Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB XIII
LANJUTAN ISOMETRI
disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Geometri Transformasi
Dosen pengampu Bapak Ishaq Nuriadin, M.Pd
Oleh
Niamatus Saadah
1201125122
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF DR.HAMKA
2015
0
BAB XIII
ISOMETRI LANJUTAN
Dalam isometri dasar, terdapat empat jenis isometri yaitu :
1.
2.
Translasi,
3.
Rotasi,
4.
Reflexi geser.
Apabila reflexi geser dikalikan dengan salah satu dari ketiga isometri yang semula atau
reflexi geser dikalikan dengan reflexi geser yang lain, maka apakah kita akan memperoleh suatu
isometri yang baru ?
Contoh kasus:
1.
t, maka GEF Mt adalah suatu reflexi pada sebuah garis yang sejajar
dengan t.
Apabila EF tidak tegak lurus pada t, maka GEF Mt adalah suatu reflexi geser.
Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil kali reflexi geser dengan sebuah translasi adalah
suatu reflexi atau reflexi geser.
2.
Di atas telah dibicarakan berbagai jenis isometri. Lalu timbul pertanyaan, kalau diketahui
dua titik A dan A, maka ada banyak sekali isometri yang memetakan A pada A, sebab setiap
titik pada sumbu
pula translasi GAA, kecuali itu kalau T titik tengah AA maka ST adalah setengah putaran yang
memetakan A pada A.
Apabila ada titik titik A, A dan B, B, dan jika AB = AB maka ada paling sedikit dua
isometri yang memetakan A pada A dan B pada B.
Bukti :
Dipunyai tiga titik yang tak kolinear (A, B, C).
Andaikan ada dua isometri T1 dan T2 sehingga,
T1(A) = A = T2(A)
T1(B) = B = T2(B)
2
T1(C) = C = T2(C)
Karena T1 dan T2 isometri isometri, maka
AB = AB
AC = AC
BC = BC
Karena A, B, C tak segaris, maka A, B, C juga tak segaris.
Andaikan T1(P)
Maka PA = PA = PA.
Jadi A terletak pada sumbu ruas garis
Jadi A, B, C segaris.
Ini tentunya berlawanan dengan sifat bahwa A, B, C tak segaris.
Jadi haruslah T1(P) = T2(P),
B(h,k)
s
A(1,0)
Gambar 13.1
Andaikan T memetakan P = (x,y) pada titik (hx + ky, kx hy), T(P) = (hx + ky, kx hy).
Akan dibuktikan bahwa T = Ms.
1. Akan dibuktikan bahwa T sebuah isometri.
Andaikan P1= (x1,y1), P2 = (x2,y2) dua titik sebarang,
Maka P1=T(P1) = (hx1 + ky1, kx1 hy1), dan P2=T(P2) = (hx2 + ky2, kx2 hy2).
Sehingga,
(P1P2)2 = [(hx1 + ky1) (hx2 + ky2)]2 + [(kx1 hy1) (kx2 hy2)]2
= [h(x1- x2) + k(y1 y2)]2 + [k(x1 x2) h(y1 y2)]2
= (h2 + k2)(x1-x2)2 + (k2+h2)(y1-y2)2
Oleh karena itu B = Ms(A) dan Ms(O) = O.
Maka OB = OA.
Karena OA = 1 dan OB =
maka h2 + k2 = 1.
Sehingga
Jadi T sebuah isometri.
2. Akan dibuktikan T = Ms.
Dari uraian di atas, diperoleh :
T(O)
= (0,0)
T(A)
= (h,k)
T(B)
Contoh :
Jika O titik asal sebuah sistem koordinat, dan P = (x,y) sebuah titik, tentukan peta P terhadap
rotasi
Jawab :
Ms(A)
300
A(1,0)
Gambar 13.2
Andaikan s sebuah garis melalui O sehingga sudut dari sumbu x ke garis s adalah 300.
Kita tahu bahwa Ms(1,0) =
Jadi Ms(P) =
Teorema 13.3.
Himpunan transformasi-transformasi yang terdiri atas translasi,
reflexi, rotasi dan reflexi geser adalah tertutup terhadap operasi komposisi
(perkalian).
Teorema 13.4.
Apabila ada dua ruas garis
sehingga
. Maka ada dua isometri yang satu isometri langsung dan yang lain
isometri lawan yang memetakan A pada C dan B pada D.
Bukti :
Dipunyai dua ruas garis
Kasus 1 :
sehingga
s
A=C
D
Gambar 13.3
Andaikan
Maka
Karena A = C maka
Sehingga s melalui A
Jadi
dan
Sehingga
Andaikan
adalah garis t
Maka
Dan
Jadi
Kasus 2 :
dan s sumbu
B=D
t
Gambar 13.4
A
D
t
B
Gambar 13.5
Diperoleh
Andaikan
maka
Apabila
Jadi
maka
satu isometri
Misalkan
=t
Maka
Maka
Misalkan
Maka C
(gambar 13.5)
dan
adalah suatu isometri langsung
dan u sumbu
u karena
7
Jadi
dan
Maka
Jadi
Apabila
dan
adalah isometri langsung
maka MtMuMs(A) = MtMu(C) = Mt(C) = C
Kasus 3 : A= C, B = D
Maka jika
Diperoleh Ms(A) = C dan Ms(B) = D yaitu isometri lawan
Sedangkan I = MsMt adalah isometri langsung
Teorema 13.5 :
Setiap isometri adalah hasil kali dari paling banyak tiga refleksi garis.
Bukti:
Andaikan T sebuah isometri dan ada tiga titik (A, B, C) yang tak segaris.
Andaikan bahwa T(A) = A , T(B) = B , T(C) = C.
Karena
, maka menurut teorema 13.4, paling sedikit ada dua isometri yang
memetekan A pada A dan B pada B , yaitu suatu isometri langsung L+ dan suatu isometri lawan
L-.
Dengan L+ adalah hasil kali dua reflexi garis MtMs dan L- adalah refleksi Ms atau hasil kali tiga
refleksi garis MtMuMs.
Pilih diantara L- dan L+ salah satu yang dapat dinyatakan dengan hasil kali refleksi yang
banyaknya paling sedikit.
Jika L- = Ms, kita misalkan N = L- dan kita ambil N = L+ jika L- = MtMuMs.
(Gambar 13.6)
Perhatikan C1 = N(C).
Kasus 1. Jika C = C1.
Maka N memetakan A pada A, B pada B dan C pada C.
Jadi menurut teorema ketunggalan isometri, maka T = N.
Kasus 2. Jika C
Andaikan
C1 .
= v.
, sehingga Mv(C1)=C.
Jadi diperoleh:
MvN(A) = MvN(A) = A
MvN(B) = MvN(B) = B
MvN(C) = MvN(C) = C
Dengan menggunakan teorema ketunggalan isometri, maka T = MvN.
Dari kasus 1 dan 2, dapat disimpulkan bahwa T = N atau T = MvN.
Oleh karena N adalah sebuah refleksi garis atau hasil kali dua refleksi garis, maka T adalah hasil
kali dari paling banyak tiga refleksi garis.
Akibat: Setiap isometri langsung adalah suatu translasi atau suatu rotasi, sedangkan suatu
isometri lawan adalah suatu refleksi atau refleksi geser.
Misalnya MsMtMvMwMr adalah suatu refleksi garis atau suatu refleksi geser sedangkan
GABMuRA,GCDMt adalah sebuah translasi atau suatu rotasi.
Teorema 13.6 :
Jika maka ada tepat satu isometri yang memetakan
A pada A ; B pada B ; C pada C.
Bukti:
Menurut teorema ketunggalan isometri, maka hanya terdapat satu isometri.
Kita tahu bahwa ada sebuah isometri T yang bersifat T(A) = A dan T(B) = B.
Ini disebabkan AB = AB.
Andaikan C1 = T(C).
Jika C1=C, maka bukti selesai.
Jika C1 C, andaikan u =
pada
10
SOAL - SOAL
Soal I.
1.
Diketahui ABC XYZ , jika isometri T memetakan ABC pada XYZ , lukislah
P ' T ( P).
Penyelesaian :
Perhatikan gambar di samping,
Buat ABC XYZ dimana T memetakan
2.
Diketahui ABC dengan A = (-2,1) B = (-2,-1) dan C = (-3,1); DEF dengan D = (1,0), E
= (3,0) dan F = (3,1). T sebuah isometri yang memetakan ABC pada DEF . Jika P = (x,y)
tentukan koordinat-koordinat T(P).
Penyelesaian :
Diketahui : ABC dengan A = (-2,1) B = (-2,-1) dan C = (-3,1)
11
Pilih T1 = R0,90
T2 = GAX dengan titik X = (0,-1)
Karena T1 = R0,90
Diperoleh T1(A) = T1(-2,1) = A(1,2)
T1(B) = T1(-2,-1) = B(-1,2)
T1(C) = T1(-3,1) = C(1,3)
Karena T2 = GAX
Diperoleh T2(A) = T2(1,2) = E(3,0)
T2(B) = T2(-1,2) = D(1,0)
T2(C) = T2(1,3) = F(3,1)
Jadi T = T2T1= GAXR0,90
Ambil sembarang P(x,y)
maka diperoleh T(x,y) = GAXR0,90(x,y) = GAX(y,-x) = (y+2,-x+2)
Jadi koordinat-koordinat titik P(x,y) = P = GAX(y,-x) dan P(x,y) = P = (y+2,-x+2)
12
3.
Diketahui ABC dengan A = (0,0), B = (2,0) dan C = (2,1) dan XYZ dengan
X = (-3,0), Y = (-3,-2) dan Z = (-2,-2). T sebuah isometri yang memetakan ABC pada
XYZ . Jika P = (x,y) tentukan koordinat-koordinat T (P).
Penyelesaian :
Diketahui : ABC dengan A = (0,0) B = (2,0) dan C = (2,1)
XYZ dengan D = (-3,0), E = (-3,2) dan F = (-2,2)
Pilih T1 = R0,-90
3
T2 = Mt dengan garis t : x= 2
Perhatikan gambar di bawah ini :
Karena T1 = R0,-90
Diperoleh T1(A) = T1(0,0) = A(0,0)
T1(B) = T1(2,0) = B(0,-2)
T1(C) = T1(2,1) = A(-1,-2)
Karena T2 = Mt
Diperoleh T2(A) = T2(0,0) = X(-3,0)
T2(B) = T2(0,-2) = Y(-3,-2)
T2(C) = T2(-1,-2) = Z(-2,-2)
13
4.
a)
b)
Putaran R0, memetakan titik P = (x,y) pada titik (hx ky),kx + hy). Tentukanlah
[ R0, ( P)]1 .
Penyelesaian :
1.
1.
Penyelesaian :
Diketahui :
R0, memetakan titik P = (x,y) pada titik (hx ky),kx + hy).
2.
Andaikan s sebuah garis melalui O = (0,0) dan besarnya sudut dari sumbu-x ke garis s.
Andaikan P = (x,y). Tentukan M s (P) apabila
a) 22,50 ; b) 1350 ; c) 150
Penyelesaian :
1. x' = x cos 22,50- y sin 22,50
= 0,923 x 0,38 y
y' = x sin 22,50 + y cos 22,50
= 0,38 x + 0,923 y
15
Soal II.
1.
Jika AB = CD, maka ada isometri langsung L yang memetakan A pada C dan B pada D.
Lukislah garis-garis s dan t sehingga L M s M t
Penyelesaian:
Buatlah sebuah ruas garis (AB) .
Kemudian refleksikan AB terhadap garis t lalu refleksikan lagi terhadap garis s,
Perhatikan gambar berikut:
A
B
t
A=C
B=D
s
Jika EF = GH maka ada isometri lawan T yang memetakan E pada G dan F pada H. Jika
Apakah
Penyelesaian:
Diketahui: - EF = GH
- EF // GH
- T(E) = G dan T(F) = H
Akan dibuktikan bahwa ada isometri lain yang memetakan E pada G dan F pada H.
Perhatikan gambar berikut:
Diperoleh T(E) = MsMtMu(E)
= MsMt (E)
= Ms(G)
=G
T(F) = MsMtMu(F)
= MsMt (F)
= Ms(H)
17
=H
1.
dan
, F = (a,b) sedangkan
; A = (3,-1), B = (6,-1), C =
melalui titik asal O = (0,0). F di
pula T(P).
Penyelesaian:
Perhatikan gambar berikut
1.
Dan,
T(B)
= R0,90GAX (B)
= R0,90GAX [(6,-1)]
= R0,90(5,-1)
= (-1,5)
=D
3.
Diketahui
dan
dan
pada
. Nyatakanlah isometri-
Penyelesaian:
Diketahui:
dan
dan
- garis tinggi yang melalui D membuat sudut 45 0 dengan garis tinggi yang
melalui A.
4.
adalah T = R0,22,5R0,22,5
memetakan
A=A
D=D
B=B
C=C
A=A
D=D
B=B
C=C
C
A=A
B=B
21
D=D
C=C
O
22