Anda di halaman 1dari 16

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Burung Puyuh
Di Indonesia, peternakan puyuh secara komersial baru dilakukan pada

tahun 1979 dengan bibit puyuh impor dari luar negeri. Di pulau Jawa, burung
puyuh dikenal dengan nama gemak. Burung ini mempunyai warna bulu beragam,
biasanya warna-warna tersebut sangat adaptif untuk kamuflase dari musuhnya
(Redaksi AgroMedia, 2007).
Jenis burung puyuh yang biasa diternakkan adalah berasal dari jenis
Cortunix-cortunix japonica. Produksi telur burung puyuh ini mencapai 250-300
butir pertahun dengan berat rata-rata 10 gram per butir. Disamping produksi
telurnya, burung puyuh juga dimanfaatkan daging dan kotorannya. Keunggulan
lain dari burung puyuh adalah cara pemeliharaannya mudah, mempunyai daya
tahan tinggi terhadap penyakit, dan dapat diternakkan bersama dengan hewan lain
(Hartono, 2004)
Klasifikasi burung puyuh sebagai berikut:

SKRIPSI

Kelas

: Aves (bangsa burung)

Ordo

: Galiformes

Sub Ordo

: Phasionaidae

Family

: Phasianidae

Sub Family

: Phasianidae

Genus

: Cortunix

Spesies

: Cortunix-cortunix japonica (Redaksi Agromedia, 2007).

PENGARUH PEMBERIAN BIOFERMENTOR TERHADAP ...FARINTAN DWI PUTRI PRATIWI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Burung puyuh mencapai dewasa kelamin sekitar umur 42 hari dan


biasanya berproduksi penuh umur 50 hari. Dengan perawatan yang baik, burung
puyuh betina akan bertelur 200 butir pada tahun pertama berproduksi (Randall,
1986)
Kandungan protein dan lemak telur burung puyuh lebih baik dibandingkan
dengan telur unggas lainnya. Kandungan proteinnya tinggi, tetapi kadar lemaknya
rendah. Bahkan telur dipercaya dapat memberikan kekuatan sehingga sering
digunakan obat kuat dan campuran jamu dan anggur. Telur burung puyuh sangat
baik untuk diet kolestrol karena dapat mengurangi terjadinya penimbunan lemak,
terutama di jantung, sedangkan kebutuhan proteinnya tetap mencukupi (Putri,
2009).
Secara umum, komposisi kandungan telur burung puyuh adalah 47,4%
albumin (putih telur) ; 31,9% yolk (kuning telur); serta 20,7% cangkang telur dan
selaput tipis. Bobot telur burung puyuh rata-rata 10 gram atau sekitar 8% dari
bobot tubuh burung puyuh betina (Listyowati dan Kinanti, 2005).

2.2

Ransum Burung Puyuh


Pakan adalah bahan yang dapat dimakan dan dicerna oleh seekor ternak

yang mampu menyajikan nutrien yang penting untuk metabolisme basal,


pertumbuhan, penggemukan, reproduksi serta laktasi ( Blakely dan Blade, 1991).
Bahan pakan adalah satu atau beberapa macam bahan baik diolah, setengah jadi
atau bahan baku yang bertujuan untuk dibuat menjadi pakan atau diberikan
langsung kepada hewan (Setiadi, 2000).

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN BIOFERMENTOR TERHADAP ...FARINTAN DWI PUTRI PRATIWI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Pakan juga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan zat-zat makanan sebagai


bahan bagi terbentuknya material jaringan dalam tubuh untuk pembentukan
daging dan telur. Oleh karena itu, dalam formulasi pakan harus memperhatikan
kandungan energi dan kandungan zat-zat makanan sesuai kebutuhan atau tujuan
usaha peternakan. Zat-zat makanan tersebut antara lain karbohidrat, lemak,
protein , mineral, vitamin dan air (Supriyatna et al., 2005).
Tabel 2.1

Kebutuhan nutrisi burung puyuh fase layer


ZAT MAKANAN
SNI
Energi metabolism(kkal/kg)

2600

Protein kasar (%)

22

Lemak (%)

Maks 3,96

Serat kasar (%)

Maks 6,0

Ca (%)

3,25-4,0

P (%)

0,60

Lysin (%)0,45

0,70

Metionin (%)

0,35

Abu (%)

Min10

Kadar air (%)

Maks 14

Sumber

2.3

: SNI 01-3910-1995

Biofermentor
Bio fermentasi berasal dari kata ferfere yang berarti mendidih. Arti kata

mendidih didasarkan pada keberadaan gelembung-gelembung udara yang terjadi


saat proses berlangsung. Tetapi pengertian tersebut meluas sampai mencangkup
aktivitas metabolik mikro baik secara aerob maupun anaerob. Secara biokimiawi
fermentasi diartikan sebagai pembentukan energi melalui katabolisme senyawa

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN BIOFERMENTOR TERHADAP ...FARINTAN DWI PUTRI PRATIWI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

organik, sedangkan menurut aplikasinya dalam bidang industri arti fermentasi


adalah suatu proses yang mengubah bahan dasar menjadi suatu produk oleh suatu
masa sel mikroba. Teknologi fermentasi dengan memanfaatkan kemampuan
mikrobia berhasil merubah bahan ternak berkualitas rendah menjadi suatu produk
bahan yang lebih berkualitas melalui bermacam-macam teknik pengolahan.
Metode fermentasi telah lama banyak digunakan untuk pengawetan, peningkatan
nilai gizi, perbaikan citarasa dalam pengolahan pakan dan pupuk organik. Praktek
fermentasi selain untuk tujuan diatas, juga berguna untuk memperkaya ragam
pakan dan bahan baru (Said, 1987 ; Sarjono, 1989).
Dilihat dari segi mikrobiologi, fermentasi merupakan pendayagunaan
sifat-sifat biokimiawi mikroba untuk menghasilkan berbagai produk, baik produk
katabolisme maupun anabolisme atau biosintesa (Rachman, 1989). Tujuan
fermentasi adalah meningkatkan kadar protein dan menurunkan serat kasar serta
meningkatkan kecernaan bahan pakan yang mengandung lignosellulosa. Pada
proses fermentasi terbentuk CO2 oleh proses katabolisme gula dalam ekstrak. Pada
prinsipnya proses fermentasi untuk memisahkan lignin dan selulosa ( Sundstol
and Coxworth, 1984).
Fermentasi dapat terjadi secara in vivo dan in vitro. Fermentasi in vivo
adalah fermentasi yang terjadi secara alami di dalam tubuh. Fermentasi in vitro
adalah fermentasi yang dilakukan diluar tubuh dengan melalui suatu teknik
rekayasa. Dari proses fermentasi in vivo dan in vitro adalah sama, yakni
memanfaatkan peran mikroorganisme untuk merombak karbohidrat dan
meningkatkan protein (Rahardjo, 2003).

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN BIOFERMENTOR TERHADAP ...FARINTAN DWI PUTRI PRATIWI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

10

Bahan utama yang diperlukan untuk berlangsungnya suatu proses


fermentasi adalah berbagai jenis mikroorganisme atau enzim yang dihasilkannya,
namun industri besar masih menggunakan mikroorganisme karena cara ini jauh
lebih mudah dan murah. Setyono, dkk., (2007) menyatakan mikroorganisme yang
banyak digunakan dalam proses fermentasi diantaranya adalah bakteri, ragi(yeast)
dan jamur (kapang). Mikroorganisme melakukan fermentasi dengan cara
menghidrolisis nutrient yang masih dalam bentuk komplek menjadi bentuk yang
lebih sederhana untuk dikonsumsi dalam rangka tumbuh dan berkembang biak.
Kelebihan nutrien yang sudah dalam bentuk sederhana dapat digunakan oleh
hewan secara langsung dengan demikian makanan yang sudah mengalami proses
fermentasi juga dapat menghilangkan atau mengurangi rancun dan bau yang
dikandung oleh pakan basal, disamping itu perkembangbiakan mikroorganisme
dapat meningkatkan kandungan protein pakan.
Teknologi biofermentasi dengan melakukan proses ragamisasi campuran
dari beberapa mikro organisme seperti Lactobasilus SP dan Saccharomyces
diharapkan dapat memperbaiki mutu produksi ternak. Teknologi fermentasi
dengan menggunakan ragam mikro organism disebut sebagai BioFermentor
(Said, 1987 ; Sarjono, 1989).
Menurut Wibowo dkk (1990), aplikasi proses fermentasi selalu terdiri dari
enam bagian utama proses yang berupa: a. formulasi medium untuk digunakan
sebagai

proses

perkembangbiakan

mikroorganisme

sejak

persiapan

inokulen/starter sampai tahap fermentasi untuk produksi ; b. sterilisasi media,


fermentor dan peralatan serta sarana lain ; c. produk starter yang aktif dan murni

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN BIOFERMENTOR TERHADAP ...FARINTAN DWI PUTRI PRATIWI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

11

untuk inokulasi tangki fermentasi skala produksi ; d. pemeliharaan pertumbuhan


mikroorganisme pada aktivitas yang optimum untuk pembentukan produknya ; e.
pemanenan dan pemurnian produknya ; e. pemanenan dan pemurnian produk ; f.
pembuangan limbah hasil sisa hasil fermentasi.
Biofermentor ini sama halnya dengan probiotik, keduanya sama-sama
mengandung mikroba pengurai. Mikroba pengurai yang terdapat didalam
probiotik dan biofermentor bersifat sebagai proteolitik, amilolitik dan lipolitik.
Mikroba ini akan bergabung dengan mikroorganisme saluran cerna dan bekerja
mengubah protein, karbohidrat, serta lemak yang tidak dapat terserap menjadi
dapat diserap oleh dinding usus, dengan demikian probiotik dapat membantu
proses metabolisme zat makanan yang dicerna (Risch, 2000). Probiotik berisi
koloni bibit mikroba fermentatife sehingga diharapkan dapat menfermentasi
bahan organik yang sesuai menjadi unsur-unsur organik yang bermanfaat bagi
unggas (Risch, 2000).
Pencernaan merupakan proses kimiawi dan fermentasi oleh mikrobiota
yang ada dalam usus. Interaksi antara mikrobiota dan nutrisi sangat kompleks.
Mikrobiota dapat mempengaruhi pencernaan dan penyerapan nutrien. Produk
hasil metabolisme mikroba juga merupakan nutrien atau mempengaruhi kesehatan
inangnya. Dengan kata lain, keseimbangan mikroba dalam sistem pencernaan
berperan penting bagi kesehatan, kecernaan pakan dan efisiensi produksi.
Kumpulan mikroba yang menguntungkan diberi istilah probiotik (Kompiang ,
2009).

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN BIOFERMENTOR TERHADAP ...FARINTAN DWI PUTRI PRATIWI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

12

Setiap spesies hewan mempunyai metabolisme yang spesifik, metabolisme


tersebut sebagian besar menguntungkan induk semang dan sebagian lagi
merugikan induk semang. Apabila mikroorganisme patogen masuk, maka
mikroorganisme yang merugikan akan semakin banyak. Mikroorganisme yang
merugikan ini umumnya aktif merombak zat yang ada pada kolon, dan hasil
akhirnya yaitu metabolit toksik, karsinogenik atau metanogenik baik yang berasal
dari bahan makanan beracun, obat-obatan, steroid maupun metabolit yang berasal
dari makanan. Pada hewan-hewan yang peka, metabolit ini harus segera dibuang
karena dapat menyebabkan kerusakan-kerusakan mukosa usus, bahkan bisa
terbentuk tumor atau beberapa penyakit lain. Dalam hal ini probiotik mendesak
atau mengencerkan mikroflora aktif tersebut, sehingga pembentukan zat toksik
dapat dikurangi, atau sebelum terbentuk zat toksik, bahan tersebut sudah dibuang
terlebih dahulu karena gerak peristaltik usus (Soeharsono, 1987).
Penggunaan probiotik sebagai suplemen cukup banyak dilaporkan oleh
peneliti, probiotik berasal dari berbagai biakan mikroba antara lain seperti Bacilus
apriarius (Kompiang et al., 2002), Saccharomyces cerevisiae (Ayanwale et al.,
2006),

Lactobacillus,

Bifidobacterium,

Enterococcus,

dan

Pediococcus

(Mountzouris et al., 2007). Jenis mikroorganisme yang ada dalam probiotik


biasanya dari bakteri asam laktat. Bakteri asam laktat banyak digunakan untuk
probiotik, sebab bakteri ini jarang sekali bersifat patogen (Winarno, 1996).
Probiotik memberi dampak positif terhadap penampilan unggas seperti
pertumbuhan, produksi telur dan efesiensi penggunaan pakan. Probiotik telah

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN BIOFERMENTOR TERHADAP ...FARINTAN DWI PUTRI PRATIWI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

13

dilaporkan oleh Paramita dan Koestanti (2000) serta Mufidah (2000) dapat
meningkatkan kecernaan protein kasar pada ayam.
Probiotik merupakan koloni mikrobia yang kaya akan mikroba selulotik,
lignolitik, proteolitik. Mikroba selulolitik akan menghasilkan enzim selulase yang
merupakan enzim kompleks yang terdiri dari enzim endoselulase dan
aksoselulase. Contoh mikrobia selulolitik adalah Acidotermus cellulolyticus,
Bacillus spaericus, Cellulomonas cellulans, Cellvibrio mixtus, Cytophaga
hutchinsonii,

Bacteriodes

succinogenes,

Ruminococcus

flavifaciens,

Ruminococcus albus, Cillobacterium cellulosolvens ( Rachmandra, 2003).


Mikroba selulolitik yang sering di gunakan sebagai andalan dalam
kandungan probiotik adalah Bacillus Apiarius. Uji coba di laboratorium
menggunakan ayam ras menunjukkan bahwa kultur Bacillus apiarius yang
diberikan melalui air minum maupun pakan, efektif menggantikan AGP (
antibiotik growth promotor), baik untuk ayam pedaging maupun ayam petelur
(Kompiang et al., 2002). Pemberian Bacillus apiarius secara nyata meningkatkan
produksi, memperbaiki FCR dan menekan mortalitas (Kompiang, 2009). Laporan
tersebut juga disampaikan oleh Arslan dan Saattci (2004) dengan menggunakan
burung puyuh.
Mikrobia lignolitik akan membantu pemecahan lignoselulosa, sehingga
selulosa dan lignin akan terlepas ikatan tersebut karena mikrobia lignolitik dapat
menghasilkan enzim lignase yang terdiri dari phenol oksidase dan peroksidase
yang akan merombak ikatan dengan lignin. Mikrobia lignolitik contohnya adalah
Pynocopurus cinnabarinus dan Coriporis subvermispora. Mikrobia proteolitik

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN BIOFERMENTOR TERHADAP ...FARINTAN DWI PUTRI PRATIWI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

14

akan menghasilkan enzim protease yang akan merombak protein menjadi


polipeptida, selanjutnya menjadi peptide dan terakhir menjadi asam amino.
Contoh mikroba Proteolitik Sellenomas ruminatium, Lachnospira multiparus.
Bakteri N fiksasi non simbiotik yang terdapat dalam probiotik akan membantu
mengikat N bebas, baik yang berasal dari Non Protein Nitrogen (NPN) maupun
yang berasal dari saliva (Suharto, 1995)

2.4

Daya Cerna Unggas


Sistem pencernaan burung puyuh tidak jauh beda dengan unggas lainnya.

Daya cerna makanan didefinisikan sebagai perbandingan zat makanan yang tidak
diekskresikan di dalam feses dengan yang diekskresikan dalam feses dan
diasumsikan zat zat makanan yang diabsorbsi oleh hewan (McDonald et al.,
2002).
Proses pencernaan adalah penguraian zat-zat makanan dalam saluran
pencernaan untuk diserap dan digunakan oleh jaringan-jaringan tubuh. Proses ini
berlangsung secara mekanis dan kimia sehingga banyak faktor yang
mempengaruhinya (Anggordi, 1985). Sistem pencernaan terdiri dari saluran
pencernaan dan organ aksesori. Saluran cerna unggas terdiri dari paruh,
oeshopagus, crop, proventriculus, gizzard, duodenum, jejunum, ilium, ceca,
rectum, kloaka dan vent. Sementara organ aksesori terdiri dari pancreas dan hati
(Supriyatna et al., 2005).
Sistem pencernaan unggas berbeda dengan mamalia. Unggas mempunyai
paruh untuk memecah pakan. Kelenjar ludah yang terdapat di rahang bawah,

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN BIOFERMENTOR TERHADAP ...FARINTAN DWI PUTRI PRATIWI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

15

dinding pipi akan mengeluarkan cairan ludah untuk membantu melunakkan pakan
dan melicinkan jalannya pakan ke dalam kerongkongan. Pakan akan disimpan
dalam tembolok (crop) untuk dilunakkan dan diproses oleh getah pencernaan saat
masuk proventriculus, dimana dindingnya menghasilkan pepsin dan HCL yang
dapat membantu pencernaan protein. Gumpalan pakan diproses secara mekanis di
empedal (gizzard) untuk memperkecil ukuran partikel pakan. Dari empedal
partikel-partikel bergerak melalui lekukan duodenum, dimana partikel ini diproses
oleh enzim-enzim yang diproduksi pancreas. Getah pancreas mengandung enzimenzim amilolitik, lipolitik dan proteolitik, yang berturut-turut menghidrolisa pati,
lemak, proteosa dan pepton. Empedu hati mengandung amylase, memasuki pula
duodenum. Partikel berlanjut bergerak melalui usus halus yang dindingnya
mengeluarkan getah usus mengandung erepsin dan enzim-enzim pemecah gula.
Erepsin menyempurnakan pemecahan protein menjadi asam-asam amino,
sedangkan enzim pemecah gula mengubah disakarida menjadi monosakarida yang
kemudian dapat diasimilasi tubuh. Proses absorbs zat makanan dikerjakan oleh
villi usus halus. Urine pada unggas mengalir kedalam kloaka dan dikeluarkan
bersama-sama dengan feses warna putih yang terdapat pada kotoran ayam
sebagian besar adalah asam urat. Saluran pencernaan yang paling relative pendek
pada unggas menggambarkan proses pencernaan yang relative cepat yaitu lebih
kurang empat jam (Anggorodi, 1985).
Lesson dan Zubair (2007) menyatakan pH optimum yang dibutuhkan
untuk pencernaan protein di usus halus unggas adalah 5,8-6,8. Caspary (1992)
berpendapat bahwa asimilasi protein dalam usus berlangsung dalam tiga fase,

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN BIOFERMENTOR TERHADAP ...FARINTAN DWI PUTRI PRATIWI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

16

yaitu fase luminal, fase brush border dan fase cytoplasmic. Fase luminal diawali
dengan denaturasi protein didalam lambung akibat produksi HCL yang
menyebabkan suasana asam. Pada fase luminal terjadi pemecahan polipeptida
oleh

pancreatic

protease

like

trypsin,

chymortrypsin,

elastase

dan

carboxypeptidase, enzim-enzim tersebut dihasilkan oleh pankreas dalam bentuk


inaktif. Aktifasi enzim-enzim diatas distimulasi oleh enterokinase. Hasil akhir
pemecahan protein pada fase luminal adalah oligopeptida dan asam amino. Fase
brush border adalah kelanjutan dari fase luminal, oligopeptida dan asam amino
diabsorbsi oleh brush border kemudian akan berlanjut pada fase cytoplasmic.
Hal-hal yang menyebabkan menurunnya daya cerna protein pada unggas
antara lain adanya zat anti nutrisi yang secara alami terkandung dalam bahan
pakan dan pengaruh pemrosesan pakan. Zat anti nutrisi secara signifikan
mengurangi nilai nutrisi suatu bahan pakan. Pada banyak kasus hal ini
menyebabkan penurunan kecernaan bahan tersebut. Pemanasan merupakan faktor
utama yang menyebabkan kerusakan protein selama pemrosesan bahan pakan. Hal
ini dikarenakan proses pemanasan akan merusak asam-asam amino yang sensitive
terhadap panas sehingga akan mengurangi nilai nutrisi bahan tersebut (Lesson dan
Zubair, 2007).

2.5

Daya Cerna Pakan


Bahan pakan setelah dimakan akan mengalami proses pencernaan. Pakan

akan dipecah menjadi partikel-partikel kecil kemudian diserap oleh tubuh. Jumlah

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN BIOFERMENTOR TERHADAP ...FARINTAN DWI PUTRI PRATIWI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

17

zat makanan yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh dapat diketahui dengan
menghitung daya cerna (digestibility) (Rochmat, 1999).
Daya cerna adalah jumlah zat makanan dari suatu bahan pakan yang
diserap dalam traktus grastrointestinal. Hal ini menyangkut proses pencernaan
yaitu hidrolisis untuk membebaskan zat makanan dalam suatu bentuk tertentu
sehingga dapat diserap oleh usus (Anggorodi, 1985).
Daya cerna dapat ditentukan dengan mengukur secara teliti bahan pakan
yang dikonsumsi dan feses yang dikeluarkan dari pengukuran tersebut didukung
dengan analisis kimiawi zat makanan, maka dapat dihitung daya cernanya
(Anggorodi,1985).
Tilman et al., (1991) mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi daya cerna makanan adalah (1) komposisi makanan, daya cerna
makanan berhubungan erat dengan komposisi kimiawi dan serat kasar mempunyai
pengaruh besar; (2) Keseimbangan protein, jika protein dalam pakan menurun
akan menyebabkan bahan makanan cepat melewati saluran pencernaan, sehingga,
menyebabkan turunnya daya cerna dari bahan pakan tersebut; (3) Perlakuan
terhadap pakan, beberapa perlakuan bahan pakan, misalnya pemotongan,
penggilingan dan pemanasan mempengaruhi daya cerna; (4) Jenis hewan, bahan
pakan yang rendah serat kasarnya dapat dicerna dengan baik oleh hewan. Tetapi
bahan pakan yang tinggi serat kasarnya dicerna dengan baik oleh hewan
ruminansia dibandingkan hewan non ruminansia; (5) Jumlah makanan,
penambahan jumlah makanan yang dimakan mempercepat arus makanan dalam
usus, sehingga mempengaruhi daya cerna.

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN BIOFERMENTOR TERHADAP ...FARINTAN DWI PUTRI PRATIWI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.6

18

Daya Cerna Protein Kasar


Protein merupakan bahan penyusun dasar semua jaringan tubuh. Kegunaan

protein dalam tubuh adalah memperbaiki jaringan, pertumbuhan jaringan yang


baru, metabolisme guna menghasilkan energi, metabolisme ke dalam fungsi
tubuh, pembentukan enzim-enzim yang esensial bagi tubuh dan hormon-hormon
tertentu (Anggorodi, 1995). Defisiensi protein akan mengakibatkan hewan tidak
mampu membuat dan memelihara jaringan tubuhnya sehingga mengakibatkan
terganggunya pertumbuhan (Triakoso, 1996). Pemberian pakan harus dapat
menjamin bahwa kandungan proteinnya cukup untuk keperluan pertumbuhan
(Gaman dan Sherington, 1992).
Kecernaan protein, diukur sebagai selisih antara protein yang dikonsumsi
dengan protein yang dikeluarkan melalui feses (Erwanto, 1995). Menurut Linton
dan Abrams (1990), kecernaan protein adalah bagian protein dalam bahan
makanan ternak yang dapat dicerna atau diserap dalam tubuh. Daya cerna protein
unggas dipengaruhi oleh : (1) Jenis protein, protein hewani lebih mudah dicerna
daripada protein nabati, karena protein nabati dilindungi dinding sel yang terdiri
dari selulosa (2) Perlakuan dari protein, protein yang mengalami pemanasan akan
lebih mudah dicerna, karena ikatan-ikatan kompleks yang menyusun bahan pakan
tersebut akan pecah. Contohnya biji-bijian yang diberikan langsung atau tanpa
pemanasan, memiliki daya cerna protein sebesar 77%, sedangkan protein yang
dipanaskan 130C selama 30 menit daya cerna proteinnya meningkat menjadi
88% (3) Bentuk pakan, penggilingan menyebabkan luas permukaan bertambah
sehingga daya cerna protein akan meningkat (4) Faktor biologis, spesies, dan

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN BIOFERMENTOR TERHADAP ...FARINTAN DWI PUTRI PRATIWI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

19

umur. Protein merupakan persenyawaan yang disusun oleh asam-asam amino


yang membentuk ikatan peptida. Protein mengandung atom-atom karbon,
hydrogen, oksigen, dan nitrogen. Beberapa jenis protein juga mengandung sulfur,
fosfor atau besi ( Frandson, 1993).
Komposisi dasar protein antara lain yaitu, Karbon 51%-55%, Hidrogen
6.6%-7.3%, Nitrogen 15.5%-18%, Oksigen 21.5%-23.5%, Sulfur 0.5%-2%,
Fosfor 0-1,5% ( Anggorodi, 1995).

2.7

Daya Cerna Bahan Kering


Pakan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi, protein, vitamin, dan

mineral guna mendukung aktivitas metabolisme normal dalam tubuh (Allen,


1996). Semua bahan makanan mengandung air dan bahan kering yang terdiri dari
bahan anorganik dan bahan organik (karbohidrat, lipida, protein, vitamin) (Payne,
1993).
Bahan kering adalah bahan yang tersisa setelah bahan pakan dipanaskan
sampai 1050C selama 24 jam sehingga kadar airnya menguap. Setelah pemanasan
tersebut sampel pakan disebut sampel bahan kering dan pengurangannya dengan
sampel pakan tersebut disebut prosentase air atau kandungan air (Tilman et al.,
1998).
Pemberian pakan pada ternak sangat bervariasi yang disesuaikan dengan
jenis ternak yang dikelola. Oleh karena itu penyususn ransum ternak akan lebih
baik apabila didasarkan pada bahan kering. Bahan kering yang terdapat dalam
tanaman dan hewan terbagi menjadi bahan organik dan bahan anorganik. Untuk

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN BIOFERMENTOR TERHADAP ...FARINTAN DWI PUTRI PRATIWI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

20

mengetahui kandungan bahan kering dapat digunakan analisis proksimat dengan


cara menguapkan bahan pakan dalam oven dan membiarkan hingga semua air
yang terkandung dalam bahan pakan menguap. Temperatur yang digunakan
adalah 65C untuk bahan kering sebagian dan 105C untuk analisis bahan kering
bebas air ( Tilman.dkk, 1998).
Gambaran dari analisis proksimat dapat dilakukan untuk mengetahui kadar
air, abu, lemak atau ether ekstrak, nitrogen total dan kadar serat (NRC; 1986).
Komponen bahan ekstrak tanpa nitrogen adalah hasil pengurangan bahan kering
dengan komponen abu, lemak, nitrogen total, dan serat. Komponen lemak, protein
dan serat yang sering disebut masing-masing lemak kasar, protein kasar dan serat
kasar. Metode analisis proksimat menghasilkan komponen nutrient yang masih
campuran. Komponen dari masing-masing kelompok nutrient dapat dilihat pada
Gambar 2.1.

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN BIOFERMENTOR TERHADAP ...FARINTAN DWI PUTRI PRATIWI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

21

Pakan

Air

Bahan Kering

Bahan an Organik ( abu,


zat mineral esensial)

Lemak Kasar
Triglyceride
Phospholipid
Steroid
Lemak
esesensial
Karote

Protein Kasar
Protein murni
Amida
Asam amino
Pentida
Purin
Asam aspartat

Bahan Organik

Serat Kasar
Selulosa
Hemiselulosa
Lignin

Bahan estrak
tanpa nitrogen
Monosakarida
Disakarida
Polisakarida
(pati)

Gambar 2.1. Pembagian unsur pakan berdasarkan analisis proksimat ( Tilman.dkk,


1998)

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN BIOFERMENTOR TERHADAP ...FARINTAN DWI PUTRI PRATIWI

Anda mungkin juga menyukai