Anda di halaman 1dari 2

Etiologi

Distosia dapat disebabkan karena kelainan his ( his hipotonik dan his hipertonik ), karena kelainan besar anak,
bentuk anak ( hidrocefalus, kembar siam, prolaps tali pusat ), letak anak (letak sungsang, letak melintang ), serta
karena kelainan jalan lahir.

Secara lebih sederhana penyebab distosia dapat dikategorikan menjadi tiga P:


1. Gangguan pada powers (kontraksi uterus dan usaha meneran ibu)
2. Gangguan pada passenger (posisi janin, presentasi janin, dan ukuran janin)
rongga pelvis dan jaringan lunak pada jalan lahir3. Gangguan pada passage

Penatalaksanaan
a. Pemeriksaan umum :
1. Pemeriksaan untuk menentukan disproporsi, malresentasi atau malposisi dan tetalaksana sesuai dengan
kasus
2. Penatalaksaan kala 1 yang baik
3. Pemberian antiobiotik pada proses persalinan yang memanjang terutama pada kasus dengan membrane
plasenta telah pecah
b. Amniotomi
1. Bila cervik telah berdilatasi > 3 cm
2. Bila presentasi bagian terbawah janin telah berada pada bagian bawah uterus
3. Ruptur membrane buatan (artificial) yang dapat menyebabkan augmentasi kontraksi uterus. Hal ini terjadi
karena pelepasan prostaglandin, dan terdapatnya reflex stimulasi kontraksi uterus ketika bagian presentasi bayi
semakin mendekati bagian bawah uterus.
c. Oksitosin
5 unit oksitosin (syntocinon) dalam 500 cc glukosa 5% diberikan IV. Tetesan infuse mulai dari 10 tetes/menit, dan
kemudian meningkat secara bertahap sehingga mendapatkan kontraksi uterus rata rata 3x dalam 10 menit.
d. Metode persalinan
1. Persalinan per vaginam : Dengan menggunakan forceps, vakum atau ekstraksi. Hal ini bergantung kepada
bagian presentasi bayi, cerviks telah pembukaan lengkap.
2. Operasi cesar sesario diindikasi pada : (1) Kegagalan denga metode tersebut, (2) Kontraindikasi terhadap
infuse oksitosin, missal pada kasus disproporsi, (3) Distres fetal sebelum terjadi dilatasi cervical.

a.
b.
c.

2.

Terapi resusitasi intrauterin:


Meningkatkan arus darah uterus dengan cara :
Hindarkan tidur terlentang
Kurangi kontraksi uterus
Pemberian infus
Tingkatkan arus darah tali pusat dengan mengubah posisi tidur ibu ke kiri
Tingkatkan pemberian oksigen
Bila pasien dalam terapi infus oksitosin, maka upayakan yang pertama kali ialah
menghentikan pemberian oksitosin dan dilanjutkan dengan pemberian obat tokolisis. Pasien
di tidurkan miring ke kiri dan diberi oksigen 4-6 liter/menit.
Kontraksi yang terlalu kuat atau sering akan memperburuk sirkulasi uteroplasenta. Dengan
menghilangkan kontrkasi diharapakan sirkulasi menjadi lebih baik. Dengan pemberian

oksigen telah dibuktikan meningkatkan tekanan oksigen parsial janin, meskipun hanya
sedikit.
3. Bila pasien akan dilakukan seksio sesaria makan menjelang operasi pasien tetap dalam posisi
tidur miring. Tindakan cunam atau vakum dapat dilakukan bila terdapat syarat untuk
melakukan tindakan tersebut.

Pemeriksaan Denyut Jantung Janin


Pemeriksaan DJJ dilakukan sebagai acuan untuk mengetahui kesehatan ibu dan
perkembangan janin khususnya denyut jantung janin dalam rahim. Detak jantung janin
normal permenit yaitu : 120-60x / menit Pemeriksaan denyut jantung janin harus
dilakukan pada ibu hamil. Denyut jantung janin baru dapat didengar pada usia
kehamilan 16 minggu / 4 bulan. Gambaran DJJ:
a. Takikardi berat; detak jantung diatas 180x/mnt
b. Takikardi ringan: antara 160-180x/mnt
c. Normal: antara 120-160x/mnt
d. Bradikardia ringan: antara 100-119x/mnt
e. Bradikardia sedang: antara 80-100x/mnt
f. Bradikardia berat: kurang dari 80x/mnt

Anda mungkin juga menyukai