Tugas ini digunakan sebagai tugas kelompok Mata Kuliah Sistem Pesawat Terbang
Disusun oleh :
DedeMuhadhis
150101038
Diana Tusifah
150101035
Fyardi Dean R
150101053
Mukhlisan A S
150101050
Ade Irma E
150201062
Primus J T
150201074
Wahyudi S
150201065
Japar A S
150201070
Daniel A H
150101043
AanSiakan
150201057
Ahmad Dimas
150201068
SistemHidrolikpadaPesawat Fokker-50
ABSTRAK
Tugas makalah ini bertujuan untuk mengetahui sejarah singkat dari pembuatan pesawat Fokker
50 yang bertempatan di Belanda. Dan juga untuk mengetahui komponen dan cara kerja system
hidrolik pada pesawat Fokker 50. Sistem hidrolik ini adalah suatu cairan yang bertekanan
digunakan untuk menggerakan suatu komponen dari pesawat itu sendiri.Dan pada pesawat
Fokker 50 ini, system hidrolik digunakan untuk menggerakan flight control, flpas, landing gear
maupun brakes pada pesawat Fokker 50. Setiap system hidrolik ini mempunyai system back up
untuk keadaan emergency disaat failed pada salah satu dari komponen yang ada dari system
hidrolik itu sendiri.
Kata kunci : Fokker 50, SistemHidrolik, Pesawatterbang
BAB II
A. Sejarah Fokker 50
Fokker F50 mulai dirancang ketika penjualan Fokker F27, yang diproduksi sejak
1958, mulai menurun pada tahun 1980an. Manajemen Fokker, khususnya Frans
Swarttouw, memutuskan bahwa dibutuhkan pesawat baru yang harus lebih canggih
daripada Fokker F27 dan Fokker F28. Perancangan Fokker F50 dimulai pada tahun 1983.
Sertifikasi Fokker F50 oleh otoritas penerbangan Belanda diberikan pada tahun 1987,
setelah pesawat ini melalui empat tahun tes dan pengamatan.
Centraal, hanya diperlukan waktu tempuh kurang lebih setengah jam dengan kereta
menuju stasiun Lelystad Centrum. Perjalanan dapat dilanjutkan menggunakan bus kota
selama sekitar 10-15 menit untuk tiba di lokasi. Tiket seharga 16,5 Euro untuk dewasa
dan 14 Euro untuk anak-anak di bawah 11 tahun dapat dibeli di pintu masuk museum.
Fokker F.2 - generasi awal pesawat buatan Fokker Aviodrome menyimpan
berbagai koleksi penerbangan Belanda sejak awal mulanya di abad ke-19. Pada masa itu,
balon udara masih menjadi alat transportasi udara yang sangat populer. Pada awal abad
ke-20, setelah Wright bersaudara memperkenalkan pesawat terbang, berbagai negara
Eropa, termasuk Belanda mengalami demam pesawat terbang. Salah satu pioner
penerbangan Belanda adalah Anthony Fokker (1890-1939) yang ternyata lahir di Kediri,
Jawa Timur pada masa kolonisasi Belanda di Indonesia.
Fokker mendirikan pabrik pesawat terbang yang mempunyai reputasi bagus di
masanya, walaupun akhirnya bangkrut pada pertengahan tahun 90-an silam. Semua karya
Fokker dipamerkan di museum ini, termasuk pesawat-pesawat tempur generasi awal
racikannya yang menghiasi Perang Dunia I maupun II. Salah satu prototip karya Fokker
yang paling mutakhir, Fokker 50, sengaja diletakkan di pintu depan museum, menyambut
pengunjung berdampingan dengan salah satu pesawat tempur andalan Belanda pada
tahun 60-an, Hawker Hunter.
F-104 Starfighter bekas pakai Royal Netherlands Air Force Lockheed L-749
Constellation bekas pakai KLM Areal museum terbagi menjadi dua bagian: indoor dan
outdoor. Di bagian indoor, tersimpan berbagai koleksi klasik era awal abad ke-20 hingga
usai Perang Dunia II, termasuk di antaranya pesawat-pesawat buatan Fokker. Meski
demikian, sejumlah pesawat terbang yang terbilang modern, seperti Fokker 27, helicopter
BO-105 dan F-104 Starfighter, juga berada di bagian ini. Khusus untuk Starfighter,
pesawat tempur fenomenal di zamannya ini sengaja ditampilkan dengan moncong
terbuka, sehingga pengunjung dapat melihat bagaimana rumitnya radar yang terpasang
pada pesawat tersebut. \
Pada eranya, F-104 Starfighter adalah pemecah rekor pesawat tempur tercepat
karena dapat dipacu hingga dua kali kecepatan suara, melebihi pesaing-pesaingnya yang
rata-rata masih berkecepatan subsonik. Malangnya, pesawat ini banyak yang jatuh dan
memakan korban, sehingga dijuluki The Widow Maker. Meski demikian, pesawat ini
menjadi favorit negara-negara Eropa daratan pada tahun 70 sampai 80-an. Di bagian
indoor ini pula, pengunjung diperbolehkan memasuki dan merasakan berada dalam kabin
beberapa pesawat besar dan legendaris seperti Douglas DC-3 dan Lockheed L-749
Constellation milik KLM. Diorama berskala 1:1 juga ditampilkan untuk menggambarkan
aksi bongkar muatan setelah pesawat mendarat dan penerjunan pasukan parasut Jerman
saat melakukan invasi pada Perang Dunia II.
Salah satu yang juga menarik di bagian ini adalah simulasi pendaratan pesawat
Pelican di Batavia (Jakarta tahun 1930-an). Di tempat ini, pengunjung memasuki lorong
yang merupakan replika kabin pesawat Pelican, lengkap dengan kursi-kursi penumpang.
Lorong kabin ini bergerak sehingga pengunjung merasakan saat-saat pesawat mendarat,
sedangkan di sisi-sisinya terdapat jendela yang terhubung video yang menggambarkan
suasana di sekitar Batavia saat itu. Berbagai jenis mesin pesawat juga diekspos, bahkan
sengaja dibuka dan dipotong beberapa bagiannya agar pengunjung dapat belajar
bagaimana prinsip kerja mesin-mesin pesawat tersebut.
Boeing 747 Jumbo JetDouglas DC-3 dan suasana hangar di Aviodrome Di bagian
luar museum, terparkir deretan pesawat berukuran besar, seperti Lockheed SP-2H
Neptune, Douglas DC-4 Skymaster, Gloster Meteor serta yang paling sensasional di
museum, si jumbo jet Boeing 747-200 Louis Bleriot yang dibeli dari KLM. Pengunjung
juga diperbolehkan memasuki kabin pesawat jumbo ini sekedar melihat interior pesawat
pada masa dinasnya. Menurut informasi, pesawat ini didatangkan pihak museum melalui
jalur kanal yang menghubungkan Amsterdam Schiphol dengan Kota Lelystad karena
ukurannya yang super besar tidak memungkinkan untuk didaratkan di landasan
LelystadAirport. Pesawat terpaksa dibongkar agar dapat dimuat dan diangkut dengan
kapal, kemudian diturunkan dan dirangkai kembali setelah sampai di tempat
peristirahatan terakhir-nya di areal museum. Di bagian luar ini, terdapat pula replika
bangunan Amsterdam Schiphol Airport tahun 1928 dan sebuah hangar penyimpanan
pesawat-pesawat koleksi yang sedang dalam tahap renovasi. Meski mayoritas pesawat
yang dikoleksi Aviodrome adalah peninggalan KLM dan militer Belanda, terdapat pula
pesawat beridentitas negara lain, seperti Saab Viggen dari Swedia, MiG-21PF Fishbed
serta Antonov An-2 milik Jerman Timur dan Uni Soviet pada eranya.
B. KomponensistemhidrolikpadaPesawat Fokker-50
a) Umum
hidrolik
bertekanan.
Berfungsi
Sebagai
penyerap
tekanan
c) Brakes
1) Operation
Hydraulic brakes system di operasikan secara mekanis oleh
pedal rem. Ada dua control valve brakes sehingga memungkinkan
pengereman secara deferensial. Jika terjadi kegagalan sistem
hidrolik, akumulator menyediakan tenaga untuk pengereman
secara daarurat. Sebuah indicator tekanan berada padaa tengah
instrument panel. Brake system di lengkapi dengan sistem anti skid
yang memodulasi tekanan pada rem.
2) Parking Break Operation
Parking brake diterapkan dengan menekan pedal rem. Jika
parking brakes handle ditarik maka kemudian bisa melepaskan
pedal rem. Oleh karena itu tekanan yang diberikan akan terkunci
antara brake control valve dan parking brake shut-off valve.
Parking brake bisa dilepaskan dengan menekan set pedal rem.
3) Skid Control
Tekanan
pada
wheel
brake
secata
terus
menerus
switch
control
KESIMPULAN
Fokker F50 mulai dirancang ketika penjualan Fokker F27, yang diproduksi sejak
1958, mulai menurun pada tahun 1980an. Manajemen Fokker, khususnya Frans
Swarttouw, memutuskan bahwa dibutuhkan pesawat baru yang harus lebih canggih
daripada Fokker F27 dan Fokker F28. Perancangan Fokker F50 dimulai pada tahun 1983.
Sertifikasi Fokker F50 oleh otoritas penerbangan Belanda diberikan pada tahun 1987,
setelah pesawat ini melalui empat tahun tes dan pengamatan. Pesawat ini memiliki sistem
hidrolik tunggal untuk pengoperasian landing gear, nose wheel steering, brakes, dan
flaps. Komponen utama dalam hidrolic system Fokkker 50 adalah sebuah tanki
(reservoir), 2 engine driven pump, dan electrical driven pump. Selain itu ada fire shut-off
valves dan sebuah akumulator yang digabungkan. Sistem ini dikendalikan oleh hidrolik
panel. Jika ada sebuah kegagalan (failure) akan terdeteksi dan akan memberikan tanda
atau data yang relavan.