Disusun Oleh :
Dini Aprilia
220112160089
Laporan Kasus
Asuhan Keperawatan Pada Ny. E dengan Ileus Obstruktif Partial e.c Suspek Adhesi Post Operasi
I.
Pengkajian Klien
A. Identitas Klien
Nama
: Ny. E
Tanggal lahir
: 15 Mei 1966
Agama
: Islam
Alamat
Pendidikan Terakhir
: SD
Pekerjaan
: IRT
Diagnosa Medis
Tanggal dikaji
: 17 Desember 2016
Tanggal Masuk RS
: 13 Desember 2016
No Medrek
: 0005021141
: Tn. S
Tanggal Lahir
: 26 Maret 1963
Alamat
Pekerjaan
: Karyawan Pabrik
Pendidikan
: SMP
Saat dilakukan pengkajian klien mengeluh lemas. Klien juga merasa tidak nyaman
dengan terpasangnya NGT. Klien memerlukan bantuan dalam pemenuhan Activity Daily
Living.
E. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan, pada tahun 2012 klien pernah dioperasi pengangkatan kista ovarium di RS
Mitra Kasih Cimahi.
F. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit seperti Hipertensi, DM, Hepatitis, dll
G. Riwayat Psikososial Spiritual
Data psikologis
Konsep Diri
Gambaran diri
Klien memandang dirinya sudah semakin berumur. Klien tampak cemas dan mengatakan
tidak nyaman dengan keadaan tubuhnya saat ini. Apalagi dengan terpasangnya banyak alat
kesehatan seperti NGT dan kateter.
Ideal Diri
Klien mengatakan menerima keadaan dirinya yang sedang sakit saat ini. Klien setiap hari
menanyakan kapan NGTnya akan dilepas karena klien sudah merasa tidak nyaman. Klien
ingin segera bebas dari alat-alat seperti kateter dan NGT.
Harga Diri
Klien terkadang memalingkan wajah saat berbicara.
Peran Diri
Klien mengatakan sedih tidak bisa menjalankan perannya sebagai seorang istri, ibu, dan
nenek. Klien ingin segera sembuh dari penyakitnya.
3x/hari
Setelah Sakit
mengatakan kurang
15 Desember 2016 di
RSHS).
susu.
Tanggal 18 Desember 2016,
klien diberikan diet 6 x 50 cc
susu
Tanggal 19 Desember 2016,
klien diberikan diet susu 6 x
100 cc
Sekitar 2 L/ hari.
intravena
Ringer Laktat 500 cc/hari
D 10 500 cc/Hari
Aminofluid 1000 cc
Total = 2000cc/ 24 jam
Tanggal 17 Desember 2016,
Klien diberikan terapi
kalium 25 mEq dalam RL
500 cc/ 8 Jam
Eliminasi
BAB
1x/hari
kecoklatan
Kuning jernih
kuning pekat.
lemas
BAK
Personal Hygiene
-
Mandi
gosok gigi
Berpakaian
Berhias
Keluhan
dan
Mandiri
Dibantu Suami
Mandiri
Dibantu Suami
Mandiri
Dibantu Suami
Tidak ada
I.
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran composmentis, klien tampak lemah, dan tidak terlalu banyak bicara.
2. Tanda-tanda vital
Nadi
: 86x/menit
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Pernafasan
: 30 x/menit
Suhu
: 370C
3. Pemeriksaan kulit
Inspeksi
: kulit utuh, bersih
Palpasi
: tekstur lembut, kering, CRT 3 detik , akral hangat
4. Pemeriksaan kepala
Regio kepala : rambut bersih, ukuran kepala simetris, tidak ditemukan benjolan atau
adanya abnormalitas.
Regio wajah
: bentuk simetris, kulit tidak pucat, tidak adanya edema, tidak adanya
nyeri tekan
Regio mata
Regio telinga
hidung
: bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada tahanan jalan napas Regio
mulut
: bibir terlihat agak kering.
5. Pemeriksaan leher
Inspeksi
: leher simetris, tidak ada deviasi trakea dan ROM leher baik.
Palpasi
: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid atau nodus limfatikus.
6. Pemeriksaan dada
Inspeksi
: bentuk simetris, terdapat sesak, tidak ada obstruksi saluran napas
Palpasi
: pemeriksaan taktil fremitus normal dan tidak ditemukan adanya
benjolan.
Perkusi
: dullness di ICS 3,4,5 bagian kiri
Auskultasi
: bunyi jantung S1 dan S2 normal regular
7. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi
: suhu panas dan tidak ada lesi.
Palpasi
: tidak ada kekakuan, tidak ada massa, tidak ada edema, perut kembung.
Perkusi : timpani pada keempat kuadran abdomen.
Auskultasi
: bising usus 6x/menit.
8. Pemeriksaan ekstremitas
Klien terpasang infus di tangan sebelah kiri.
J. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium (17 Desember 2016)
Pemeriksaan
Hasil
Nilai rujukan
Satuan
10.3
9 - 13
Detik
INR
0.91
0.82 1.14
APTT
19.2
15.4 35.4
Detik
Hemoglobin
14.1
P : 12.0 16.0
g/dL
Hematokrit
43
P : 35 - 47
1. PT INR
2. Hematologi
Leukosit
10800
4400 - 11300
/mm3
Eritrosit
4.62
P : 3.6 5.8
Juta/uL
307000
150000 - 450000
/mm3
MCV
92.6
80 - 100
fL
MCH
30.5
26 - 34
pg
MCHC
32.9
32 - 36
Kreatinin
1.09
P : 0.5 0.9
mg/dL
Albumin
2.8
3.5 5.2
g/dL
Protein Total
6.2
6.6 ~ 8.7
g/dL
Ureum
78
15 ~50
mg/dL
162
< 140
mg/dL
Natrium
138
135 145
mEq/L
Kalium
2.7
3.6 5.5
mEq/L
Trombosit
Index Eritrosit
3. Kimia Klinik
Hasil
Nilai rujukan
Satuan
Kalium
2.9
3.6 5.5
mEq/L
K. Terapi Obat
1. Ceftriaxone
Indikasi
1 x 2 gram IV
: Indikasi Ceftriaxone adalah infeksi-infeksi berat dan yang disebabkan
oleh bakteri gram positif maupun gram negatif yang resisten atau kebal
terhadap antibiotika lain :
Farmakologi
Infeksi gonore
Sepsis
Meningitis
Infeksi kulit
juga sangat stabil terhadap enzim beta laktamase yang dihasilkan oleh
bakteri.
2. Ranitidin
Indikasi
2 x 1 ampul IV
: Masalah terkait asam lambung yang dapat diobati oleh ranitidin adalah
tukak pada lambung dan duodenum (usus 12 jari) dan mencegah,
penyakit gastroesophageal reflux (GERD), gastritis atau sakit maag,
perut kembung, sering bersendawa dan sebagainya. Tidak hanya
mengurangi gejala yang muncul tetapi obat ranitidin juga berfungsi
mencegah timbulnya kembali gejala-gejala asam lambung
Farmakologi
3. Methoklopramide
Indikasi
3 x 1 Ampul
Metoclopramide
bekerja
dengan
menghambat
L. Terapi Cairan
1. Ringer Laktat 500cc/Hari
Kandungan
: Per 1000 mL Natium lactate 3,2 gram, NaCl 6 gram, KCl 0,4 gram,
CaCl2 0,27 gram, air untuk injeksi ad 1,000 mL.
Indikasi
Dosis
: Injeksi Intra Vena 2,5 mL/kg berat badan/jam yaitu 60 tetes/70kg berat
badan/menit atau 180 mL/70 kg berat badan/jam.
2. D 10 500cc/Hari
Komposisi
Indikasi
Kemasan
Dosis
3. Aminofluid 1000cc/hari
Komposisi
Indikasi
Analisa Data
No
1.
Data fokus
DS : klien mengeluh lemas
Etiologi
problem
Ketidakseimbanga
DO :
- Albumin 2.8 g/dL ( n = 3.5 5.2
g/dL)
- Protein total 6.2 g/dL (n = 6.6 ~
n nutrisi kurang
akumulasi cairan dan gas
pada proksimal dari
obstruksi
8.7 g/dL)
- IMT: 26.37 Kg/m2
dari kebutuhan
tubuh
2.
DO :
Ileus obstruksi
5.5 mEq/L)
Kreatinin meningkat
indikasi adanya dehidrasi
1.09 mg/dL (n = 0.5-0.9
mg/dL)
3.
RR sebelum aktivitas =
28x/menit
RR Setelah aktivitas =
32x/menit
HR sebelum aktivitas =
86x/menit
HR setelah aktivitas =
92x/menit
TD sebelum aktivitas =
112/78 mmHG
TD setelah aktivitas =
119/82 mmHG
III.
elektrolit
Kekurangan
dekompresi
Intoleransi aktivitas
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake nutrisi tidak
adekuat
2. Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan malabsorbsi cairan dan
elektrolit
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
IV.
No
Diagnosa
Tujuan/ kriteria
Keperawatan
1.
Ketidakseimbanga
n
Setelah
hasil
diberikan
Perencanaan/
Intervensi
Mandiri :
nutrisi
dari
intake
berhubungan
dengan
nutrisi
nutrisi
Rasional
Mandiri :
1. Dengan
pembatasan
aktivitas dapat
intake terkontrol
menurunkan
kebutuhan
tidak
adekuat
metabolik
untuk
2. Evaluasi secara
berkala kondisi
motilitas usus
mencegah
penurunan
kalori
simpanan
energi
2. Dengan
mengetahui
3. Observasi keluaran
dekompresi
kondisi
motilitas dapat
dijadikan
dasar
untuk
pemberian
Kolaborasi
1. Pemberian nutrisi
asupan nutrisi
3. Keluaran dari
dekompresi
parenteral
menunjukkan
aminofluid
kondisi daerah
1000cc/hari
yang
mengalami
ileus
1. Dengan
pemberian
2. Berikan test feeding
dengan terapi diet
susu 6 x 25 cc
nutrisi
parenteral
dapat
mencegah
terjadinya
distensi
abdomen dan
membantu
pemenuhan
nutrisi
2. Pemberian
terapi diet cair
diberikan
karena fungsi
gastrointestina
l
menurun
karena adanya
obstruksi yang
menyebabkan
absorpsi
nutrisi
berkurang
sehingga
diberikan
terapi diet cair
agar
mempermudah
absorpsi
mencegah
dan
terjadinya
distensi
abdomen atau
kembung
2. kekurangan volume
Setelah diberikan
1. Monitoring intake
1. Karena dengan
cairan dan
asuhan keperawatan
memonitoring
elektrolit
3x 24 jam :
dan menghitung
Nilai kalium
kebutuhan cairan
dapat menjdikan
meningkat, nilai
klien
dasar untuk
kreatinin menurun
melakukan
intervensi
selanjutnya
Kolaborasi
1. Koreksi Kalium 25
1. Karena dengan
mEq/hari di drip
koreksi kalium
dalam RL harus
dapat
memperbaiki
keseimbangan
elektrolit dalam
tubuh klien
2. Pemberian Ringer
2. Pemberian cairan
Laktat 500cc/hari, D
intravena untuk
10 500cc/Hari dan
mengatasi
Aminofluid
dehidrasi dan
1000cc/Hari
memenuhi
kebutuhan cairan
yang tidak dapat
terpenuhi melalui
oral
3. Intoleransi aktivitas
Setelah diberikan
1. Bantu klien
1. dapat di toleransi
berhubungan
asuhan keperawatan
mengidentifikasi
klien, dapat
dengan kelemahan
dalam 3x 24 ja
aktivitas yang
menurunkan
umum
Kelemahan klien
kebutuhan
berkurang dan
metabolik yang
ADLnya terpenuhi
dapat mencegah
penurunan kalori
simpanan energi
klien
2. Memfasilitasi alat
2. Dengan
memfasilitasi
beraktivitas seperti
klien dapat
kursi roda
mempermudah
klien
bermobilisasi.
3. Bantu klien
memenuhi ADlnya
3. Membantu
mencegah
penurunan kalori
simpanan energi
klien dan
memfasilitasi agar
ADLnya tetap
terpenuhi
V.
Implementasi Keperawatan
Tanggal
Dx
Implementasi
18
1
1. Menganjurkan klien untuk
Respon
Klien mengatakan memang
Desember
2016
membantu
pemenuhan
ADL klien
2. Mengevaluasi bising usus
klien
3. Memberikan
pendidikan
kesehatan
mengenai
merasa lelah.
Bising usus klien 6x/menit
Klien mengatakan tidak
pentingnya
mempertahankan
pemakaian dekompresi
4. Memberikan aminofluid
diberikan pengertian
1000cc/hari
5. Memberikan
pemasangan dekompresi,
terapi
mengenai tujuan
diet
cair (susu) 6x 25 cc
NGTnya.
Dekompresi berwarna
kehijauan 100cc/hari
Aminofluid direncanakan
50cc / hari
Saat pemberian susu, NGT
di klem hingga 2 jam setelah
minum.
1. Monitoring
intake
dan
Intake :
Infus : 2000cc/hari
Susu dan minum : 300
cc/hari
Output
Urin + BAB :1500cc
Dekompresi : 100cc-150cc
1.
kursi
roda
mandi
2. Memfasilitasi
mobilisasi menggunakan
pemenuhan
ADLnya
kursi roda.
Klien senang karena
19
Desember
2016
keluaran
berwarna
coklat
200 cc
NGT dressing
dengan peningkatan 6 x 50
cc/hari
3
terlalu lama.
Bising usus 6x/menit
Keluaran
dekompresi
1. Membantu
kembali
dalam
habis.
Klien mengatakan merasa
terbantu
minum,
lelahnya berkurang.
mobilisasi
istirahat
dan
dan
merasa
Daftar Pustaka
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah. EGC: Jakarta
Buku Saku Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014 NANDA International
Harrison. 2000. Prinsip-prinsip Penyakit Dalam, edisi XIII, EGC: Jakarta.
Pierce A. Grace & Neil R. Borley. 2006. At a Glance Ilmu Bedah. Edisi III, Penerbit Erlangga:
Jakarta
Judith M. Wilkinson, Nancy R. Ahern. 2012, Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis
NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC (Edisi 9). Jakarta: ECG