Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS

Asuhan Keperawatan Pada Ny. E


dengan Ileus Obstruktif Partial e.c Suspek Adhesi Post Operasi
Di Ruang Kemuning Lt. 3 Bedah Wanita
RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung

Disusun Oleh :
Dini Aprilia
220112160089

PROGRAM PROFESI NERS XXXII


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2016

Laporan Kasus
Asuhan Keperawatan Pada Ny. E dengan Ileus Obstruktif Partial e.c Suspek Adhesi Post Operasi
I.

Pengkajian Klien
A. Identitas Klien
Nama

: Ny. E

Tanggal lahir

: 15 Mei 1966

Agama

: Islam

Alamat

: Sariwangi, Parongpong Bandung Barat

Pendidikan Terakhir

: SD

Pekerjaan

: IRT

Diagnosa Medis

: Ileus Obstruktif Partial e.c Suspek adhesi post operasi

Tanggal dikaji

: 17 Desember 2016

Tanggal Masuk RS

: 13 Desember 2016

No Medrek

: 0005021141

B. Identitas Penanggung Jawab


Nama

: Tn. S

Tanggal Lahir

: 26 Maret 1963

Alamat

: Sariwangi, Parongpong Bandung Barat

Pekerjaan

: Karyawan Pabrik

Pendidikan

: SMP

C. Keluhan Saat Pengkajian


Klien mengeluhkan lemas.
D. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien dibawa ke RSHS pada tanggal 13 Desember 2016. Klien dirujuk dari salah satu RS
Cimahi. Menurut klien, 4 hari sebelum dibawa ke RS klien tidak bisa flatus dan tidak bisa
BAB disertai nyeri yang melilit dan perut kembung. Saat di bawa ke RSHS klien telah
terpasang kateter dan NGT untuk dekompresi dan dipertahankan hingga saat ini. Klien juga
terpasang IV line. Klien direncanakan untuk dilakukan colostomy pada tanggal 15 Desember
2016. Namun pada 15 Desember dini hari, klien bisa BAB dan bisa flatus sehingga rencana
colostomy tidak jadi dilakukan. Selama klien terpasang dekompresi, terlihat keluaran
berwarna hijau dengan volume 100 200 cc/hari.

Saat dilakukan pengkajian klien mengeluh lemas. Klien juga merasa tidak nyaman
dengan terpasangnya NGT. Klien memerlukan bantuan dalam pemenuhan Activity Daily
Living.
E. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan, pada tahun 2012 klien pernah dioperasi pengangkatan kista ovarium di RS
Mitra Kasih Cimahi.
F. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit seperti Hipertensi, DM, Hepatitis, dll
G. Riwayat Psikososial Spiritual
Data psikologis

: Klien tampak lemah dan ekspresi yang tidak nyaman.

Konsep Diri

Gambaran diri
Klien memandang dirinya sudah semakin berumur. Klien tampak cemas dan mengatakan
tidak nyaman dengan keadaan tubuhnya saat ini. Apalagi dengan terpasangnya banyak alat
kesehatan seperti NGT dan kateter.

Ideal Diri
Klien mengatakan menerima keadaan dirinya yang sedang sakit saat ini. Klien setiap hari
menanyakan kapan NGTnya akan dilepas karena klien sudah merasa tidak nyaman. Klien
ingin segera bebas dari alat-alat seperti kateter dan NGT.

Harga Diri
Klien terkadang memalingkan wajah saat berbicara.

Peran Diri
Klien mengatakan sedih tidak bisa menjalankan perannya sebagai seorang istri, ibu, dan
nenek. Klien ingin segera sembuh dari penyakitnya.

H. Riwayat Activity Daily Living


Pemeriksaan
Sebelum Sakit
Nutrisi

3x/hari

Setelah Sakit

Klien dipuasakan sejak

Padat (nasi), klien

datang ke RS Mitra Kasih

mengatakan kurang

(10 Desember 2016 hingga

suka makan sayur dan


buah.

15 Desember 2016 di
RSHS).

Pada tanggal 16 Desember


2016 klien mulai test feeding

1 sendok air mineral/ 1 jam


Tanggal 17 Desember 2016
klien test feeding 6 x 25 cc

susu.
Tanggal 18 Desember 2016,
klien diberikan diet 6 x 50 cc

susu
Tanggal 19 Desember 2016,
klien diberikan diet susu 6 x
100 cc

Cairan dan Elektrolit

Sekitar 2 L/ hari.

Klien diberikan terapi cairan

intravena
Ringer Laktat 500 cc/hari
D 10 500 cc/Hari
Aminofluid 1000 cc
Total = 2000cc/ 24 jam
Tanggal 17 Desember 2016,
Klien diberikan terapi
kalium 25 mEq dalam RL
500 cc/ 8 Jam

Eliminasi
BAB

1x/hari

Sejak tanggal 15 Desember 2016

Padat, berwarna kuning

klien mulai bis BAB 1x/hari

kecoklatan

dengan konsistensi cair

4-5 kali /hari

Menggunakan kateter. Warna urin

Kuning jernih

kuning pekat.

Klien jarang tidur siang.

Klien lebih sering tidur dari

Biasanya klien tidur

sebelumnya karena klien merasa

malam jam 9 sampai

lemas

BAK

Istirahat dan Tidur

dengan jam 4 atau jam 5


pagi

Personal Hygiene
-

Mandi

gosok gigi
Berpakaian
Berhias
Keluhan

dan

Mandiri

Dibantu Suami

Mandiri

Dibantu Suami

Mandiri

Dibantu Suami

Tidak ada

Tidak bisa mengerjakan semua


sendiri

I.

Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran composmentis, klien tampak lemah, dan tidak terlalu banyak bicara.
2. Tanda-tanda vital
Nadi
: 86x/menit
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Pernafasan
: 30 x/menit
Suhu
: 370C
3. Pemeriksaan kulit
Inspeksi
: kulit utuh, bersih
Palpasi
: tekstur lembut, kering, CRT 3 detik , akral hangat
4. Pemeriksaan kepala
Regio kepala : rambut bersih, ukuran kepala simetris, tidak ditemukan benjolan atau
adanya abnormalitas.
Regio wajah
: bentuk simetris, kulit tidak pucat, tidak adanya edema, tidak adanya
nyeri tekan
Regio mata
Regio telinga

: alis, bulu mata dan kelopak mata utuh, konjungtiva anemis


: bentuk simetris, bersih dan ketajaman pendengaran masih baik Regio

hidung
: bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada tahanan jalan napas Regio
mulut
: bibir terlihat agak kering.
5. Pemeriksaan leher
Inspeksi
: leher simetris, tidak ada deviasi trakea dan ROM leher baik.
Palpasi
: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid atau nodus limfatikus.
6. Pemeriksaan dada
Inspeksi
: bentuk simetris, terdapat sesak, tidak ada obstruksi saluran napas
Palpasi
: pemeriksaan taktil fremitus normal dan tidak ditemukan adanya
benjolan.
Perkusi
: dullness di ICS 3,4,5 bagian kiri
Auskultasi
: bunyi jantung S1 dan S2 normal regular
7. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi
: suhu panas dan tidak ada lesi.
Palpasi
: tidak ada kekakuan, tidak ada massa, tidak ada edema, perut kembung.
Perkusi : timpani pada keempat kuadran abdomen.
Auskultasi
: bising usus 6x/menit.
8. Pemeriksaan ekstremitas
Klien terpasang infus di tangan sebelah kiri.

9. Pemeriksaan genitalia dan anus


Klien terpasang kateter.
10. BB
: 65 Kg
TB
: 157 cm
IMT
: 26.37 Kg/m2
J. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
1. Kebutuhan Energi
REE (Wanita) = 655 + (9.6 x BB) + (1.7 x TB) 4.7 U
= 655 + (9.6 x 65) + (1.7 x 157) (4.7 x 50)
= 655 + 624 + 266.9 235
= 1310.9 kkal
Total Kebutuhan Energi = REE x Faktor Aktifitas x Faktor Stress
= 1310.9 x 1.2 x 1.4
= 2202.312 kkal/ hari
2. Kebutuhan Protein
10-15% dari kebutuhan total, Jadi Kebutuhan Protein klien adalah 10% x 2202.312
hingga 15% x 2202.312 = 220.3 gr 330.34 gr protein/hari
3. Kebutuhan Lemak
10 25 % dari Kebutuhan total, jadi kebutuhan lemak klien adalah 220.3 gr -550.5
gr/Hari
4. Kebutuhan KH
60-70% kebutuhan total, Jadi Kebutuhan Karbohidrat klien adalah 1312.3 gr 1415.6
gr/hari
5. Kebutuhan Cairan
30cc - 50 cc/ KgBB = 1950 cc 3250 cc/Hari

J. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium (17 Desember 2016)
Pemeriksaan

Hasil

Nilai rujukan

Satuan

Masa Prothrombin (PT)

10.3

9 - 13

Detik

INR

0.91

0.82 1.14

APTT

19.2

15.4 35.4

Detik

Hemoglobin

14.1

P : 12.0 16.0

g/dL

Hematokrit

43

P : 35 - 47

1. PT INR

2. Hematologi

Leukosit

10800

4400 - 11300

/mm3

Eritrosit

4.62

P : 3.6 5.8

Juta/uL

307000

150000 - 450000

/mm3

MCV

92.6

80 - 100

fL

MCH

30.5

26 - 34

pg

MCHC

32.9

32 - 36

Kreatinin

1.09

P : 0.5 0.9

mg/dL

Albumin

2.8

3.5 5.2

g/dL

Protein Total

6.2

6.6 ~ 8.7

g/dL

Ureum

78

15 ~50

mg/dL

Glukosa Darah Sewaktu

162

< 140

mg/dL

Natrium

138

135 145

mEq/L

Kalium

2.7

3.6 5.5

mEq/L

Trombosit
Index Eritrosit

3. Kimia Klinik

Pemeriksaan Laboratorium (19 Desember 2016)


Pemeriksaan

Hasil

Nilai rujukan

Satuan

Kalium

2.9

3.6 5.5

mEq/L

K. Terapi Obat
1. Ceftriaxone
Indikasi

1 x 2 gram IV
: Indikasi Ceftriaxone adalah infeksi-infeksi berat dan yang disebabkan
oleh bakteri gram positif maupun gram negatif yang resisten atau kebal
terhadap antibiotika lain :

Farmakologi

Infeksi saluran pernapasan

Infeksi saluran kemih

Infeksi gonore

Sepsis

Meningitis

Infeksi tulang dan jaringan lunak

Infeksi kulit

: Ceftriaxone merupakan golongan sefalosporin. Ceftriaxone mempunyai


spektrum luas dan waktu paruh eliminasi 8 jam. Ceftriaxone efektif
terhadap mikroorganisme gram positif dan gram negatif. Ceftriaxone

juga sangat stabil terhadap enzim beta laktamase yang dihasilkan oleh
bakteri.
2. Ranitidin
Indikasi

2 x 1 ampul IV
: Masalah terkait asam lambung yang dapat diobati oleh ranitidin adalah
tukak pada lambung dan duodenum (usus 12 jari) dan mencegah,
penyakit gastroesophageal reflux (GERD), gastritis atau sakit maag,
perut kembung, sering bersendawa dan sebagainya. Tidak hanya
mengurangi gejala yang muncul tetapi obat ranitidin juga berfungsi
mencegah timbulnya kembali gejala-gejala asam lambung

Farmakologi

: Ranitidin adalah obat maag yang termasuk dalam golongan


antihistamin,

lebih tepatnya disebut H2-antagonis. Ranitidin

digunakan untuk mengurangi produksi asam lambung sehingga dapat


mengurangi rasa nyeri uluhati akibat ulkus atau tukak lambung, dan
masalah asam lambung tinggi lainnya
Dosis

: Dosis dan jangka waktu penggunaan ranitidin tergantung kepada


kondisi yang diobati dan tingkat keparahannya. Pada umumnya
ranitidin dikonsumsi sebanyak 300 mg per hari. Dosis ini bisa
diminum sekaligus atau dibagi menjadi dua. Ranitidin bisa diberikan
selama 2-12 minggu, tergantung pada kondisi dan respons pasien
terhadap pengobatan.

3. Methoklopramide
Indikasi

3 x 1 Ampul

: Metoclopramide adalah obat untuk mengobati beberapa masalah di


perut dan usus, seperti rasa panas di perut (heartburn), asam lambung,
dan maag yang tak kunjung sembuh. Metoclopramide biasanya
digunakan untuk maag yang muncul setelah makan atau di siang hari.
Mengobati maag yang tak kunjung hilang bisa menurunkan kerusakan
kerongkongan yang diakibatkan asam lambung, dan membantu
menyembuhkannya..
Metoclopramide juga digunakan pada pasien diabetes yang memiliki
kesulitan dalam mengosongkan perut (gastroparesis). Mengobati
gastroparesis dapat mengurangi gejala mual, muntah, dan begah pada
perut/abdomen.

Metoclopramide

bekerja

dengan

menghambat

substansi natural (dopamine). Ia mempercepat pengosongan perut dan


pergerakan usus atas.
Farmakologi

: Metoclopramide akan meningkatkan aktivitas otot-otot pada saluran

pencernaan sehingga makanan lebih cepat terdorong dari lambung


menuju usus. Proses ini akan mengurangi gejala mual yang dirasakan.
Dosis

: Tiap pasien membutuhkan dosis metoclopramide yang berbeda-beda.


Takaran ini ditentukan oleh dokter berdasarkan berat badan, jenis
kondisi, serta respons tubuh pasien terhadap obat. Dosis maksimal per
hari sebanyak 30 mg atau 0,5 mg per kilogram berat badan

L. Terapi Cairan
1. Ringer Laktat 500cc/Hari
Kandungan

: Per 1000 mL Natium lactate 3,2 gram, NaCl 6 gram, KCl 0,4 gram,
CaCl2 0,27 gram, air untuk injeksi ad 1,000 mL.

Indikasi

Sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang dalam kondisi asam


basa berkeseimbangan atau asidosis ringan.

Terapi pilihan utama untuk mengatasi kehilangan cairan dalam


keadaan darurat.

Terapi pemeliharaan keseimbangan cairan pada keadaan pra, intra,


dan pasca operasi.

Mengatasi dehidrasi cairan interstisial yang diberikan sesudah


pemberian pengganti cairan koloid.

Dosis

: Injeksi Intra Vena 2,5 mL/kg berat badan/jam yaitu 60 tetes/70kg berat
badan/menit atau 180 mL/70 kg berat badan/jam.

2. D 10 500cc/Hari
Komposisi

: Per 1000 mL Glucose , air untuk injeksi ad 1,000 mL. 400kkal

Indikasi

: Rehidrasi, suplai energi parenteral, basic solution.

Kemasan

: Larutan Infus 500 mL x 1's

Dosis

: Injeksi Intra Vena: dengan kecepatan 2,5 mL / kg berat badan / jam,


yaitu 60 tetes/70 kg berat badan/menit atau 180 mL/70 kg berat
badan/jam atau sesuai kondisi penderita.

3. Aminofluid 1000cc/hari
Komposisi

: Tiap 1 liter (1000 mL) larutan infus mengandung Glucose 75 gram,


total free amino acids 30 gram, total nitrogen 4.7 gram, essential/nonessential amino acids 1.44 gram, branched-chain amino acids 30%
w/w. Energi : 420 kkal

Indikasi

: Digunakan untuk suplai elektrolit, glukosa, dan asam amino pada

kondisi dimana asupan oral tidak adekuat, sebelum dan sesudah


operasi
II.

Analisa Data
No
1.

Data fokus
DS : klien mengeluh lemas

Etiologi

problem

Suspek adhesi post op

Ketidakseimbanga

DO :
- Albumin 2.8 g/dL ( n = 3.5 5.2
g/dL)
- Protein total 6.2 g/dL (n = 6.6 ~

n nutrisi kurang
akumulasi cairan dan gas
pada proksimal dari
obstruksi

8.7 g/dL)
- IMT: 26.37 Kg/m2

distensi abdomen dan retensi


cairan
absorpsi berkurang, sekresi
lambung meningkat
mual, muntah
pemenuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan
ileus obstruksi
dipuasakan 6 hari
setelah BAB dan flatus di
beri terapi diet cair
oral intake tidak adekuat
pemenuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh

dari kebutuhan
tubuh

2.

DO :

Kalium 2.7 mEq/L (n = 3.6

Ileus obstruksi

5.5 mEq/L)

Kreatinin meningkat
indikasi adanya dehidrasi
1.09 mg/dL (n = 0.5-0.9
mg/dL)

3.

Membran mukosa kering

Turgor kulit kering

DS : Klien mengatakan tidak bisa

volume cairan dan


Penurunan absorbsi cairan
dan elektrolit

intake nutrisi tidak adekuat +

setelahnya selalu pusing dan


terasa sangat lelah.
DO :
klien perlu bantuan dalam
memenuhi activity daily
livingnya.

RR sebelum aktivitas =
28x/menit
RR Setelah aktivitas =
32x/menit

HR sebelum aktivitas =
86x/menit
HR setelah aktivitas =
92x/menit

TD sebelum aktivitas =
112/78 mmHG
TD setelah aktivitas =
119/82 mmHG

III.

elektrolit

Penurunan intake cairan


dalam tubuh

berlama- lama duduk karena

Kekurangan

Diagnosa Keperawatan yang Mungkin muncul

dekompresi

Intoleransi aktivitas

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake nutrisi tidak
adekuat
2. Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan malabsorbsi cairan dan
elektrolit
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
IV.

Rencana asuhan keperawatan

No

Diagnosa

Tujuan/ kriteria

Keperawatan
1.

Ketidakseimbanga
n

Setelah

hasil
diberikan

Perencanaan/
Intervensi
Mandiri :

kurang Asuhan keperawatan 1. Anjurkan pembatasan


aktivitas
kebutuhan dalam 3 x 24 jam

nutrisi

dari

intake

berhubungan
dengan
nutrisi

nutrisi

Rasional
Mandiri :
1. Dengan
pembatasan
aktivitas dapat

intake terkontrol

menurunkan
kebutuhan

tidak

adekuat

metabolik
untuk
2. Evaluasi secara
berkala kondisi
motilitas usus

mencegah
penurunan
kalori
simpanan
energi
2. Dengan
mengetahui

3. Observasi keluaran
dekompresi

kondisi
motilitas dapat
dijadikan
dasar

untuk

pemberian
Kolaborasi
1. Pemberian nutrisi

asupan nutrisi
3. Keluaran dari
dekompresi

parenteral

menunjukkan

aminofluid

kondisi daerah

1000cc/hari

yang

mengalami
ileus
1. Dengan
pemberian
2. Berikan test feeding
dengan terapi diet
susu 6 x 25 cc

nutrisi
parenteral
dapat
mencegah
terjadinya
distensi
abdomen dan
membantu
pemenuhan
nutrisi
2. Pemberian
terapi diet cair
diberikan
karena fungsi
gastrointestina
l

menurun

karena adanya
obstruksi yang
menyebabkan
absorpsi
nutrisi
berkurang
sehingga
diberikan
terapi diet cair
agar
mempermudah
absorpsi
mencegah

dan

terjadinya
distensi
abdomen atau
kembung

2. kekurangan volume

Setelah diberikan

1. Monitoring intake

1. Karena dengan

cairan dan

asuhan keperawatan

dan ouput pasien

memonitoring

elektrolit

3x 24 jam :

dan menghitung

intake dan ouput

Nilai kalium

kebutuhan cairan

dapat menjdikan

meningkat, nilai

klien

dasar untuk

kreatinin menurun

melakukan
intervensi
selanjutnya

Kolaborasi
1. Koreksi Kalium 25

1. Karena dengan

mEq/hari di drip

koreksi kalium

dalam RL harus

dapat

habis dalam 8 jam

memperbaiki
keseimbangan
elektrolit dalam
tubuh klien

2. Pemberian Ringer

2. Pemberian cairan

Laktat 500cc/hari, D

intravena untuk

10 500cc/Hari dan

mengatasi

Aminofluid

dehidrasi dan

1000cc/Hari

memenuhi
kebutuhan cairan
yang tidak dapat
terpenuhi melalui
oral

3. Intoleransi aktivitas

Setelah diberikan

1. Bantu klien

1. dapat di toleransi

berhubungan

asuhan keperawatan

mengidentifikasi

klien, dapat

dengan kelemahan

dalam 3x 24 ja

aktivitas yang

menurunkan

umum

Kelemahan klien

dapat klien lakukan

kebutuhan

berkurang dan

metabolik yang

ADLnya terpenuhi

dapat mencegah
penurunan kalori
simpanan energi
klien
2. Memfasilitasi alat

2. Dengan

bantuan untuk klien

memfasilitasi

beraktivitas seperti

klien dapat

kursi roda

mempermudah
klien
bermobilisasi.

3. Bantu klien
memenuhi ADlnya

3. Membantu
mencegah
penurunan kalori
simpanan energi
klien dan
memfasilitasi agar
ADLnya tetap
terpenuhi

V.

Implementasi Keperawatan
Tanggal
Dx
Implementasi
18
1
1. Menganjurkan klien untuk

Respon
Klien mengatakan memang

Desember

membatasi aktivitas dan

sulit untuk beraktivitas

2016

membantu

sehingga sangat membatasi

pemenuhan

ADL klien
2. Mengevaluasi bising usus
klien
3. Memberikan

pendidikan

kesehatan

mengenai

aktivitas geraknya karena


setiap kali bergerak klien

merasa lelah.
Bising usus klien 6x/menit
Klien mengatakan tidak

pentingnya

nyaman dengan NGT yang

mempertahankan

terpasang, namun setelah

pemakaian dekompresi
4. Memberikan aminofluid

diberikan pengertian

1000cc/hari
5. Memberikan

pemasangan dekompresi,

terapi

mengenai tujuan

diet

klien mengerti dan tidak

cair (susu) 6x 25 cc

meminta untuk dilepas lagi

NGTnya.
Dekompresi berwarna

kehijauan 100cc/hari
Aminofluid direncanakan

habis dalam 8 jam


Klien meminum susu 3x
sehari dengan 2x25cc setiap
minum. Saat ini terapi
ditingkatkan menjadi 6x

50cc / hari
Saat pemberian susu, NGT
di klem hingga 2 jam setelah
minum.

1. Monitoring

intake

dan

output klien dan mneghitung


kebutuhan cairan klien
2. Koreksi kalium 25 mEq di
drip RL harus habis dalam 8
jam

Intake :
Infus : 2000cc/hari
Susu dan minum : 300
cc/hari
Output
Urin + BAB :1500cc
Dekompresi : 100cc-150cc

Kebutuhan cairan klien


30cc - 50 cc/ KgBB = 1950
cc 3250 cc/Hari
Tetesan infus Ringer Laktat

500 cc dalam 8 Jam :


20 21 tetes/menit
3

1.

Memfasilitasi klien dalam


menyediakan

kursi

Klien mengatakan ingin

roda

mandi ke kamar mandi

untuk mobilisasi ke kamar

sehingga dibantu untuk

mandi
2. Memfasilitasi

mobilisasi menggunakan

pemenuhan

ADLnya

kursi roda.
Klien senang karena

dibantu oleh perawat


Klien mengatakan lelah
dan pusing setelah kembali
dari kamar mandi dan
klien mengatakan
kelelahan jika duduk

19

Desember

1. Mengevaluasi bising usus


klien
2. Mengobservasi

2016

keluaran

berwarna

dekompresi dan mengganti

coklat

kemerahan dengan volume

NGT Dressing yang lepas


dan kotor
3. Memberikan terapi diet cair

200 cc
NGT dressing

dengan peningkatan 6 x 50

rapih dan bersih.


Klien meminum 2x50cc

cc/hari
3

terlalu lama.
Bising usus 6x/menit
Keluaran
dekompresi

1. Membantu

kembali

setiap kali minum dan


klien

dalam

habis.
Klien mengatakan merasa

memenuhi ADLnya seperti

terbantu

minum,

lelahnya berkurang.

mobilisasi

istirahat

dan

dan

merasa

Daftar Pustaka

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah. EGC: Jakarta
Buku Saku Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014 NANDA International
Harrison. 2000. Prinsip-prinsip Penyakit Dalam, edisi XIII, EGC: Jakarta.
Pierce A. Grace & Neil R. Borley. 2006. At a Glance Ilmu Bedah. Edisi III, Penerbit Erlangga:
Jakarta
Judith M. Wilkinson, Nancy R. Ahern. 2012, Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis
NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC (Edisi 9). Jakarta: ECG

Anda mungkin juga menyukai