
Tingkat
Jumlah

Pagi

Sore

Malam

1x0,36=

1x0,30=

1x0,20=

0,36

0,30

0,20

Ketergantu

Pasien

ngan
Total

Parsial

x0,27= 4 x0,15=0,6

Minimal

1,08
2

2x0,14=0,28

x0,07=0,28
2 x0,10=0,2

Jumlah

x0,17=0,34
2,5
(3 orang)

1,18
(2 orang)

0,68
(1 orang)

Analisa: Rata-rata kebutuhan tenaga perawatd ihitung dari


tingkat ketergantungan pasien selama 3 hari pengkajianya itu :
Hari

Pagi

Sore

Malam

Total

Pengkajian
Hari 1
Hari 2
Hari 3
Rata-rata

3 perawat
2 perawat
3perawat
3 perawat

2 perawat
2 perawat
2 Perawat
2 Perawat

2 perawat
2 perawat
1 perawat
2 perawat

7 perawat
6 Perawat
6 Perawat
7 perawat

Analisa: Rumusan di atas dapat diketahui rata-rata kebutuhan


tenaga perawat sebanyak 7 perawat dengan pembagian : shift
pagi yaitu 3 perawat, shift sore 2 perawat, dan shift malam 2
perawat.
Perhitungan Tenaga sesuai Rumus Depkes 2008
Tingkat

Jumlah

Jam

Jumlah

Ketergantunga

pasien

perawatan

pasien

jam

Total Care

perawatan
36

Parsial Care

16

48

Self Care

Jumlah

25

12

70

PerhitunganRumus Loss Day


Jml hari minggu dlm 1 thn +
Cuti + Hari besar
Jml hari kerja efektif

x Jml Perawat tersedia

Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan tenaga dengan


menggunakan rumus dari Depkes RI (2008), jumlah kebutuhan
tenaga di ruang flamboyan sebanyak 13 perawat terdiri dari 1
kepala ruangan dan 2 katim.
Pola Perencanaan kebutuhan SDM ruangan flamboyan
dihitung dengan Acuan perhitungan kebutuhan tenaga perawat
yang dipakai adalah standar perhitungan tenaga perawat dari
departemen kesehatan RI tahun 2008.
N

Jabatan
Total

Formasi Saat Ini


SDM
Shift

SDM
Kepala Ruangan
Kepala Tim
Kepala Jaga
Perawat

1
2
3
4

13
1
2
0
10

P/S/M
P
P
S/M
P/S/M

Pelaksana
Tabel Perencanaan SDM

2.3Sarana dan Prasarana ( M2 - MATERIAL)


a. Lokasi
Lokasi ruang Flamboyan berada disebelah dari area
rumah sakit dengan batas:
Sebelah Utara berbatasan dengan Melati
Sebelah Selatan berbatasan dengan ruang Tulip
Sebelah Barat berbatasan dengan Dapur Umum
Sebelah Timur berbatasan dengan Nusa Indah
Ruang Flamboyan mulai operasional pada bulan Januari
2010
Ruang

Flamboyan

adalah

bangsal

perawatan

internal pria. Kompleksnya kasus yang dirawat, sangat


menimbulkan

resiko terjadinya infeksi nosokomial.

Tidak adanya sampah medis yang tersedia pada ruang


rawat

inap

nyaman

membuat

karena

lingkungan

sampah

medis

menjadi
dan

non

kurang
medis

menumpuk menjadi satu pada temat sampah non


medis. Kebersihan lingkungan menjadi salah satu
indicator penting, dimana tempat sampah menjadi
sarana utama untuk setiap individu yang ada dirs baik
pasien, keluarga pasien, maupun tenaga medis dan non
medis. Penerapan sampah medis dan non medis adalah
standart yang ditetapkan kepada seluruh RS saat ini.
Keadaan fisik bangunan ruang lamboyan bersih
dan lantai datar dan baik. Tempat tidur pasien (kasur)
bentuknya sama dengan pengaman, busanya sangat
lentur. Klasifikasi pasien untuk penempatan tempat
tidur pasien diklasifikasikan menjadi 2 yaitu rawat inap
non infection, dan isolasi.
a. Peralatan dan Fasilitas
1. Fasilitas Pasien di Ruang Flamboyan
Tabel 3.7. Fasilitas Pasien di Ruang
Flamboyan
No.

Nama Barang

Juml

Kondisi

Ideal

1.

Tempat Tidur

ah
20

2.

Lemari Kecil

buah

Cukup

1:1

3.

Kursi Penunggu

20

baik

4/ruanga

4.

Kamar Mandi

buah

Baik

5.

AC

20

Baik

2/ruanga

buah

Baik

Baik

1 :1

1/ruanga

buah

1
buah

2. Fasilitas Lain
1. 1 ruang Kepala Ruang

2. 1 ruang nurse stastion dan ruang dokter


3. 1 Ruang dapur dan spolhock
4. 1 wastafel
5. 1 kamar mandi perawat
6. 1 Ruang ganti perawat
7. 1 lemari loker perawat

DAFTAR INVENTARIS ALAT KEPERAWATAN FLAMBO


RST
INVETARIS
Almari obat
ambubag dewasa
Brankart
com tutup 12 cm
ECG
Ventilator
Gunting perban
kereta 02
kursi roda
lampu senter
lampu tindakan
ManometerO2
Nebulizer
Pispot
Pulse Oxymeter
Reflek hammer
Tempat tidur
multifungsi
Syringpump
standar infus
beroda
stetoskop
dewasa
Tabung oxygen
kecil
Tensimeter
dewasa
Termometer
axial
Termometer
electric
Termometer
rectal
Timbangan bb
Torniquet
Trolli obat
Trolli Tindakan
Waskom mandi
stainless
Panjatan kaki

standar pasien alat/ruang


2/ruangan
1/ruangan
1/ruangan
5/ruangan
1/ruangan
1/ruangan
2/ruangan
1/ruangan
1/ruangan
1/ruangan
1/ruangan
6/ruangan
1/ruangan
5/ruangan
4/ruangan
1/ruangan
2/ruangan

jumlah
kondis
inventaris baik/rus
1
1b
2
2b
1
1b
2
2b
1
1b
2
2b
1
1b
1
1b
1
1b
1
1b
1
1b
5
5b
1
1b
6
6b
1
1b
1
1b
20
20b

2/ruangan
5/ruangan

1
20

1b
20b

5/ruangan

3b

1/ruangan

1b

2/ruangan

3b

5/ruangan

1b

2/ruangan

2b

1/ruangan

1b

1/ruangan
3/ruangan
1/ruangan
2/ruangan
1:2

1
2
1
1
5

1b
2b
1b
1b
5b

5/ruangan

5b

pasien besi
1/ruangan
1
Lampu pembaca
foto
1/ruangan
1
Meja ECG
1/ruangan
2
Tensimeter
beroda
1/ruangan
1
Rak pispot
1/ruangan
2
Gunting
(102/102) x 100% = 100%
Bangkok
Tabel. 3.9. Inventaris Peralatan medis Ruang Flamboyan

1b
1b
2b
1b
2b

DAFTAR INVENTARIS ALSATRI


INVETARIS
standar pasien
jumlah inventaris k
alat/ruang
b
a
1:01
25
Bantal dewasa
1/ruangan
1
galon aqua
1/kamar mandi
5
Gayung
1/kamar pasien
2
Jam dinding
1:01
20
Kasur pasien dewasa
busa
1/ruangan
1
Kereta makan
1/ruangan
1
Kulkas
1:01
20
kursi penunggu kotak
7/ruang perawat
15
kursi petugas jaga
1/ruangan
1
loker petugas
1/ruangan kelas
6
Rak handuk
1/ruangan
1
rak sepatu plastic
6/ruangan
1
rambu2 dilarang
merokok
6/ruangan
2
rambu2 harap tenang
6/ruangan
2
rambu2 jagalah
kebersihan
1/kamar khusus
1
AC
1/ruangan
2
meja perawat
1/ruangan
2
Stavold
1/ruangan
1
telpon flexi
2/ruangan
1
Tempat sampah medis
2/ruangan
2
Tempat sampah
nonmedis
1/ruangan
1
Troli baju kotor

Almari linen
Televisi 21 in
Tempat tidur pasien
Korden jendela apron
Korden lurus/korden
(sekat)
Baju operasi
slimut lorek
skort perawat
sprei hijau
stik laken hijau

1/ruangan
1/ruangan kelas
1:01
1:02
1:03

1
1
20
12
25

5/ruangan
1:03
12/ruangan
1:03
1:03

15
25
12
25
15

(263/263)x100%=10
0%
Tabel. 3.10. Inventaris Sandang Ruang Flamboyan
Kegiatan-kegiatan
mencapai

daya

memanfaatkan
didefinisikan

guna
barang

sebagai

manajemen
(efisiensi)
dan
proses

jasa.

yang
yang

bertujuan
optimal

Logistik

pengelolaan

untuk

di

dalam

modern

dapat

yang

strategis

terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang


dan barang-jadi dari para suplaier, diantara fasilitas-fasilitas
perusahaan dan kepada para langganan. Ciri-ciri utama logistik
adalah integrasi berbagai dimensi dan tuntutan terhadap
pemindahan (movement) dan penyimpanan (storage) yang
strategis.
Siagian

(2008),

menyatakan

manajemen

adalah

seni

memperoleh hasil melalui ber-bagai kegiatan yang dilakukan


oleh orang lain, sedangkan logistik adalah bahan untuk kegiatan operasional yang sifatnya habis pakai. Manajemen logistik
adalah suatu ilmu pengeta-huan dan atau seni serta proses
mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan,
penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan
material/alat-alat.

(Subagya:

2008),

sehingga

manajemen

logistik mampu menjawab tujuan dan bagaimana mencapai


tujuan dengan ketersediaan bahan logistik setiap saat bila

dibutuhkan dan dipergunakan secara efisien dan efektif. Sistem


administrasi manajemen logistik Subagya menyatakan sebagai
berikut:
Unsur manajemen

: man, money, material, machine,

method
Fungsi logistik

:fungsi

perencanaan,

penganggaran, pengadaan, fungsi penyimpanan, fungsi


penyaluran, fungsi penghapusan, dan fungsi pengendalian
Fungsi manajemen
: planning, organizing, actuating,
controlling
Hasil

pengkajian

material

pada

ruangan

Flamboyan

didapatkan hasil bahwa rata-rata alat inventaris sudah cukup


memenuhi standar dengan kondisi yang sangat baik. Inventaris
alat medis Flamboyan yaitu mempunyai persentase 100% dalam
kondisi baik.
2.4 Method (M3 - Metode)
2.4.1 Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
1. Definisi
Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah
sebagai suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai)
yang memungkinkan perawat profesional mengatur
pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan
untuk menopang pemberian asuhan tersebut (Hoffart
&Woods, 2006).

2. Jenis dan Model Asuhan Keperawatan


Menurut Grant & Massey (2007) dan Marquis &
Huston

(2008)

ada

metode

pemberian

asuhan

keperawatan profesional yang sudah ada dan akan terus


dikembangkan dimasa depan dalam menghadapi tren
pelayanan keperawatan.
a. Model Asuhan Keperawatan Profesional Tim
Metode
tim
merupakan
suatu
metode
pemberian

asuhan

keperawtan

dimana

seorang

perawat profesional memimpin sekelompok tenaga


keperawtan dalam memberikan asuhan keperawatan
kelompok

klien

melalui

upaya

koopreatif

dan

kolaboratif (Douglas, 2006).


Metode asuhan keperawatan yang diguakan di
Ruang Flamboyan yaitu metode Tim modifikasi yang
terdiri

dari

Kepala

ruangan,

ketua

tim

yang

membawahi perawat pelaksana.


1) Peran Kepala Ruangan
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pengarahan
d. Pengawasan
1. Langsung
2. Tidak langsung dengan cara delegasi
Prinsip-prinsip Pendelegasian Tugas

Pendelegasian tugas yang terencana harus menggunakan

format pendelegasian tugas.


Personil yang menerima pendelegasian
personil

tugas

adalah

yang berkompeten dan setara dengan kemampuan

yang digantikan tugasnya.


Uraian tugas yang didelegasikan harus dijelaskan secara

verbal secara terinci, baik lisan maupun tertulis.


Pejabat yang mengatur pendelegasian tugas

wajib

memonitor pelaksanaan tugas dan menjadi rujukan bila ada

kesulitan yang dihadapi.


Setelah selesai pendelegasian dilakukan serah terima tugas
yang sudah dilaksanakan dan hasil dari tugas tersebut.

Uraian Tugas
Kepala Ruang
1. Melaksanakan fungsi perencanaan
(p1) meliputi:
a. Merencanakan
jumlah
dan
kategori
tenaga
perawatan
serta
tenaga
lain
sesuai
kebutuhan.
b. Merencanakan
jumlah
jenis
peralatan keperawatan yang
diperlukan sesuai kebutuhan.
c. Merencanakan dan menentukan
jenis kegiatan atau asuhan
keperawatan
yang
akan
diselenggarakan
sesuai
kebutuhan pasien
2. Melaksanakan fungsi penggerakan
dan pelaksanaan (p2) meliputi:
a. Mengatur
dan
mengkoordinasikan
seluruh
kegiatan pelayanan di ruang
rawat
b. Menyusun dan mengatur daftar
dinas tenaga perawatan dan
tenaga lain, sesuai kebutuhan
dan ketentuan atau peraturan
yang
berlaku
(bulanan,
mingguan, harian, dll).
c. Melaksanakan
program
orientasi
kepada
tenaga
perawatan baru atau tenaga
lain yang akan bekerja di ruang
rawat
d. Memberi
pengarahan
dan
motivasi
kepada
tenaga
perawatan untuk melaksanakan
asuhan keperawatan pihak yang
terlibat dalam pelayanan di
ruang rawat.
e. Mengkoordinasikan
seluruh
kegiatan yang ada dengan cara
bekerja sama dengan berbagai
pihak yang terlihat dalam
pelayanan di ruang rawat.
f. Mengadakan
pertemuan
berkala
dengan
pelaksana
perawatan dan tenaga lain yang
berada di wilayah tanggung
jawabnya.

Tidak
dilakukan

Dilakukan

g. Meningkatkan pengetahuan dan


keterampilan
di
bidang
keperawatan antara lain melalui
pertemuan ilmiah.
h. Menganal jenis dan kegunaan
barang/peralatan
serta
mengusahakan pengadaannya
sesuai kebutuhan pasien, agar
tercapai pelayanan optimal.
i. Menyusun permintaan rutin
meliputi kebutuhan alat, obat,
dan bahan lain yang diperlukan
di ruang rawat.
j. Mengatur
dan
mengkoordinasikan
pemeliharaan peralatan agar
selalu
dalam keadaan siap
pakai
k. Mempertanggung
jawabkan
pelaksanaan
inventarisasi
peralatan.
l. Melaksanakan
program
orientasi kepada pasien dan
keluarganya
meliputi
penjelasan tentang peraturan
rumah
sakit,
tata
tertib
ruangan, fasilitas yang ada dan
cara
penggunaannya
serta
kegiatan rutin sehari-hari.
m. Mendampingi dokter selama
kunjungan
keliling
(visite
dokter) untuk memeriksa pasien
dan
mencatat
program
pengobatan,
serta
menyampaikan
kepada
staf
untuk melaksanakannya.
n. Mengelompokkan pasien dan
mengatur penempatannya di
ruang rawat menurut tingkat
kegawatan,
infeksi
dan
noninfeksi, untuk memudahkan
pemberian
asuhan
keperawatan.
o. Mengadakan
pendekatan
kepada setiap pasien yang
dirawat,
untuk
mengetahui
keadaannya dan menampung
keluhan
serta
membantu
memecahkan
masalah
yang
dihadapinya.

p. Menjaga perasaan pasien agar


merasa aman dan terlindung
selama pelaksanaan pelayanan
berlangsung.
q. Memberi penyuluhan kesehatan
terhadap pasien/keluarga dalam
batas wewenangnya.
r. Menjaga perasaan petugas agar
merasa aman dan terlindung
selama pelaksanaan pelayanan
berlangsung.
s. Memelihara
dan
mengembangkan
sistem
pencatatan
dan
pelaporan
asuhan
keperawatan
dan
kegiatan lain yang dilakukan
secara cepat dan benar. Hal ini
sangat penting untuk tindakan
perawatan selanjutnya.
t. Mengadakan kerja sama yang
baik dengan kepala ruang rawat
lain, seluruh kepala bidang,
kepala bagian, kepala instansi
dn kepala UPF di rumah sakit.
u. Menciptakan dan memelihara
suasana kerja yang baik antara
petugas,
pasien
dan
keluarganya, sehinga memberi
ketenangan.
v. Memberi
motivasi
tenaga
nonperawat dalam memelihara
kebersihan
ruangan
dan
lingkungannya.
w. Meneliti
pengisian
formulir
sensus harian pasien di ruangan
x. Memeriksa
dan
meneliti
pengisian daftar permintaan
makanan, berdasarkan macam
dan jenis makanan pasien,
kemudian memeriksa/meneliti
ulang pada saat penyajian
sesuai dengan dietnya
y. Memelihara kartu register dan
berkas catatan medik.
z. Membuat laporan harian dan
bulanan mengenai pelaksanaan
kegiatan asuhan keperawatan
serta kegiatan lain di ruang
rawat.
Selanjutnya
menyampaikan kepada seksi

perawatan/kepala
perawatan.

bidang

3. Melaksanakan fungsi pengawasan,


pengendalian dan penilaian (p3)
meliputi:
a. Mengawasi
dan
menilai
pelaksanaan
asuhan
keperawatan
yang
telah
dilakukan
b. Melaksanakan
penilaian
terhadap upaya peningkatan
pengetahuan dan keterampilan
di bidang perawatan.
c. Mengawasi peserta didik dari
institusi pendidikan yang telah
ditentukan
oleh
institusi
pendidikannya.
d. Melaksanakan penilaian dan
mencantumkannya ke dalam
daftar penilaian pelaksanaan
pekerjaan pegawai (DP3), bagi
pelaksana
perawatan
dan
tenaga lain di ruang rawat yang
berada di bawah tanggung
jawabnya,
untuk
berbagai
kepentingan
(kenaikan
pangkat/golongan
dan
melanjutkan sekolah).
e. Mengawasi dan mengandalikan
pendayagunaan
peralatan
perawatan serta obat-obatan,
secara efektif dan efisien.
f. Mengawasi pelaksanaan sistem
pencatatan
dan
pelaporan
kegiatan asuhan keperawatan
serta mencatat kegiatan lain di
ruang rawat.
Total
Prosentase

32
91,4 %

3
8,5 %

Tabel diatas menunjukkan interpretasi kepala ruang


Flamboyan

dalam

menjalankan

fungsi

manajemen

keperawatan sebesar 91,4% sehingga dapat dikatakan


fungsi tersebut dijalankan dengan baik. Peran fungsi perlu
dipertahankan dan ditingkatkan lagi sesuai dengan uraian

tugasnya. Hal yang menjadi point penting dari uraian


tugas Kepala Ruangan diatas ada beberapa hal yang
belum optimal diantaranya yaitu :
Belum adanya pengadaan pertemuan yang
dilakukan secara berkala anatar tenaga medis
baik perawat, ahli gizi, dokter dan farmasi
Memelihara

dan mengembangkan sistem


pencatatan
dan
pelaporan
asuhan
keperawatan dan kegiatan lain yang dilakukan
secara cepat dan benar. Hal ini sangat penting
untuk tindakan perawatan selanjutnya.

Meneliti pengisian
pasien di ruangan

formulir

sensus

harian

2) Ketua TIM
Peran KATIM
a. Membuat perencanaan
b. Membuat penugasan, supervise, dan evaluasi
c. Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat
menilai tingkat kebutuhan pasien
d. Mengembangkan kemampuan anggota
e. Menyelenggarakan konfrensi
Uraian Tugas
Ketua Tim
a. Bersama
penanggung
jawab
ruangan/kepala
ruangan/perawat
pelaksana/anggota tim mengadakan serah
terima tugas setiap penggantian dinas.
b. Melakukan pembagian tugas kepada
perawat
pelaksana
dengan
mempertimbangkan kemampuan masingmasing anggota.
c. Menyusun rencana asuhan keperawatan
mulai dari pengkajian sampai dengan
evaluasi.
d. Mengikuti visite dokter.
e. Menciptakan suasana harmonis.
f. Membuat laporan pasien.
g. Mengorientasikan pasien baru.
h. Membina hubungan saling percaya antara
perawat, pasien, dan keluarga.
i. Memberikan pertolongan segera pada

Dilakukan

Tidak
dilakukan

pasien dengan kedaruratan.


Membuat laporan pasien dan mencatat
kasus dari pasien, kejadian diluar dugaan
yang tidak diinginkan.
k. Mengatur waktu istirahat.
l. Melakukan ronde keperawatan bersama
Kepala Ruang dan melaporkan tentang
kondisi pasien, asuhan keperawatan yang
dilakukan, kesulitan yang dialami.

m. Bersama perawat pagi, sore, dan malam


melaksanakan,
mengawasi,
dan
mengevaluasi
pelayanan
keperawatan
pasien yang sudah diprogramkan dan
membuat pembaharuan sesuai dengan
kebutuhan pasien.
n. Mendelegasikan
pelaksanaan
asuhan
keperawatan pada anggota tim.
o. Membuat perincian tugas anggota tim.
p. Menerima konsultasi dari anggota tim
dan memberikan instruksi keperawatan.
q. Memimpin pertemuan tim keperawatan
untuk
menerima
laporan,
sistem
pengarahan tentang tugas anggota tim,
pelaksanaan asuhan keperawatan, serta
masalah yang dihadapi.
r. Memelihara
komunikasi
efektif
baik
secara vertikal maupun horizontal.
s. Melakukan
penyuluhan
kepada
pasien/keluarga atau kepada anggota tim.
t. Memberi teguran dan pujian.
u. Melengkapi catatan yang telah dibuat
oleh anggota tim.
v. Mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan perawat pelaksana.
w. Mengawasi proses asuhan keperawatan
yang dilakukan oleh anggota tim.
x. Membantu kepala ruangan membimbing
peserta didik
Total
Prosentase

j.

18
75%

4
25%

Tabel diatas menunjukkan interpretasi Ketua TIM dalam


menjalankan fungsi manajemen keperawatan sudah dilakukan
sebesar 75% sehingga bisa dikatakan fungsi tersebut kurang
dijalankan dengan baik sehingga peran fungsi Ketua TIM perlu

ditingkatkan lagi sesuai dengan uraian tugasnya terhadap hal


berikut :

Mengorientasikan pasien baru.

Tidak melakukan ronde keperawatan bersama Kepala


Ruang dan melaporkan tentang kondisi pasien, asuhan
keperawatan yang dilakukan, kesulitan yang dialami.

Ketua tim mengawasi, mengevaluasi perawat dinas pagi.

Melakukan

penyuluhan

kepada

pasien/keluarga

atau

kepada anggota tim

Melengkapi catatan yang telah dibuat oleh anggota tim

3) Perawat Pelaksana
Peran fungsi PP
a. Memberikan

asuhan

pada

pasien

dibawah

tanggung jawabnya
b. Kerja sama dengan anggota tim dan antartim
c. Memberikan laporan

Uraian Tugas
a. Memelihara kebersihan ruang rawat dan
lingkungannya.
b. Menerima pasien baru sesuai prosedur dan
ketentuan yang berlaku
c. Memelihara peralatan perawatan dan
medis agar selalu dalam keadaan siap
pakai
d. Melaksanakan program orientasi kepada
pasien tentang ruangan dan lingkungan,
peraturan /tata tertib yang berlaku,
fasilitas yang ada dan cara penggunaannya,
serta kegiatan rutin sehari-hari.
e. Menciptakan hubungan kerja sama yang
baik dengan pasien dan keluarganya.
f. Mengkaji
kebutuhan
dan
masalah
kesehatan
pasien,
sesuai
batas
kemampuannya, dengan cara:
Mengamati
keadaan
pasien
(TTV,
kesadaran,keadaan
mental,
dan

Dilakukan

Tidak
dilakukan

g.
h.

i.

j.

k.

l.
m.
n.

o.

p.

q.

r.

keluhan utama)
Melaksanakan anamnesa
Menyusun rencana keperawatan sesuai
dengan kemampuannya.
Melaksanakan
tindakan
keperawatan
kepada pasien sesuai dengan kebutuhan
dan batas kemampuannya, antar lain:
Melaksanakan tindakan pengobatan
sesuai program pengobatan
Memberi penyuluhan kesehatan kepada
pasien dan keluarganya mengenai
penyakitnya
Berperan serta
melaksanakan latihan
mobilisasi pada pasien agar dapat segera
mandiri
Membantu merujuk pasien kepada petugas
kesehatan
atau
institusi
pelayanan
kesehatan lain yang lebih mampu untuk
menyelesaikan masalah kesehatan yang
tidak dapat ditanggulangi.
Melakukan pertolongan pertama kepada
pasien dalam keadaan darurat secara tepat
dan benar sesuai kebutuhan, serta PROTAP
yang berlaku, selanjutnya segera melaprkan
tindakan yang telah dilakukan kepada
dokter ruang rawat/dokter penganggung
jawab ruangan
Melaksanakan
evaluasi
tindakan
keperawatan sesuai batas kemampuannya.
Memantau dan menilai kondisi pasien.
Selanjutnya melakukan tindakan yang tepat
Menciptakan dan memelihara hubungan
kerjasama yang bai dengan anggota tim
kesehatan (dokter, ahli gizi, analis, pekarya
kesehatan, pekarya rumah tangga , dll)
Berperan serta dengan angggota tim
kesehatan dalam membahas kasus dan
upaya
meningkatkan
mutu
asuhan
keperawatan
Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan
hari libur secara bergilir sesuai jadwal
dinas
Menciptakan dan memelihara suasana kerja
yang baik antar pasien dan keluarganya,
sehingga tercipta ketenangan.

Mengikuti
pertemuan
berkala
diadakan oleh kepala ruangan
s. Meningkatkan
pengetahuan

yang
dan

keterampilan
di
bidang
keperawatan,
anatara lain melalui pertemuan ilmiah dan
penataran
t. Melaksanakan sistem pencatatan dan
pelaporan asuhan keperawatan yang tepat
dan benar, sehingga tercipta sistem
informasi
rumah
sakit
yang
dapat
dipercaya.
u. Melaksanakan serah terima tugas kepada
petugas pengganti secara lisan mauapun
tertulis , pada saat pergantian dinas.
v. Menyiapkan pasien yang akan pulang
meliputi :
Menyediakan
formulir
untuk
penyelesaian administratif, seperti:
- surat ijin pulang
- petunjuk diet
resep obat untuk di rumah, jika
diperlkan.
- surat rujukan atau pemeriksaan ulang
- surat keterangan lunas pembayaran,
dll
Memberi penyuluhan kesehatan kepada
pasien dan keluarganya sesuai dengan
keadaan
dan
kebutuhan
pasien,
mengenai:
Diet
- Pengobatan yang perlu dilanjutkan
dan cara penggunaanya.
- Pentingnya pemeriksaan ulang di
rumah sakit, puskesmas, dan institusi
pelayanan kesehatan lain.
- Cara hidup sehat, seperti pengaturan
istirahat, makanan yang bergizi atau
bahan
pengganti
sesuai
dengan
keadaan sosial dan ekonomi.
Melatih pasien menggunakan alat bantu
yang di butuhkan, seperti:
- Rollstoel
- Tongkat penyangga
- Protesta
Melatih pasien untuk melaksanakan
tindakan keperawatan di rumah sakit,
misalnya:
- Merawat luka
- Melatih anggota gerak
Mengantar pasien yang akan pulang
sampai pintu keluarga ruang rawat
Total

23

Prosentase

78 %

22%

Tabel diatas menunjukkan interpretasi perawat pelaksana


dalam menjalankan fungsi manajemen keperawatan dilakukan
sebesar

78%

sehingga

dapat

dikatakan

fungsi

tersebut

dijalankan kurang baik sehingga peran fungsi perlu ditingkatkan


lagi sesuai dengan uraian tugasnya yaitu:
Tidak melakukan program orientasi kepada pasien tentang
ruangan dan lingkungan, peraturan /tata tertib yang
berlaku, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya, serta
kegiatan rutin sehari-hari.

Tidak memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan


keluarganya mengenai penyakitnya

Kurang berperan serta dengan angggota tim kesehatan


dalam membahas kasus dan upaya meningkatkan mutu
asuhan keperawatan

Tidak optimalnya melaksanakan sistem pencatatan dan


pelaporan asuhan keperawatan yang tepat dan benar,
sehingga tercipta sistem informasi rumah sakit yang dapat

dipercaya
Kurang optimalnya pemberian penyuluhan kesehatan
kepada pasien dan keluarganya sesuai dengan keadaan

dan kebutuhan pasien, mengenai diet dan PHBS


Kurang optimalnya dalam melatih pasien menggunakan

alat bantu yang di butuhkan


Melatih pasien untuk

melaksanakan

tindakan

keperawatan di rumah sakit


b. Proses Timbang Terima
Timbnang terima pasien (operan)
Arah Komunikasi
1. Arah komunikasi terkait instruksi dilakukan dari atasan
ke bawahan (top down), yaitu dari kepala ruang kepada
ketua tim kemudian disampaikan ke perawat pelaksana.
Sedangkan komunikasi terkait informasi dapat dilakukan

dari atasan ke bawahan (top down) dan bawahan ke


atasan (buttom up). Komunikasi ke samping juga sering
dilakukan, yakni dari katim ke katim atau dari perawat
pelaksana ke perawat pelaksana yang lain (komunikasi
secara

horizontal)

keperawatan

yang

seperti

pada

saat

kegiatan

meliputi

pre-conference,

post-

conference, operan dll. Komunikasi antar atasan dan


bawahan bersifat sangat terbuka. Faktor Penghambat
Komunikasi
1. Komunikasi langsung
Saat operan perawat

pelaksana

yang

membaca

kondisi pasien bukan katim, saat operan berlangsung


sebagian besar perawat sering bercanda dan terburu
buru. Sehingga informasi yang diberikan ke perawat
yang jaga di shift selanjutnya tidak lengkap.
Post conference jarang dilakukan.
2. Komunikasi Tidak langsung
Komunikasi tidak langsung dilakukan oleh perawat
yaitu melalui media social seperti Whats app.
Prinsip dalam penyampaian informasi di ruang Flamboyan
sudah mencakup S-BAR. Perawat telah menyebutkan kondisi
klien, latar belakang, pengkajian dan rekomendasi tindakan
selanjutnya. Media pemberian informasi dari shift satu ke shift
yang lain didokumentasikan dalam buku operan tiap tim nya.
Walaupun masih banyak hal yang belum didokumentasikan
dalam buku tersebut. Berikut ini urutan langkah-langkah operan
yang dilakukan di ruang Flamboyan:
No
1

Pertanyaan
Menyampaikan
kondisi
keadaan umum klien

Iya
atau

Tidak

Keterangan
Operan
hanya
menyampai
kan hal2
penting
saja tetapi
tidak
lengkap

dan secara
umum.
2

3
4

5
6

9
10

11

12
13
14

15

16
17

18

Menyampaikan hal-hal penting


yang perlu ditindaklanjuti oleh
dinas berikutnya
Tersusunnya rencana kerja untuk
dinas berikutnya
Perawat
dapat
mengikuti
perkembangan
klien
secara
langsung dan paripurna.
Meningkatkan
kemampuan
komunikasi antar perawat.
Terjalinnya hubungan kerjasama
yang
bertanggungjawab
antar
anggota tim perawat.
Terlaksananya
asuhan
keperawatan terhadap klien yang
berkesinambungan.
Operan dilakukan secara langsung
(dengan melihat kondisi) dan
berkeliling ke semua pasien
Operan dilakukan tiap pergantian
shift/jaga
Dipimpin oleh kepala ruang atau
ketua tim

Dilakukan oleh 2 shift jaga (yang


mengoperkan dan yang menerima
operan)
Buku laporan shift sebelumnya
Membaca
laporan
shift
sebelumnya
Shift yang akan mengoperkan
menyiapkan hal-hal yang akan
disampaikan
Shift
yang
akan
menerima
membawa
buku
catatan
operan/catatan harian.
Kedua kelompok sudah siap
Perawat datang 15 menit sebelum
jadwal dinas, mengucapkan salam.

Perawat siap berkumpul di Nurse


station

Tidak
selalu lebih
sering
tanpa ketua
tim
pp
melaporkan
kepada pp
shift
selanjutnya

Perawat
lebih sering
terlambat

19

20
21
22

Perawat shift jaga sebelumnya


membacakan laporan pasien satu
persatu
Operan keliling ke seluruh kamar
pasien.
Mengetuk pintu dan ucapkan
salam
Perawat shift jaga sebelumnya
memperkenalkan perawat shift
jaga baru

23

Kemudian menanyakan keluhan


pasien
dan
menyampaikan
program perawatan yang akan
dilakukan hari ini

24

Perawat keluar dari kamar pasien


dan mengucap salam
Perawat kembali berkumpul di
nurse station

Kepala
ruang/ketua
memberikan
salam
menyampaikan
akan
dilakukan pre conference
Total
Prosentase

25

26

Perawat
hanya
menyampai
kan
tindakan
yang telah
tercapai
dan
yang
telah
direncanak
an
Tidak
setiap
timbang
terima
menyampai
kan
program
perawatan
yang akan
dilakukan

tim
dan
segera
18
67%

Perawat
langsung
kepada
pekerjaan
masing2

8
33%

Hasil prosentase 67% dinilai kurang baik dalam


pelaksanaan operan di ruang Flamboyan. Ruang falamboyan
harus

meningkatkan

kualitas

timbang

terima

secara

prosedur MAKP yang ada, dalam pelaksanaanya timbang


terima

tidak

dilakukan

dengan

baik

meliputi

kurang

terkondisi dan ketidak seriusan perawat pelaksana dalam


mengikuti timbang terima.
2) Proses Pre- conference dan Pos -conference
Pre Conference yaitu komunikasi katim dan perawat
pelaksana sebelum operan untuk rencana kegiatan pada hari
tersebut yang dipimpin oleh katim atau PJ tim dinas. Isi pre
conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian),
dan tambahan rencana dari katim atau PJ.
Post Conference yaitu komunikasi katim dan perawat
pelaksana

tentang

hasil

kegiatan

sepanjang

shift

dan

sesudah operan kepada shift berikut. Isi post conference


adalah hasil askep tiap perawat dan hal penting untuk
operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh katim
atau PJ tim.
Menurut kepala ruangan, pre dan post conference
dilakukan

secara

bersamaan

dengan

operan.

Selama

dilakukan pengamatan setiap hari dilakukan pre dan post


conference, sehingga terdapat rencana tindak lanjut perawat
untuk pelaporan di operan untuk shift selanjutnya. Jadi
tindakan apa yang sudah dilaksanakan dan belum terhadap
klien sering ditanyakan kembali kepada perawat jaga
sebelumnya.
Tahapan

pre

conference

yang

dilakukan

di

ruangan

Flamboyan ini:
No.

Aspek Yang Dinilai

Dilakukan

1.

Semua anggota tim hadir dalam


diskusi awal (konferensi awal)

2.

Memberi pengarahan kepada


anggota tim tentang rencana
asuhan keperawatan pasien pada

Tidak

hari tersebut berdasarkan hasil


evaluasi kemarin dan kondisi
klien yang dilaporkan oleh dinas
malam.
Hal-hal
yang
disampaikan oleh PP meliputi:

a. Keadaan umum klien


b. Keluhan klien

c. Tanda-tanda
kesadaran

vital

dan

d. Hasil
laboratorium/
terbaru

pemeriksaan
diagnosis

e. Masalah keperawatan
f.

Rencana keperawatan hari ini

g. Perubahan terapi medis

h. Rencana medis

3.

Memberi
penugasan
kepada
anggota tim bila ada pasien baru

4.

Memberi kesempatan kepada


anggota tim untuk bertanya

5.

Memberi penekanan pada hal-hal


yang perlu diperhatikan

6.

Memberi kesempatan
pendidikan pasien

7.

Membahas pasien-pasien
menjadi prioritas pada
tersebut

8.

Menanyakan
kesiapan
mental
anggota
melakukan asuhan

9.

Semua anggota tim menyepakati


pertemuan diskusi akhir

10.

Mengucapkan selamat
kepada anggota tim

kepada
yang
shift
fisik,
dalam

bekerja

Total

50 %

50 %

Pada pelaksanaan pre conference di ruang Flamboyan,


hasil evaluasi didapatkan 50% sudah dilakukan sesuai MAKP
dan 50% tidak dilakukan. Setiap harinya, pre conference
hanya berfokus pada rencana medis bukan pada masalah
keperawatan pasien. Katim tidak menyampaikan masalah
dan rencana tindakan keperawatan pada masing-masing
pasien. Aspek yang belum dilakukan meliputi keadaan umum
pasien, keluhan pasien, tanda-tanda vital dan kesadaran
serta hasil laboratorium dimungkinkan karena aspek-aspek
tersebut sudah disampaikan pada saat operan.
Katim tidak mengulanginya kembali pada saat post
conference dan menganggap semua PP sudah mengerti.
Tahapan post conference di ruangan Flamboyan adalah sebagai
berikut:
No
.

Aspek Yang Dinilai

1.

Semua anggota tim hadir dalam


konferensi akhir

2.

Menanyakan hasil dari kegiatan


yang
sudah
dilaksanakan
anggota tim terkait dengan
asuhan keperawatan

3.

Mengevaluasi
tentang
kelengkapan
dokumentasi
ASKEP, pelaksanaan program
dan administrasi pasien

4.

Memberikan pujian akan apa


yang telah dilaksanakan dengan
baik

5.

Mengevaluasi hambatan yang


dialami setiap anggota tim

6.

Memberi umpan balik kepada


anggota tentang pelaksanaan

Dilakukan

Tidak

yang telah dilakukan


7.

Mengucapkan terima kasih atas


kerja sama anggota tim

8.

Semua
anggota
tim
menyepakati
pertemuan
konferensi selanjutnya

Total

Post

50%

conference

di

ruang

50 %

Flamboyan

belum

dilaksanakan secara maksimal. Hasil evaluasi didapatkan


bahwa 50% tidak dilakukan, karena perawat berfokus pada
tindakan dan laporan yang akan dilakukan.
C. Penerimaan Pasien Baru
Pada tanggal 14 16 November 2016, total jumlah
pasien sebanyak 25 orang. Observasi selama 3 hari dari 25
pasien terdapat 3

pasien baru. Setiap perawat pelaksana

mempersiapkan format yang akan dibutuhkan pasien baru,


menyiapkan bed pasien dan menjelaskan tentang 3P yaitu
mengenalkan

kepada

pasien

siapa

dokter

yang

kan

menangani penyakit, menjelaskan peraturan rumah sakit dan


menjelaskan

penyakit

maupun

sentralisasi

obat.

Katim

membuat rencana keperawatan yang dilaksanakan oleh PP


dan menjelaskan kepada penanggung jawab pasien untuk
menandatangani inform konsen yang tersedia.
Observasi yang dilakukan pada 3 hari menunjukkan
bahwa penerimaan pasien baru telah memenuhi standart
MAKP yang telah ditetapkan.
N

Kegiatan

o
1.

Komunikasi
karu

Ya
dari

kepada

KATIM dan PP
PP
menyiapkan

Tidak

nursing

kit,

lembar

serah

terima,
informconsent,
3.

tatib
Mneyambut

memberi salam
Melakukan serah
terima

dan

dan

mendokumentasi
Orientasi
lingkungan
KIE

dan

pencegahan

Infeksi
Nosocomial
TOTAL

40%

60%

Analisa dalam indicator menurut Haryanto (2010)


ruang

flamboyant

prosentase

dalam

sebesar

60%

melaksanakan
dikatakan

PPB

memnuhi

kurang

maksimal

melaksanakan PPB.
C. Ronde Keperawatan
Kajian Teori
a. Pengertian
Ronde keperawatan adalah kegiatan bertujuan mengatasi
masalah keperawatan klien, dilaksanakan perawat, pasien
dilibatkan untuk
keperawatan.

Akan

membahas dan melaksanakan asuhan


tetapi,

dilakukan oleh perawat

pada

kasus

tertentu

harus

primer atau konsuler, kepala

ruangan, perawat associate, yang perlu juga melibatkan


seluruh anggota tim (Nursalam, 2015).
Observasi pada tanggal 14 16 November 2016 ronde
keperawatan dilakukan seadanya dan jika seluruh perawat r.
Flamboyan menyepakati, tanpa didatangi tenaga medis lain.

D. Pengelolaan Logistic dan Obat


Penerimaan resep / obat ditanggung jawabi oleh kepala
ruang

yang

dapat

didelegasikan

kepada

staf

yang

didelegasikan (perawat primer atau ketua tim). Kepala ruang


ataupun staff yang telah didelegasikan menjelaskan dan
meminta persetujuan kepada pasien dan keluarga tentang
sentralisasi obat. Format sentralisasi obat berisi tentang
nama, no register, umur dan ruangan.
Pemberian obat harus diperhatikan 6 benar minum obat
(benar pasien, dosis, obat, cara, waktu, dokumentasi) lalu
evaluasi setelah obat diberikan apakah ada tanda alergi.
Mekanisme penyimpanan obat meliputi obat yang diterima
dicatat dalam buku besar persediaan atau dalam kartu
persediaan, periksa persediaan obat untuk penggunaan oral
atau obat luar.
Kajian Data
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil kuisioner
didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel Pengolaaan Sentralisasi Obat

No

Pernyataan
Ya

2
3

Penanggung jawab pengelolaan obat


adalah kepala ruangan yang secara
operasional dapat didelegasikan pada
staf yang ditunjuk
Keluarga wajib mengetahui dan ikut
serta mengontrol penggunaan obat
Penerimaan Obat
Obat yang telah diresepkan dan telah
diambil oleh keluarga diserahkan
kepada perawat dengan menerima
lembar serah terima obat.
Perawat menuliskan nama pasien,
register, jenis obat, jumlah dan
sediaaan (bila perlu) dalam kartu
kontrol;
dan
diketahui
(ditanda
tangani) oleh keluarga atau klien
dalam buku masuk obat, keluarga atau
klien
selanjutnya
mendapatkan
penjelasan
kapan/bilamana
obat
tersebut akan abis
Klien atau keluarga untuk selanjutnya
mendapatkan salinan obat yang harus
diminum beserta kartu kendali sedian
obat.
Obat
yang
telah
diserahkan
selanjutnya disimpan oleh perawat
dalam kotak obat.
Pembagian Obat
Obat yang telah diterima untuk
selanjutnya disalin dalam buku daftar
pemberian obat
Obat-obatan yang telah disimpan
selanjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang
terencana
dalam
buku
daftar
pemberian obat, dengan terlebih
dahulu
dicocokan
dengan
terapi
instruksi dokter dan kartu obat yang
ada pada klien.
Pada saat pemberian obat, perawat
menjelaskan macam obat, kegunaan
obat, jumlah obat, dan efek samping.
Usahakan tempat atau wadah obat
kembali ke perawat setelah obat
dikonsumsi.
Pantau
adanya
efek
samping pada pasien.
Sedian obat yang ada selanjutnya
dicek tiap pagi oleh kepala ruangan
atau petugas yang ditunjuk dan
didokumentasikan dalam buku masuk
obat. Obat-obatan yang habis akan
didokumentasikan pada keluarga dan
kemudian dimintakan kepada dokter
penanggung jawab pasien.
Penambahan obat baru
Bilamana terdapat penambahan atau
perubahan jenis, dosis atau perubahan
route pemberian obat, maka informasi
ini akan dimasukan dalam buku masuk
obat
dan
sekaligus
dilakukan
perubahan dalam kartu sedian obat

Jawaban
Tidak

Analisa
Hasil dalam sentralisasi obat diruang flamboyan didapatkan
hasil 93,75% sudah dilakukan secara maksimal.
E. Discharge Planning
Kajian Teori
a. Definisi
Perencanaan pulang merupakan suatu proses yang
dinamis dan sistematis dari penilaian, persiapan, serta
koordinasi yang dilakukan untuk memberikan kemudahan
pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial
sebelum dan sesudah pulang (Carpenito, 2006).
Data focus yang dinilai pada tahap ini

adalah

mengidentifikasi

pasien,

kebutuhan

pemulangan

kebutuhan ini terkait pada masalah yang mungkin timbul


pada saat pulang. Discharge planning dilakukan dengan
kolaborasi

tenaga

medis

professional

lain

serta

disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang ada.


a. Alur Discharge Planning
Dokter dan tim
kesehatan lain

Ners PP
dibantu PA

Penentuan keadaan pasien


1 klinis dan pemeriksaan
penunjang lain
2. tingkat ketergantungan
pasien

Perencanaan pulang

Penyelesaian administrasi

Lain -lain

Program HE
Control dan obat nersan
Nutrisi
Aktivitas dan istirahat
Perawatan diri
Monitor
( sebagai program service safety)
Oleh keluarga dan petugas
Gambar 2.1 Diagram Alur perencanaan Pulang

Kajian data
Discharge Planning
Table 2.16 Kajian Data Discharge Planning Di Ruang
Flamboyan
No

Pertanyaan

Pemulangan pasien dapat berjalan


lancer
Pasien
boleh
pulang
jika
semua
pemeriksaan penunjang sudah selesai
dan tidak dilakukan pemeriksaan lain
lagi saat pasien diijinkan pulang
Pasien boleh pulang jika administrasi
sudah selesai
Dokter menginformasikan kepada pasien
bahwa pasien boleh pulang
Perawat melakukan pengecekan ulang
mengenai tindakan-tindakan pelayanan
yang telah dilakukan
Perawat menginformasikan pelayanan
yang telah dilakukan kepada petugas
administrasi
Pihak administrasi verifikasi data
Petugas administrasi menginformasikan
total biaya rawat inap kepada pasien /
keluarga pasien
Keluarga pasien mengurus pembiayaan

3
4
5

7
8

Ya

Tidak

Keteran
gan

10
11
12
13

di kasir
Menyerahkan
bukti
pembayaran
kepada perawat yang bertugas
Perawat memberikan surat kontrol
kepada pasien
Perawat memberikan surat pulang, obat
dan edukasi pada pasien
Perawat mengantar pasien sampai ke
tempat penjemputan

14

Perawat memberikan leaflet pada pasien


mengenai penyakit yang diderita yang
berisikan Aturan diet atau nutrisi, obatobatan yang harus diminum, jumlah dan
aturan minum, serta aktifitas istrahat

Perawat
jarang
untuk
mengan
tar
pasien,
biasany
a
dilakuka
n
oleh
petugas
prakary
a
dan
juga
mahasis
wa
praktika
n

Total
Prosentase

13
92,86

1
7,14 %

Analisa
Pelaksanaan discharge planning pada ruang flamboyan
sudah baik, dengan presentase 92,86 % sudah dilaksanakan.
Tetapi terdapat kekurangan dalam hal pengantaran pasien
pulang ke tempat penjemputan, sekitar 7.14% presentase
perawat jarang untuk mengantar pasien, biasanya dilakukan
oleh petugas prakarya dan juga mahasiswa praktikan.
F. Supervisi
Mekanisme supervisi terhadap staff dan program

Supervise dilakukan oleh kepala ruangan terhadap kinerja


dari tim (ketua atau anggota) atu perawat primer dalam
melaksanakan

ASKEP.

Penilaian

tindakan

keperawatan

dilakukan dengan menyocokkan dengan SOP. Observasi yang


dilakukan adalah melihat asuhan keperawatan telah dilakukan
atau belum, sudah tepat dan sesuai atau belum. Tiga penilaiian
pasca supervise meliputi penilaian (fair), terdapat feedback dan
klarifikasi

dan

reinforcement

dan

follow

up

perbaikan.

Kelemahan dari supervise adalah supervisor jarang memberikan


reward kepada ketua tim dan perawat pelaksana.
Analisa
Mekanisme supervisi yang dilakukan di ruang Flamboyan
adalah dengan observasi. Supervise dilakukan setiap satu bulan
sekali dari rumah sakit sedangkan oleh kepala ruangan sesering
mungkin. Kepala ruangan Flamboyan kritis dalam hal ASKEP
yang dilakukan anggotanya, sehingga kepala ruangan segera
supervise

jika

dirasa

implementasi

dan

intervensi

yang

dilakukan kurang memuaskan.


G. Dokumentasi
Kajian Teori
Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) sering
dianggap

sebagai

senjata

strategik

manajemen

dalam

mengarungi kompetisi yang semakin ketat dalam persaingan


produk pelayanan kesehatan. Sistem informasi menyajikan
mengenai kegiatan operasional organisasi kepada para pelaku
manajemen,

sehingga

dapat

dilakukan

perencanaan,

pengendalian dan pengembangan strategik organisasi tersebut.


Sistem informasi manajemen rumah sakit yang berlangsung
menangkap, menyalurkan dan merekam data untuk di tampilkan
sebagai informasi penting bagi manajemen (Mahmudin, 2007).

Metode pengisian dokumentasi meliputi LLARB yaitu legalitas,


lengkap, akurat, relevan, dan baru.
1. Pendokumentasian proses keperawatan
No
A
1
2
3

B
1
2
C
1
2
3

4
5
6
D
1
2
3
4

E
1
2
F
1
2
3

Aspek Yang Dinilai


Pengkajian
Mencatat data yang dikaji dengan pedoman
pengkajian
Data dikaji sejak pasien masuk sampai pulang
Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan
antara status kesehatan dengan norma dan pola
fungsi kehidupan
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang
telah dirumuskan
Merumuskan diagnosa keperawatan actual/potensial
Rencana tindakan
Berdasarkan diagnosa keperawatan
Disusun menurut urutan prioritas
Rumusan
tujuan
mengandung
komponen
pasien/subjek perubahan, perilaku, kondisi pasien
dan atau criteria
Rencana tindakan mengacu pada tujuan dengan
kalimat perintah, terinci dan jelas
Rencana tindakan menggambarkan keterlibatan
pasien atau keluarga
Rencana tindakan menggambarkan kerjasama tim
kesehatan lain
Tindakan

Ya

Tindakan dilaksanakan sesuai rencana


Perawat mengobservasi respon pasien terhadap
tindakan keperawatan
Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi
Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat
ringkas dan jelas
Evaluasi
Perawat mengevaluasi respon pasien sesuai dengan
kriteria hasil yang sudah ditentukan
Perawat mengevaluasi respon pasien, analisa
masalah keperawatan dan rencana tindak lanjut.
Catatan asuhan keperawatan
Menulis pada format yang baku
Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang
dilaksanakan
Setiap melakukan tindakan perawat mancantumkan
paraf/nama jelas dan tanggal jam dilakukan tindakan

Tidak

Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan


ketentuan yang berlaku.
RATA-RATA TOTAL

79
%

Berdasarkan

hasil

observasi,

didapatkan

data

pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang flamboyan


memiliki persentase 79%,
Analisa Data
Di ruang Flamboyan RST dr. Soepraoen menggunakan
teknologi informasi manajemen billing system, tetapi belum
terdapat sistem informasi manajemen pada dokumentasi asuhan
keperawatan. Penyusunan dokumentasi asuhan keperawatan
selama ini masih dilakukan secara manual.
Dokumentasi
pada
pengisian
Rekam

medis

dapat

disimpulkan bahwa di ruang Flamboyan kelengkapan rekam


medis sudah sesuai tetapi pada proses pengisian ditemukan
beberapa form yang tidak terisi.
2.5 M4 (Money)
a. Sistem Gaji dan Remunerasi
Di ruangan Flamboyan Rumah Sakit Tingkat II dr
Soepraoen

menggunakan

sistem

pemberian

gaji

pegawai golongan tentara dan PNS yang berasal dari


pemerintah,

dan

sumber

gaji

pegawai

non-PNS

(honorer) berasal dari intern rumah sakit ditambah


dengan insentif per bulan. Dana tersebut berasal dari
instalasi rawat inap masing-masing. Sampai saat ini
untuk perawat yang menjalani masa magang di ruangan
mendapatkan gaji dari iuran sukarela ruangan, dan
tidak membayar biaya praktik magang di RS. Sedangkan
pemberian remunerasi dihitung berdasarkan BOR.
b. Sumber Pendapatan Ruangan
Jenis pembayaran
BPJS/JKN

Askes aktif, Askes Non Hankam (ANH), Askes


Hankam (AH), Asuransi Mandiri, pegawai pemerintah
non

negeri,pegawai

swasta,

pegawai

lain

yang

memenuhi kriteria pekerja penerima upah


Swasta
a. Pasien luar berhak (PLB)
b. Pengguna jasa pelayanan kesehatan di pelayanan
kesehatan TNI AD dibagi menjadi 2 bagian yaitu
pasien BPJS dan Swasta (umum).
Yang

termasuk

dalam

golongan

pasien

BPJS

adalah :
-

Prajurit/PNS TNI AD yang masih dinas aktif dan


dalam menjalankan MPP berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan di instalasi Kesad.

Istri/suami sah Prajurit/PNS TNI AD yang masuk


dan terdaftar dalam buku penghasilan/daftar gaji
personel TNI AD.

Anak sah dari Prajurit/PNS TNI AD berusia 0 25


tahun, masih sekolah (untuk anak yang berusia
21

25

tahun

wajib

menunjukkan

surat

keterangan dari sekolah), belum pernah kawin


serta

masuk

dan

terdaftar

dalam

buku

penghasilan/daftar gaji personel TNI AD.


-

Purnawirawan/pensiunan

PNS

TNI

AD/Warakawuri/penerima pensiun janda PNS TNI


AD dan keluarganya dapat mengunankan jasa
pelayanan

kesehatan

menggunakan

fasilitas

Kesad
Askes

serta

dengan
wajib

memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan oleh


PT. Askes Indonesia.
Semua

klasifikasi

pasien

tersebut

berhak

mendapat pelayanan kesehatan pada instalasi

Kesad

dengan

ketentuan

kelas

pelayanan

kesehatan sebagai berikut:


Pelayanan rawat jalan berlaku sama bagi seluruh
strata kepangkatan Prajurit/PNS TNI AD beserta
keluarganya.

Dilaksanakan

mulai

dari

Poskes/Polsat, Polban, Polin, Rumkt Tk. IV sampai


dengan RSPAD.
Untuk pelayanan rawat inap di instalasi Kesad,
Kelas

perawatan

diatur

berdasarkan

strata

kepangkatan, sebagai berikut:


Kolonel

keatas/PNS

Gol.

IV/c

ke

atas

dan

keluarganya dirawat di bangsal perawatan VIP.


Mayor-Letkol/PNS Gol. IV/a-b dan keluarganya
dirawat di bangsal perawatan Pamen/Kelas I.
Pama/PNS Gol. III dan keluarganya dirawat di
bangsal perawatan Pama/Kelas II.
Bintara/Tamtama/PNS Gol I-II dan keluarganya
dirawat di bangsal Ba/Ta (kelas III).
c. Sumber Pendapatan Ruangan
Jenis pembayaran
BPJS/JKN
Askes aktif, Askes Non Hankam (ANH), Askes
Hankam (AH), Asuransi Mandiri, pegawai pemerintah
non

negeri,pegawai

swasta,

pegawai

lain

yang

memenuhi kriteria pekerja penerima upah


Swasta
c. Pasien luar berhak (PLB
d. Pengguna jasa pelayanan kesehatan di pelayanan
kesehatan TNI AD dibagi menjadi 2 bagian yaitu
pasien BPJS dan Swasta (umum).
Yang

termasuk

adalah :

dalam

golongan

pasien

BPJS

Prajurit/PNS TNI AD yang masih dinas aktif dan


dalam menjalankan MPP berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan di instalasi Kesad.

Istri/suami sah Prajurit/PNS TNI AD yang masuk


dan terdaftar dalam buku penghasilan/daftar gaji
personel TNI AD.

Anak sah dari Prajurit/PNS TNI AD berusia 0 25


tahun, masih sekolah (untuk anak yang berusia
21

25

tahun

wajib

menunjukkan

surat

keterangan dari sekolah), belum pernah kawin


serta

masuk

dan

terdaftar

dalam

buku

penghasilan/daftar gaji personel TNI AD.


-

Purnawirawan/pensiunan

PNS

TNI

AD/Warakawuri/penerima pensiun janda PNS TNI


AD dan keluarganya dapat menggunakan jasa
pelayanan

kesehatan

menggunakan

fasilitas

Kesad
Askes

dengan

serta

wajib

memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan oleh


PT. Askes Indonesia.
Semua

klasifikasi

pasien

tersebut

berhak

mendapat pelayanan kesehatan pada instalasi


Kesad

dengan

ketentuan

kelas

pelayanan

kesehatan sebagai berikut:


Pelayanan rawat jalan berlaku sama bagi seluruh
strata kepangkatan Prajurit/PNS TNI AD beserta
keluarganya.

Dilaksanakan

mulai

dari

Poskes/Polsat, Polban, Polin, Rumkt Tk. IV sampai


dengan RSPAD.
Untuk pelayanan rawat inap di instalasi Kesad,
Kelas

perawatan

diatur

berdasarkan

kepangkatan, sebagai berikut:

strata

Kolonel

keatas/PNS

Gol.

IV/c

ke

atas

dan

keluarganya dirawat di bangsal perawatan VIP.


Mayor-Letkol/PNS Gol. IV/a-b dan keluarganya
dirawat di bangsal perawatan Pamen/Kelas I.
Pama/PNS Gol. III dan keluarganya dirawat di
bangsal perawatan Pama/Kelas II.
Bintara/Tamtama/PNS Gol I-II dan keluarganya
dirawat di bangsal Ba/Ta (kelas III).

DAFTAR TARIF TINDAKAN PERAWAT DI RUANG RAWAT


INAP
N
O

JENIS TINDAKAN

1
2
3
4

Pasang infus dewasa


Pasang infus tali pusat
Pasang infus anak/bayi
Mengganti
cairan
infuse
Injeksi IV, IM, IC, SC
Pasang kateter
Kumbah lambung
Pasang sonde/ NGT
Lavement
Transfusi
Nekrotomi kecil
Nekrotomi sedang
Nekrotomi luas
Angkat jahitan
Ganti tampon
Rawat
luka
bakar
ringan
Rawat
luka
bakar
sedang
Rawat
luka
bakar
berat
Rawat luka gangren
ringan
Rawat luka gangren
sedang
Rawat luka gangren
berat
Perawatan WSD
Lepas WSD
RJP
Tindik
Perawatan tali pusat
Imunisasi
Vagina toilet
Pijat bayi
Perawatan jenazah
Test alergi
Infus obat sitostatika

5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

Rawat luka kecil


Rawat luka sedang
Rawat luka besar
Asistensi
pungsi
pleura + abdomen
Angkat drain
Mengambil
sample
darah lab

TARIP 2012
TOTAL RS

KET

18.700
22.000
22.000
3.300

5.500
6.600
6.600
990

MATKE
S
3.750
4.400
4.400
660

JASA PM

5.500
17.600
16.500
22.000
22.000
11.000
16.500
27.500
38.500
2.750
11.000
11.000

1.650
5.280
4.950
6.600
6.600
3.300
4.950
8.250
11.550
825
3.300
3.300

1.100
3.520
3.300
4.400
4.400
2.200
3.300
5.500
7.700
550
2.200
2.200

2.750
8.800
8.250
11.000
11.000
5.500
8.250
13.750
19.250
1.375
5.500
5.500

22.000

6.600

4.400

11.000

44.000

13.200

8.800

22.000

11.000

3.300

2.200

5.500

22.000

6.600

4.400

11.000

33.000

9.900

6.600

16.500

/HARI

16.500
11.000
27.500
16.500
22.000
27.500
16.500
11.000
27.500
11.000
110.00
0
11.000
16.500
27.500
22.000

4.950
3.300
8.250
4.950
6.600
8.250
4.950
3.300
8.250
3.300
33.000

3.300
2.200
5.500
3.300
4.400
5.500
3.300
2.200
5.500
2.200
22.000

8.250
5.500
13.750
8.250
11.000
13.750
8.250
5.500
13.750
5.500
55.000

/HARI

3.300
4.950
8.250
6.600

2.200
3.300
5.500
4.400

5.500
8.250
13.750
11.000

16.500
5.500

4.950
1.650

3.300
1.100

8.250
2.750

9.350
11.000
11.000
1.650

/HARI
/HARI
/HARI

/HARI

39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51

Mengambil
sample
darah lab anak/bayi
Memandikan
pasien
dewasa
Memandikan
pasien
anak
Memberikan
zonde
pudding
Mengeluarkan
feces
dengan jari
Memberikan
obat
topical
Merawat dan melepas
venaseksi
Memberikan oksigen
Fixasi pasien jiwa
Memasukkan
obat
suppositoria
Spooling post ops BPH
Sceeren
Pengukuran
anthropometri

11.000

3.300

2.200

5.500

22.000

6.600

4.400

11.000

16.500

4.950

3.300

8.250

7.700

2.310

1.540

3.850

16.500

4.950

3.300

8.250

7.700

2.310

1.540

3.850

11.000

3.300

2.200

5.500

110.00
0
22.000
11.000

33.000

22.000

55.000

6.600
3.300

4.400
2.200

11.000
5.500

22.000
5.500
22.000

6.600
1.650
6.600

4.400
1.100
4.400

11.000
2.750
11.000

/HARI

/HARI

Catatan
1. Biaya tindakan tidak membedakan kelas
2. Biaya tindakan berlaku 1 kali pelaksanaan tindakan,
terkecuali tindakan per hari
3. Semua pembayaran dipusatkan ke kasir
A. Prosentase Pembiayaan
Jenis

3 bulan terakhir (Oktober, November,

Pembiayaan
BPJS
Swasta

Desember)
89%
11%

Sumber pendapatan di ruangan Flamboyan Rumah


Sakit Tingkat II dr Soepraoen hanya berasal dari pemerintah
dan pasien umum serta tidak ada sumber dana lain. Hal ini
diatur oleh rumah sakit dan dibagikan pada tiap ruangan
sesuai kebutuhan yang terpusat dari instalasi rawat inap.
2.6 M5 (Mutu)

Mutu pelayanan keperawatan sebagai indicator kualitas


pelayanan kesehatan menjadi salah satu faktor penentu citra
institusi pelayanan kesehatan dimata masyarakat. Salah satu
indicator dari mutu pelayanan keperawatan adalah kepuasan
pasien.
Kepuasan merupakan perbandingan anatara kualitas
jasa pelayanan yang didapat dengan keinginan, kebutuhan,
dan harapan (Tjipto, 2004). Pasien sebagai pengguna jasa
pelayanan keperawatan menuntut pelayanan sesuai haknya,
yakni pelayanan yang bermutu dan paripurna. Indicator
utama kualitas pelayanan kesehatan dirumah sakit:
2.
3.
4.
5.
6.

Keselamatan pasien
Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan
Perawatan diri
Kecemasan pasien
Perilaku (pengetahuan, sikap, keterampilan) pasien.

Indicator penilaian mutu asuhan keperawatan meliputi:


1. Aspek struktur (Input) adalah semua input untuk system
pelayanan sebuah RS yang meliputi M1 (tenaga), M2
(sarana prasarana), M3 (metode), M4 (Money), M5 (mutu).
2. Proses adalah semua kegiatan Dokter, Perawat, dan
tenaga medis lainnya yang mengadakan interaksi secara
professional dengan pasien.
3. Outcome adalah hasil akhir kegiatan kegiata tenaga medis
terhadap pasien.
2.6.1 Bed Occupancy Ratio (BOR)
BOR menurut Huffman (2014) adalah the inspiration of
patient service days to inpatient bed count days in a period
under consideration sedangkan menurut DEPKES RI (2010)
BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan
waktu tertentu. Indicator ini memberikan gambaran tinggi
rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur RS.

Nilai

parameter BOR yang ideal adalah 60% - 85% (DEPKES RI,


2010).

RUMUS BOR HARIAN =

JumlahPASI EN
x100%
JumlahBED

Table Observasi Bed Occupancy Ratio (BOR) Selama


Pengkajian
TGL
14 Nov

Shift
PAGI

BOR
11/20

2016

100%

15 Nov

55%
7/20

2016

100%

16

35%
7/20

100%

PAGI

Nov PAGI

TIM 1
5bed (5k)

3bed (7k)

4bed (6k)

TIM 2
6bed (4k)

4bed (6k)

3bed (7k)

2016

35%
JUMLAH

BOR

BULANAN

JumlahPasienbulanan
x100%
Jumlahharidalambulan xjumlahbed

Table Observasi Bed Occupancy Ratio (BOR) Selama 3


bulan terakhir
Bulan

Jumlah TT

Jumlah

BOR

Agustus
September
Oktober

20
20
20

Pasien
318
327
297

BULANAN
51%
54,5%
47,9%

2.6.2 Standart Tindakan Berdasarkan SOP


a. Standart Asuhan Keperawatan (SAK)
Kajian Teori

Menurut

(Nursalam,

2015)

Keperawatan

merupakan

tanggung

melaksanakan

asuhan

keperawatan

pemberian

asuhan

keperawatan

Pelaksanaan
jawab
pada

yang

perawat

Asuhan
dalam

klien

melalui

berkualitas

dengan

menggunakan standar keperawatan sebagai pedoman bagi


perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Salah satu
bentuk

kegiatan

keperawatan

adalah

mendokumentasikan

asuhan keperawatan yang telah dilakukan.


Tabel 2.3 Standart Asuhan Keperawatan (SAK) di Ruang
Flamboyan RST Dr. Soepraoen
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.

SAK
SAK
SAK
SAK
SAK
SAK
SAK
SAK
SAK
SAK
SAK
SAK
SAK
SAK
SAK
SAK
SAK
SAK
SAK
SAK
SAK
SAK
SAK
SAK
SAK
SAK
SAK
SAK
SAK
SAK
SAK
SAK

STANDART ASUHAN KEPERAWATAN (SAK)


Ansietas
Bersihan Jalan Nafas Tak Efektif
Gangguan Eliminasi Alvi, Konstipasi
Eliminasi Uri
Gangguan Harga Diri
Hipertermi
Hipotermi
Intolerasni Aktivitas
Kekurangan Volume Cairan
Kerusakan Mobilitas Fisik
Kerusakan Komunikasi Verbal
Penurunan Curah Jantung
Perubahan Proses Pikir
Perubahan Gangguan Perfusi Jaringan
Persepsi Sensori
Pola Nafas Tidak Efektif
Resti Kekurangan Cairan
Resti Infeksi
Kelebihan Volume Cairan
Resiko, Kerusakan Integritas Kulit
Gangguan Rasa Nyaman (Nyeri Akut)
Gangguan Keseimbangan Cairan & Elektrolit
Konstipasi
Kurang Pengetahuan
Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan
Kerusakan Pertukaran Gas
Ketakutan
Perubahan Pefusi Jaringa Perifer
Perdarahan
Resti Cidera
Gangguan Rasa Nyaman (Nyeri Kronis)
Resiko Jatuh

Sumber

Standart

Asuhan

Keperawatan

Teratai RST Dr. Soepraoen

(SAK)Ruang

Analisis
Ditinjau dari table SAK diatas, Ruang Flamboyan belum
memiliki SAK yang sesuai dengan rata-rata kriteria penyakit
pasien yang paling sering muncul di ruang Ruang Flamboyan
RST Dr. Soepraoen sehingga SAK tersebut belum menjadi acuan
dalam tindakan keperawatan.
b. Standar Prosedur Operasi (SPO)
Kajian Teori
Standar prosedur operasi adalah suatu standar /
pedoman tertulis yang dipergunakan untuk
dan

menggerakkan

tujuan

organisasi.

suatu

kelompok

Standar

mendorong

untuk

operasional

merupakan tatacara atau tahapan

mencapai
prosedur

yang dibakukan dan

yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses


kerja tertentu (Perry dan Potter, 2006).
Tujuan SPO antara lain (SPO Rumah Sakit Dr. Kariadi,
2011) :
a. Petugas / pegawai menjaga konsistensi dan tingkat kinerja
petugas / pegawai atau tim dalam organisasi atau unit
kerja.
b. Mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi
dalam organisasi
c. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab
dari petugas/pegawai terkait.
d. Melindungi organisasi/unit kerja dan petugas/pegawai dari
malpraktek atau kesalahan administrasi lainnya.

Tabel Standar Prosedur Operasional (SPO) Tindakan di


Ruang FLAMBOYAN RST Dr. Soepraoen
NO
.
1.

STANDART PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


TINDAKAN KEPERAWATAN
Ada
SPO Pemberian Oksigen

2.

SPO Mengukur Berat Badan

Tidak Ada

3.

SPO Mengukur Suhu Aksila

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.

SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO

Mengukur Suhu Oral

Mengukur Suhu Rektal


Tekanan Darah

Menghitung Nadi
Mengukur Tinggi Pasien
Menolong BAB
Menolong BAK
Menyuapi Pasien
Membantu Pasien Beristirahat
Membantu Menyisir Pasien
Membersihkan Mulut Pasien
Memberikan Kompres Dingin
Memberikan Kompres Hangat
Memasang Kateter

Melepas Kateter
Memberikan Huknah Rendah
Memberikan Huknah Tinggi
Pemasangan NGT

Pengambilan Sampel Darah

Melakukan Skin Test

Memberikan Obat Tetes Mata


Memberikan Obat Oral
Memberikan Obat Melalui NS
Memberikan Suntik IM

Memberikan Suntik IC

Memberikan Suntik SC

Mengumbah Lambung
Memberikan Feeding Melalui Maag Siang
Melakukan Suction
Melakukan Tindakan Colok Anus (Dram Buis)
Mengganti tenun kotor ditempat tidur
Penggantian Linen Kotor Diruang Perawatan
Mengukur Calance Cairan
Perawatan Pasien Yang meninggal

Pelayanan Sakarotul Maut


Menyiapkan Pasien Pulang

Memberikan Suntik IV

Melaksanakan Ambulasi Dini


Perawatan Luka
Perawatan Luka Akut
Perawatan Luka Infeksi
Perawatan Luka Nekrosis
Perawatan Luka Bereksudat
Perawatan STOMA
Pencegahan Dekubitus

Memelihara Selang NGT

Melepas Selang NGT

Sumber : Standart Prosedur Operasional (SPO) tindakan


keperawatan Ruang Flamboyan RST Dr. Soepraoen
Analisis

Standar operasional prosedur menurut DEPKES pada


ruang Flamboyan 34% telah tersedia dan dilakukan hal ini
menunjukkan perlu ditingkatkan kembali agar tercipta tindakan
sesuai

standart

yang

telah

berlaku.

SPO

secara

umum

menyangkut tindakan pada instalasi rawat inap, unit rawat


jalan, instalasi gawat darurat, instalasi rawat intensif, dan
instalasi bedah sentral.
i. ANALISA MUTU PADA RUANG FLAMBOYAN
A. KESELAMATAN PASIEN (Patient Safety)
Berdasarkan sasaran keselamatn pasien (SKP) yang
dikeluarkan oleh standart akreditasi rumah sakit edisi 1
(Kemenkes, 2011) dan JCI Acredition, maka sasaran
tersebut.
1. Tindakan Infeksi
Tabel Observasi Tindakan Pencegahan Infeksi Nosokomial
Perawat
No
1.
2.
3.
4.
5.

Tindakan
Mencuci tangan sebelum kontak dengan pasien dan
lingkungan rumah sakit
Mencuci tangan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan rumah sakit
Mensterilkan alat-alat kesehatan setiap kali habis
pakai
Tidak mengganti selang infus dan abbocath setiap 3
hari sekali
Tidak menggunakan sarung tangan, masker, dan
baju khusus setiap mengganti balut luka

Ya

6.

Memberikan informasi bagi pasien dan keluarganya


agar menjaga kebersihan di rumah sakit

7.

8.

Melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan


tekhnik aseptic
Spuit digunakan tidak lebih dari 1 kali pemakaian

9.

Sampah medis dipisah dengan sampah non medis

10
.

Menempatkan linen kotor pada tempat tertutup


Total x 100%

Analisa :

Tidak

Type equation here .

60%

40 %

Hasil

observasi

tindakan

pencegahan

infeksi

nosocomial

perawat ruang Flamboyan 60% perawat melakukan tindakan


pencegahan infeksi nosocomial sedangkan 40 % tindakan
terhadap

infeksi

nosocomial

belum

dilakukan.

Keluarga/penunggu pasien banyak yang menempati salasar


ruangan bagian dalam sehingga mengganggu pelayanan, ini
dikarenakan
pengunjung.

tidak

adanya

Pembatasan

lefleat

pengunjung

pembatasan

jumlah

berpengaruh

kepada

pencegahan infeksi nosocomial. Susan Martin Tucker (2011)


menyebutkan dalam bukunya Standart Perawatan Pasien
bahwa ada indikator yang harus diperhatikan dalam tindakan
pencegahan infeksi nosocomial
a.
b.
c.
d.
e.
Ruang

Mencuci tangan
Kebersihan ruangan
Sistem isolasi
Sterilisasi alat medis
Penggunaan sarung tangan

flamboyant

sudah

melakukan

cuci

tangan,

sterilisasi, penggunaan sarung tangan dan kebersihan ruangan


tetapi pada sisitem isolasi belum dilakukan dimana pengunjung
bebas masuk berapapun jumblahnya. Hal ini tentunya sedikit
banyak berpengaruh pada indicator pasien safety.
2. Angka Kejadian Dekubitus
Angka kejadian dekubitus di Ruang Flamboyan pada tanggal
14 16 November 2016 yaitu :
JumlahKejadianDekubitus
x100%
JumlahPasienBeresiko TerjadiDek ubitus
0
x100% 0%
27
Formula =

Tidak ada angka kejadian dekubitus di Ruang Flamboyan


pada tanggal 14 16 Oktober 2016.

3. Angka Kesalahan dalam Pemberian Obat


Tidak ada angka kejadian kesalahan dalam pemberian
obat

di

Ruang

Flamboyan

pada

tanggal

14

16

November2016.
4. Angka Kejadian Tidak Diinginkan (KTD)

Jumlahpasien yangterkenakejadiantidakdiinginkandalampemberianobat
x100%
Jumlahpasienpadaharitersebut

0
x100% 0%
27

Tidak ada angka kejadian yang tidak diinginkan di


Ruang Flamboyan pada tanggal 14 16 November2016.
5. Angka KTC (Kejadian Tidak Cidera) dalam
pemberian Obat
Jumlahpasien yangterkenakejadiantidakdiingi nkandalampemberianobat
x100%
Jumlahpasienpadaharitersebut
0

x100% 0%
27

Variabel
Salah Pasien
Salah nama dan tidak sesuai dengan
identitas
Salah waktu
1.1 Terlambat pemberian obat
1.2 Pemberian obat yang terlalu cepat
1.3 Obat stop tetap dilanjutkan
Salah rute
3.1 Cara oral
3.2 Intra vena
3.3 Intra muskuler
3.4 Lain-lain
Salah dosis
4.1 Dosis kurang
4.2 Dosis berlebih
Salah obat
Salah dokumentasi
Jumlah Kesalahan
Jumlah pasien/hari

TANGGAL
14 16 Oktober 2016
-

6. Angka Kejadian Pasien Jatuh


Angka kejadian pasien jatuh di Ruang Flamboyan
pada tanggal 2016 adalah

Jumlahpasienterjatuh
x100%
Jumlahpasi enyangberesikojatuh

0
x100% 0%
27

=
No

1.
2.
3.

Variabel

TANGGAL
14

November
-

Jumlah Pasien Jatuh


Jumlah Pasien yang beresiko jatuh
Angka Kejadian Pasien Jatuh

TOTAL
16
0
0
0

7. Kejadian Flebitis
Angka kejadian infeksi karena jarum suntik di Ruang
Flamboyan pada tanggal 14 16 November 2016 adalah
Formula

Jumlah kejadian Flebitis

100%
Jumlah pasien beresiko terjadi plebitis

0
x100% 0%
27

8. Kejadian pasien restrain


Tidak

ada

pasien

yang

direasatrain

sehingga

hasilnya adalah 0
B. KEPUASAN
1. KEPUASAN PASIEN
Definisi dari Nasution (2008), kualitas layanan
adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan
pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk
memenuhi keinginan pelanggan. Service quality /
kualitas layanan adalah seberapa jauh perbedaan
antara harapan dan kenyataan para pelanggan atas
layanan yang mereka terima. Service quality dapat
diketahui

dengan

cara

membandingkan

persepsi

pelanggan atas layanan yang benar-benar mereka


terima dengan layanan sesungguhnya yang mereka
harapkan. Kualitas layanan menjadi hal utama yang
diperhatikan serius oleh perusahaan, yang melibatkan
seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Leonard L. Barry marketing service competin
through
kelompok

quality

(2011)

karakteristik

mengidentifikasi
yang

digunakan

lima
oleh

pelanggan dalam mengevaluasi kualitas jasa layanan


anata lain:
1. Tangible
2. Emphaty
3. `Cepat tanggap
4. Keandalan
5. Kepastian

Tabel Kepuasan pasien terhadap pelayanan di


ruang

Flamboyan

berdasarkan

lima

karakteristik (RATER)

Reliability

Sangat
tidak puas
(%)
0%

Assurance

0%

0%

94%

6%

Tangibles

0%

6%

80%

14%

Emphaty

0%

7%

82%

11%

Responsivenes

0%

9%

83%

8%

Rata rata Seluruh


komponen

0%

4,4%

86,4%

9,2%

N
o

Komponen

Tidak
puas (%)

Sangat
puas (%)

Puas (%)

0%

93%

7%

Sumber : Kuesioner kepuasan untuk pasien dan keluarga

Berdasarkan hasil kuisioner kepuasaan pasien yang


dilberikan kepada pasien dan keluarga pasien yang ada di
Ruang Rawat Inap Flamboyan pada tanggal 15 November
2016 didapatkan hasil sebagai berikut: berdasarkan aspek
reliability

93% (klien)

menyatakan

puas,

7% (klien)

menyatakan sangat. Berdasarkan aspek assurance 94%


(klien) menyatakan puas, 6% (klien) menyatakan sangat
puas. Berdasarkan Pelayanan tangiables 6 % (klien)
menyatakan tidak puas, 80% (klien) menyatakan puas,
14%

(klien)

menyatakan

sangat

puas.

Berdasarkan

emphaty 7 % (klien) menyatakan tidak puas, 82% (klien)


menyatakan puas, 11% (klien) menyatakan sangat puas.
Berdasarkan

responsiveness

83%

(klien)

menyatakan

puas, 18% (klien) menyatakan sangat puas.


Berdasarkan hasil kuisioner dapat dilihat bahwa
sebagaian besar klien Puas dengan pelayanan yang
diberikan di Ruang Flamboyan. Kepuasan ini dikarenakan
perawat

di

Ruang

Flamboyan

terdidik

dan

mampu

melayani dengan baik, perawat ramah dan sopan bahkan


perawat mampu memberikan perawatan yang sesuai.

Prosentase ketidakpuasaan yang lebih sedikit daripada


prosentase

kepuasaan

klien

menunjukkan

bahwa

keseluruhan pelayanan di Ruang Flamboyan sudah baik


namun jauh lebih baik lagi jika diadakan perbaikan
perbaikan sesuai dengan kritik yang klien sampaikan.
2. Tingkat Kepuasan Perawat
Berikut adalah hasil tingkat kepuasan perawat
terhadap hasil kinerja selama menjadi perawat diruang
Flamboyan RS Tk. II Dr. Soepraoen Malang. Responden
sebanyak 8 perawat di ruang Flamboyan.
Tabel 2.31 Instrumen Kepuasan Perawat Terhadap Hasil
Kinerja Selama Menjadi Perawat di Ruang Flamboyan RST
Dr. Soepraoen
No

Kriteria

SS

TS

STS

Keterangan

Gaji

16,6
7%

50%

17,6
6%

15,6
7%

Kondisi Kerja

0%

100
%

0%

0%

Kebijakan Perusahaan

0%

17,6
%

66,6
%

15,8
%

Hubungan antar pribadi

33,4
%

50%

16,6
%

0%

50%
perawat
mengatakan setuju
dengan jumlah gaji
yangditerima
dan
sistem pemberian
gaji.
100%
perawat
mengatakan setuju
dengan
kondisi
kerja yang sangat
menyenangkan dan
nyaman
66,6%
perawat
mengatakan tidak
setuju dalam hal
ketidakpuasan cara
rumah
sakit
menerapkan
kebijakan
yang
berlaku
serta
sanksi
yang
diterapkan
50%
perawat
mengatakan setuju
dengan
tingkat
kebersamaan antar
sesama rekan kerja

Supervisi

16,6
%

83,4
%

0%

0%

Prestasi

0%

33,4
%

50%

16,6
%

Pengakuan

16,5
%

83,3
%

0%

0%

Pekerjaan itu sendiri

0%

19,8
%

66,6
%

13,6
%

Tanggung jawab

16,7
%

83,3
%

0%

0%

10

Promosi
pengembangan karir

0%

66,6
%

33,4
%

0%

9,98
7%

58,7
3%

25,0
86%

6,16
7%

Total
Prosentase

dan

Keterangan:
STS

: Sangat tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

: 6,167 %

: 25,08 %

dikantor
83,3%perawat
mengatakan setuju
dalam
hal
komunikasi dengan
atasan yang sangat
baik serta atasan
membantu
dalam
permasalahan yang
menyangkut
pekerjaan.
50%
perawat
mengatakan tidak
setuju dalam hal
ketidakpuasan
dengan
prestasi
kerja mereka saat
ini
83,3%
perawat
mengatakan setuju
dalam hal dihargai
ditempat kerja.
66,6%
perawat
mengatakan tidak
setuju dalam hal
melakukan
pekerjaan
yang
tidak sesuai dengan
job
deskription
selama jam kerja.
83,3%
Perawatmengataka
n setuju dalam hal
tanggung
jawab
terhadap pekerjaan
yang diberikan
66,6%
perawat
mengatakan setuju
terhadap promosi
dan pengembangan
karir yang didapat
selama masa kerja.

: Setuju

: 58,73 %

SS : Sangat Setuju

: 9,987 %

Kesimpulan:
Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan bahwa dari 8
perawat yang menjadi responden terdapat 6,167 % responden
menyatakan

Sangat

tidak

setuju,

25,08

responden

menyatakan Tidak Setuju, 58,73 % responden menyatakan sikap


Setuju,

9,987

responden

menyatakan

Sangat

setuju.

Prosentase Tingkat kepuasan perawat terhadap hasil kinerja


diruang Flamboyan adalah 58, 73% Setuju.
Analisis kuesioner diatas dapat disimpulkan bahwa ratarata perawat menyatakan Setuju dengan jumlah Gaji yang
diterima yaitu sebanyak 50 % responden, menyatakan Sangat
setuju 16,67 %. Selain itu 17,66 % responden menyatakan tidak
setuju, yang menyatakan sangat tidak s etuju 15,67 %, terdapat
100 % responden mengatakan setuju dengan kondisi kerja yang
sangat menyenangkan dan nyaman,terdapat 66,6 % responden
mengatakan tidak setuju dalam hal ketidak puasan cara rumah
sakit menerapkan kebijakan yang berlaku serta sanksi yang
diteraokan, 17,6 % responden mengatakan setuju dalam hal
ketidakpuasan cara rumah sakit menerapkan kebijakan rumah
sakit yang berlaku serta sanksi yang diterapkan dan 15,8 %
mengatakan sangat tidak setuju dengan hal tersebut, terdapat
50

Responden

mengatakan

setuju

dengan

tingkat

kebersamaan antar sesama rekan kerja di kantor, 33,4 %


responden sangat setuju dengan hal tersebut, 16,6 % responden
mengatakan sangat tidak setuju dengan hal tersebut, terdapat
83 % responden mengatakan setuju dalam hal komunikasi
dengan atasan yang sangat baik serta atasan membantu dalam
permasalahan yang menyangkut pekerjaan, 16,6 % responden
mengatakan sangat setuju dengan supervisi, terdapat 50 %

responden mengatakan tidak setuju dalam hal ketidak puasan


dengan presentasi kerja mereka saat ini, 33,4 % responden
mengatakan setuju dengan presentasi, 16,6 % responden
mengatakan sangat tidak setuju dengan hal tersebut. terdapat
83 % responden mengatakan setuju dalam hal dihargai ditempat
kerja, 16,5 % responden mengatakan sangat setuju dengan
pengakuan

ditempat

kerja,

terdapat

66,6

responden

mengatakan tidak setuju dalam hal melakukan pekerjaan yang


tidak sesuai dengan job deskription selama jam kerja, 19,8 %
setuju dengan pekerjaan itu sendiri, dan 13,6 % sangat tidak
setuju dalam hal melakukan yang tidak sesuai dengan job
deskription selama jam kerja, terdapat 83,3 % responden
mengatakan

setuju

dalam

hal

tanggung

jawab

terhadap

pekerjaan yang diberikan tanggung jawab, 16,7 % mengatakan


sangat tidak setuju dengan tanggung jawab, terdapat 66,6 %
responden

mengatakan

setuju

terhadap

promosi

dan

pengembangan karir yang didapat selama masa kerja, 33,4 %


tidak setuju dengan promosi dan pengembangan karir.
3. PERAWATAN DIRI
Kategori tingkat kemandirian pasien kelolaan pada 14 16
November berdasarkan Indeks KATZ.
KATEGORI
A

DESKRIPSI

JUMLAh

Mandiri

dalam

hal

makan,

BAB/BAK,

menegnakan

pakaian,

pergi

ke

toilet,

berpindah,

PASIEN
3

dan

mandi
Mandiri semuanya, kecuali salah

satu dari fungsi diatas


Mandiri, kecuali mandi dan salah

satu fungsi diatas


Mandiri kecuali mandi, berpakaian

dan salah satu fungsi diatas


Mandiri kecuali mandi, berpakaian,

toileting

dan

salah

satu

fungsi

diatas
Mandiri kecuali mandi, berpakaian,

toileting, berpindah dan salah satu


fungsi diatas
Ketergantungan

untuk

semua

fungsi diatas
TOTAL

25

Presentase kebutuhan perawatan diri pasien kelolaan


tanggal 14 16 November 2016

Jumlahpasien yangtidakterpenuhikebutuhanmandiri
x100%
Jumlahpasiendirawatpadaperio det ertentu

22
x100% 88%
25

Analisa

KATZ

menunjukkan

presentase

kebutuhan

perawatan diri pasien pada ruang Flamboyan sebesar 22 orang


(88%).
4. KENYAMANAN
Fenomena nyeri timbul karena adanya kemampuan system
saraf untuk mengubah berbagai stimulus mekanis, kimia,
termal, elektris menjadi potensial aksi yang dijalarkan system
syaraf pusat. Faktor faktor yang mempengaruhi nyeri: arti
nyeri terhadap individu, toleransi individu terhadap nyeri,
ambang nyeri, pengalaman, lingkungan, usia, kebudayaan,
kepercayaan dan kecemasan maupun stress. Angka tata laksana
nyeri:

Jumlahpasien yangterdokumenta sin yeri


x100%
Jumlahpasienpadaperiodewaktutertentu

3
x100% 12%
25

Observasi selama tanggal 14-16 November 2016 terdapat


3 (12%) pasien mengeluh nyeri diukur dengan instrument nyeri
skala comparative pain scale.
5. KECEMASAN
Kecemasan merupakan reaksi pertama yang muncul atau
dirasakan oleh pasien dan keluarganya disaat pasien harus
dirawat mendadak atau tanpa rencana begitu mulai masuk dari
rumah sakit.
Cemas adalah emosi dan merupakan pengalaman objektif
individual,

empunyai

kekuatan

tersendiri

dan

sulit

untuk

diobservasi secara langsung. Perawat dapan mengobservasi


cemas secara langsung. Penilaian tinkat Kecemasan:
No

Pertanyaan

Tidak

Kadang

Sebagia

Hampir

pernah

-kadang

n waktu

setiap
waktu

Saya merasa lebih gugup dan cemas dari

19

33

biasanya
Saya merasa takut tanpa alasan sama

20

sekali
Saya mudah marah atau mudah panic

22

Saya merasa seperti jatuh terpisan dan

25

akan hancur berkeping2


Saya merasa bahwa semuanya baik2 saja

24

dan tidak ada hal buruk akan terjadi


Lengan dan kaki saya gemetar

18

Saya terganggu oleh nyeri kepala leher

18

dan nyeri punggung


Saya merasa lemah dan mudah lelah

20

Saya merasa tenang dan dapat duduk

24

10

diam dengan mudah


Saya merasa jantung saya berdebar2

15

11

Saya merasa pusing 7 keliling

18

12

Saya telah pingsan atau telah merasa

24

13

seperti itu
Saya dapat bernafas dengan mudah

24

14

Saya merasa jari tangan dan kaki mati

22

rasa dan kesemutan

15

Saya terganggu oleh nyeri lambung atau

20

16

gangguang pencernaan
Saya sering buang air kecil

18

17
18

Tangan saya biasanya kering dan hangat


Wajah saya terrasa panas dan merah

24
20

1
4

0
1

0
0

19

merona
Saya mudah tertidur dan dapat istirahat

19

20

malam dengan baik


Saya mimpi buruk

25

Observasi pada ruang flamboyan pada tanggal 14 16


November 2016 didapatkan hasil 100% (25) pasien memiliki
skor 20 40 artinya normal atau dalam artian tidak cemas.

2.7 ANALISA SWOT


Table Scoring
1. M1 (MAN)
N
O
1

ANALISA SWOT
INTERNAL FAKTOR (IFAS)

BOBO
T

RATIN
G

BXR

Strength
1. Jenis ketenagaan
a. S-I Kep 1 orang
b. D-III Kep 11 orang
c. SPK 1 orang
d. Prekarya 1 orang
e. Mahasiswa praktik PSIK : 8 orang,
DIII Keperawatan : 9 orang, DIII
Kebidanan 4 orang

0,3

0,
9

2. Jumlah

0,3

0,
9

3. Sebagian besar perawat di ruang


Flamboyan sudah mengikuti pelatihan
BCLS
4. Masa kerja > 15th sebanyak 2 orang, 515 th sebanyak 4 orang, sedangkan
yang > 5th sebanyak 7 orang

0,2

0,
8

3,4
3

0,2

0,
8

= 0,4

Total

rata-rata

ketenagakerjaan

per

hari

memadai

S-W
=

3,
4

Weakness
1. Sebagian perawat belum mengikuti
pelatihan MAKP
Total
2

EKTERNAL FAKTOR (EFAS)


Opportunity
1. Adanya kesempatan perawat melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi

0,3

0,
6

2. Adanya kerjasama yang baik antara


mahasiswa dengan perawat ruangan.

0,2

0,
8

O-T=

3.

Adanya program pelatihan / seminar


khusus tentang MAKP dari diklat

0,3

0,
9

3,4
2,8=

4. Adanya kesempatan praktik anggota


militer untuk menjadi tenaga medis

0,2

0,
6

Total

3,
4

0,6

Treathened
1. Makin tingginya kesadaran masyarakat
akan hukum keperawatan

0,4

1,
6

2. Makin tingginya kesadaran masyarakat


akan
pentingnya
kesehatan
dan
kepuasaan
standrat
pelayanan
keperawatan yang diberikan
Total

0,6

1,
2

2,
8

2. M2 (MATERIAL)
N

ANALISA SWOT

O
1

BOBO

RATIN

BXR

INTERNAL FAKTOR (IFAS)


Strength
0,1

0,8

perawat
2. Sudah terdapat kotak emergency

0,2

0,6

yang memadai
3. RS pemerintah tipe A sekaligus

0,1

0,3

0,3

S-W=

0,1

0,8

3,6-

0,1

0,4

1. Mempunyai sarana dan prasarana


yang

memadai

keluarga

pasien

untuk

pasien,

dan

perawat

termasuk universal precation untuk

sebagai RS pendidikan dan rujukan


4. Pengajuan kebutuhan alat ruangan
oleh Karu
5. Kamar mandi perawat dan pasien
6.

bersih
Tersedianya

0,1

4=
adtministrasi

-0,4

penunjang (buku injeksi, buku obat,


buku ttv, SOP)
7. Alat medis keperawatan di ruangan

0,1

0,2

sesuai dengan standar DEPKES


8. Ruangan
sudah
memiliki
AC,

0,1

0,2

ventilasi dan ruangan yang baik


TOTAL

3,6

WEAKNESS
1. Belum ada papan yang berisi nama

0,5

perawat jaga pada hari tersebut


2. Tidak ada tempat sampah medis di

0,3

0,2

1,2

lingkungan rawat inap pengunjung


dan pasien
3. Penempatan alat tindakan belum
tertata rapi

0,8
Total

EKTERNAL FAKTOR (EFAS)


Opportunity
1. Perbaikan sarana dan prasarana yang
rusak diperbaiki oleh pihak penunjang
medis dirumah sakit
2. Adanya program pengadaan barang

0,4

1,6

=
0,4

1,2
3,2 3

sarana prasarana yang rusak dari


bagian pengadaan barang di RS
3. Terlaksananya sterilisasi untuk alat
kesehatan
Total

OT

= 0,2
0,2

0,6
3,2

Treathened

1. semakin tingginya keinginan

masyarakat mendapatkan sarana


prasarana yang lengkap saat
berada diwilayah rumah sakit
Total

3. M3 METHOD
N
O
1.

ANALISA SWOT
1. MAKP
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
(MAKP)
1. RS memiliki visi, misi, dan motto sebagai

BOBO
T

RATIN
G

BXR

acuan melaksanakan kegiatan pelayanan.


2. Penerapan

metode

tim

menggunakan

0,3

0,3

3
0,9

tipe kepemimpinan demokrasi


3. Kepala ruang, kepala tim dan perawat
pelaksana mengetahui peran dan fungsi
masing-masing dalam
menjalankan
metode tim
4. Catatan perkembangan pasien diisi oleh
perawat dengan lengkap
5. Perawat segera mendatangi pasien
apabila ada keluhan
Total

1,2

0,1

0,4
SW=

0,2

0,8

3,6
2,5=

0,1

0,3

1,1

3,6

Weakness
1. Kurangnya sosialisasi dan tidak ada
pelatihan tentang MAKP kepada perawat
menimbulkan kesenjangan pengetahuan
dalam penerapannya meskipun tidak ada
kendala dalam pelaksanaannya
2. Belum adanya perawat yang mengikuti
pelatihan manajmen keperawatan
Total

0,5

1,5

0,5

2,5

EKTERNAL FAKTOR (EFAS)


Opportunity
1. Kepercayaan dari pasien dan masyarakat
cukup baik
2. Adanyan mahasiswa S-1 keperawatan
manajemen keperawatan.
3. Diperlukannya pelatihan dan seminar
tentang menejemen keperawatan.
Total

0,3

0,9

0,4

1,6

0,3

1,2

3,7

Treathened
1. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan, dan pelayanan
keperawatan yang lebih profesional.
2. Persaingan dengan rumah sakit yang
semakin ketat.
Total

OT
=
3,7
2,5 =
1,2

0,5

1,5

0,5

2,5

Sentralisasi Obat
N
O

ANALISA SWOT

BOBO
T

RATIN
G

BXR

a. Sentralisasi obat
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
1. Tersedia sarana dan prasarana
untuk pengelolaan sentralisasi obat

0,3

1,2

2. Sudah dilakukan sentralisasi obat


oleh perawat berkolaborasi dengan
depo farmasi
3. Adanya buku obat yang bekerja
sama dengan depo farmasi
Total

0,3

1,2

0,4

1,6

4 -3 =

1,0

S-W =

Weakness

1. Belum ada format persetujuan


sentralisasi obat untuk pasien

Total
2

EKTERNAL FAKTOR (EFAS)


Opportunity
1. Keamanan dalam pemberian obat
diberikan seacara benar dan sesuai
advice yang diberikan oleh dokter
2. Pengadaan
obat
diantarkan
langsung oleh petugas farmasi
3. Perawat
memberi
etiket
kepemilikan tentang penyimpanan
obat
Total

0,3

0,6

0,3

0,6

0,4

1,2

2,4

Treathened
1. Semakin berkembangnya teknologi
sehingga
masyarakat
lebih
memahami tentang terapi pasien
Total

1,0

2,0

2,0

O-T=
2,4
2,0 =
0,4

Supervisi
N
O
1.

ANALISA SWOT

RATIN
G

0,6

BXR

a. Supervisi
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
1. Ruang
Flamboyan
merupakan
ruang
interna
pria
yang
memerlukan perhatian ekstra dari
petugas
kesehatan
agar
terpenuhinya
pemulihan
kesehatan dengan optimal.
2. Kepala ruangan melaksanakan
supervisi setiap pagi setelah
operan selesai
Total
Weakness
1. Tidak adanya
diruangan

BOBO
T

0,4

supervise

Total
EKTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
1. Ada mahasiswa s1 keperawatan
yang
praktek
manajemen
keperawatan
2. Adanya
teguran
dari
kepala
ruangan bagii perawat yang tidak
melaksanakan tugas dengan baik
3. Hasil supervise bisa digunakan
untuk Daftar Penilaian Prestasi
Pegawai (DP3)
Total
Treathened
1. Tuntutan
pasien
sebagai
konsumen untuk mendapatkan
pelayanan yang professional
Total

format

2,4

4,0

4,0
3

3,0

0,4

1,6

0,3

0,9

0,3

0,9

1
1

S
W=
4,0
3,0 =
0,1

O-T
= 3,4
2,0=
1,4

3,4
2

2,0

Timbang terima
N
O

ANALISA SWOT
a. Timbang terima
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
1. Ada klarifikasi, tanya jawab, dan
validasi terhadap semua yang

BOBO
T

0,2

RATIN
G

BXR

2.

3.

4.
5.

ditimbang terimakan
Semua perawat tau hal-hal yang
perlu dipersiapkan dalam timbang
terima
Timbang
terima
merupakan
kegiatan
rutin
yang
telah
dilaksanakan
Selalu ada interaksi dengan pasien
selama timbang terima
Adanya
buku
khusus
untuk
pelaporan timbang terima

0,2

0,6
0,6

0,2

0,8

0,2

0,4

0,2

0,6

Total

Weakness
1. Timbang terima sudah dilakukan
tetapi
post
confrance
tidak
dilaksanakan
2. Perawat kurang menyimak apa
yang
disampaikan
saat
pelaksanaan timbang terima

Total
EKTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
1. Adanya
mahasiswa
S1
Keperawatan
yang
praktik
manajemen keperawatan
2. Adanya kerjasama yang baik
antara mahasiswa dan perawat
ruangan
Total
Treathened

1. Adanya penilaian evaluasi

S-W=
3
2,5=
0,5

0,5

0,5

1,0

1,5

2,5

0,6

1,8

0,4

1,2

2,4

0,5

1,2

O-T=
2,42,7 =
-0,3

timbang terima oleh RS


2. Terdapat tindak lanjut dari RS

0,5

1,5

dalam peningkatan kualitas dan


profesionalisme
Total

2,7

PENERIMAAN PASIEN BARU


N
O
1

ANALISA SWOT
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
1. Adanya
komunikasi
maupun
pemberitahuan bahwa aka nada pasien
baru

BOBO
T

RATIN
G

0,4

BXR

1,2

2. Perawat selalu siap saat pasien baru


datang
3. Perawat
selalu
mendokumentasikan
secara lengkap setelah setelah PPB
Total

0,3

1,2

0,3

1,2

Weakness
1. Tidak
ada
brosur
/
leaflet
saat
penerimaan pasien baru
2. Kurangnya orientasi lingkungan saat
penerimaan pasien baru
Total
EKTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
1. Adanya mahasiswa s-1 keperawatan
yang praktik menejemen
2. Kepala ruangan selalu mendampingi
padaa saat penerimaan pasien baru
TOTAL

3,6

0,5
0,5

3
2

1,5
1,0

2,5

0,5

1,5

0,5

1,5

Threatened
1. Persaingan antar RS semakin kuat dalam
tuntutan kesiapan penerimaan pasien
baru.
TOTAL

S-W=
3,62,5=
1,1

3,0

O-T=
3,0
2,0=
1

2,0

Discharge planning
N
O

ANALISA SWOT

BOBO
T

INTERNAL FAKTOR (IFAS)


Strength
1. Tersedianya sarana dan prasarana
discharge planning pasien untuk
pulang di ruangan
2. Adanya surat control berobat
3. Perawat memberikan pendidikan
kesehatan (KIE) kepada pasien
atau keluarga selama di rawat dan
pulang
Total

RATIN
G

BXR

0,3

0,6

0,3

0,9

0,4

0,8

2,3

Weakness

1. Pendidikan
kesehatan
terdokumentasi

belum

0,3

2
0,6

S-W=
2,32.0=
0,3

2. Tidak tersedianya brosur/leaflet


untuk pasien saat melakukan
Discharge Planning.
3. Pemberian pendidikan kesehatan
(KIE) dilakukan secara lisan pada
setiap pasien/keluarga
Total
EKTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
1. Adanya
mahasiswa
S1
Keperawatan
yang
praktik
manajemen keperawatan
2. Adanya kerjasama yang baik
antara mahasiswa S1 keperawatan
antara
Total
Treathened
1. Adanya tuntutan dari masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan
yang professional
2. Meningkatnya
kesadaran
masyarakat
tentang
tanggung
jawab
dan
tanggung
gugat
perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan
Total

0,1

0,2

0,6

1,2

2,0

0,6

0,4

1,8

1,2

O-T=
3,0
2,5=
0,5

3,0

0,5

1,5

0,5

1,0

2,5

Ronde keperawatan
N
O
1.

ANALISA SWOT

BOBO
T

a. Ronde Keperawatan
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
1. Ruangan mendukung adanya ronde
keperawatan
2. Literatur untuk ronde adalah yang
terbaru
Total
Weakness
1. Ronde keperawatan tidak
dilaksanakan
2. Tidak lengkapnya tenaga
yang dating
Total

RATIN
G

BXR

0,5

1,5

0,5

1,5

selalu

0,4

0,8

medis

0,6

1,8

2,6

S-W=
3-2,6=
0,4

2.

EKTERNAL FAKTOR (EFAS)


Opportunity
1. Adanya kesempatan dari kepala
ruangan untuk mengadakan ronde
keperawatan
pada
mahasiswa
praktik dan juga perawat yang ada
diruangan
Total
Treathened
1. Meningkatnya
keingintahuan
keluarga
pasien
tentang
perkembangan
pasien
selama
dirawat.
2. Persaingan anatara ruang interna
pria wanita semakin kuat dalam
pemberian asuhan keperawatan
Total

4
O-T=
4,02,5=
1,5

4,0

0,5

1,5

0,5

1,0

2,5

Dokumentasi keperawatan
N
O

ANALISA SWOT
a. Dokumentasi Keperawatan
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
1. Ada dokumentasi SOR (Source
oriented
resource)
yaitu
lembar
penilaian
berisi
biodata, lembar dokter, lembar
riwayat medis atau penyakit,
catatan
perawat,
catatan
perkembangan/evaluasi.
2. Dokumentasi
keperawatan
yang
dilakukan
meliputi
pengkajian
serta
diagnosa
keperawatan sampai dengan
evaluasi dengan menggunakan
SOAP
3. Perawat mengerti apa saja
yang harus dikerjakan pada
pendokumentasian
Total
Weakness
1. Pengisian Format anamnesa
belum spesifik dalam system
head to toe.

BOBO
T

RATIN
G

BXR

0,5

2,0

0,2

0,8
S-W=
3,73,6=
0,1

0,3

0,2

0,9

3,
7
3

0,6

2. Diagnosa keperawatan yang


muncul diproritaskan tetapi
hanya diambil 1 untuk dibuat
renpra.
3. Belum
adanya
program
pelatihan
tentang
pendokumentasian
keperawatan yang berbasis
Nanda NIC NOC.
4. Pengawasan
terhadap
sistematika pendokumentasian
belum dilaksanakan secara
optimal
5. Format askep tidak di isi
secara lengkap seperti catatan
perkembangan
pasien,
dan
SOAP
Total
2

EKTERNAL FAKTOR (EFAS)


Opportunity
1. Adanya
mahasiswa praktik
manajemen
untuk
mengembangkan
sistem
dokumentasi LLARB
2. Sistem
MAKP
dipraktikkan
oleh
mahasiswa
praktik
manajemen keperawatan
Total
Treathened
1. Kesadaran pasien dan keluarga
tentang
tanggung
jawab
perawat dan hak tanggung
gugat dalam pemberian asuhan
keperawatan
Total

0,2

0,8

0,2

0,8

0,2

0,6

0,2

0,8

0,5

0,5

3,
6

2,0

2,0

O-T=
4,03,0
1

4,
0
1

3,0

3,
0

4. M4 (MONEY)
N
O
1

ANALISA SWOT
INTERNAL FAKTOR (IFAS)

BOBO
T

RATIN
G

BXR

Strength
4. Adanya petunjuk rincian setiap biaya
5. Adanya penyediaan layanan asuransi
seperti BPJS, JKN, JKM, Istri/Suami
TNI
6. Memiliki kantor administrasi ruang
untuk
memudahkan
pasien
melakukan pembayaran
Total

Weakness
3. Banyak
pasien/keluarga
yang
mengeluh
dengan
pengurusan
administrasi BPJS
Total
EKTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
1. Adanya kerjasama yang baik antara
petugas
administrasi
dengan
pelayanan pembayaran lainnya
TOTAL
Threatened
2. Adanya tuntutan yang lebih tinggi
dari
klien
tentang
pemenuhan
kualitas
sehingga
membutuhkan
dana yang lebih besar
TOTAL

0,2

0,6

0,4

1,6

0,4

1,6

S-W=
3,83,0=
0,8

3,8

3,0

3,0

O-T=
3,02,0=

2,0

5. M5 MUTU
N
O
1

ANALISA SWOT
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
1. Penilaian Kepuasan Pasien Terhadap
pelayanan RS sanagat baik
2. Adanya Variasi Karakteristik Dari Pasien
(BJPS, UMUM)
3. Sebagai Tempat Praktek Mahasiswa
Keperawatan
DIII
Maupun
S1
Keperawatan
4. Adanya teknik aseptic dan sterilisasi
dalam pelaksanaan pemberian asuhan
keperawatan
Total

BOBO
T

RATIN
G

0,3

1,2

0,3

0,9

0,3

0,9

0,1

0,2

BXR

3,2

S-W=
3,23,6=

Weakness
1. Rentannya terjadi infeksi nosokomial
karena belum terlaksana secara efektif
jam berkunjung
2. perawat belum menggunakan apd
secara
lengkap
saat
berhadapan
dengan
pasien
maupun
tindakan
menyiapkan obat
3. Kurang
adanya
sosialisasi
untuk
keluarga yang menemani pasien di
ruangan untuk mencuci tangan dan
pembatasan pengunjung bagi pasien
Total
EKTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
1. Tersedia leaflet pencegahan infeksi
nosokomial di rumah sakit yang dapat
dimanfaatkan
2. Adanya tim supervisi dirumah sakit
Total
Treathened
1. Kesadaran masyarakat yang semakin
tinggi akan pelayanan yang diterima
saat diRS
2. Persaingan antar RS dalam memberikan
pelayanan yang memenuhi standrt yang
berlaku
Total

-0,4
0,3

1,2

0,2

0,4

0,5

2,0

3,6

0,6

1,8

0,4
1

1,2
3,0

0,4

0,8

0,6

1,2

2,0

O-T=
3,02,0=
1

Anda mungkin juga menyukai

  • Cuci Tangan Penting Untuk Kesehatan
    Cuci Tangan Penting Untuk Kesehatan
    Dokumen17 halaman
    Cuci Tangan Penting Untuk Kesehatan
    anisa5puspita5sari
    100% (3)
  • Bab V Penutup
    Bab V Penutup
    Dokumen3 halaman
    Bab V Penutup
    Ellen Filbya Tessa Denta
    Belum ada peringkat
  • ASUHAN KEPERAWATAN CKR
    ASUHAN KEPERAWATAN CKR
    Dokumen5 halaman
    ASUHAN KEPERAWATAN CKR
    Ellen Filbya Tessa Denta
    Belum ada peringkat
  • Makalah Imun SP Sle
    Makalah Imun SP Sle
    Dokumen28 halaman
    Makalah Imun SP Sle
    Ellen Filbya Tessa Denta
    Belum ada peringkat
  • 9 (DL 2)
    9 (DL 2)
    Dokumen1 halaman
    9 (DL 2)
    Ellen Filbya Tessa Denta
    Belum ada peringkat
  • Penda Hulu An
    Penda Hulu An
    Dokumen2 halaman
    Penda Hulu An
    Ellen Filbya Tessa Denta
    Belum ada peringkat
  • French Toast Alias Roti Yang Dicelup Di Adonan Susu
    French Toast Alias Roti Yang Dicelup Di Adonan Susu
    Dokumen1 halaman
    French Toast Alias Roti Yang Dicelup Di Adonan Susu
    Ellen Filbya Tessa Denta
    Belum ada peringkat
  • 10 (Idl2)
    10 (Idl2)
    Dokumen40 halaman
    10 (Idl2)
    Ellen Filbya Tessa Denta
    Belum ada peringkat
  • Bab V Penutup
    Bab V Penutup
    Dokumen3 halaman
    Bab V Penutup
    Ellen Filbya Tessa Denta
    Belum ada peringkat
  • 8
    8
    Dokumen53 halaman
    8
    Ellen Filbya Tessa Denta
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan CKD Revisi
    Laporan Pendahuluan CKD Revisi
    Dokumen24 halaman
    Laporan Pendahuluan CKD Revisi
    Ellen Filbya Tessa Denta
    Belum ada peringkat
  • 9 (DL 2)
    9 (DL 2)
    Dokumen1 halaman
    9 (DL 2)
    Ellen Filbya Tessa Denta
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan CKD
    Laporan Pendahuluan CKD
    Dokumen32 halaman
    Laporan Pendahuluan CKD
    Ellen Filbya Tessa Denta
    Belum ada peringkat
  • 6 (Idl)
    6 (Idl)
    Dokumen6 halaman
    6 (Idl)
    Ellen Filbya Tessa Denta
    Belum ada peringkat
  • Cara Membuat Pancake
    Cara Membuat Pancake
    Dokumen5 halaman
    Cara Membuat Pancake
    NiaRahman Menyi
    Belum ada peringkat
  • ASUHAN KEPERAWATAN CKR
    ASUHAN KEPERAWATAN CKR
    Dokumen5 halaman
    ASUHAN KEPERAWATAN CKR
    Ellen Filbya Tessa Denta
    Belum ada peringkat
  • ASUHAN KEPERAWATAN CKR
    ASUHAN KEPERAWATAN CKR
    Dokumen5 halaman
    ASUHAN KEPERAWATAN CKR
    Ellen Filbya Tessa Denta
    Belum ada peringkat
  • Definisi Hipertensi
    Definisi Hipertensi
    Dokumen3 halaman
    Definisi Hipertensi
    Ellen Filbya Tessa Denta
    Belum ada peringkat
  • Epi Lepsi
    Epi Lepsi
    Dokumen6 halaman
    Epi Lepsi
    Ellen Filbya Tessa Denta
    Belum ada peringkat
  • Epi Lepsi
    Epi Lepsi
    Dokumen6 halaman
    Epi Lepsi
    Ellen Filbya Tessa Denta
    Belum ada peringkat
  • Definisi Hipertensi
    Definisi Hipertensi
    Dokumen3 halaman
    Definisi Hipertensi
    Ellen Filbya Tessa Denta
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan CKD
    Laporan Pendahuluan CKD
    Dokumen32 halaman
    Laporan Pendahuluan CKD
    Ellen Filbya Tessa Denta
    Belum ada peringkat
  • HIV-AIDS Etiologi dan Manifestasi Klinis
    HIV-AIDS Etiologi dan Manifestasi Klinis
    Dokumen14 halaman
    HIV-AIDS Etiologi dan Manifestasi Klinis
    Ellen Filbya Tessa Denta
    Belum ada peringkat
  • Epi Lepsi
    Epi Lepsi
    Dokumen6 halaman
    Epi Lepsi
    Ellen Filbya Tessa Denta
    Belum ada peringkat
  • Definisi Hipertensi
    Definisi Hipertensi
    Dokumen3 halaman
    Definisi Hipertensi
    Ellen Filbya Tessa Denta
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi
    Bab Vi
    Dokumen3 halaman
    Bab Vi
    Ellen Filbya Tessa Denta
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi
    Bab Vi
    Dokumen3 halaman
    Bab Vi
    Ellen Filbya Tessa Denta
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi
    Bab Vi
    Dokumen3 halaman
    Bab Vi
    Ellen Filbya Tessa Denta
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi
    Bab Vi
    Dokumen3 halaman
    Bab Vi
    Ellen Filbya Tessa Denta
    Belum ada peringkat