Anda di halaman 1dari 4

KONSELING LINTAS BUDAYA

A. Pengantar
Konseling lintas budaya didasarkan pada kenyataan bahwa setiap
individu-termasuk klien itu lahir, tumbuh, berkembang, kemudian
menjalani hidup dan kehidupan di dalam lingkungan budaya tertentu,
sehingga terbentuk pribadi yang diwarnai nilai-nilai budaya yang
terinternalisasikan di dalam diri pribadinya, selanjutnya tercermin pada
tingkah laku keseharian di dalam hidup dan kehidupannya.
Diperlukan penyelarasan antara teori dan pendekatan konseling
yang kurang mempertimbangkan faktor budaya klien dengan tuntutan
penyelesaian masalah yang sesuai dengan nilai budaya klien di dalam
praktek konseling agar mencapai cara pemecahan masalah yang efektif.
Apakah Konseling Lintas Budaya?
1. Terminologi/Istilah
Beberapa istilah yang memberikan pengertian tentang Konseling
Lintas Budaya sebagai berikut:
a. Cross-cultural Counseling; b. Multiethnic Counseling; c. Intercultural Counseling; d. Interactive Counseling;

e. Multicultural

Counseling; f. Couns for Special Population; g. Transcul-tural


Counseling; h. Couns. for International Student
2. Definisi Konseling Lintas Budaya
a.
Definisi konseptual / teoritik dari Konseling Lintas Budaya
adalah:
1) Kajian lintas budaya dalam konseling, yaitu perbandingan
sistematik dan eksplisit antara variable-2 psikologis dibawah
kondisi perbedaan budaya
2) Kajian suatu pokok persoalan yang bersumber dari dua
budaya atau lebih dengan menggunakan metode pengukuran
yang ekuivalen
3) Kajian empiric mengenai anggota berbagai kelompok budaya
yang telah memiliki perbedaan pengalaman yang membawa
kearah perbedaan perilaku.
4) Kajian sistematik mengenai

perilaku

dan

pengalaman

sebagaimana penga-laman itu terjadi dalam budaya yang

dipengaruhi budaya atau mengakibatkan perubahan-2 dalam


budaya yang bersangkutan sebagai dasar acuan pendekatan
konseling.
b. dari beberapa pendapat para ahli, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1) Sue (1982) menyatakan bahwa :Konseling multikultural adalah
hubungan konseling dimana dua atau lebih peserta---Konselor
dan Klien berbeda berkenaan dengan latar belakang budaya,
nilai-nilai, dan gaya hidup.
2) Von-Tress (1988) menyataakan bahwa: Konseling Multikultural
adalak Konseling diamana penasehat---konselor dan kliennya
berbeda secara kultural karean, secara sosialisasai berbeda
dalam memperoleh budayanya, sub-kultur, racial-ethnic, atau
lingkungan sosial ekonomi.
B. Rasional Konseling Lintas Budaya:
Sebagai rasional atau latar belakang muncul dan berkembangnya
Konseling Lintas Budaya / Konseling Multikultural adalah:
1.

Dintinjau dari sisi Klien sebagai Individu manusia dan Tingkah


lakunya:
a. Sosok

manusia

pada

dasarnya

adalah

perwujudan

dari

percampuran antara individual uniques, cultural specifity, dan


human universality (Cox dalam Speight, 1991).
b. Tingkah laku manusia tumbuh dan berkembang dalam lingkungan
budaya, sehingga memiliki pandangan dan sikap hidup sesuai
nilai budaya yang terinternalisasikan pada diri pribadinya.
c. Perkembangan mobilitas manusia mengakibatkan acculturasi,
sehingga terjadi perubahan psikologis dan tingkah laku manusia.
d. Perkembangan dan perubahan budaya masyarakat akibat
terjadinya cultural shock, berpengaruh pada tingkah laku manusia
e. Demografis memberikan pemahaman yang lebih terhadap
populasi, perpindahan, tren, dan kelompok minoritas suatu etnis
2.Ditinjau dari teori dan pendekatan konseling yang telah ada:

a. Teori dan pendekatan konseling yang berasal dari barat bersifat


ethnosen-trisme barat dan dianggap bersifat universal, namun
tidak mampu diterapkan di lingkungan budaya yang berbeda
b. Teori dan pendekatan konseling dari barat ternyata bias budaya
sebagai akibat dari tidak perhatian terhadap perubahan budaya
yang dialami oleh konselor dan klien
c. Teori dan pendekatan konseling dari barat muncul dan
berkembangnya dipengaruhi oleh pencetus
d. Khusus di Asia---termasuk Indonesia, teori ini tidak sepe-nuhnya
dapat

diterapkan

di

negara-negara

Asia,

karena

memiliki

kekhasan dan berkembang semakin kompleks.


Komentar
Manusia tidak dapat terlepas dari budaya, keduanya saling memberikan
pengaruh. Pengaruh budaya terhadap kepribadian individu akan terlihat
pada perilaku yang ditampilkan. Akibatnya, tercipta lingkungan dengan
beragam budaya. Keragaman budaya ini pada kondisi normal dapat
menumbuhkam keharmonisan hidup, namun dalam kondisi bermasalah
dapat menimbulkan hambatan dalam berkomunikasi dan penyesuaian
antar budaya.
Adanya keragaman budaya merupakan realitas hidup, yang tidak
dapat dipungkiri mempengaruhi perilaku individu dan seluruh aktivitas
manusia, yang termasuk didalamnya adalah aktivitas konseling. Karena
itu dalam melakukan konseling, sangat penting untuk mempertimbangkan
budaya yang ada. Namun, dalam kenyataannya kesadaran budaya daam
praktek konseling masih sangat kurang. Hal ini sangat berbahaya
konseling yang tidak mempertimbangkan budaya klien yang berbeda akan
merugikan klien. Kesadaran budaya harus menjadi tujuan pendidikan,
termasuk konseling yang lebih efektive.

RANGKUMAN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Konseling Lintas Budaya
3

Dosen Pengampu :
Dr. Sutarno M, Pd

Oleh :
Murni Eka Wulandari (K3113044)
Ridwan Trisunu

(K3113059)

Silvy Siti Sholikah

(K3113066)

Yudhi Purwa Nugraha

(K3113078)

Kelas : VIB

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2016

Anda mungkin juga menyukai