Revisi Bab 2
Revisi Bab 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Lambung
Lambung adalah salah satu dari organ pencernaan yang terletak di perut
bagian kiri, berfungsi sebagai tempat dikumpulkannnya makanan dan diuraikan.
Untuk selajutnya akan dijelaskan mengenai anatomi, histologi, fisiologi, dan
biokimia dari lambung.
1.1 Anatomi.
Lambung adalah organ yang berbentuk J, terletak pada bagian superior kiri
rongga abdomen sebelah diafragma, yang regia-regia lambung terdiri dari cardiac,
fundus, dan bagian pilorus (anatomi dan fisiologi untuk pemula).
Lambung secara antero posterior berbentuk gepeng dengan batas kanan
cekung, disebut kurvatura minor dan bagian bawah kiri cembung disebut sebagai
kurvatura mayor. Di atas dan disebelah kiri kardia (muara esofagus) terdapat
tonjolan yang menggembung disebut fundus, dengan badan utama dibawahnya
dan melanjutkan diri ke dalam daerah yang disebut atrum pilorus. Antrum pilorus
kemudian melanjutkan diri sebagai kanal yang menyempit ke arah pilorus, yaitu
lubang pembukaan ke duodenum. Pada lambung yang kosong dan berkerut,
mukosa dan submukosa mengadakan lipatan-lipatan memanjang atau ruggae yang
akan menghilang bila diregangkan. (Lesson, 1996)
1.2 Histologi
Seluruh permukaan gaster beserta cekungannya dilapisi oleh epitel
kolumner yang mensekresi mukus. Mukus yang disekresi oleh sel sel ini
membentuk gel kental yang menutupi mukosa. Ion-ion bikarbonat dan sodium
juga disekresikan oleh sel-sel epitel permukaan, menahan masuknya ion hidrogen.
Tingkat pH kemudian terbentuk, berkisar antara 1 atau 2 pada permukaan luminal
dari gel, untuk menetralisir pada membran plasma epitel.
Komponen kelenjar bervariasi dari satu regio ke regio lainnya:
1) Mukosa kardia (junctional) merupakan daerah sempit tepat di bawah
akhir esofagus, yang terdiri dari kelenjer kistik atau tubuler yang
dilapisi oleh sel-sel yang mensekresi mukus dimana di antaranya
tersebar sel-sel endokrin dan sedikit sel parietal (asam) serta sel utama
(pepsinogen)
2) Mukosa fundus yang melapisi 2/3 proksimal gaster tersusun dari
kelenjear tubulus yang tersusun padat, bagian proksimal dilapisi oleh
sel-sel parietal dan bagian distal dilapisi oleh sel-sel utama.
3) Mukosa antrum (pilorik) menempati daerah trianguler yang kasar di
bagian proksimal ke pilorus dengan basis 1/3 panjang kurvatura minor.
Kelenjer dilapisi oleh sel-sel yang mensekresi mukus dengan
sitoplasma granuler dan nukleus basal, bersama dengan sel endokrin
dan sel parietal tersebar. Sel endokrin pada antrum memproduksi
berbagai hormon, seperti sel G (mensekresi gastrin), sel D (mensekresi
somatostatin), sel EC (5-hidroksitriptamin), sel P (bombensin) dan sel
S (sekretin)
(patofis underwood)
1.3 Fisiologi lambung
Lambung melakukan beberapa fungsi, terdapat 3 fungsi utama lambung:
a. Fungsi reservoir yaitu menyimpan makanan sebelum bergerak menuju
traktus digestivus. Lambung dapat menyesuaikan peningkatan volume
tanpa menambah tekanan dengan relaksasi reseptif otot polos.
b. Mensekresikan asam hidroklorida (HCl) dan enzim-enzim untuk
memulai pencernaan protein.
5
keluar ke dalam lambung, di lumen lambung H+ dan Cl- akan bergabung menjadi
HCl.
Lambung melaksanakan 3 fungsi utama. Fungsi utama lambung yang
paling penting adalah menyimpan makanan yang telah dicerna hingga makanan
tersebut dikosongkan ke dalam usus halus pada kecepatan normal atau untuk
proses cerna dan absorbsi. Lambung akan mensekresikan asam hidroclorida (HCl)
dan enzim untuk memulai pencernaan protein. Lambung memiliki motilitas
khusus untuk gerakan pencampuran antara makanan yang dicerna dan cairan
lambung untuk membentuk cairan padat yang dinamakan kimus. Seluruh isi
lambung harus diubah menjadi kimus sebelum dikosongkan ke duodenum
(Sheerwood, 2007)
Sel-sel lambung mensekresikan sekitar 2500 ml cairan lambung setiap
hari. Cairan lambung ini mengandung bermacam-macam zat, diantaranya adalah
HCl dan pepsinogen. HCl yang disekresikan oleh kelenjar di korpus lambung
membunuh sebagian bakteri yang masuk, membantu pencernaan protein,
menghasilkan pH yang dierlukan pepsin untuk mencerna protein, serta
merangsang aliran empedu dan cairan pankreas. Asam ini cukup pekat untuk
dapat menyebabkan kerusakan jaringan, tetapi pada orang normal mukosa
lambung tidak mengalami iritasi atau tercerna karena sebagian mukosa lambung
juga mengandung mukus (Ganong, 2003)
Lambung memiliki mekanisme proteksi sendiri, di antaranya mukus yang
melapisi mukosa lambung. Mukus berperan sebagai pelindung dari berbagai
macam kerusakan potensial pada mukosa lambung dengan sifat lubrikasinya
Faktor agresif
Faktor defensif
Asam lambung
pepsin
nikotin
prostaglandin
fosfolipid
OAINS
mukus
Kortikosteroid
bikarbonat
Helicobacter pylori
regulasi pH intrasel
10
11
2. Gastritis
2.1
Defenisi gastritis
Gastritis merupakan proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa
1. Klasifikasi
Menurut Mansyur (2000) dan Sylvia gastritis diklasifikasikan
menjadi 2, yaitu:
a. Gastritis akut
1) Merupakan kelainan klinis yg jinak dan mukosa lambung
merespon terhadap berbagai iritan lokal. Agen pencetus yang
lazim adalah endotoksin bakteri, kafein, alkohol, dan aspirin.
Beberapa makanan berbumbu termasuk cuka dan lada dapat
menyebabkan gejala yang mengarah kepada gastritis.
2) Biasanya ditemukan sel inflamasi akut dan netrofil.
3) Gastritis akut adalah degenerasi pada bagian superfisial yang
terpapar zat-zat iritan seperti alkohol, aspirin, steroid, dan asam
empedu.
4) Gastritis akut disebabkan oleh diet yang tidak benar, makan
yang terlalu banyak dan terlalu cepat atau makanan yang terlalu
pedas dan banyak bumbu.
5) Gastritis akut biasanya agen agen penyebab dapat dihilangkan.
Pemakaian penghambat H2, seperti ranitidine, dapat mengurani
sekresi asam lambung sehingga dapat empercepat
penyembuhan.
b. Gastritis Kronis
1) Berhubungan dengan Helicobacter pylori, terutama jika
ditemukan ulkus pada pemeriksaan penunjang.
2) Terjadi atropi progresif epitel kelenjar disertai kehilangan sel
parietal dan chief cell. Akibat produksi asam klorida, pepsin
dan faktor intrinsik menurun. Dinding lambung menjadi tipis
dan mukosa mempunyai permukaan yang rata. Bentuk gastritis
ini sering dihubungkan dengan anemia pernisiosa, tukak
lambung dan kanker.
13
Manifestasi klinik
Gejala dan tanda dari gastritis menurut Brunner dan Suddarth, 2001
antara lain:
a. Rasa terbakar di lambung dan akan menjadi parah ketika sedang
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
makan
Nyeri ulu hati
Mual dan sering muntah
Tekanan darah menurun, sering pusing
Keringat dingin
Nadi cepat
Terkadang berat badan menurun
Nafsu makan menurun secara drastis, wajah pucat, suhu badan
diadakan menjelang makan siang dan malam. Sedangkan makanan berat atau
pokok yang dibutuhkan tubuh 3 kali sehari saat pagi, siang dan malam.
Ada dua hal yang terkandung dalam pola makan sehat, yaitu makanan
yang sehat dan pola makannya. Makanan yang sehat yaitu makanan yang di
dalamnya terkandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh (Hardani, 2002).
Zat-zat yang dibutuhkan untuk tubuh , khususnya untuk remaja.
Pada pedoman Umum Gizi Seimbang dari Direktorat Gizi Masyarakat RI,
terdapat 13 pesan dasar, yaitu:
1. Makanan aneka ragam makanan
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kebutuhan
energi
5. Gunakan garam beryodium
6. Makanlah makanan sumber zat besi
7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur 4 bulan
8. Biasakan makan pagi
9. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya
10. Lakukan kegiatan fisik dan olah raga secara teratur
11. Hindari minum-minuman beralkohol
16
17
18
kudapan. Jumlah yang dimakan kurang lebih 1/3 dari makanan sehari. (Buku
Pintar Kadarzi)
Studi memiliki menunjukkan bahwa orang yang melewatkan sarapan
kehilangan banyak nutrisi penting. Sarapan yang hilang dapat memiliki efek
negatif pada kesehatan umum, baik dalam jangka pendek dan jangka panjang
(http://www.kelloggs.co.uk/health/tools/pdf/benefits%20of%20breakfast.pdf )
Bagi anak sekolah, sarapan pagi merupakan kebutuhan energi yang sangat
penting, karena dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan lebih memudahkan
menyerap pelajaran. Pada umumnya sarapan pagi menymbangkan energi sekitar
25% dari angka kebutuhan gizi sehari. (Nofitasari et al, 2009). Apabila kecukupan
energi adalah sekitar 2000 kalori dan protein 50 gram sehari untuk orang dewasa,
maka sarapan pagi menyumbangkan sekitar 500 kalori dan 12,5 gr protein,
sisanya akan dipenuhi saat makan siang dan makan malam. (Ulvie, 2011)
Manfaat makan/sarapan pagi, yaitu : (Buku Pintar Kadarzi)
Untuk memelihara ketahanan tubuh, agar dapat bekerja atau belajar
dengan baik.
Membantu memusatkan pikiran untuk belajar dan memudahkan
penyerapan pelajaran.
Membantu mencukupi zat gizi.
Akibat tidak makan pagi, yaitu :
Badan terasa lemah karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk
tenaga.
Tidak dapat melakukan kegiatan atau pekerjaan pagi hari dengan baik.
Anak sekolah tidak dapat berpikir dengan baik dan malas.
Orang dewasa hasil kerjanya menurun.
19
tidak sehat juga dapat menyebabkan gastritis, pada akhirnya kekuatan dinding
lambung menurun, tidak jarang kondisi seperti ini menimbulkan luka pada
lambung (Uripi, 2002)
22