Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Laboratorium merupakan sarana yang sangat diperlukan dalam pembelajaran IPA. Di


dalam labolatorium terdapat banyak peralatan yang mendukung percobaan yang dilakukan
oleh siswa agar alat laboratorium bisa digunakan dalam jangka panjang maka peralatan
memerlukan perawatan dan perbaikan secara berkala.
Perbaikan alat-alat laboratorium fisika dibagi dalam dua jenis yaitu perbaikan ringan
dan perbaikan berat. Perbaikan ringan adalah perbaikan yang dapat kita lakukan sendiri
dengan menggunakan alat dan perkakas yang ada di laboratorium, sedangkan perbaikan berat
memerlukan peralatan dan perkakas yang lebih khusus.
Pada laboratorium fisika, secara umum peralatan yang digunakan diklasifikasikan
berdasarkan substansi materi dan jenis bahan dasar peralatan. Berdasarkan substansi materi
meliputi peralatan : mekanika, optika, fluida, listrik, magnet, fisika modern, elektronika, alat
ukur (instrumen), alat bantu praktek, elektronika, alat-alat pendukung laboratorium, perkakas
toolskit, dan kit-kit khusus. Berdasarkan jenis/aspek bahan yaitu terbuat dari bahan :
gelas/kaca, kayu,porselen, karet, logam, plastik, atau campuran. Pengklasifikasian tersebut
sangat diperlukan untuk memudahkan dalam mengidentifikasi dan memanfaatkan alat
percobaan. Selain itu, pengklasifikasian juga dapat memudahkan dalam pemanfaatan alat
sebagai alat percobaan maupun sebagai alat peraga. Penggunaan, pemeliharaan, serta
perawatan alat-alat tersebut tentunya berbeda-beda berdasarkan pengklasifikasian tersebut.
Salah satu bentuk pemeliharaan dan perawatan peralatan laboratorium fisika yaitu dengan
penempatan atau penyimpanan alat. Penyimpanan alat-alat tersebut dapat dilakukan dengan
alat siap pakai (rakitan) yang dikenal dengan kit. Terdapat beberapa macam kit-kit khusus
yang digunakan dalam laboratorium fisika, salah satu diantaranya yaitu kit optika.

1.2

Rumusan Masalah
Perumusan masalah dari makalah Penggunaan dan Pemeliharaan Kit Optik adalah:
1.Apa yang dimaksud dengan kit alat laboratorium?
2. Bagaimana penggunaan dan pemeliharaan kit optika?
3. Apa saja kegunaan kit optika dalam percobaan fisika di laboratorium?

1.3

Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah pemeliharaan dan penggunaan Kit Optika adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui apa itu kit alat laboratorium
2. Mengetahui penggunaan dan perawatan kit optika,
3. Mengetahui kegunaan kit optika

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian KIT
KIT merupakan salah satu peralatan dalam laboratorium. KIT adalah kepanjangan dari
kotak instrumen terpadu, sehingga KIT berarti sekumpulan alat-alat fisika yang yang dapat
digunakan untuk lebih dari satu percobaan dan disimpan dalam sebuah wadah seperti kotak.
Percobaan-percobaan yang menggunakan alat-alat dalam KIT fisika adalah percobaan yang
berasal dari materi konsep pembelajaran fisika yang serumpun.Untuk pembelajaran setingkat
SMP/MTs dan SMA ada berbagai alat KIT misalnya KIT Optik, KIT mekanika, KIT Listrik
dan Magnet. Dari satu boks KIT, kita bisa mendesain berbagai percobaan. Sebagai contoh
dari box KIT Optik, dapat dibuat percobaan penguraian cahaya, efek pembesaran dari kaca
pembesar, dan lain-lain.
KIT Fisika Optik alat peraga yang membantu pemahaman mengenai cahaya,
pemantulan cahaya, pembiasan cahaya, pelangi dan lainnya pada tingkat SMP dan SMA.
Terdiri dari 27 item alat dan dilengkapi dengan buku penuntun percobaan. Peralatan disimpan
dalam wadah alat yang sesuai dengan alatnya dan dimasukan kedalam box berwarna hijau.
2.2 Jenis pemeliharaan
Pemeliharaan dapat dibedakan antara pemeliharaan terencana dan pemeliharaan tidak
terencana.
A. Pemeliharaan Terencana
Pemeliharaan terencana adalah jenis pemeliharaan yang diprogramkan, diorganisir,
dijadwal, dianggarkan, dan dilaksanakan sesuai dengan rencana, seerta dilakukan monitoring
dan evaluasi. Pemeliharaan terencana dibedakan menjadi dua, yakni: pemeliharaan terencana
yang bersifat pencegahan atau pemeliharaan preventif, dan pemeliharaan terencana yabg
bersifat korektif.

Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan preventif merupakan pemeliharaan yang bersifat pencegah, adalah
system pemeliharaan peralatan laboratorium yang secara sadar dilakukan melalui
tahapan perenanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta monitoring dengan tujuan
umtuk mencegah terjadinya gangguan kemacetan atau kerusakan peralatan

laboratorium.
Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan korektif merupakan perawatan yang bersifat koreksi, yakni sistem
pemeliharaan peralatan laboratorium yang secara sadar dilakukan melalui tahapan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta monitoring dengan tujuan untuk
mengembalikan peralatan laboratorium pada kondisi standarsehingga dapat berfungsi
normal.
2

B. Pemeliharaan tidak Terencana


Pemeliharaan tidak terencaana adalah jenis oemeliharaan yang bersifat perbaikan
terhadap kerusakan yang tidak diperkirakan sebelumnya. Pekerjaan pemeliharaan inni tidak
direncanakan, dan tidak dijadwalkan. Umumnya tingkat kerusakan yang terjadi adalah pada
tingkat kerusakan berat. Dikarenakan tidak direncanakan sebelumnya, maka disebut
pemeliharaan darurat.
2.3 Cara pemeliharaan KIT Optik
Menurut Anonim (2013), Cara atau metode untuk melakukan pekerjaan pemeliharaan
peralatan kit optik yang dapat dilakukan antara lain dengan cara:

Melakukan pencegahan, misalnya dengan memberi peringatan melalui gambar atau

tulisan, peraturan, tata tertib bagi pengguna kit optik


Menyimpan, misalnya menyimpan peralatan tersebut agar terhindar dari kerusakan
Membersihkan, agar peralatan tersebut selalu bersih dari kotoran yang dapat merusak,

misalnya debu dan uap air yang dapat menyebabkan terjadinya korosi
Memeriksa atau mengecek kondisi kit optic untuk mengetahui gejala kerusakan
Menyetel kembali atau tune-up, kalibrasi alat agar fasilitas atau peralatan dalam

kondisi normal atau standar


Memperbaiki kerusakan ringan yang terjadi pada peralatan kit optic pada batas tingkat
kerusakan tertentu

A.

Tujuan Pemeliharaan Kit Optik


Pemeliharaan peralatan laboratorium memiliki beberapa tujuan yang mencakup:
a. Agar peralatan tersebut selalu prima, siap dipakai secara optimal
b. Memperpanjang umur pemakaian
c. Menjamin kelancaran kegiatan pembelajaran
d. Menjamin keamanan dan kenyamanan bagi para pemakai
e. Mengetahui kerusakan secara dini atau gejala kerusakan
f. Menghindari terjadinya kerusakan secara mendadak
g. Menghindari terjadinya kerusakan fatal

2.4 Cara Penggunaan dan Pemeliharaan


Cara atau metode untuk melakukan pekerjaan pemeliharaan peralatan kit optik yang
dapat dilakukan antara lain dengan cara:

Melakukan pencegahan, misalnya dengan memberi peringatan melalui gambar

atau tulisan, peraturan, tata tertib bagi pengguna kit optik


Menyimpan, misalnya menyimpan peralatan tersebut agar terhindar dari
kerusakan

Membersihkan, agar peralatan tersebut selalu bersih dari kotoran yang dapat

merusak, misalnya debu dan uap air yang dapat menyebabkan terjadinya korosi
Memeriksa atau mengecek kondisi kit optic untuk mengetahui gejala kerusakan
Menyetel kembali atau tune-up, kalibrasi alat agar fasilitas atau peralatan dalam

kondisi normal atau standar


Memperbaiki kerusakan ringan yang terjadi pada peralatan kit optik pada batas
tingkat kerusakan tertentu.

2.5 Macam-macam KIT Optik


a. KIT Optika Internasional
KIT Optika Internasional POK 500 adalah kumpulan peralatan optik yang
dapat dipakai untuk melakukan percobaan dan demonstrasi yang menarik dalam
pembelajaran tentang optika bagi siswa sekolah setingkat SMU, topik percobaan
disesuaikan dengan kurikulum internasional. KIT ini berisi alat-alat yang dibuat
secara presisi untuk kemudahan perakitannya dalam melakukan percobaan dan
untuk mendapatkan hasil percobaan sesuai harapan.Semua bagian disimpan dalam
koper plastik dengan nampan plastik penyimpan komponen di dalamnya,
memastikan kerapian dan keamanan penyimpanan.Topik percobaan yang dapat
dilakukan dari KIT Optika internasional adalah :
Perambatan Cahaya
Bayangan
Umbra dan Penumbra
b. KIT Optika SMA
KIT Optika FU-03 adalah kumpulan peralatan optik yang dapat dipakai untuk
melakukan percobaan dan demonstrasi yang menarik dalam pembelajaran tentang
optika bagi siswa sekolah setingkat SMU. KIT ini berisi alat-alat yang dibuat secara
presisi untuk kemudahan perakitannya dalam melakukan percobaan dan untuk
mendapatkan hasil percobaan sesuai harapan.Semua bagian disimpan dalam koper
plastik dengan nampan plastik penyimpan komponen di dalamnya, memastikan
kerapian dan keamanan penyimpanan. Dilengkapi dengan buku panduan percobaan.
Topik percobaan:
Pemantulan cahaya pada permukaan datar
Pembiasan cahaya melalui prisma
Pembiasan cahaya melalui lensa
Bayangan dari lensa cembung
Dispersi cahaya

c. KIT Optika SSN


Dirancang untuk membantu siswa SMP dalam memahami prinsip-prinsip
optika melalui pengamatan yang menarik sesuai dengan Sekolah Standar Nasional.
Komponen dirancang secara presisi untuk memudahkan perakitannya dalam suatu
percobaan, dan mendapatkan hasil percobaan yang sesuai dengan apa yang
seharusnya terjadi.Berisi 36 jenis komponen dikemas dalam wadah plastik
bergelombang berukuran 61 x 26 x 17 cm, dengan wadah prabentuk. Berat kemasan
3.2 kg. Set KIT ini dapat digunakan untuk melakukan percobaan dan pengamatan
topik umum seperti: Perambatan cahaya, Pemantulan, Pembiasan, Warna, Alat-alat
optik, dan lain-lainnya.Buku panduan percobaan KIT Optika SSN tersedia dalam
Bahasa Indonesia (LPO 105) dan Bahasa Inggris (LPO 105E).
d. KIT Optika Tipe Panel
KIT Optika Tipe Panel POK 410 adalah kumpulan komponen optik yang
dapat digunakan untuk melakukan percobaan dan demonstrasi mengenai optika.
Komponen dilengkapi dengan magnet neodymium untuk dirakit pada sebuah panel.
KIT ini berisi alat-alat yang dibuat secara presisi untuk kemudahan perakitannya
dalam melakukan percobaan dan untuk mendapatkan hasil percobaan yang sesuai
harapan. Semua komponen dikemas dalam sebuah kotak plastik. Dilengkapi dengan
buku panduan percobaan.Topik percobaan:
Perambatan Cahaya
Bayangan
Gerhana Bulan (Model)
Gerhana Matahari (Model)
Hukum Pemantulan
Cermin yang Diputar
Pemantulan
Pemantulan Baur
Bayangan Titik pada Cermin Datar
e. KIT Optika Geometris
KIT Optika Geometris dapat digunakan untuk melakukan pengamatan dan
percobaan sederhana tentang optika geometris. Pemantulan dan pembiasan cahaya
dapatdiamati dengan lebih mudah terutama dengan adanya print out sinar istimewa
pada cermin maupun lensa. Peralatan ini terdiri atas kotak laser dengan aksesoris
dan beberapa benda transparan dengan berbagai bentuk (persegi, setengah
lingkaran, prisma, dan model lensa) dan cermin kombinasi.Kit ini berisi alat-alat
yang dibuat secara presisi untuk melakukan percobaan dan untuk mendapatkan hasil
5

percobaan sesuai harapan.Dilengkapi dengan buku panduan percobaan.Topik


percobaan pada kit optika geometris adalah :
Pemantulan Sebuah Berkas Sinar
Pemantulan Berkas Sinar Konvergen, Divergen, Sejajar
Jarak Benda dan Bayangannya Terhadap Cermin Datar
Pemantulan Ganda
Efek Rotasi Cermin Datar pada Sinar Pantulnya
Inversi Lateral dan Vertikal pada Cermin Datar

2.6 Komponen Kit Optik


Salah satu KIT fisika, yaitu KIT Optik. KIT Optik adalah sekumpulan alat fisika yang
digunakan

untuk

melakukan

berbagai

macam

percobaan

mengenai

konsep

cahaya .Penggunaan KIT Optik terdapat pada KIT SMP/MTs dan KIT SMA/MA.
Komponen KIT Optik SMP/MTs yaitu :

Sumber : kreasilebah.com/kit-optika-smp

Gambar 2.6 KIT SMP


Tabel 2.6 komponen kit smp
No. Nama
Jumlah
1

Meja optik

Rel Presisi

Fungsi

Gambar

1buah

untuk mengamati
lintasan cahaya,
kompatibel dengan
rel presisi

3 buah

untuk percobaan
optik dan mekanika
(kereta dinamika);
Rel dapat disambung
dengan rel lain dan
sambungan mulus

No.

Nama

Jumlah

Fungsi

Gambar

prisma

1buah

Sebagai tempat untuk


menangkap cahaya
yang dihasilkan
dalam percobaan

Cermin
cembung

1buah

Cermin
cekung

1 buah

Bangun ruang tiga


dimensi yang
dibatasi oleh alas dan
tutup identik
berbentuk segi 3 dan
sisi-sisi tegak
berbentuk segi empat
Digunakan untuk
membentuk bayangan
yang dikecil

Cermin
kombinasi

1buah

Digunakan untuk
mengamati benda
kecil agar tampak
lebih besar

Diafragma
anak panah

1buah

Pembentuk bayangan
berbentuk anak panah

Diafragma 1
dan 3 celah

1buah

Sebagai penyekat
atau pembentuk
benda dalam
percobaan

Diafragma
celah lebar
dan 5 celah

1buah

Sebagai penyekat
cahaya atau
pembentuk benda
dalam percobaan

No.

Nama

Jumlah

Fungsi

Gambar

10

Kotak cahaya 1 buah

Sebagai sumber
cahaya

11

Penyambung
rel

2 buah

12

Kaki rel

2 buah

Digunakan untuk
menyambung Rel
Presisi.
Dilengkapibantalan
karet pada kakikakinya.
Digunakan untuk
dudukan rel presisi.
Dilengkapi bantalan
karet pada kakinya

13

Lampu
cadangan
12v/18w

4 buah

14

Pemegang
Slaid
Diafragma

1 buah

15

Layar
Translusen

1 buah

Digunakan sebagai
dudukanRel
Presisi. Dilengkapi
bantalan karet pada
kaki-kakinya.
Dapat dipasang
dengan baik pada
tumpakan
berpenjepit.

untuk memegang
diafragma pada dua
sisi. Kompatibel
dengan tumpukan
berpenjepit. Jepitan
diafragma kuat dan
akurat. Dilengkapi
sepasang penutup
celah

No.

Nama

Jumlah

Fungsi

1816

Lensa, +50
mm

1 buah

Dapat
terpasang / dilepas
secara mudah pada
tumpakan
berpenjepit.

1917

Lensa, +100
mm

1 buah

Optical Glass,
panjang fokus lensa
+50 mm. Bahan
bingkai dari plastik
ABS warna hitam
dengan tiang
penyangga dia. 8 mm
Optical Glass,
panjang fokus lensa
+100 mm. Bahan
bingkai dari plastik
ABS warna hitam
dengan tiang
penyangga dia. 8 mm
Optical Glass,
panjang fokus lensa
+200 mm. Bahan
bingkai dari plastik
ABS warna hitam
dengan tiang
penyangga dia. 8 mm
Optical Glass,
panjang fokus lensa
-100 mm. Bahan
bingkai dari plastik
ABS warna hitam
dengan tiang
penyangga dia. 8 mm
Dilengkapi pengatur
sudut untuk
mendudukan posisi
lensa pada rel presisi.
Terdapat tuas yang
bila ditekan maka
tumpakan berpenjepit
dapat bergerak lancar,

2018

lensa, +200
mm

1 buah

2119

lensa, -100
mm

1 buah

20

Tumpakan
berpenjepit

4 buah

21

Lensa
Lingkaran

1 buah

Gambar

No.

Nama

Jumlah

Fungsi

Gambar

bila tidak ditekan


maka tumpakan
berpenjepit tak dapat
digerakan. Lubang
pada tumpakan
kompatibel dengan
batang penyangga
sistem dia
Semua permukaan
dipoles bening atau
hanya satu bagian
dasar buram
semua permukaan
dipoles (bening) atau
hanya satu bagian
dasar buram (tidak
dipoles), dapat
dikombinasikan
dengan lensa
Bikonkaf
Plastik ABS Ukuran :
Dia. 55 mm, tinggi 19
mm.

22

Model Lensa
Bikonvak

1 buah

23

Pemegang
lilin

1 buah

24

Bak persegi
panjang

1 buah

25

Bak Bujur
Sangkar

1 buah

untuk menentukan
indek bias zat cair.
Bahan PMMA.

26

Buku
panduan alat

1 buah

terdiri dari 21
percobaan berbasis
KTSP dan
menggunakan seluruh
alat yang tersedia
atau ditambah dari
luar kit, terdapat
pengenalan alat,
warna hijau. Terdapat
nama, alamat, nomor
telepon, alamat email pada sampul
belakang.
10

No.

Nama

Jumlah

Fungsi

Gambar

27

Box Kit

1 buah

28

Kabel
penghubung
merah

2 buah

Box kit merupakan


box injection
moulding bahan
plastik atau bahan
lain yang lebih kokoh
warna hijau.
Penghubung catudaya
rangkaian

29

Kabel
penghubung
hitam

2 buah

Penghubung catudaya
rangkaian

Sumber : AlatLabPeraga.com

Pada KIT Optik SMA/MA terdapat 29 jenis alat yang dapat digunakan dalam
percobaan, yaitu :

Sumber : porimedia.com
Gambar 2.7 KIT SMA
Tabel 2.7 Komponen Kit SMA

11

No.

Nama

Jumlah

Fungsi

Gambar

Meja optik

1buah

untuk mengamati
lintasan cahaya,
kompatibel dengan
rel presisi

Cakram optik 1buah

Digunakan untuk
menentukan sudut
dalaam percobaan

prisma

1buah

Sebagai tempat untuk


menangkap cahaya
yang dihasilkan
dalam percobaan

Cermin
cembung

1buah

Bangun ruang tiga


dimensi yang
dibatasi oleh alas dan
tutup identik
berbentuk segi 3 dan
sisi-sisi tegak
berbentuk segi empat

Cermin
cekung

1 buah

Digunakan untuk
membentuk bayangan
yang dikecil

Lup

1buah

Keping kaca tiga


dimensi yang kedua
sisinya dibuat sejajar
untuk mengamati
pembiasan cahaya
yang dibentuk oleh
benda

12

No.

Nama

Jumlah

Fungsi

Cermin
kombinasi

1buah

Digunakan untuk
mengamati benda
kecil agar tampak
lebih besa

Diafragma
anak panah

1buah

Pembentuk bayangan
berbentuk anak panah

Diafragma 1
dan 3 celah

1buah

Sebagai penyekat
atau pembentuk
benda dalam
percobaan

10

Diafragma
celah lebar
dan 5 celah

1buah

Sebagai penyekat
cahaya atau
pembentuk benda
dalam percobaan

11

Kotak cahaya 1 buah

Sebagai sumber
cahaya

Rel Presisi

3 buah

Penyambung
rel

2 buah

untuk percobaan
optik dan mekanika
(kereta dinamika);
Rel dapat disambung
dengan rel lain dan
sambungan mulus
Digunakan untuk
menyambung Rel
Presisi.
Dilengkapibantalan
karet pada kakikakinya.

1212

13

Gambar

13

No.

Nama

Jumlah

Fungsi

14

Kaki rel

2 buah

Digunakan untuk
dudukan rel presisi.
Dilengkapi bantalan
karet pada kakinya

15

Lampu
cadangan
12v/18w

4 buah

16

Pemegang
Slaid
Diafragma

1 buah

Digunakan sebagai
dudukanRel
Presisi. Dilengkapi
bantalan karet pada
kaki-kakinya.
Dapat dipasang
dengan baik pada
tumpakan
berpenjepit.

17

Layar
Translusen

1 buah

1818

Lensa, +50
mm

1 buah

1919

Lensa, +100
mm

1 buah

Gambar

untuk memegang
diafragma pada dua
sisi. Kompatibel
dengan tumpukan
berpenjepit. Jepitan
diafragma kuat dan
akurat. Dilengkapi
sepasang penutup
celah
Dapat
terpasang / dilepas
secara mudah pada
tumpakan
berpenjepit.

Optical Glass,
panjang fokus lensa
+50 mm. Bahan
bingkai dari plastik
ABS warna hitam
dengan tiang
penyangga dia. 8 mm

14

No.

Nama

Jumlah

Fungsi

2020 Lensa, +200 mm

1 buah

2121 Lensa, -100 mm

1 buah

Optical Glass,
panjang fokus lensa
+100 mm. Bahan
bingkai dari plastik
ABS warna hitam
dengan tiang
penyangga dia. 8 mm
Optical Glass,
panjang fokus lensa
+200 mm. Bahan
bingkai dari plastik
ABS warna hitam
dengan tiang
penyangga dia. 8 mm
Optical Glass,
panjang fokus lensa
-100 mm. Bahan
bingkai dari plastik
ABS warna hitam
dengan tiang
penyangga dia. 8 mm
Dilengkapi pengatur
sudut untuk
mendudukan posisi
lensa pada rel presisi.
Terdapat tuas yang
bila ditekan maka
tumpakan berpenjepit
dapat bergerak lancar,
bila tidak ditekan
maka tumpakan
berpenjepit tak dapat
digerakan. Lubang
pada tumpakan
kompatibel dengan
batang penyangga
sistem dia
Semua permukaan
dipoles bening atau
hanya satu bagian
dasar buram

22

Tumpakan
berpenjepit

4 buah

23

Kaca
Lingkaran

1 buah

24

Model Lensa
Bikonvak

1 buah

Gambar

15

No.

Nama

Jumlah

Fungsi

Gambar

25

Pemegang
lilin

1 buah

26

Bak persegi
panjang

1 buah

semua permukaan
dipoles (bening) atau
hanya satu bagian
dasar buram (tidak
dipoles), dapat
dikombinasikan
dengan lensa
Bikonkaf
Plastik ABS Ukuran :
Dia. 55 mm, tinggi 19
mm.

27

Bak Bujur
Sangkar

1 buah

untuk menentukan
indek bias zat cair.
Bahan PMMA.

28

Buku
panduan alat

1 buah

29

Box Kit

1 buah

terdiri dari 21
percobaan berbasis
KTSP dan
menggunakan seluruh
alat yang tersedia
atau ditambah dari
luar kit, terdapat
pengenalan alat,
warna hijau. Terdapat
nama, alamat, nomor
telepon, alamat email pada sampul
belakang.
Box kit merupakan
box injection
moulding bahan
plastik atau bahan
lain yang lebih kokoh
warna hijau.

Sumber : pudaksienctific
2.7 Penggunaan Alat-alat KIT Optik
2.7.1 Penggunaan KIT Optik dalam percobaan

16

1. Perambatan Cahaya
a. Alat/Bahan yang digunakan :

b. Persiapan
1. Siapkan alat
digunakan !
2. Pasang
diatas
yang sudah
tumbukan
pasang
lubang pada
diafragma

NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Nama
Jumlah
Nama Alat/Bahan
Jumlah
Catu Daya
1
Alat/Bahan
Meja Optik
1
Rel Presisi
1
Kaki Rel
2
Pemegang Slide Diafragma
1
Diafragma
1
Pemegang Lilin
1
Kertas HVS ( lembar )
1

NO
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Diafragma
Tumpakan Berpenjepit
Lampu Bertangkai 12 V, 18W
Kabel Penghubung Merah
Kabel Penghubung Hitam
Penggaris 30 cm
Lilin

terpasang

1
2
1
1
1
1
1

Pecobaan
dan bahan yang
(dirikan)

lilin

pemegang

lilin

dipasang

pada

berpenjepit

diafragma

pemegang

slide

yang

sudah

pada

tupakan

berpenjepit, kemudian disesuaikan. Slide diafragma dilengkapi dengan satu keping


penutup celah.
3. Susun rel presisi, kaki rel, 2 tumpakan berpenjepit, pemegang lampu + lampu, dan
meja optik.
4. Dengan menggunakan kabel penghubung merah dan hitam, hubungkan pemegang
lampu ke catu daya dan hubungkan pula catu daya ke sumber tegangan PLN. Atur
tegangan output catu daya pada 12 volt (sesuai tegangan kera lampu).
c. Langakah-Langkah Kegiatan :
Percobaan I
1. Atur ujung lilin sama tinggi dengan diafragma 4 lubang. Nyalakan lilin dan dekatkan
pada diafragma 4 lubang.
2. Peganglah kertas folia didekat lilin, dibelakang diafragma 4 lubang. Gunakan hanya
lubang diameter 2 mm dengan cara menutup lubang lain dengan memakai keping
penutup. Dengan menggunakan kertas ini dan lilin, lalu gerakkan diafragma 2 mm,
selidikilah arah perambatan cahaya lilin. Untuk itu peganglah kertas tersebut di
sekeliling lilin, lalu gerakkan diaframa 4 lubang (beserta tumpakan berpenjepitnya)
mengitarri lilin sambil mengamati bayangan lubang 2 mm pada kertas.
3. Ke arah mana sajakah lilin itu merambat ? tulis jawabannya pada kolom hasil
pengamatan.

17

Percobaan II
1. Pasang kertas diatas meja optik !
2. Pasang (tancapkan) diafragma 5 celah pada tumpakan berpenjepit yang masih
kosong sehingga terbentuk susunan.
3. Putarlah laras lampu/sumber cahaya sehingga posisi lampu dan filamennya menjadi
vertikal (tegak), kemudian nyalakan lilin dengan cara hidupkan (on kan) catu
daya.
4. Amati berkas sinar diatas meja optik. Gambarlah jejak sinar yang terliha pada ertas,
lalu tempelkan kertas hasil kerja itu pada kolom hasil pengamatan.
2. Pemantulan Cahaya Pada Cermin Datar
a. Alat / Bahan yang digunakan :
Nama
Jumlah
NO Nama Alat/Bahan
Jumlah
1.Persiapan
Catu daya
1 Alat/Bahan
2. 1.Meja
optik
1
Siapkan
3.
Rel presisi
1
akan
4.
Kaki
rel
2
2.
Rangkai
5.
Lampu bertangkai 12 V,18W 1
6.
Pemegang
slide diafragma
1
membentuk
7.
Diafragma
1 celah
1

8.
Lensa f = 100 mm bertangkai 1
putih ,
NO
saling
9.
Tumpakan berpenjepit
3
10.
Cermin
kombinasi
1
meja
11. Kabel penghubung merah
1
Filamen
12. Kabel penghubung hitam
1
cahaya
13. Penggaris loga 50 cm
1
1
Lensa f 14. Busur derajat
15. Kertas HVS ( lembar)
1
lampu
3. Hubungkan

Percobaan :
alat dan bahan yang
digunakan.
alat- alat sehingga
rangkaian.
Letakkan

kertas

bergaris dan yang


tegak lurus di atas
optik.
lampu

sumber

posisinya tegak.
= 10 cm di kanan
kabel

input

catu

daya (masih dalam keadaan mati / off) ke sumber tegangan PLN.


4. Pilih tegangan keluaran catu daya pada 12 VAC dan hubungkan catu daya ke lampu
(sumber cahaya)
5. Periksa kembali seluruh rangkaian.
b. Langkah-Langkah Kegiatan :
1. Pasang (letakkan) cermin kombinasi dengan sisi datar berimpit garis dan tegak lurus
terhadap ON atau garis.
2. Nyalakan lampu sumber cahaya dengan cara menghidupkan (on kan) catu daya.
3. Putarlah kertas bersama-sama cermin. Sambil diputar amatilah sinar yang memantul
dari cermin.

18

4. Usahakan agar sinar datang jatuh dititik O. Sinar datang dari sumber membentuk
sudut datang terhadap garis norma (ON) dan sinar pantulnya membentuk sudut
pantul terhadap ON.
5. Tandailah arah sinar datang ke cermin dengan menggunakan dua tanda titik atau
tanda silang. Dengan cara yang sama tandai pula arah sinar pantulnya.
6. Ambil kertas kerja dari atas meja optik, kemudian gambarlah sinar datang dan sinar
pantul berdasarkan tanda-tanda titik (silang) tadi. Selanjutnya ukurlah sudut datang
dan sudut pantul, serta catat hasilnya ke dalam tabel pada hasil pengamatan.
7. Ulangi percobaan sekurang-kurangnya 5 kali dengan sudut datang yang berbedabeda.
3. Pemantulan Cahaya Pada Cermin datar lipat
1. Alat/Bahan yang digunakan :
NO
1.
2.
3.
4.
5.

Nama Alat/Bahan
Cermin datar lipat
Papan busur derajat
Balok alumunium
Bola gelas (kelereng)
Penggaris logam

Jumlah
1
1
1
1
1

a. Persiapan Percobaan :
1. Susun / rangkailah perangkat cermin datar lipat dengan papan busur derajat sehingga
terbentuk rangkaian.
b. Langkah-Langkah Percobaan :
1. Geser (putar) cermin bagian (II) sehingga (sudut apit kedua cermin) membentuk
sudut 180 terhadap cermin bagian (I).
2. Pasang (letakkan) sebuah obyek berupa balok alumunium di sembarang tempat,
misalnya di B sekitar 4 cm didepan cermin bagian (II). Dari beberapa posisi (arah),
amati jumlah bayangan obyek yang dihasilkan sistem cermin lipat tersebut.
Pindakan obyek ke depan bagian (I), misalnya di C. Sekali lagi dari beberapa posisi
(arah) amati jumlah bayangan obyek yang dihasilkan sistem cermin lipat tersebut.
Catat hasil pengamatan tentang jumlah bayangan yang dihasilkan oleh cermin datar
lipat kedalam tabel hasil pengamatan.
19

3. Ulangi langkah (2) sebanyak 4 kali lagi tetapi setiap kali selalu menggeser
(memutar) cermin bagian (III) sehingga dihasilkan sudut sebesar 90, 60, 45,
kemudian 30.
4. Ulangi langkah (1) sampai dengan (3), tetapi meggunakan bola gelas (kelereng)
sebagai obyek pengamatan (pengganti balok alumunium).
5. Kemasi alat dan bahan yang telah dipakai, lengkapi seluruh isian tabel, kemudian
diskusikan hubungan jumlah bayangan dengan sebuah faktor yang tertera dalam
salah satu kolom dalam tabel.
4. Pemantulan Cahaya Pada Cermin Cekung
a. Alat /Bahan yang digunakan :
NO
1.b.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Nama Alat/Bahan
Persiapan
Catu daya
1.Meja
Siapkan
optik

Nama
Jumlah
1 Alat/Bahan
1
1
2
1
1
1

Jumlah

Relakan
presisi
rel
2.Kaki
Rangkai
Pemegang slide diafragma
Diafragma 5 celah + penutup
Lensa
f = 100 mm bertangkai
rangkaian.

NO
8.
Tumpakan berpenjepit
dan
9.
Cermin kombinasi
lurus,
10. Kabel penghubung merah
11. Kabel penghubung hitam
12. Lampu bertangkai 12V, 18W
kertas) 13. Penggaris logam 50 cm
kertas, 14. Kertas HVS ( lembar)

Percobaan :
alat dan bahan yang
digunakan.
alat-alat
sehingga
membentuk
Buatlah 2 garis (a)
3
1
1
2
1
1
1

(b)

saling

melewati

tegak

titik

(tengah-tengah
dan

sejajar

kemudian

tepi

letakkan

kertas di atas meja optik.


Atur filamen lampu sumber cahaya sehingga posisinya menjadi tegak (vertikal).
Lensa f = 100 mm dipasang 10 cm di kanan lampu.
Ubah diafragma 5 celah menjadi 3 celah dengan cara memasang kedua keping

penutup celah.
3. Hubungkan kabel input catu daya (masih dalam keadaan mati / off) ke sumber
tegangan PLN.
4. Pilih tegangan keluaran catu daya pada 12 VAC dan hubungkan catu daya ke lampu
(suber cahaya) dengan menggunakan 2 kabel penghubung.
5. Periksa kembali seluruh rangkaian.
c. Lankah-Langkah Kegiatan :
1. Nyalakan lampu (hidupkan / on kan catu daya) lalu perhatikan arah sinar diatas
kertas. Atur kedudukan lensa (geser ke kiri/kanan) sampai ketiga sinar yang diatas
20

kertas menjadi sejajar. Aturlah letak meja optk atau kertas kerja sehingga berkas
cahaya yang paling tengah berimpitan dengan garis (b) pada kertas.
2. Letakkan cermin kombinasi di atas kertas kerja dengan permukaan cekung
menhadap ke sumber cahaya. Atur cermin agar titik potong sinar-sinar pantul berada
pada garis sinar datang yang tengah.
3. Tariklah garis lengkung pada kertas tepat di sisi bawah permukaan cekung cermin,
kemudian berikan 2 tanda (silang) pada masing-masing sinar datang dan sinar
pantul.
4. Matikan lampu (off kan catu daya), ambil kertas kerja dari atas meja optik,
kemudian gambarlah ketiga sinar datang dan sinar pantulnya dengan bantuan 2 tanda
titik (silang) untuk masing-masing sinar. Lengkapi dengan gambar anak panah untuk
menunjukan arah sinar. Titik perpotongan ketiga sinar pantul disebut titik fokus (F).
Ukur jarak titik fokus sampai permukaan cermin dan catat hasilnya.
5. Ubah diafragma 3 celah menjadi 1 celah dengan cara menggeser keping penutup
celah, kemudian nyalakan lampu.
6. Letakkan kembali kertas kerja dan cermin cekung di atas meja optik, tepat seperti
keadaan semula. Putar posisi kertas sehingga berkas sinar datang berimpitan dengan
salah satu sinar pantul. Perhatikan arah sinar pantul yang baru.
7. Ulangi langkah (6) untuk kedua gambar sinar pantul yang lain.
8. Tempelkan kertas kerja pada tempat yang disediakan pada hasil pengamatan.

5. Pemantulan Cahaya Pada Cermin Cembung


a. Alat/Bahan yang digunakan :
Nama
Jumlah
b.
NO Persiapan
Nama Alat/Bahan
Jumlah
Siapkan
1. 1.Catu
daya
1 Alat/Bahan
2.
Meja
optik
1
akan
3. 2.RelRangkai
presisi
1
4.
Kaki rel
2
membentuk
5.
Pemegang
slide diafragma
1

6.
Diafragma
5 celah + penutup 1
7.
Lensa fdan
= 100 mm bertangkai 1
NO
lurus,
8.
Lampu bertangkai 12V, 18W 3
9.
Tumpakan berpenjepit
1
10. Cermin kombinasi
1
11. Kabel penghubung merah
1
12. Kabel penghubung hitam
1
13. Penggaris logam21
50 cm
1
14. Kertas HVS ( lembar)
1

Percobaan :
alat dan bahan yang
digunakan.
alat-alat
sehingga
rangkaiaan.
Buatlah 2 garis (a)
(b)

saling

melewati

tegak

titik

(tengah-tengah kertas) dan sejajar tepi kertas, kemudian letakkan kertas di atas

meja optik.
Atur filamen lampu sumber cahaya sehingga posisinya menjadi tegak (vertikal).
Lensa f = 100 mm dipasang 10 cm di kanan lampu.
Ubah diafragma 5 celah menjadi 3 celah dengan cara memasang kedua keping

penutup celah.
3. Hubungkan kabel input catu daya (masih dalam keadaan mati / off) ke sumber
tegangan PLN.
4. Pilih tegangan keluaran catu daya pada 12 VAC dan hubungkan catu daya ke lampu
(suber cahaya) dengan menggunakan 2 kabel penghubung.
5. Periksa kembali seluruh rangkaian.
c. Lankah-Langkah Kegiatan :
1. Nyalakan lampu (hidupkan / on kan catu daya) lalu perhatikan arah sinar diatas
kertas. Atur kedudukan lensa (geser ke kiri/kanan) sampai ketiga sinar yang diatas
kertas menjadi sejajar. Aturlah letak meja optk atau kertas kerja sehingga berkas
cahaya yang paling tengah berimpitan dengan garis (b) pada kertas.
2. Letakkan cermin kombinasi di atas kertas kerja dengan permukaan cembung
menhadap ke sumber cahaya. Atur cermin agar titik potong sinar-sinar pantul berada
pada garis sinar datang yang tengah.
3. Tariklah garis lengkung pada kertas tepat di sisi bawah permukaan cembung cermin,
kemudian berikan 2 tanda (silang) pada masing-masing sinar datang dan sinar
pantul.
4. Matikan lampu (off kan catu daya), ambil kertas kerja dari atas meja optik,
kemudian gambarlah ketiga sinar datang dan sinar pantulnya dengan bantuan 2 tanda
titik (silang) untuk masing-masing sinar. Lengkapi dengan gambar anak panah untuk
menunjukan arah sinar. Titik perpotongan ketiga sinar pantul disebut titik fokus (F).
Ukur jarak titik fokus sampai permukaan cermin dan catat hasilnya.
5. Ubah diafragma 3 celah menjadi 1 celah dengan cara menggeser keping penutup
celah, kemudian nyalakan lampu.
6. Letakkan kembali kertas kerja dan cermin cembung di atas meja optik, tepat seperti
keadaan semula. Putar posisi kertas sehingga berkas sinar datang berimpitan dengan
salah satu sinar pantul. Perhatikan arah sinar pantul yang baru.
7. Ulangi langkah (6) untuk kedua gambar sinar pantul yang lain.
8. Tempelkan kertas kerja pada tempat yang disediakan pada hasil pengamatan.
6. Pembiasan Cahaya
a. Alat/Bahan yang digunakan :
22

NO
1.
2.
3.b.
4.
5.
6.
7.
8.

Nama
Nama Alat/Bahan
Jumlah
Catu daya
1
Alat/Bahan
Meja optik
1
Rel presisi
1
Persiapan
Kaki rel
2
1.Siapkan
Pemegang slide diafragma
1
akan
Diafragma
1 celah
1
2.Rangkai
Lensa f = 100 mm bertangkai 1
Lampu bertangkai 12V, 18W 1

NO
(c),

dan

9.
10.
11.
12.
13.
14
15.

Tumpakkan berpenjepit
Balok kaca lingkaran
Kabel penghubung merah
Kabel penghubung hitam
Penggaris logam 50 cm
Kertas HVS ( lembar)
Busur derajat

Jumlah

Percobaan :
alat dan bahan yang
digunakan.
alat-alat

sehingga

membentuk rangkaian.
Buatlah 2 garis (a) dan
3
1
1
1
1
4
1

saling

tegak

melewati

lurus,

titik

( tengah-tengah kertas)
sejajar

tepi

kemudian

kertas,
letakkan

kertas di atas meja optik.


Atur filamen lampu saumber cahaya sehingga posisinya menjadi tegak (vertikal)
Lensa f = 100 mm dipasang 10 cm di kanan lampu.
3. Hubungkan kabel input catu daya (masih dalam keadaan mati/off) ke sumber
tegangan PLN
4.Pilih tegangan keluaran catu daya 12 VAC dan dengan kabel penhubung hubungkan
catu daya ke lampu atau sumber cahaya.
5.Periksa kembali seluruh rangkaian
c. Langkah-Langkah kegiatan :
1. Ambil kembali kertas putih dari atas puncak optik, lalu buatlah garis yang
membentuk sudut 30 terhadap garis (c) pada kertas, kemudian letakkan kembali
kertas itu diatas meja optik. Letakkan balok kaca lingkaran diatas kertas, dengan
sisi datarnya berimpit dengan garis (a) menghadap sumber cahaya. Usahakan agar
pusat lingkaran berimpit dengan titik 0 pada kertas.
2. Nyalakan lampu dengan car menghidupkan (on kan) catu daya. Atur letak meja optik
atau kertas agar sinar datang berimpit dengan garis yang bersudut 30 terhadap garis
(c) atau sudut datang (d) sebesar 30.
3. Amati arah sinar bias dan berikan 1 tanda titik (silang) pada sianr bias. Sudut yang
membentuk antara sinar bias terhadap garis (c) disebut sudut bias (b).
4. Ulangi langkah (1) sampai dengan (3) tetapi menggunakan kertas lain untuk sudutsudut 45, 60, dan terakhir 75.
5. Pindahkan kertas dari atas meja optik, kemudian gambarkan garis arah sinar bias
dengan cara menghubungkan titik bias dan tanda silang. Ukur besar sudut bias (b)
memakai busur dasar, kemudian catat kedalam tabel.
23

6. Dengan titik 0 sebagai pusat dan berjari-jari 3cm, buatlah lingkaran pada masingmasing kertas kerja. Selanjutnya tariklah garis p dan q yang tegak lurus terhadap c.
7. Ukur panjang garis p dan q dengan sudut datang dan sudut bias yang bersesuaian,
dan isikan pada tabel.
7. Pemantulan sempurna
a. Alat / Bahan yang digunakan :
.
b. Persiapan
1. Siapkan
yang
2. Rangkai

Nama
Nama Alat/Bahan

O
1.
2.
3.
4.
5.

Alat/Bahan
Catu daya
Meja optic
Rel presisi
Kaki rel
Pemegang slide

6.
7.

diafragma
Diafragma 1 celah
Lampu f = 100 mm

1
1

8.

bertangkai
Lampu betangkai 12 V,

(a)
tegak
titik O

meja
Atur

Jumlah
Jumla
h
1
1
1
2
1

Percobaan :
alat dan bahan
akan digunakan.
alat

alat
sehingga
membentuk
rangkaian.
Buatlah 2 garis
dan (c), saling

18 W

lurus, melewati

NO
1.
2.
3.
4.
5.

Catu daya
Meja optic
Rel presisi
Kaki rel
Pemegang slide

1
1
1
2
1

6.
7.

diafragma
Diafragma 1 celah
Lampu f = 100 mm

1
1

(tengah-tengah
kertas)

dan

sejajar

tepi

kertas kemudian
letakkan

diatas

optik.
filamen

lampu
bertangkai
sumber cahaya sehingga posisinya menjadi tegak (vertikal).
Lensa f = 100 mm dipasang 10 cm di kanan lampu.
3. Hubungkan kabel input catu daya (masih dalam keadaan mati / off)
ke sumber tegangan PLN.
4. Pilih tegangan keluaran catu daya pada 12 V AC dan dengan kabel
penghubung hubungkan catu daya ke lampu (sumber cahaya).
5. Periksa kembali seluruh rangkaian.
c. Langkah-langkah kegiatan :

24

1. Ambil kembali kertas putih dari atas meja optik, kemudian buatlah
garis yang membentuk sudut 30 terhadap garis (c). Letakkan
kembali kertas itu diatas meja optik. Letakkan balok kaca setengah
lingkaran diatas kertas, dengan sisi datarnya berimpitan dengan
garis (a) dan bagian yang melengkung menghadap kearah sumber
cahaya. Usahakan agar pusat lingkaran berimpitan dengan titik O
pada kertas.
2. Nyalakan lampu (on ksn catu daya) dan atur letak meja opitk atau
kertas agar sinar datang berimpit dengan garis yang bersudut 30
terhadap garis (c) atau dengan sudut datang (d) sebesar30.
3. Amati arah sinar bias dan berikan 1 tanda titik (silang) pada sinar
bias. Sudut yang terbentuk antara sinar bias terhadap garis (c)
disebut sudut bias (b).
4. Dengan sangat hati-hati dan secara pelan-pelan, putarlah kertas
bersama balok kaca lingkaran dengan titik O tetap sebagai titik
bias sampai sinar biasnya menempel pada permukaan datar balok
kaca atau garis (a). Pada keadaan ini b (sudut bias) mencapai
sebesar 90 dan sudut datangnya disebut sudut batas. Berilah 1
tanda titik (silang) pada arah sinar datang.
5. Sambil tetap mengamati arah sinar bias, lanjutkan kembali
pemutaran kertas (bersama balok kacanya). Apakah yang terjadi ?
apakah gejala pembiasan berubah menjadi gejala pemantulan
cahaya ? Pada saat gejala pembiasan benar benar sudah berubah
menjadi gejala pemantulan, hentikan pemutaran kertas. Berilah 1
tanda titik (silang) masing- masing pada sinar datang dan sinar
pantul.
6. Ambil kertas kerja dari atas meja optik, kemudian dengan menarik
garis melewati tanda titik (silang) dan titik O, tentukan garis arah
sinar bias saat sudut datangnya 30, garis sinar datang saat sudut
biasnya

90,

garis

sinar

pantul

saat

sudah

timbul

gejala

pemantulan sempurna.
7. Ukur sudut bias (b) saat sudut datang (d) = 30, ukur d b (sudut
batas) saat b = 90, ukur d (sudut datang) dan p (sudut pantul)
saat sudah terjadi pematulan sempurna. Catat semua hasil
pengukuran ke dalam tabel.
25

8. Kemasi alat dan bahan yang telah dipakai, diskusikan seluruh


kegiatan

untuk

dapat

menyimpulkan

perihal

syarat-syarat

terjadinya pemantulan sempurna.

8. Kaca Planpararel
a. Alat / Bahan yang digunakan :

b. Persiapan
1. Siapkan
yang

Nama Alat/Bahan
Nama

O
1.
2.
3.
4.
5.

Alat/Bahan
Catu daya
Meja optic
Rel presisi
Kaki rel
Pemegang slide

h
1
1
1
2
1

6.
7.

diafragma
Diafragma 1 celah
Lampu f = 100 mm

1
1

8.

bertangkai
Lampu betangkai 12 V,

2. Rangkai
sehingga

(a)
tegak
titik O
kertas)
kertas

meja
Atur

Jumlah
Jumla

18 W

Percobaan :
alat dan bahan
akan
digunakan.
alat-alat
membentuk
rangkaian.
Buatlah 2 garis
dan (c), saling
lurus, melewati

NO
9. Tum pakan berpenjepit
10 Balok kaca

3
1

.
11

Kabel penghubung

.
12

merah
Kabel penghubung

.
13

hitam
Penggaris logam 50 cm

optik.
filamen

sumber cahaya

(tengah-tengah
dan sejajar tepi
kemudian
letakkan diatas
lampu

sehingga

.
14

Kertas HVS ( lembar)

.
15

Busur derajat

.
26

posisinya
menjadi
(vertikal).

tegak

Lensa f = 100 mm dipasang 10 cm di kanan lampu.


3. Hubungkan kabel input catu daya (masih dalam keadaan mati / off)
ke sumber tegangan PLN.
4. Pilih tegangan keluaran catu daya pada 12 V AC dan dengan kabel
penghubung hubungkan catu daya ke lampu (sumber cahaya).
5. Periksa kembali seluruh rangkaian.
c. Langkah-Langkah kegiatan :
1. Ambil kembali kertas putih dari atas meja optik lalu buatlah garis
yang membentuk sudut 30 terhadap garis (c) pada kertas,
kemudian letakkan kembali kertas tersebut di meja optik. Letakkan
balok kaca planpararel di atas kertas, dengan sisi panjangnya
berimipit dengan garis (a), menghadap ke sumber cahaya.
2. Nyalakan lampu dengan cara menghidupkan (on kan) catu daya.
Atur letak meja optik atau kertas agar sinar datang berimpit dengan
garis yang bersudut 30 terhadap garis (c) atau sudut (a) sebesar
30.
3. Amati sinar yang keluar dari balok kaca dan tandai arahnya dengan
memberi

tanda

titik

(silang)

pada

sinar

tersebut.

Sinar

meninggalkan balok kaca dengan sudut pergi sebesar d. Gambar


pula sisi permukaan balok kaca yang menempel pada kertas.
4. Ambil kertas kerja dari atas meja optik, kemudian gambarlah garis
sinar yang keluar meninggalkan balok kaca dengan cara menarik
garis melewati kedua tanda titik (silang). Lengakapi dengan gambar
anak panah untuk memperlihatkan arah sinaenya. Ukur besar sudut
pergi (d) dan catat (isikan) ke dalam tabel.
5. Ulangi langkah (1) sampai (4) untuk sudut datang 40, 50, dan 60
dengan menggunakan kertas yang baru.
6. Kemasi semua alat dan bahan yang telah dipakai, kemudian
diskusikan isian tabel untuk memperoleh kesimpulan tentang
hubungan arah antara sinar yang menuju dan yang minggalkan
balok kaca planpararel.
9. Pembiasan Cahaya Pada Zat cair
a. Alat / Bahan yang digunakan :

27

Nama
Jumla

Nama Alat/Bahan

b.
O Persiapan
Siapkan
1. 1.Catu
daya
2. Meja
yangoptic
akan
3. 2.Rel
presisi
Rangkai
4. Kaki rel
sehingga
5. Lampu
betangkai 12 V,
6.
7.
8.
9.

18 W

Pemegang
slide

Percobaan :
alat dan bahan

hAlat/Bahan
1
1
1
2
1

digunakan.
alat-alat
membentuk
rangkaian.
Buatlah 2 garis

(a)
diafragma
Diafragma 1 celah
tegak
Lampu f = 100 mm
titik O
bertangkai
kertas)berpenjepit
Tumpakan
kertas

Jumlah

dan (c), saling


1
1

lurus, melewati

dan sejajar tepi

(tengah-tengah
kemudian

NO
10 Bak persegi panjang

.
11

Bak bujur sangkar

.
12

optik.
filamen

Kabel penghubung

sumber cahaya

.
13

merah
Kabel penghubung

.
14

hitam
Penggaris logam 50 cm

Lensa

.
15

Kertas HVS ( lembar)

cm

.
16

Busur derajat

.
17

kanan lampu.
Hubungkan

Air bersih

Cukup

input catu daya

meja
Atur

di

3.
kabel
(masih
mati / off)

.
18

letakkan diatas
lampu

sehingga
posisinya
menjadi

tegak

(vertikal).
f = 100 mm
dipasang

10

dalam keadaan
Minyak tanah

Cukup

ke

sumber

.
tegangan
PLN.
4. Pilih tegangan keluaran catu daya pada 12 VAC dan dengan kabel
penghubung hubungkan catu daya ke lampu (sumber cahaya).
5. Periksa kembali seluruh rangkaian.
c. Langkah-langkah kegiatan :
1. Ambil kertas putih dari atas meja optik kemudian buatlah garis (k)
yang membentuk sudut 30 terhadap garis (c) pada kertas.
Selanjutnya letakkan kembali kertas tersebut pada meja optik.
28

2. Tuangkan air ke dalam bak persegi panjang, setinggi bak,


kemudian letakkan bak persegi panjang di atas kertas, dengan sisi
penjangnya berimpit dengan garis (a).
3. Nyalakan lampu dengan cara menghidupkan (on kan) catu daya.
Atur letak meja optik atau kertas agar sinar datang berimpit dengan
garis (k) atau dengan sudut datang (d) sebesar 30.
4. Amati sinar yang keluar dari bak persegi panjang dan berilah tanda
titik P pada tepi bak tempat keluanya sianr.
5. Singkirkan bak persegi panjang , buatlah garis OP dan ukur sudut
bias (b) yakni antara garis OP dan garis (c). Catat hasilnya kedalam
tabel .
6. Ulangi langkah (1) sampai dengan (5), tetapi menggunakan kertas
lain untuk sudut sudut 45, 60.
7. Ulangi langkah (1) sampai dengan (6), tetapi menggunakan bak
bujur sangkar yang diisi minyak tanah.
8. Untuk masing-masing kertas, dengan titik O sebagai pusat dan
berjari-jari 3 cm, buatlah lingkaran pada kertas. Dari titik-titik
potong lingkaran dengan garis sinar, buatlah garis p dan q yang
N
O
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

tegak
Nama Alat/Bahan
garis (c)
9. Kemasi
Catu daya
bahan
Meja optic
Rel
presisi
dipakai,
Kaki rel
Lampu betangkai 12 V,
seluruh
18 W
Pemegang
tentukan slide
diafragma
cair yagn
Diafragma 1 celah

Nama
Jumla

Jumlah

Alat/Bahan
h
1
1
1
2
1

Dispersi

a. Alat / Bahan

semua alat dan


yang

telah

kemudian
diskusikan

indeks bias zat


diteliti.

1
1

9.
10

bertangkai
Tumpakan berpenjepit
Prisma siku-siku

3
1

.
11

Kabel penghubung

.
12

merah
Kabel penghubung

.
13

hitam
Penggaris logam 50 cm

.
14

Kertas HVS ( lembar)

terhadap

isian tabel dan

NO
8. Lampu f = 100 mm

10.

lurus

29

Cahaya
yang digunkan :

b. Persiapan Percobaan :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Rangkai alat-alat sehingga membentuk rangkaian.
Buatlah 2 garis (a) dan (c), saling tegak lurus, melewati titik O
(tengah-tengah

kertas)

dan

sejajar

tepi

kertas

kemudian

letakkan diatas meja optik.


Atur filamen lampu sumber cahaya sehingga posisinya menjadi

tegak (vertikal).
Lensa f = 100 mm dipasang 10 cm di kanan lampu.
3. Hubungkan kabel input catu daya (masih dalam keadaan mati / off)
ke sumber tegangan PLN.
4. Pilih tegangan keluaran catu daya pada 12 VAC dan dengan kabel
penghubung hubungkan catu daya ke lampu (sumber cahaya).
5. Periksa kembali seluruh rangkaian.
c. Langkah-langkah Kegiatan :
1. Letakkan prisma siku-siku di atas kertas dengan posisi sesuai.
2. Nyalakan lampu dengan cara menghidupkan (on kan) catu daya.
Atur letak pirsma dan kertas sehingga sinar yang keluar dari prisma
dapat mencapai tempat kertas yang dilipat vertikal.
3. Sambil mengamati sinar yang mengenai bagian kertas yang di lipat,
secara perlahan putarlah prisma dengan arah sesuai putar jarum
jam atau dengan arah melawan gerak putar jarum jam. Pemutaran
prisma dihentikan saat pada lipatan kertas terlihat (terbentuk)
adanya beberapa warna cahaya yang cukup jelas. Amati warnawarna cahaya tersebut dan catat warna-warna cahaya tersebut
kedalam tabel.
4. Putar prisma, sehingga letak sisi siku-sikunya tegak lurus terhadap
arah sinar.
5. Amati sinar bias ayng mengenai lipatan kertas. Mengapa tidka
ditemukan warna-warna sinar seperti langkah (3) ? tuliskan
jawabannya ke dalam tabel.
11.
Pembiasan Pada Prisma
a. Alat /Bahan yang digunakan :

30

N
Nama Alat/Bahan
b. Persiapan
O 1. Siapkan
1. Catu daya
yang
2. Meja
optic
2.
Rangkai
3. Rel presisi
4. Kaki rel
5. Lampu betangkai 12 V,
6.
7.

18 W
Pemegang slide
Lipat
diafragma
Diafragma 1 celah

tepi
sisi

di
Atur

Nama
Jumla
Alat/Bahan
h
1
1
1
2
1

9.
10

Percobaan :
alat dan bahan
akan digunakan.
alat-alat
sehingga
membentuk

rangkaian.
kertas
arah

vertikal setinggi

NO
8. Lensa f = 100 mm
bertangkai
Tumpakan berpenjepit
Prisma siku-siku

cm
1
3
1

dibagian

sisi pendek dan


panjang,
kemudian
letakkan kertas

.
11

Kabel penghubung

.
12

merah
Kabel penghubung

.
13

hitam
Penggaris logam 50 cm

.
14

atas meja optik.


filamen
lampu
sumber cahaya
sehingga
posisinya

Kertas HVS ( lembar)

Jumlah

menjadi

tegak

(vertikal).
f = 100

Lensa

mm

dipasang 10 cm di kanan lampu.


3. Hubungkan kabel input catu daya ( masih dalam keadaaan mati /
off ) ke sumber tegangan PLN.
4. Pilih tegangan keluaran catu daya 12 VAC dan dengan kabel
penghubung hubungkan catu daya ke lampu (seumber cahaya).
5. Periksa kembali seluruh rangkaian.
c. Langkah-Langkah Kegiatan :
1. Latakkan prisma siku-siku diatas kertas dengan posisi yang sesuai.
2. Nyalakan lampu dengan cara menghidupkan (on kan) catu daya.
Atur letak prisma dan ketas sehingga sinar yang keluar dari prisma
dapat mencapai tempat kertas yang dilipat vertikal.
3. Sambil mengamati sinar yang mengenai bagian kertas yang dilipat,
secara perlahan putarlah prisma dengan arah sesuai gerak putar
31

jarum jam atau dengan arah melawan arah gerak putar jarum jam.
Pemutaran prisma dihentikan saat pada lipatan kertas terlihat
(terbentuk) adanya beberapa warna cahaya yang cukup jelas.
Amati warna-warna cahaya tersebut dan catat warna-warna cahaya
tersebut kedalam tabel.
4. Putar prisma, sehingga letak sisi siku-sikunya tegak lurus terhadap
arah sinar.
5. Amati sinar bias yang mengenai lipatan kertas. Mengapa tidak
ditemukan

warna-warna

sinar

seperti

langkah

(3).

Tuliskan

jawabannya ke dalam tabel.


12. Pembiasan Pada Prisma
a. Alat / Bahan yang digunakan :
Nama
Jumla

N
Nama Alat/Bahan
b. Persiapan
O 1.
1. Meja
alatoptic
2. Rel presisi
sumber slide
3. Pemegang

Alat/Bahan
h
1
1
1

diafragma
4. Bola
lampu 12V, 18 W
optik.
5. 2.Lensa
f =100 mm
Diatas
6.
7.

bertangkai
Diafragma 1celah
yang
Tumpakkan
berpenjepit
garis

Jumlah

Percobaan :
Susunlah
alatdengan

urutan

cahaya-lensadiafragma-meja

1
1

meja

optik

dipasang kertas

1
3

sudah

diberi

silang.

NO
8. Prisma siku-siku
9. Tempat lampu

1
1

10

bertangkai
Catu daya

.
11

Kabel penghubung

.
12

merah
Kabel penghubung

menghadap

sumber
2. Jatuhkan

.
13

hitam
Kertas gambar

cahaya.
sinar

lurus

.
14

Penggaris 30 cm

c. LangkahKegiatan :
1.
siku-siku
Salah
sikunya

32

Langkah
Letakkan prisma
diatas
satu

kertas.
sisi

sikuke

tegak

pada sisi siku-

siku itu, dan amati jalannya sinar. Tandai jalan sinar agar dapat
menggambarnya nanti.
3. Singkirkan prisma dan buat garis yang menyatakan sinar masuk ke
prisma dan sinar keluar dari prisma. Kedua garis itu berpotongan
membentuk sudut yang disebut sudut deviasi. Ukurlah besar sudut
deviasi tersebut.
4. Ulangi kegiatan diatas beberapa kali dengan kertas yang baru dan
sinar datang ke prisma membentuk sudut terhadap garis normal.
5. Ukur masing-masing sudut datang dan sudut deviasinya, kemudian
isikan kedalam tabel.

33

BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Kit adalah kepanjangan dari kotak instrumen terpadu, sehingga KIT alat fisika berarti
sekumpulan alat-alat fisika yang yang dapat digunakan untuk lebih dari satu percobaan, dan
disimpan dalam sebuah wadah seperti kotak. Percobaan-percobaan yang menggunakan alatalat dalam kit fisika adalah percobaan yang berasal dari materi konsep pembelajaran fisika
yang serumpun .Untuk pembelajaran setingkat SMP/MTs, ada berbagai alat KIT misalnya
KIT Optik, KIT mekanika, KIT Listrik dan Magnet. Dari satu boks KIT, kita bisa mendesain
berbagai percobaan. Sebagai contoh dari boks KIT Optik, dapat dibuat percobaan penguraian
cahaya, efek pembesaran dari kaca pembesar, dan lain-lain.
KIT Fisika Optik alat peraga yang membantu pemahaman mengenai cahaya,
pemantulan cahaya, pembiasan cahaya, pelangi dan lainnya pada tingkat SMP. Terdiri dari 27
item alat dan dilengkapi dengan buku penuntun percobaan. Peralatan disimpan dalam wadah
alat yang sesuai dengan alatnya dan dimasukan kedalam box berwarna hijau.
3.2 Saran
Penggunaan alat-alat laboratorium harus dipahami terlebih dahulu oleh semua
penggunanya, baik itu guru, laboran, maupun praktikan.Perawatan dan penyimpanan
alat-alat laboratorium harus dilakukan secara optimal dan berkala, serta menjadi
tanggungjawab semua penggunanya, sehingga dapat digunakan dalam waktu jangka
panjang.

34

DAFTAR PUSTAKA
Devo.v ( 28 Februari 2016 ). Cara menyimpan alat dan bahan laboratorium. Retrifed from
http://devoav1997.webnode.com/news/cara-menyimpan-alat-dan-bahan-laboratorium/
Hendro. (2012). Cara Memelihara Alat Laboratorium. Retrieved from
http://analisbantul.blogspot.co.id/2012/09/cara-memelihara-alat-laboratorium.html
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2011). Panduan Teknis Perawatan Peralatan
Laboratorium Fisika. Retrieved from
http://psma.kemdikbud.go.id/file/buku_perawatan_alat_lab_fisika.pdf

35

Anda mungkin juga menyukai