LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh :
NAMA
NIM
: 141510501252
GOLONGAN : I
KELOMPOK : 1
Grafik 3. Schedul
4.2 Pembahasan
hujan.
Dengan
air
tadah
hujan
tersebut,
petani
dapat
bebas
untuk kondisi manajemen yang berbeda dan perhitungan pasokan skema air untuk
berbagai pola tanaman. Sofware Cropwat 8.0 juga dapat digunakan untuk
mengevaluasi praktek-praktek irigasi petani dan untuk menilai kinerja tanaman
yang berhubungan dengan kebutuhan air. Climwat merupakan software
pendamping dari cropwat berupa sebuah program database yang mencakup data
dari total 3.262 stasiun meteorologi dari 144 negara, sehingga memungkinkan
untuk melakukan perhitungan kebutuhan air tanaman dan perencanaan irigasi
pada bermacam-macam tanaman untuk berbagai stasiun iklim di seluruh dunia.
Sebagai titik awal, dan hanya untuk digunakan saat data lokal tidak tersedia,
Ketika data lokal yang tersedia, file-file data dapat dengan mudah diubah atau
yang baru dapat diciptakan. Demikian juga, jika data iklim lokal tidak tersedia, ini
dapat diperoleh untuk lebih dari 5.000 stasiun di seluruh dunia dari Climwat, data
iklim terkait. Perkembangan jadwal irigasi di Sofware Cropwat 8.0 didasarkan
pada keseimbangan tanah, air setiap hari menggunakan pilihan yang ditetapkan
pengguna berbagai untuk suplai air dan kondisi pengelolaan irigasi. Skema
pasokan air dihitung sesuai dengan pola tanam yang ditentukan oleh pengguna,
yang dapat berisi hingga 20 tanaman.
Grafik 1 merupakan grafik climate pada daerah Rogojampi. Unsur cuaca
yang ditampilkan pada grafik tersebut yaitu suhu minimum (OC), suhu
maksimum (OC), kelembaban (%), kecepatan angin (km/hari), lama penyinaran
matahari (jam), tingkat radiasi matahari (MJ/m2/hari), evaporasi tanaman
(mm/hari), curah hujan (mm), dan efektivitas curah hujan (mm). Curah hujan
yang ditunjukkan oleh grafik tersebut relatif sedang dengan curah hujan tertinggi
yakni 260 mm, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Juni yaitu 60
mm. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan daerah Rogojampi merupakan
daerah yang sesuai untuk tanaman jagung dan kedelai dan dapat tumbuh optimal
karena tanaman ini termasuk tanaman yang tidak membutuhkan banyak air. Rotasi
tanaman pada daerah Rogojampi ini adalah padi, jagung, dan kedelai. Curah hujan
yang tinggi maka efektivitas curah hujannya kecil. Hal tersebut juga bergantung
pada jenis tanaman yang ditanam, tanaman yang membutuhkan air yang sedikit
dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya maka efektivitas curah
sudah
banyak
akibat
tingginya
curah
hujan,
sedangkan
proses
evapotranspirasi tanaman juga rendah sehingga tidak memerlukan air yang terlalu
banyak. Pada dekade selanjutnya terjadi peningkatan karena padi awal ditanam
sehingga membutuhkan banyak air, lalu dipanen pada bulan Maret dekade kedua.
Berdasarkan grafik 3 dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara air
tanah (mm) dengan hari setelah tanam. Semakin lama tanaman setelah di tanam,
maka ketersediaan air di dalam tanah semakin berkurang. Grafik di atas
berhubungan dengan kelembaban yang terjadi dan ketersediaan air di dalam tanah
pada daerah tersebut. Dari grafik tersebut dapat diketahui jadwal irigasi yang
harus dilakukan.
Kesimpulan
1. Neraca air merupakan neraca air masukan dikurangi dengan neraca air
keluaran. Neraca air masukan terdiri dari air hujan dan irigasi, sedangkan
neraca air keluaran terdiri dari evaporasi dan transpirasi. Neraca air berfungsi
untuk mengetahui jumlah air yang tersedia.
2. Neraca air memiliki hubungan yang erat dengan pertanian. Hal ini disebabkan
karena neraca air dapat menentukan ketersediaan air di lahan pertanian
sehingga dapat diprediksi kelebihan atau kekurangan air di lahan. Kebutuhan
air tersebut dapat menentukan pola tanam pada suatu wilayah.
3. Grafik Iklim / ETo / Hujan, Crop Water Requirements dan Irrigation Schedule
dapat membantu petani di dalam melakukan budidaya karena grafik tersebut
memberikan informasi yang sangat berguna bagi petani. Iklim / ETo / Hujan,
Crop Water Requirements dan Irrigation Schedule berbeda antara satu wilayah
dengan wilayah lainnya.
5.2
Saran
Seharusnya, materi yang disampaikan lebih dijelaskan lagi karena praktikan
tidak semuanya paham dengan materi yang disampaikan. Kesimpulan dari grafik,
seharusnya diberi contoh atau dijelaskan agar pada saat pembahasan tidak
mengalami kesulitan di dalam menafsirkan grafik.
DAFTAR PUSTAKA
Ban, A. W. V. D. dan H.S. Hawkins. 1996. Penyuluhan Pertanian. Terjemahan
oleh A. D. Herdiasti. 1999. Yogyakarta: Kanisius.
Djufry, Fadjry. 2012. Pemodelan Neraca Air Tanah untuk Pendugaan Surplus dan
Defisit Air untuk Pertumbuhan Tanaman Pangan di Kabupaten Merauke,
Papua. Informatika Pertanian, 21(1): 1-9.
Domiri, D. D. 2011. Aplikasi Simulasi Model Dinamis Pertumbuhan Tanaman
untuk Menduga Produksi Tanaman Padi. Penginderaan Jauh, 8: 35-49.
Fuhrer, J. and K. Jasper. 2012. Demand and Supply of Water for Agriculture:
Influence of Topography and Climate in Pre-Alpine, Mesoscale Catchments.
Natural Resources, 3(1):145-155.
Hussain, I. Z. Hussain, M. H. S. W. Akram and M. F. Farhan. 2011. Water
Balance, Supply and Demand and Irrigation Efficiency Of Indus Basin.
Pakistan Economic and Social Review, 49 (1): 13-38.
Jinxia, W., H. Jikun and Y. Tingting. 2013. Impacts of Climate Change on Water
and Agricultural Production in Ten Large River Basins in China. Integrative
Agriculture, 12(7): 1267-1278.
Luvai, A. K., A. N. Gitau, B. N. K. Njoroge and J. P. O. Obiero. 2014. Effect of
Water Application Levels on Growth Characteristics and Soil Water Balance
of Tomatoes in Greenhouse. Engineering Innovation & Research, 3(3): 271278.
Muamar, S. Triyono., A. Tusi, dan B. Rosadi. 2012. Analisis Neraca Air Tanaman
Jagung (Zea mays) di Bandar Lampung. Teknik Pertanian Lampung, 1 (1):
1-10.
Musyadik, Agussalim, dan T. Marsetyowati. 2014. Penentuan Masa Tanam
Kedelai Berdasarkan Analisis Neraca Air di Kabupaten Konawe Selatan,
ulawesi Tenggara. Widyariset, 17(2):277-282.
Setiani, R., S. E. Purnomo, dan Djulkifli. 2013. Analisis Alokasi Air Sistem
Interkoneksi Antar Daerah rigasi Soka, Daerah Irigasi Rajadana dan Daerah
Irigasi Ciparigi Kabupaten Cirebon. Kontruksi, 1 (2) : 135-142.
Sutanto, R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Konsep dan Kenyataan. Yogyakarta:
Kanisius.
Zulkipli, W. Soetopo, dan H. Prasetijo. 2012. Analisa Neraca Air Permukaan DAS
Renggung untuk Memenuhi Kebutuhan Air Irigasi dan Domestik Penduduk
Kabupaten Lombok Tengah. Teknik Pengairan, 3(2): 87-96.