Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Ibnu Sina pertama kali mengungkap, mencatat dan menggambarkan anatomi tubuh manusia secara lengkap.
Kemudian ia mengambil kesimpulan bahwa, setiap bagian tubuh manusia, dari ujung rambut hingga ujung kaki
kuku saling berhubungan. Ibnu Sina juga adalah orang yang pertama kali merumuskan, bahwa kesehatan fisik
dan kesehatan jiwa berkaitan erat dan saling mendukung. Dalam ilmu kedokteran kontemporer, Ibnu Sina sangat
berjasa dalam bidang pathology dan farmasi, yang menjadi bagian penting dari ilmu kesehatan dan kedokteran.
Melalui Al-Qanun fit-Thibb, Ibnu Sina sebagai orang pertama yang menemukan peredaran darah manusia,
dimana enam ratus tahun kemudian disempurnakan oleh William Harvey. Ibnu Sina juga tercatat pertama kali
mengatakan bahwa bayi selama masih dalam kandungan mengambil makanannya lewat tali pusarnya. Ibnu Sina
juga banyak menemukan bahan nabati baru Zanthoxyllum budrunga dimana tumbuh tumbuhan banyak
membantu terhadap beberapa penyakit tertentu seperti radang selaput otak (miningitis). Ibnu Sina yang pertama
kali mempraktekkan pembedahan penyakit-penyakit bengkak yang ganas lalu menjahitnya. Ibnu Sina juga
terkenal sebagai dokter ahli jiwa dengan cara cara modern yang kini disebut psikoterapi.
Buku lainnya yang banyak dirujuk para ilmuwan adalah karya filsafatnya yang dihimpun dalam buku berjudul
Asy-Syifa yang membahas tentang fisika, metafisika, matematika dan logika, dalam bahasan Latin kitab ini
dikenal dengan nama Sanati. Judul kitab karya Ibnu Sina ini mengulas cara-cara pengobatan sekaligus obatnya
dan kini menjadi semacam ensiklopedia filosofi dunia kedokteran, terdiri dari 18 jilid. Buku tersebut dicetak
lintas negara seperti di Roma pada tahun 1593 M dan di Mesir pada tahun 1331 M. Ringkasan kajian dalam
Asy-Syifa juga dimuat dalam buku An-Najat khusus mengulas tentang fisika dan metafisika dan dicetak di
sebuah percetakan batu di Teheran. Sementara bidang logika dimuat dalam buku Al-Burhan dan terbit pada
tahun 1954 di Kairo.
Asy-Syifa, begitu judul kitab karya Ibnu Sina ini, sebuah kitab tentang cara-cara pengobatan sekaligus obatnya
terdiri atas 18 jilid. Kitab ini di dunia ilmu kedokteran menjadi semacam ensiklopedia filosofi dunia kedokteran.
Dalam bahasan latin, kitab ini di kenal dengan nama Sanatio, atau Sufficienta. Naskah selengkap buku As- Syifa
(The Book of Recovery or The Book of Remedy = Buku tentang Penemuan, atau Buku tentang Penyembuhan)
sekarang ini tersimpan di Oxford University London.
Mengingat pentingya karya Ibnu Sina, pemerintah Arab Saudi bekerjasama dengan pemerintah Mesir
membentuk panitia penyunting Ensiklopedia Asy-Syifa pada tahun 1951. Sementara Bab ke-6 dari Kitab AsSyifa yang mengulas tentang landasan psikologi modern diterjemahkan dan diterbitkan oleh sebuah lembaga
keilmuan di Praha dan juga diterjemahkan kedalam Bahasa Prancis. Sementara karya filsafat Ibnu SIna yang
lain berjudul Al-Isyarat wa al-Tanbihat pernah diterbitkan di Kairo pada tahun 1947 dan di Leiden, Belanda
pada tahun 1892.
Pemikiran Ibnu Sina banyak mempengaruhi para teolog dan pemikir Barat seperti Thomas Aquinas,
Gundisalvus, Robert Grosseteste dan Roger Bacon. Aquinas dari Orde Dominikian diilhami pemikiran Ibnu
Sina dalam perumusan kembali teologi Katolik Roma. Sedangkan Gundisalvus dalam karyanya De Anima
sebagian besar isinya disalin dari pemikiran Ibnu Sina.
Sepanjang hidupnya Ibnu Sina menulis berbagai macam karya yang berkaitan dengan bidang yang diminatinya
yang jumlahnya mencapai 250 karya, baik dalam bentuk buku maupun risalah. Buku ini berkaitan dengan
bidang astronomi berjudul Al-Magest diantara berisi, bantahan terhadap pandangan Euclides, serta
meragukan pandangan Aristoteles yang menyamakan bintang-bintang tak bergerak. Menurutnya, bintangbintang yang tak bergerak tidak berada dalam satu globe.
Bagi Keluarga Besar Fosmi Avicena, Ibnu Sina selain sebagai tokoh pemikiran dan ilmuwan besar Islam, juga
sebagai pahlawan kesehatan Islam. Kebesaran nama Ibnu Sina diabadikan oleh UMI Makassar pada sebuah
Rumah Sakit yang berdiri megah di kawasan Panaikang, depan Kampus UMI. RS ini melayani pasien lintas
agama, dan lintas sosial-ekonomi dengan diperbolehkannya pemegang jamkesmas untuk berobat di RS tersebut,
disamping sebagai rumah sakit pendidikan.Kebesaran nama ibnu sina atau Avicena juga kami abadikan pada
nama organisasi mahasiswa islam kami,yaitu Fosmi Avicena.