Anda di halaman 1dari 19

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA
1. Lambung
Lambung adalah salah satu dari organ pencernaan yang terletak di perut
bagian kiri, berfungsi sebagai tempat dikumpulkannnya makanan dan diuraikan.
Untuk selajutnya akan dijelaskan mengenai anatomi, histologi, fisiologi, dan
biokimia dari lambung.
1.1 Anatomi.
Lambung adalah organ yang berbentuk J, terletak pada bagian superior kiri
rongga abdomen sebelah diafragma, yang regia-regia lambung terdiri dari cardiac,
fundus, dan bagian pilorus (anatomi dan fisiologi untuk pemula).
Lambung secara antero posterior berbentuk gepeng dengan batas kanan
cekung, disebut kurvatura minor dan bagian bawah kiri cembung disebut sebagai
kurvatura mayor. Di atas dan disebelah kiri kardia (muara esofagus) terdapat
tonjolan yang menggembung disebut fundus, dengan badan utama dibawahnya
dan melanjutkan diri ke dalam daerah yang disebut atrum pilorus. Antrum pilorus
kemudian melanjutkan diri sebagai kanal yang menyempit ke arah pilorus, yaitu
lubang pembukaan ke duodenum. Pada lambung yang kosong dan berkerut,
mukosa dan submukosa mengadakan lipatan-lipatan memanjang atau ruggae yang
akan menghilang bila diregangkan. (Lesson, 1996)
1.2 Histologi
Seluruh permukaan gaster beserta cekungannya dilapisi oleh epitel
kolumner yang mensekresi mukus. Mukus yang disekresi oleh sel sel ini

membentuk gel kental yang menutupi mukosa. Ion-ion bikarbonat dan sodium
juga disekresikan oleh sel-sel epitel permukaan, menahan masuknya ion hidrogen.
Tingkat pH kemudian terbentuk, berkisar antara 1 atau 2 pada permukaan luminal
dari gel, untuk menetralisir pada membran plasma epitel.
Komponen kelenjar bervariasi dari satu regio ke regio lainnya:
1) Mukosa kardia (junctional) merupakan daerah sempit tepat di bawah
akhir esofagus, yang terdiri dari kelenjer kistik atau tubuler yang
dilapisi oleh sel-sel yang mensekresi mukus dimana di antaranya
tersebar sel-sel endokrin dan sedikit sel parietal (asam) serta sel utama
(pepsinogen)
2) Mukosa fundus yang melapisi 2/3 proksimal gaster tersusun dari
kelenjear tubulus yang tersusun padat, bagian proksimal dilapisi oleh
sel-sel parietal dan bagian distal dilapisi oleh sel-sel utama.
3) Mukosa antrum (pilorik) menempati daerah trianguler yang kasar di
bagian proksimal ke pilorus dengan basis 1/3 panjang kurvatura minor.
Kelenjer dilapisi oleh sel-sel yang mensekresi mukus dengan
sitoplasma granuler dan nukleus basal, bersama dengan sel endokrin
dan sel parietal tersebar. Sel endokrin pada antrum memproduksi
berbagai hormon, seperti sel G (mensekresi gastrin), sel D (mensekresi
somatostatin), sel EC (5-hidroksitriptamin), sel P (bombensin) dan sel
S (sekretin)
(patofis underwood)
1.3 Fisiologi lambung
Lambung melakukan beberapa fungsi, terdapat 3 fungsi utama lambung:
a. Fungsi reservoir yaitu menyimpan makanan sebelum bergerak menuju
traktus digestivus. Lambung dapat menyesuaikan peningkatan volume
tanpa menambah tekanan dengan relaksasi reseptif otot polos.
b. Mensekresikan asam hidroklorida (HCl) dan enzim-enzim untuk
memulai pencernaan protein.
5

c. Melakukan gerakan mencampur, sehingga makanan yang masuk ke


lambung dihaluskan dan dicampur dengan HCL hingga terbentuk
kimus. (Sherwood, 2001)
Disaat lambung kosong, organ ini mampu mengerucut hingga volume
50ml, dengan kemampuan plastisitas dan relaksasi reseptifnya, lambung mampu
mengembang hingga volume yg bisa ditampung menjadi satu liter tanpa terjadi
peningkatan tekanan di intralambung. Makanan sampai ke lambung disimpan dan
dicampurkan keseluruhan isinya lewat fungsi gelombang peristaltik lambung.
Kontraksi peristaltik lambung yang kuat menyebabkan makanan tercampur
dengan sekret lambung sehingga terbentuk kimus. Selain menyebabkan
pencampuran di lambung, kontraksi peristaltik juga menghasilkan gaya
pendorong untuk mengosongkan lambung. Dua faktor utama yang menyebabkan
peregangan lambung adalah jumlah kimus di dalam lambung dan keenceran
kimus, yang keduanya berbanding lurus dengan waktu pengosongan lambung.
(Sherwood, 2001)
Fungsi pencernaan dan sekresi meliputi:
a. Pencernaan protein oleh pepsin dan HCl, sedangkan pencernaan
karbohidrat dan lemak oleh amilase dan lipase dalam lambung kecil
peranannya
b. Sintesis dan pelepasan gastrin dipengaruhi olehprotein yang dimakan,
peregangan antrum, alkalinisasi antrum dan rangsang vagus.
c. Sekresi faktor intrinsik meningkatkan absorbsi vitamin B12 dari usus
halus bagian distal
d. Sekresi mukus membentuk selubung yang melindungi lambung serta
berfungsi sebagai pelumas, sehingga makanan lebih mudah dibawa.
(Fatma)
Fungsi yang berhubungan dengan psikologi.

Secara fisiologik rangsangan emosi sampai ke sekresi getah lambung ada


dua jalan, yaitu:
a. Neurogen
Korteks serebri yang mengalami konflik dan emosi mengirimkan
rangsangan ke hipotalamus anterior, sampai ke vagal nukleus lalu ke
nervus vagus, kemudian merangsang sekresi getah lambung.
b. Neurohormonal
Dari korteks serebri menuju hipotalamus bagian anterior, lanjut ke
pituitari anterior sehingga mengeluarkan kortikotropin, sampai di
korteks adrenal merangsang sekresi hormon adrenal dan merangsang
sekresi lambung. (Suzana, 2005)
1.4 Biokimia dan sintesa asam lambung
Cairan lambung berwarna bening kuning pucat, dengan kandungan HCl
0,2-0,5% dengan pH lebih kurang 1. Cairan lambung mengandung 97-99% air,
sisanya berupa musin dan garam-garaman organik, enzim-enzim pencernaan
pepsin, renin, dan lipase. (Oenzil, 1995)
Didalam sel parietal lambung, terjadi suatu proses sekresi asam lambung,
dimana ATP empunyai peranan penting karena bertindak sebagai pompa asam
atau proton pump yang diperlukan untuk sekresi asam ATP-ase yang
menggunakan Atp agar bisa menghasilkan energi untuk sekresi.
HCl diproduksi oleh lambung dengan proses pergeseran klorida seperti
bersal dari pembentukan H2CO3 dari H2O dan CO2 yang dikatalisis oleh enzim
karbonat anhidrase. Sekresi H+ ke dalam adalah proses yang digerakkan oleh K+
-ATP-ase dan pada sel parietal HCO3- masuk ke dalam plasma. Dalam plasma
pertukaran HCO3- terjadi dalam Cl- kemudian masuk ke dalam sel parietal dan
7

keluar ke dalam lambung, di lumen lambung H+ dan Cl- akan bergabung menjadi
HCl.
Lambung melaksanakan 3 fungsi utama. Fungsi utama lambung yang
paling penting adalah menyimpan makanan yang telah dicerna hingga makanan
tersebut dikosongkan ke dalam usus halus pada kecepatan normal atau untuk
proses cerna dan absorbsi. Lambung akan mensekresikan asam hidroclorida (HCl)
dan enzim untuk memulai pencernaan protein. Lambung memiliki motilitas
khusus untuk gerakan pencampuran antara makanan yang dicerna dan cairan
lambung untuk membentuk cairan padat yang dinamakan kimus. Seluruh isi
lambung harus diubah menjadi kimus sebelum dikosongkan ke duodenum
(Sheerwood, 2007)
Sel-sel lambung mensekresikan sekitar 2500 ml cairan lambung setiap
hari. Cairan lambung ini mengandung bermacam-macam zat, diantaranya adalah
HCl dan pepsinogen. HCl yang disekresikan oleh kelenjar di korpus lambung
membunuh sebagian bakteri yang masuk, membantu pencernaan protein,
menghasilkan pH yang dierlukan pepsin untuk mencerna protein, serta
merangsang aliran empedu dan cairan pankreas. Asam ini cukup pekat untuk
dapat menyebabkan kerusakan jaringan, tetapi pada orang normal mukosa
lambung tidak mengalami iritasi atau tercerna karena sebagian mukosa lambung
juga mengandung mukus (Ganong, 2003)
Lambung memiliki mekanisme proteksi sendiri, di antaranya mukus yang
melapisi mukosa lambung. Mukus berperan sebagai pelindung dari berbagai
macam kerusakan potensial pada mukosa lambung dengan sifat lubrikasinya

untuk mencegah kerusakan mekanis. Mukus juga membantu melindungi mukosa


lambung agar tidak mencerna dirinya sendiri dengan menginhibisi pepsin saat
bersentuhan dengan lapisannya. Sebagai substansi alkali, mukus juga membantu
mekanisme perlindungan mukosa dari kerusakan akibat asam dengan menetralisir
HCl di sekitarnya tanpa mempengaruhi HCl pada lumen (Sheerwood, 2007)
Sekresi lambung akan menurun secara bertahap ketika makanan mulai
masuk ke duodenum dari lambung. Mekanisme penurunan sekresi lambung ada 3
jenis. Saat makanan mulai dikosongkan ke duodenum secara bertahap, stimulus
utama yang merangsang sekresi lambung, yaitu protein, telah ditarik. Setelah
makanan meninggalkan lambung, cairan lambung akan terus terakumulasi hingga
pH lambung akan menurun dengan sangat rendah dan akhirnya merangsang
somatostatin sebagai pemberi respon balik negatif untuk menghambat sekresi
lambung. Penurunan motilitas lambung juga menurunkan sekresi asam lambung
(Sheerwood, 2007)
1.5 Ketahanan mukosa lambung
Selain saluran cerna bagian atas terjadi akibat gangguan keseimbangan
faktor agresif dan faktor defensif. Peningkatan faktor agresif atau penurunan
faktor defensif atau pengaruh keduanya pada keutuhan mukosa lambung. Faktor
agresif organ yang berperanuntuk terjadinya kelainan adalah asam lambung dan
pepsin, sedangkan faktor defensif yang berperan adalah ketahanan mukosa
lambung.
Sumber:

Faktor agresif

Faktor defensif

Asam lambung

Aliran darah mukosa

pepsin

sel epitel mukosa

nikotin

prostaglandin

refluks cairan empedu

fosfolipid

OAINS

mukus

Kortikosteroid

bikarbonat

Helicobacter pylori

regulasi pH intrasel

Ketahanan mukosa lambung merupakan kemampuan dari mukosa


lambung terhadap pengaruh yang bisa merusak integritas mukosa yang
disebabkan baik oleh sekresi mukosa itu sendiri maupun dari pengaruh luar
dengan batas derajad keasaman tertentu. Keadaan mukosa lambung digambarkan
sebagai respon yang terkoordinasi dari beberapa faktor, yaitu peningkatan
produksi mukus, bikarbonat, peningkatan aliran darah, dan lain-lain.
Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi ketahanan mukosa
lambung, diantaranya:
1. Aliran darah mukosa
Aliran darah mukosa merupakan faktor proteksi utama dalam proteksi
mukosa lambung. Darah mensuplai oksigen, makanan, dan hormon
gastrointestinal untuk mempertahankan struktur, fungsi dan perubahan
mukosa. Sirkulasi darah akan membuang bahan sisa dan mendifusikan
kembali ion hidrogen serta mempertahankan ion bikarbonat dalam
melindungi mukosa lambung.

10

2. Nitric oxide (NO)


Lambung sering terpapar substansi yang membahayakan baik endogen
maupun eksogen. Kemampuan mukosa untuk mempertahankan
kerusakan jaringan merupakan proses dinamik. Hal ini melibatkan
beberapa faktor ekstraseluler seperti mukus, bikarbonat,
mikrosirkulasi, sistem imun mukosa. NO penting dalam pertahanan
mukosa yang dapat mempengaruhi setiap komponen pada pertahanan
mukosa.
Aliran darah gastrointestinal merupakan hal penting yang
mempertahankan integritas mukosa selama terpapar dengan zat iritan
atau toksin. Nitric oxide juga berperan dalam aliran darah yaitu sebagai
vasodilator potensial yang berperan sebagai mediator kunci dalam
mengatur aliran darah mukosa pada kondisi basal dan pada kerusakan
mukosa.
3. Prostaglandin
Peranan prostaglandin pada lambung adalah sebagai sitoprotektif yaitu
kemampuan menjaga keutuhan mukosa lambung. Mekanisme kerja
prostaglandin pada mukosa lambung terbagi atas 2 cara:
a. Menghambat produksi asam lambung melalui mekanisme seperti
efek parakrin pada sel parietal.
b. Peningkatan faktor defensif mukosa melalui mekanisme
sitoproteksi.

11

Adanya prostaglandin pada cairan lambung dan mukosa lambung,


berfungsi merangsang mukus, fosfolipid dan sekresi bikarbonat,
peningkatan aliran mukosa, mengurangi difusi kembali ion H+ dan
merangsang proses pergantian sel epitel mukosa.

2. Gastritis
2.1

Defenisi gastritis
Gastritis merupakan proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa

lambung. Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel


radang pada daerah tersebut. Berdasarkan pada manifestasi klinis, gastritis dapat
dibagi enjadi akut dan kronik, tetapi keduanya tidak saling berhubungan
(Djojoningrat, 2001).
Gastritis akut dapat terjadi tanpa diketahui penyebabnya. Kira-kira 80-90%
pasien dirawat di ruang intensif menderita gastritis akut erosif yang sering disebut
gastritis akut stress. Penyebab lain adalah obat-obatan. Obat yang sering
dihubungkan dengan gastritis erosif adalah aspirin dan sebagian besar obat anti
inflamasi non steroid (Hirlan, 2001).
Ulkus peptikum merupakan suatu istilah yang merujuk kepada suatu
kelompok penyakit ulserativa saluran makanan bagian atas yang melibatkan
terutama bagian proksimal duodenum dan lambung, yang merupakan patogenesis
yang sama-sama melibatkan asam pepsin. Bentuk utama ulkus peptikum adalah
ulkus duodeni dan ulkus lambung. Ulkus peptikum terjadi bila efek korosif asam
dan pepsin lebih banyak daripada efek protektif pertahanan terhadap mukosa
lambung atau mukosa duodenum.
12

1. Klasifikasi
Menurut Mansyur (2000) dan Sylvia gastritis diklasifikasikan
menjadi 2, yaitu:
a. Gastritis akut
1) Merupakan kelainan klinis yg jinak dan mukosa lambung
merespon terhadap berbagai iritan lokal. Agen pencetus yang
lazim adalah endotoksin bakteri, kafein, alkohol, dan aspirin.
Beberapa makanan berbumbu termasuk cuka dan lada dapat
menyebabkan gejala yang mengarah kepada gastritis.
2) Biasanya ditemukan sel inflamasi akut dan netrofil.
3) Gastritis akut adalah degenerasi pada bagian superfisial yang
terpapar zat-zat iritan seperti alkohol, aspirin, steroid, dan asam
empedu.
4) Gastritis akut disebabkan oleh diet yang tidak benar, makan
yang terlalu banyak dan terlalu cepat atau makanan yang terlalu
pedas dan banyak bumbu.
5) Gastritis akut biasanya agen agen penyebab dapat dihilangkan.
Pemakaian penghambat H2, seperti ranitidine, dapat mengurani
sekresi asam lambung sehingga dapat empercepat
penyembuhan.
b. Gastritis Kronis
1) Berhubungan dengan Helicobacter pylori, terutama jika
ditemukan ulkus pada pemeriksaan penunjang.
2) Terjadi atropi progresif epitel kelenjar disertai kehilangan sel
parietal dan chief cell. Akibat produksi asam klorida, pepsin
dan faktor intrinsik menurun. Dinding lambung menjadi tipis
dan mukosa mempunyai permukaan yang rata. Bentuk gastritis
ini sering dihubungkan dengan anemia pernisiosa, tukak
lambung dan kanker.

13

3) Penyebabnya tidak jelas, seringkali bersifat multifaktor dengan


perjalanan klinis yang bervariasi, erat kaitannya dengan infeksi
H. Pylori
2.2 Faktor resiko gastritis.
a. Pola makan (terlambat makan)
b. Rokok
c. Kopi
d. Helicobacter pylori
e. OAINS
f. Alkohol
g. Makanan pedas.
h. Usia
i. Stress psikologis
j. Stress fisik
2.3

Manifestasi klinik
Gejala dan tanda dari gastritis menurut Brunner dan Suddarth, 2001
antara lain:
a. Rasa terbakar di lambung dan akan menjadi parah ketika sedang
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

makan
Nyeri ulu hati
Mual dan sering muntah
Tekanan darah menurun, sering pusing
Keringat dingin
Nadi cepat
Terkadang berat badan menurun
Nafsu makan menurun secara drastis, wajah pucat, suhu badan

naik, keluar keringat dingin.


i. Perut terasa nyeri, pedih, begah di perut bagian atas
j. Sendawa bila keadaan lapar
k. Sulit untuk tidur karena gangguan rasa sakit pada perut

3. Pola Makan Sehat.


Pola makan adalah cara seseorang atau kelompok untuk memilih dan
mengkonsumsi sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, budaya,
dan sosial. Pola makan disebut juga dengan kebiasaan pangan atau pola pangan
(Suhardjo, 1986:13)
14

Pangan adalah bahan yang dapat dimakan untuk memenuhi kebutuhan


tubuh seperti tumbuh, bekerja dan perbaikan jaringan. Jumlah dan macam
makanan di suatu daerah atau negara bergantung dari pangan yang telah di tanam
di daerah setempat, sehingga dengan kata lain pola makan di suatu daerah dengan
daerah lain bisa berbeda-beda.
Kebiasaan makan sangat dipengaruhi gaya hidup. Faktor-faktor
yang mempengaruhi terbentuknya gaya hidup keluarga adalah
penghasilan, pendidikan, lingkungan hidup kota atau desa,
susunan keluarga, pekerjaan, suku bangsa, kepercayaan dan
agama, pendapat tentang kesehatan, pendidikan gizi, produksi
pangan dan ditribusi, serta sosial politik (Almatsier, 2003).
Pangan menyediakan unsur kimia tubuh yang dikenal sebagai zat gizi .
yang bertugas menyediakan tenaga untuk tubuh, mengatur proses dalam tubuh
dan memperlancar pertumbuhan serta perbaikan jaringan tubuh. Makanan yang
biasa dikonsumsi manusia mempunyai berbagai macam jenis nama dan bentuknya
serta kandungan isinya, seperti yang diungkapkan oleh Almatsier: makanan yang
mengandung zat gizi banyak terdapat pada bahan alami seperti padi-padian, umbiumbian,, sayur-sayuran, biji-bijian, serealia, unggas dan sejenisnya. Makanan
sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh.
Sebaliknya, makanan yang tidak dipilih dengan baik, tubuh akan
mengalami kekurangan zat-zat gizi essensial tertentu yang hanya bisa di dapat dari
makanan. Jenis makanan ringan yang biasa sebagai pelengkap atau cemilan dapat
dimakan kapan sajakarena tidak terlalu mengenyangkan. Jenis makanan selingan
15

diadakan menjelang makan siang dan malam. Sedangkan makanan berat atau
pokok yang dibutuhkan tubuh 3 kali sehari saat pagi, siang dan malam.
Ada dua hal yang terkandung dalam pola makan sehat, yaitu makanan
yang sehat dan pola makannya. Makanan yang sehat yaitu makanan yang di
dalamnya terkandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh (Hardani, 2002).
Zat-zat yang dibutuhkan untuk tubuh , khususnya untuk remaja.
Pada pedoman Umum Gizi Seimbang dari Direktorat Gizi Masyarakat RI,
terdapat 13 pesan dasar, yaitu:
1. Makanan aneka ragam makanan
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kebutuhan
energi
5. Gunakan garam beryodium
6. Makanlah makanan sumber zat besi
7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur 4 bulan
8. Biasakan makan pagi
9. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya
10. Lakukan kegiatan fisik dan olah raga secara teratur
11. Hindari minum-minuman beralkohol
16

12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan


13. Bacalah label pada makanan yang dikemas (Depkes, 1995)
Sedangkan pada masyarakat Jepang, ada beberapa anjuran kesehatan yang
dberikan oleh Departemen kesehatan Jepang, yaitu memakan makanan tiga kali
sehari dengan porsi seimbang, makan jangan berlebihan, membiasakan makan
pagi, dan setelah makan untuk tidak langsung tidur (Hardani, 2002)
Pola makan dengan jarang sarapan, termasuk yang berisiko tinggi terkena
dispepsia. Di pagi hari kebutuhan kalori seseorang cukup banyak. Sehingga bila
tidak sarapan, maka lambung akan memproduksi banyak asam. Sebuah riset yang
dilakukan perusahaan obat Brains & Co, menyebutkan satu dari dua orang
profesional di kota besar, berpotensi terkena dispepsia. Tuntutan pekerjaan yang
tinggi, padatnya lalu lintas, jarak tempuh rumah dan kantor yang jauh
danpersaingan yang tinggi sering menjadi alasan untuk menunda makan. (Rani
AA, 2007)
Unsur-unsur gizi yang terkandung dalam makanan menurut Sjahmien
Moehji (1992:9) dibedakan menjadi tiga golongan antara lain:
a. Sebagai energi atau kalori
b. Digunakan untuk membangun sel-sel jaringan tubuh
c. Digunakan untuk mengatur fungsi faal alat-alat tubuh.

17

Menurut S. Soetjipto (1975:27) untuk menjaga kesehatan tubuh,


diperlukan manu seimbang. Dikatakan menu seimbang apabila susunan menu
hidangan tersebut terdiri atas tiga zat, yaitu:
a. Zat pembakar atau zat tenaga, yang terdiri dari karbohidrat, lemak dan
protein
b. Zat pembangun atau zat pertumbuhan, terdiri atas protein, garam, air,
dan mineral.
c. Zat pelindung atau zat pengatur pertumbuhan, yang terdiri atas vitamin
dan garam.
Sjahmien Moehji (1992:63) menjelaskan bahwa kekurangan zat gizi akan
mengakibatkan penyakit yang disebut dengan penyakit gangguan gizi. Selain itu,
juga dijelaskan bahwa makanan dapat berpengaruh terhadap kesehatan. seperti
uraian ini:
Berkat pesatnya perkembangan ilmu gizi, maka ditemukan berbagai
penyakit gangguan gizi dan penyebabnya serta cara pencegahannya, seperti
penyakit xerophtalmia, busung lapar dan lain-lain. Semua hal ini menunjukkan
bahwa makanan merupakan faktor yang sangat penting untuk menentukan
kesehatan manusia (Moehji, 1992)
4. Sarapan
Sarapan pagi, yaitu : makanan yang dimakan pada pagi hari sebelum
beraktifitas, yang terdiri dari makanan pokok dan lauk pauk atau makanan

18

kudapan. Jumlah yang dimakan kurang lebih 1/3 dari makanan sehari. (Buku
Pintar Kadarzi)
Studi memiliki menunjukkan bahwa orang yang melewatkan sarapan
kehilangan banyak nutrisi penting. Sarapan yang hilang dapat memiliki efek
negatif pada kesehatan umum, baik dalam jangka pendek dan jangka panjang
(http://www.kelloggs.co.uk/health/tools/pdf/benefits%20of%20breakfast.pdf )
Bagi anak sekolah, sarapan pagi merupakan kebutuhan energi yang sangat
penting, karena dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan lebih memudahkan
menyerap pelajaran. Pada umumnya sarapan pagi menymbangkan energi sekitar
25% dari angka kebutuhan gizi sehari. (Nofitasari et al, 2009). Apabila kecukupan
energi adalah sekitar 2000 kalori dan protein 50 gram sehari untuk orang dewasa,
maka sarapan pagi menyumbangkan sekitar 500 kalori dan 12,5 gr protein,
sisanya akan dipenuhi saat makan siang dan makan malam. (Ulvie, 2011)
Manfaat makan/sarapan pagi, yaitu : (Buku Pintar Kadarzi)
Untuk memelihara ketahanan tubuh, agar dapat bekerja atau belajar
dengan baik.
Membantu memusatkan pikiran untuk belajar dan memudahkan
penyerapan pelajaran.
Membantu mencukupi zat gizi.
Akibat tidak makan pagi, yaitu :
Badan terasa lemah karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk
tenaga.
Tidak dapat melakukan kegiatan atau pekerjaan pagi hari dengan baik.
Anak sekolah tidak dapat berpikir dengan baik dan malas.
Orang dewasa hasil kerjanya menurun.
19

5. Pola sarapan siswa SMA (remaja)


Sarapan atau makan pagi berarti berbuka puasa setelah tidak makan pada malam
hari. Sarapan berarti memutus masa puasa, bila puasa tersebut tidak disudahi
dengan makan pagi, maka cadangan dalam tubuh seseorang hanya cukup untuk
aktivitas dua-tiga jam di pagi hari. Kadar glukosa normal antara 70-110 mg/dl.
Tanpa sarapan seseorang akan jatuh ke kondisi hipoglikemia atau kadar glukosa
darah di bawah normal. (Wiharyanti, 2006)
Sarapan pagi bagi anak usia sekolah sangat penting karena aktivitas sekolah
membutuhkan energi dan kalori yang cukup besar. Paling tidak untuk sarapan pagi
harus memenuhi kalori per hari. (Judarwanto, 2008)
Manfaat sarapan pagi: (Rahmi, 2007, Bagwel, 2008)
a. Memberi energi untuk otak
Nutrisi pada pagi hari memberikan kemampuan untuk berfikir. Rasa lapar
akan membuat seseorang kehilangan konsentrasi untuk beraktivitas.
b. Meningkatkan asupan vitamin
c. Memperbaiki daya ingat
Sebuah penelitian membuktikan bahwa tidur semalaman bisa membuat
otak kelaparan. Jika asupan glukosa tidak cukup pada saat sarapan, maka
fungsi memori akan terganggu.
d. Meningkatkan daya tahan terhadap stress
Dari sebuah surveri didapatkan bahwa anak-anak dan remaja yang sarapan
memiliki performa yang lebih serta mampu memberika perhatian pada
pelajaran, berperilaku positif, ceria, kooperatif, gampang berteman dan
menyelesaikan masalah dengan baik. Sedangkan anak yang tidak sarapan,
tidak dapat berpikir dengan baik dan selalu kelihatan malas.
20

e. Memberikan energi untuk tubuh.


f. Membuat tubuh menjadi lebih sehat
Dengan sarapan bisa menghindarkan tubuh seseorang terkena gastritis.
Menurut S. Soetjipto (1975: 24) , bahwa manfaat zat-zat gizi bagi tubuh
adalah:
1) Menimbulkan pembakaran
2) Pertumbuhan dan perkembangan tubuh
3) Mengganti sel-sel tubuh yang rusak
4) Mengatur dan melindungi bekerjanya alat-alat dalam tubuh
Apabila tubuh mengalami kekurangan akan unsur gizi, maka fungsi dari
alat-alat tubuh akan terganggu, apabila gangguan ini berlangsung terus
menerus akhirnya tubuh akan mengalami kerusakan, hal yang demikian
juga akan terjadi pada lambung sehingga gastritis pun dapat terjadi.

6. Hubungan pola makan dengan terjadinya gastritis.


Gastritis biasanya diawali oleh pola makan yang tidak teratur sehingga
lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat. Pola makan yang baik
dan teratur merupakan salah satu dari penatalaksanaan gastritis dan juga
merupakan tindakan preventif dalam mencegah kekambuhan gastritis.
Penyembuhan gastritis membutuhkan pengaturan makanan sebagai upaya untuk
memperbaiki kondisi pencernaan (Uripi, 2002)
Terjadinya gastritis dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur
yaitu frekuensi makan, jenis dan jumlah makanan. Pola makan yang baik
mencegah terjadinya gastritis. Pada kasus gastritis, frekuensi makan yang
diperbanyak, tapi jumlah makanan yang dimakan tidak banyak. Makan dalam
porsi besar dapat menyebabkan refluks isi lambung. Konsumsi makanan yang
21

tidak sehat juga dapat menyebabkan gastritis, pada akhirnya kekuatan dinding
lambung menurun, tidak jarang kondisi seperti ini menimbulkan luka pada
lambung (Uripi, 2002)

22

Anda mungkin juga menyukai