Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh:
Kelompok 3
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
KEDOKETERAN UMUM
PURWOKERTO
2016
A. Pendahuluan
Konsep kebangsaan merupakan dasar berdirinya suatu bangsa. Konsep
Kebangsaan membedakan suatu bangsa dengan bangsa lainnya di dunia. Di
Indonesia, konsep kebangsaan telah dijadikan dalam wujud dasar negara Indonesia
yaitu Pancasila yang terdapat dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945. Wawasan
kebangsaan Indonesia menolak segala diskriminasi suku, ras, asal-usul, keturunan,
warna kulit, kedaerahan, golongan, agama, dan kepercayaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Wawasan kebangsaan ini bertujuan membangun dan mengembangkan
persatuan dan kesatuan bangsa.
Indonesia memegang teguh bhineka tunggal ika dengan budaya ketimuran.
Globalisasi memiliki dua kutub bagi bangsa yaitu kutub yang memberikan
keuntungan dengan kutub yang memberikan kerugian. Dengan adanya globalisasi,
wawasan penduduk Indonesia menjadi terbuka bagi dunia luar. Namun, globaliasi
memberikan dampak yang tidak selalu menguntungkan. Wawasan yang masuk
seringkali bertolak belakang terhadap budaya bangsa Indonesia. Hal ini menjadi
ancaman bagi bangsa Indonesia untuk tetap mempertahankan budaya bangsa
sesuai keinginan pendiri bangsa yang terdahulu.
Salah satu contoh adanya pengaruh globalisasi yaitu dari pola penggunaan
bahasa oleh remaja di Indonesia. Remaja di Indonesia seringkali mencampurkan
bahasa Indonesia dengan bahasa asing dalam berkomunikasi. Hal ini dapat
melunturkan esensi dari bahasa Indonesia itu sendiri. Selain dari segi bahasa, pola
pikir remaja juga sedang diuji oleh arus globalisasi. Wawasan kebangsaan yang
mengenal sila pertama sebagai dasar berdirinya bangsa yaitu Ketuhanan Yang
Maha Esa, perlahan mulai dipengaruhi oleh arus globalisasi. Di era sekarang, tidak
jarang dijumpai tulisan-tulisan mengenai atheisme, komunisme yang ditulis oleh
anak bangsa. Pola pikir remaja yang seperti ini dapat melunturkan wawasan
kebangsaan Indonesia.
Wawasan kebangsaan perlu ditanamkan sejak dini agar anak bangsa dapat
mengenal bangsanya sendiri, sehingga saat arus globalisasi semakin deras, bangsa
Indonesia tidak terpengaruh dengan arusnya dan tidak kehilangan jati diri bangsa.
Jati diri khas yang dimiliki bangsa Indonesia selama ratusan tahun yang
membedakan dengan bangsa lain yaitu religius atau mengedepankan agama,
humanis yaitu jiwa kemanusiaan yang tinggi, naturalis yaitu apa adanya, terbuka
yaitu membuka diri pada dunia luar dengan filterisasi, demokratis yaitu
musyawarah mufakat dan bebas mengeluarkan pendapat, integrasi atau harmoni,
nasionalisme dan patriotisme yaitu cinta tanah air dan bangsa.
b. Faham Kebangsaan
Faham kebangsaan merupakan pemahaman tentang keberadaan jati diri
seseorang atau sekelompok orang sebagai satu bangsa, juga dalam
memandang dirinya dan bertingkahlaku sesuai falsafah hidup bangsanya
dalam lingkungan internal dan lingkungan eksternalnya. Faham kebangsaan
ini dilandasi oleh Pancasila sebagai falsafah dan pandangan hidup bangsa
yang mengandung nilai- nilai dasar yang dijadikan pedoman dalam
bersikap dan
bertingkah
akhirnya
bermuara
pada
itu
nampak
dengan
mementingkan
kelompok,
dengan
adalah
ideologi
yang
kita.
Polarisasi Ideologi
E. Pemecahan Masalah
Pemecahan memudarnya Jati Diri Bangsa dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Meningkatkan Pemahaman tentang Bhinneka Tunggal Ika
Kalimat Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam lambang negara Indonesia, yaitu
burung Garuda. Secara umum kalimat tersebut diartikan dengan berbeda-beda
tetapi tetap satu jua. Maksudnya, Indonesia memang terdiri atas berbagai suku,
agama, dan ras yang berbeda tetapi perbedaan itu dapat disatukan di dalam
negara Indonesia. Kalau rasa kebinekaan itu dapat terus dipertahankan atau
bahkan ditingkatkan, tentunya rasa kebangsaan (nasional isme) dapat juga terus
dijaga.
2. Menggunakan Pancasila sebagai Filter Budaya Asing dan Kemajuan Iptek
Dengan adanya tantangan globalisasi yang semakin merajalela, Pancasila
dapat dimanfaatkan sebagai filter atau penyaring berbagai pengaruh yang
ditimbulkan oleh globalisasi. Tentunya, kita harus bersikap bijaksana dan mau
membuka diri terhadap globalisasi dan kemajuan iptek. Namun, diperlukan juga
sikap waspada terhadap pengaruh yang ditimbulkannya.
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang rentan terhadap perubahan yang
dibawa arus globalisasi karena memiliki pluralitas yang tinggi. Perubahan yang
dibawa oleh arus globalisasi, misalnya cara berpakaian, bertutur kata, dan
perayaan-perayaan dalam masyarakat.. Hal-hal baru yang dicontoh oleh bangsa
Indonesia dari budaya di luar negeri ini dapat mengancam keutuhan jati diri
bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia menjadi lebih senang dan bangga
mengenakan budaya bangsa lain, bahkan mengatasnamakan agama, misalnya
orang Indonesia memakai burqa atau cadar yang sebenarnya merupakan budaya
bangsa-bangsa di Timur Tengah. Tidak ada yang salah dari mengadopsi budaya
luar negeri, tetapi akan lebih baik bila kita sebagai bangsa Indonesia bisa
memilih budaya yang sesuai dengan jati diri bangsa kita. Oleh karena itu,
pemahaman terhadap Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara
seharusnya terus ditingkatkan dan diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat
dalam rangka pembentukan jati diri bangsa.
3. Menumbuhkan rasa bangga dan cinta terhadap bangsa dan negara
Yoshua Michael Maranatha, wakil Indonesia dalam The 2nd International
Junior Science Olympiade (IJSO) yang diselenggarakan pada tanggal 412
Desember 2005 di Kota Yogyakarta. Dalam ajang prestasi itu, tidak tanggungtanggung dia mengantongi dua gelar sekaligus, yaitu sebagai Absolute Winner
dan The Best Theory. Tidak hanya Yoshua. Masih banyak lagi putra putri
Indonesia yang berprestasi, baik itu di bidang ilmu pengetahuan, olahraga, seni,
ataupun bidang-bidang yang lain. Misalnya, Tantowi Ahmad dan Liliana Natsir
di bidang bulu tangkis yang pada 2016 yang diselenggarakan di turnamen dunia
di Brazil. Dengan menggambarkan dan menunjukkan berbagai prestasi putra
putri bangsa Indonesia, tentunya akan dapat menimbulkan suatu kebanggaan
tersendiri. Ternyata, prestasi putra putri Indonesia diakui oleh internasional.
Menumbuhkan rasa bangga dan cinta terhadap bangsa dan negara, Indonesia
memiliki organisasi kenegaraan yang merupakan wadah berbagai kegiatan
kenegaraan dalam wujud supra struktur politik dan wadah dalam kehidupan
bermasyarakat adalah berbagai kelembagaan dalam wujud infrastruktur politik,
yaitu:
a. Tata laku batiniah, yaitu mencerminkan jiwa, semangat, dan mentalitas
yang baik dari bangsa Indonesia.
b. Tata laku lahiriah, tercermin dalam tindakan, perbuatan, dan perilaku
dari bangsa Indonesia.
Dengan menerapkan kedua tata laku tersebut, maka diharapkan akan
menimbulkan rasa nasionalisme yang tinggi dalam semua aspek kehidupan
nasional.
4. Menggambarkan Tantangan-Tantangan Global yang Harus Dihadapi Bangsa
Indonesia
Globalisasi yang sedang melanda dunia ini tentunya menimbulkan berbagai
dampak. Dampak-dampak itu merupakan masalah atau tantangan tersendiri
yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia. Dengan mengetahui tantangantantangan itu dan menggambarkan bagaimana bentuk-bentuknya, maka kita
akan lebih mudah untuk menghadapi dan mencari cara untuk mengatasi
tantangan-tantangan tersebut.
5. Memotivasi Bangsa Indonesia untuk Bersikap Kritis terhadap Perubahan
Perubahan belum tentu buruk, akan tetapi perlu adanya pemilihan antara
perubahan yang baik dan mana yang buruk. Setelah itu, kita perlu pandaipandai menyikapi perubahan-perubahan tersebut. Dengan sikap kritis dan bijak,
kita dapat mengambil keuntungan dari sikap perubahan-perubahan yang ada
tanpa terjerumus atau terpengaruh oleh dampak negatif yang ditimbulkannya.
6. Upaya revitalisasi pendidikan wawasan kebangsaan
a. Melakukan
proses
pemasyarakatan
wawasan
kebangsaan
melalui