KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Taman Nasional
Bedasarkan Undang-undang Nomor 5 tahun 1990, yang dinamakan
Taman
Nasional
adalah
kawasan
pelestarian
alam
yang
mempunyai
Taman
Nasional
Meru
Betiri
merupakan
perwakilan
ekosistem
sp.),
api-api
(Avicennia
sp.),
waru
(Hibiscus
tiliaceus),
pantai
tersebut
dibangun
pengembangbiakan
beberapa
penyu
fasilitas
agar
sederhana
tidak
untuk
punah.
Taman Nasional Meru Betiri memiliki obyek wisata petualangan hutan dan
pantai. Pantai yang ada banyak yang masih indah karena memang tidak
diperkenankan untuk dibangun sarana wisata yang permanen.
Menurut IUCN (International Union For Conservation of Nature and
Natural Resources), Taman Nasional dikategorikan pada kawasan yang
dilindungi
dengan
tujuan
untuk
melindungi
kawasan
alam
dan
4.Taman Buru
Habitat alami atau semi alami berukuran sedang sampai besar yang memiliki
potensi satwa yang boleh diburu, yang populasinya cukup besar, terdapat
minat untuk berburu, tersedia fasilitas berburu yang memadai dan lokasinya
mudah dijangkau oleh pemburu. Cagar semacam ini harus memiliki
kepentingan dan nilai pelestarian yang rendah yang tidak akan terancam
oleh kegiatan perburuan atau pemancingan.
5.Hutan Lindung
Kawasan alami atau hutan tanaman berukuran sedang atau besar, pada
lokasi yang curam, tinggi, mudah tererosi, serta tanah yang mudah terbasuh
hujan, penutup tanah berupa hutan adalah mutlak perlu untuk melindungi
kawasan tangkapan air, mencegah longsor, dan erosi. Prioritas pelestarian
tidak begitu tinggi untuk dapat diberi status cagar (John & Kathy Mackinnon,
1990).
2.3 DENDROLOGI
Dendrologi merupakan ilmu yang memepelajari tentang pohon maupun
tumbuhan
berkayu
lainnya,
seperti
liana
dan
semak.
Cabang
ini
ini
terutama
mempelajari
tentangmorfologi
dan
anatomi
untuk
tumbuhan
mempunyai
bentuk
dan
susunn
yang
beraneka
ragam(gembong, 1985).
Secara morfologi, daun pada umumnya memiliki bagian-bagian helaian
daun(lamina), dan tangkai daun(petiolus). Pada tangkai daun terdapat
bagian yang menempel pada batang yang disebut pangkal tangkai daun.
Ada jenis tanaman tertentu yang daunnya tidak bertangkai daun, misalnya
rumput. Pada tumbuhan monokotil pangkal daun tersebut disebut pelepah
daun, misalnya pelepah daun yang terdapat pada daun pisang dan
talas(saktiyono, 2006)
Bentuk daun berbeda-beda, umumnya berbentuk pipih melebar dan
berwarna hijau karena disebabkan oleh adanya kandungan klorofil pada
daun. Adapun fungsi daun yaitu sebagai tempat transpirasi tumbuhn sebagai
alat atu tempat terjadinya perkembangan vegetatif(syarifudin, 2008).
Bunga merupakan alat perkembangan pada tumbuhan kelompok
angiospermae. Bunga disebut alat perkembangbiakan karena didalam bunga
terdapat alat-alat reproduksi seperti benang sari, putik, dan kandung
lembaga. Bunga merupakan hasil modifikasi dari daun. Bunga dibentuk oleh
meristem yang khusus yang berkembang dari ujung pucuk vegetatif setelah
dirangsang oleh faktor eksternal (faktor musim, ilkim) dan faktor internal
(hormonial). Jadi bagian bunga hanya muncul pada saat tertentu saja,
perbedaan bentuk dan fungsi dari berbagai bagian bnga berhubungan
pada
lembaran
kertas,
biasanya
kerrtas
manila
yang
menghasilkan suatu label dan data yang rinci serta disimpan dalam rak-rak
atau lemari besi dalam urutan menurut aturan dimana herbarium disimpan.
Herbarium terdiri dari koleksi kering dan kioleksi basah(anonimous, 2010).
2.4 MANGROVE
Hutan mangrove ditinjau dari tata bahasa, terdiri dari 2 kata, yaitu
hutan dan mangrove. Menurut undang-undang nomor 5 Tahun 1967
tentang ketentuan-ketentuan pokok kehutanan : hutan adalah suatu
lapangan tetumbuhan pohon-pohonan yang secara keseluruhan merupakan
persekutuan hidup alam hayatibeserta lingkungannya, dan yang ditetapkan
oleh pemerintah sebagai hutan. Sedang mangrove adalah vegetasi hutan
yang tumbuh pada tanah aluvial didaerah pantai dan sekitar muara sungai
yang dipengaruhi pasang surut. Mangrove juga tumbuh pada pantai karang
atau daratan koral yang berpasi tipis atau pantai berlumpur(anonimous,
2011).
Dahuri (2003), menyatakan ekosistem hutan mangrove di Indonesia
memiliki tingkat keanekaragaman jenis yang tinggi, sejauh ini tercatat 202
jenis tumbuhan mangrove yang terdiri dari 89 jenis pohon, 5 jenis palem, 19
jenis liana, 44 jenis herba tanah, 44 jenis epifit dan 1 jenis sikas. Bengen
(2004), menyebutkan bahwa dari 202 jenis tersebut hanya 47 jenis yang
merupakan mangrove sejati (true mangrove), paling tidak di dalam hutan
mangrove terdapat salah satu jenis tumbuhan sejati yang termasuk kedalam
4 famili, yaitu Rhizophoraceae (Rhozophora, Bruguiera, dan Ceriops),
Sonneratiaceae
(Soneratia),
Avicenniaceae
(Avicennia)
dan
Meliaceae
(Xylocarpus).
Upaya merehabilitasi derah pesisir pantaidengan penanaman jenis
mangrovesebenarnya sudah dimulai sejak tahun sembilan puluhan. Data
penanamna mangrove oleh Departemen kehutanan selama tahun 1999
hingga 2003 baru terealisasiseluas 7.890 ha(Departemen Kehutanan, 2004),
namun tingkat keberhasilannya masih sangat rendah. Data ini menunjukkan
laju rehabilitasi hutanmangrove hanya sekitar 1.973 ha/tahun. Disamping itu
masyarakat juga
mangrove,
dan
tidak
sepenuhnya
bahkan
dilaporkan
kecenderungan
gangguan
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous.2011.dendrologi(online)http://id.wikipedia.org/wiki/diakses
pada tanggal 07 oktober 2016
Anonimous.2010.Kenekaragaman-JenisMangrove(online)http://www.dedepurnama.com diakses
tanggal 07 oktober
pada
2016
Gembong.1985.Morfologi
Tumbuhan.Gadjah
UniversityPress.Yogyakarta.
Syamsuri, Istamar.2008. Biologi SMA Jilid 2 A. Erlangga.Jakarta.
Syarifudin.2008.Biologi Untuk SMA.Erlangga.Jakarta
Sunarso, Hadi.2006.Morfologi Tanaman.copyright BMP.Jakarta.
Mada
Anwar,
Chairil.2006.Peranan
Mangrove
Pusat
Dalam
Litbang
Bogor.Bogor.
Ekologis
dan
Mendukung
Hutan
Sosial
Ekonomis
Pembangunan Wilayah
dan
dan
Konservasi
Hutan
Pesisir.
Alam