Tugas Teb
Tugas Teb
MINDMAP
Teknik Evaluasi Bioaktivitas pada Mata
Teknik Evaluasi
Bioaktivitas pada Mata)
Tekanan Intraokular
(TIO)
Pengujian katarak
Inflamasi mata
Alergi konjungtivitis
Pengukuran TIO
menggunakan telemetri
Inflamasi kornea
Automimun uveitis
Induksi inflamasi
mengguankan
paracentesis
Proliferatif
vitreoretinopati
Tekanan
Intraokular
(TIO)
dipertahankan
oleh
suatu
keseimbangan pembentukan aquaeous humor oleh badan siliaris dan
aliran keluarnya melalui trabekular. TIO penting pada diagnosa
glaukoma. Hal yang paling dikhawatirkan adalah peningkatan TIO
dapat merusak saraf pada mata.
a. Pengukuran TIO Akut
Tujuan
: Evaluasi obat glukoma
Prosedur Kerja
:
1. Hewan uji
2. Bahan
3. Alat
4. Langkah
kerja:
5. Prinsip
6. Evaluasi
Evaluasi hasil:
Persentase ROP
0 10,0
10,1 20,0
20,1 40,0
> 40,0
Aktivitas
Tidak ada
Sedikit
Moderat
Nyata
4. Langkah
kerja:
5. Prinsip
6. Evaluasi
2. Bahan
3. Alat
4. Langkah
kerja:
5. Prinsip
6. Evaluasi
i.
ii.
iii.
iv.
v.
5. Prinsip
6. Evaluasi
4. Prinsip
5. Evaluasi
6. Pengujian Inflamasi
Pengujian ini terdiri dari:
Alergi konjungtivitis
Inflamasi kornea
Automimun uveitis
Induksi inflamasi menggunakan paracentesis
Inflamasi okular oleh protein lensa
Proliferatif vitreoretinopati
a. Alergi konjungtivitis
Tujuan
: Alergi konjungtivitis merupakan reaksi
hipersensitivitas pada hidung, saluran nafas, kulit dan berbagai
jaringan.
Prosedur Kerja
:
1.
2.
3.
4.
Hewan uji
Bahan
Alat
Langkah
kerja:
5. Prinsip
6. Evaluasi
: Mencit
: anastesi metoksifluran dan pollen ragweed
: Jarum suntik
i. Pollen ragweed diekstraksi menggunakan
aseton dan didiamkan selama semalam.
Ekstrak kemudian didialisa selama 48 jam,
disaring dan disimpan pada suhu 40C. Al(OH)3
disentrifus pada 1000 ppm selama 15 menit
dan simpan pada suhu 40C. Ekstrak pollen
ragweed dicampur dengan Al(OH)3 setengah
jam sebelum disuntikkan.
ii.
Pada hari ke-0 mencit, disuntikkan anastesi
metoksifluran sebelum pemberian pollen
ragweed
iii.
Hari ke-10 konjungtivitis dindukksi secara
topical menggunakan suspense ragweed dan
10 mL dapar saline phosphate, pH 7,2.
iv.
Hewan diamati pada jam 3, 6, 12, 24 48 dan
72 jam setelahpemberian
: Adanya kemerahan, edema dan mata berair
setelah pemberian sediaan.
: Hasil dihitung SEM serta dibandingkan secara
statistik menggunakan ANOVA Sudent T-test.
b. Inflamasi kornea
Tujuan
oil
Prosedur Kerja
1. Hewan uji
2. Bahan
3. Alat
4. Langkah
kerja:
5. Prinsip
6. Evaluasi
c. Autoimun
Tujuan
Prosedur Kerja
1.
2.
3.
4.
Hewan uji
Bahan
Alat
Langkah
kerja:
5. Prinsip
6. Evaluasi
: Natrium tiamylal
: Jarum suntik
i. Kelinci diberi anastesi secara i.v menggunakan
15 mg/kg.
ii.
Induksi inflamasi menggunakan clove oil yang
disuntikkan menggunakan jarum suntik-30
: Perbandingan hewan uji, control dan pembanding.
: Menggunakan analisa statistik
Hewan uji
Bahan
Alat
Langkah
kerja:
5. Prinsip
6. Evaluasi
Tujuan
: Inflamasi ocular dapat diakibatkan oleh
protein lensa dan dapat dicegah menggunakan inhibitor
lipoxigenase
Prosedur Kerja
:
1.
2.
3.
4.
Hewan uji
Bahan
Alat
Langkah
kerja:
5. Prinsip
6. Evaluasi
f. Proliferatif vitreoretinopati
Tujuan
: vitreoretinopati terjadi ketika terdapat
kesalahan pada operasi mata
Prosedur Kerja
:
1.
2.
3.
4.
Hewan uji
Bahan
Alat
Langkah
kerja:
5. Prinsip
6. Evaluasi
: Kelinci, bobot 2 3 kg
: Sel fibrioblas
: Jarum suntik
i. Induksi sel fibrioblas 1x1 cm dari kelinci dan
dicampur 50 g/mL garamycin dan 5 g/mL
fungizone dalam larutan dubelco 0,2 mL.
ii.
Pengamatan
pada
sel
fibrioblas
yang
terbentuk pada petri
iii.
Sel yang sudah terbentuk dipindahkan pada
mata kelinci
iv.
Pengamatan menggunakan mikroskop pada
mata
: Pengamatan pada jaringan fibrioblas yang
terbentuk
: Pengamatan menggunakan optalmoskopi