Anda di halaman 1dari 12

MACAM MACAM JENIS KAYU

A. Mengenal Jenis Jenis Kayu


Kayu merupakan salah satu material bahan bangunan yang sering digunakan dalam
konstruksi. Setiap kayu memiliki sifat dan ciri tersendiri baik dalam segi keindahan serat,
kadar air, keawetan, berat jenis, kerapatan, dan kekuatan. Maka dalam memilih kayu yang
akan dipergunakan ada baiknya kita mengenal Jenis dan Ciri kayu yang sering digunakan
sebagai bahan konstruksi. Selain agar kita dapat mengetahui kayu yang cocok dengan
kriteria dan spesifikasi yang kita inginkan, tentunya juga agar kita tidak tertipu dengan jenisjenis kayu lainnya. Berikut beberapa macam kayu yang sering digunakan sebagai bahan
konstruksi.

1. KAYU JATI

Kayu jati sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah.
Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan utama
sebagai material bahan bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I,
II. Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya karena
kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri. Tidak ada kayu lain yang memberikan kualitas
dan penampilan sebanding dengan kayu jati.
Harga kayu jati banyak dipengaruhi dari asal, ukuran dan kriteria batasan kualitas kayu yang
ditoleransi, seperti: ada mata sehat, ada mata mati, ada doreng, ada putih. Penentuan
kualitas kayu jati yang diinginkan seharusnya mempertimbangkan type aplikasi finishing
yang dipilih. Selain melindungi kayu dari kondisi luar, finishing pada kayu tersebut
diharapkan dapat memberikan nilai estetika pada kayu tersebut dengan menonjolkan
kelebihan dan kekurangan kualitas kayu tersebut.
Berat jenis (BJ) kayu jati sebesar 700-930 kg/m3 pada kelembaban (MC) kayu 12%.
Keunggulan
Kayu Jati tergolong pada kayu dengan kelas awet I, kelas kuat I, II.
Memiliki daya tahan yang kuat terhadap jamur, busuk karena udara lembab atau serangan
serangga

Kayu Jati juga memiliki daya tahan yang baik terhadap cuaca dan perubahan suhu.
Memiliki warna dan serat dan tekstur yang unik dan bagus sehingga tampak menarik pada
pengaplikasiannya
Dengan karakteristik khusus yang dimiliki kayu jati yaitu kandungan minyak pada kayu Jati
membuat kekuatan Jati lebih baik dari jenis kayu yang lain.
Kelemahan
Kecepatan tumbuh pohon jati relatif lambat sehingga jumlah kayu jati yang dihasilkan
tidaklah banyak dan sulit di dapat
Harga kayu jati adalah yang paling mahal dibanding kayu lainnya
Di Indonesia kayu jati hanya bisa diperoleh/dibeli dari Perum Perhutani, sebagai instansi
pemerintah yang berkuasa penuh untuk perawatan dan pengawasan distribusi kayu jati di
Indonesia, terutama di Pulau Jawa

2. KAYU MERBAU

Kayu Merbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil sebagai
alternatif pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga.
Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Merbau
memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan
tropis. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Merbau juga terbukti
tahan terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai
adanya highlight kuning. Kayu merbau biasanya difinishing dengan melamin warna gelap /
tua. Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon
hutan hujan tropis. Pohon Merbau tumbuh subur di Indonesia, terutama di pulau Irian /
Papua.
Tergolong kayu berat, miliki pengembangan dan penyusutan kecil. Pada kelembaban (MC)
15% memiliki Berat Jenis (BJ) 630-1040 kg/m3.
Kegunaan
Kayu Merbau biasanya digunakan untuk membuat parket (flooring), furniture, decking
dengan finger joints, panel, musik instrumen dan lainnya

Keunggulan
Kayu merbau termasuk pada kayu dengan kelas awet I, II dan kelas kuat I, II
Kayu merbau tahan terhadap serangan serangga
Kayu merbau cukup keras dan stabil sehingga sering digunakan sebagai alternatif
pembanding dengan kayu jati
Kelemahan
Cukup keras dan akan banyak mematahkan mata gergaji apabila pengerjaan kurang hatihati dan melebihi standar pengaturan
Harga masih relatif mahal

3. KAYU BANGKIRAI / YELLOW BALAU

Kayu Bangkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Termasuk kayu
dengan Kelas Awet I, II, III dan Kelas Kuat I, II. Sifat kerasnya juga disertai tingkat
kegetasan yang tinggi sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan. Selain itu, pada
kayu bangkirai sering dijumpai adanya pinhole. Umumnya retak rambut dan pin hole ini
dapat ditutupi dengan wood filler. Secara struktural, pin hole ini tidak mengurangi kekuatan
kayu bangkirai itu sendiri. Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk material
konstruksi berat seperti atap kayu. Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan terhadap
cuaca sehingga sering menjadi pilihan bahan material untuk di luar bangunan / eksterior
seperti lis plank, outdoor flooring / decking, dll. Pohon Bangkirai banyak ditemukan di hutan
hujan tropis di pulau Kalimantan. Kayu berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan, oleh
karena itulah disebut yellow balau.
Pada saat baru saja dibelah/potong, bagian kayu teras kadang terlihat coklat kemerahan.
Bangkirai bisa berdiameter hingga 120 cm dan tinggi pohon mencapai 40 meter. Diamater
rata-rata adalah 70-90cm.
Kegunaan
Sebagai bahan pembuat produk decking, outdoor furniture, konstruksi jembatan, pergola
dan konstruksi berat lainnya.
Keunggulan
Kayu bangkirai termasuk pada kayu dengan kelas awet I, II , III dan kelas kuat I, II
Kekerasan kayu Bangkirai cukup tinggi, sehingga cocok diletakkan di luar ruangan atau
bahan outdoor

Tahan terhadap perubahan cuaca


Jenis serat dengan ikatan kuat dan memiliki tingkat keawetan yg tinggi
Kelemahan
Sifat kerasnya disertai dengan tingkat kegetasan yang tinggi sehingga mudah terjadi retak
rambut dan pin hole
Secara konsruksi retak dan pinhole ini bisa mengurangi kekuatan dari kayu bangkirai ini
Harga kayu bangkirai relatif mahal

4. KAYU KAMPER

Kayu kamper telah lama menjadi alternatif bahan bangunan yang harganya lebih
terjangkau. Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat bangkirai, kamper memiliki
serat kayu yang halus dan indah sehingga sering menjadi pilihan bahan membuat pintu
panil dan jendela. Karena tidak segetas bangkirai, retak rambut jarang ditemui. Karena tidak
sekeras bangkirai, kecenderungan berubah bentuk juga besar, sehingga, tidak disarankan
untuk pintu dan jendela dengan desain terlalu lebar dan tinggi. Termasuk kayu dengan
Kelas Awet II, III dan Kelas Kuat II, I. Pohon kamper banyak ditemui di hutan hujan tropis di
kalimantan. Samarinda adalah daerah yang terkenal menghasilkan kamper dengan serat
lebih halus dibandingkan daerah lain di Kalimantan.
Keunggulan
Kayu kamper termasuk pada kayu dengan kelas awet II, III, dan kelas kuat I, II
Kayu Kamper adalah kayu yang mengkilap. Teksturnya sangat halus dan indah
Jarang ditemui retak rambut karena tidak segetas kayu bangkirai
Harganya lebih terjangkau walaupun tidak sekuat kayu jati dan bangkirai
Kelemahan
Karena tidak sekeras bangkirai kecenderungan berubah bentuk juga besar sehingga tidak
disarankan untuk pintu dan jendela dengan ukuran yang terlalu besar

Tidak setahan kayu jati dan tidak sekeras bangkirai


Harga relatif lebih mahal dari kayu meranti merah

5. KAYU KELAPA

Kayu kelapa adalah salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari
perkebunan kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun keatas)
sehingga harus ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang baru. Sebenarnya pohon
kelapa termasuk jenis palem. Semua bagian dari pohon kelapa adalah serat/fiber yaitu
berbentuk garis pendek-pendek. Anda tidak akan menemukan alur serat lurus dan serat
mahkota pada kayu kelapa karena semua bagiannya adalah fiber. Tidak juga ditemukan
mata kayu karena pohon kelapa tidak ada ranting/cabang. Pohon kelapa tumbuh subur di
sepanjang pantai Indonesia. Namun, yang paling terkenal dengan warnanya yang coklat
gelap adalah dari Sulawesi. Pohon kelapa di Jawa umumnya berwarna terang.

6. KAYU MERANTI MERAH

Kayu meranti merah termasuk jenis kayu keras, warnanya merah muda tua hingga
merah muda pucat, namun tidak sepucat meranti putih. selain bertekstur tidak terlalu halus,
kayu meranti juga tidak begitu tahan terhadap cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk
dipakai di luar ruangan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet III, IV dan Kelas Kuat II, IV.
Pohon meranti banyak ditemui di hutan di pulau kalimantan.
Kegunaan
Kayu ini lazim dipakai sebagai kayu konstruksi, panil kayu untuk dinding, loteng, sekat

ruangan, bahan furniture dan perabot rumahtangga, mainan, peti mati dan lain-lain. Kayu
meranti merah-tua yang lebih berat biasa digunakan untuk konstruksi sedang sampai berat,
balok, kasau, kusen pintu-pintu dan jendela, papan lantai, geladak jembatan, serta untuk
membuat perahu. Meranti merah baik pula untuk membuat kayu olahan seperti papan
partikel, harbor, dan venir untuk kayu lapis. Selain itu, kayu ini cocok untuk dijadikan bubur
kayu, bahan pembuatan kertas.
Keunggulan
Kayu meranti termasuk pada kayu dengan kelas awet II, III, IV dan kelas kuat II, III, IV
Harga kayu meranti yang tak begitu mahal menjadikan pilihan bagi bahan pembuatan
matrial kusen, pintu, jendela.
Kayu meranti merah cukup mudah diawetkan dengan menggunakan campuran minyak
diesel dengan kreoso
Bobot kayu ini berbagai macam mulai dari yang ringan sampai yang berat sehingga bisa
disesuaikan dengan kebutuhan
Kelemahan
Kayu ini tidak begitu tahan terhadap pengaruh cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk
penggunaan di luar
Tekstur kayunya tidak terlalu halus
Tingkat keawetan dan kekerasannya juga tergolong rendah (kelas II-IV)

7. KAYU KARET

Kayu Karet, dan oleh dunia internasional disebut Rubber wood pada awalnya hanya
tumbuh di daerah Amzon, Brazil. Kemudian pada akhir abad 18 mulai dilakukan penanaman
di daerah India namun tidak berhasil. Lalu dibawa hingga ke Singapura dan negara-negara
Asia Tenggara lainnya termasuk tanah Jawa.

Warna Kayu
Kayu karet berwarna putih kekuningan, sedikit krem ketika baru saja dibelah atau dipotong.
Ketika sudah mulai mengering akan berubah sedikit kecoklatan.

Tidak terdapat perbedaan warna yang menyolok pada kayu gubal dengan kayu teras. Bisa
dikatakan hampir tidak terdapat kayu teras pada rubberwood.
Densitas
Kayu karet tergolong kayu lunak - keras, tapi lumayan berat dengan densitas antara 435625 kg/m3 dalam level kekeringan kayu 12%.
Kayu Karet termasuk kelas kuat II, dan kelas awet III, sehingga kayu karet dapat digunakan
sebagai substitusi alternatif kayu alam untuk bahan konstruksi.

8. KAYU GELAM

Kayu gelam sering digunakan pada bagian perumahan, perahu, kayu bakar, pagar,
atau tiang tiang sementara. Kayu gelam dengan diameter kecil umumnya dikenal dan
dipakai sebagai steger pada konstruksi beton, sedangkan yang berdiameter besar biasa
dipakai untuk cerucuk pada pekerjaan sungai dan jembatan. Kayu ini juga dapat dibuat
arang atau arang aktif untuk bahan penyerap.

9. KAYU ULIN

Kayu ini banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah, kantor, gedung, serta
bangunan lainnya. Berdasarkan catatan, kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan
tropika basah yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera Bagian Selatan dan
Kalimantan.

Jenis ini dikenal dengan nama daerah ulin, bulian, bulian rambai, onglen, belian, tabulin dan
telian.

Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m dengan
diameter samapi 120 cm, tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400 m. Kayu Ulin
berwarna gelap dan tahan terhadap air laut.
Kayu ulin banyak digunakan sebagai konstruksi bangunan berupa tiang bangunan, sirap
(atap kayu), papan lantai,kosen, bahan untuk bangunan jembatan, bantalan kereta api dan
kegunaan lain yang memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat. Kayu ulin termasuk kayu
kelas kuat I dan Kelas Awet I.

10. KAYU AKASIA

Kayu Akasia (acacia mangium), mempunyai berat jenis rata-rata 0,75 berarti pori-pori
dan seratnya cukup rapat sehingga daya serap airnya kecil. Kelas awetnya II, yang berarti
mampu bertahan sampai 20 tahun keatas, bila diolah dengan baik. Kelas kuatnya II-I, yang
berarti mampu menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi kuat desak diatas
650 kg/cm2. Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil, daya retaknya rendah,
kekerasannya sedang dan bertekstur agak kasar serta berserat lurus berpadu, maka kayu
ini mempunyai sifat pengerjaan mudah, sehingga banyak diminati untuk digunakan sebagai
bahan konstruksi maupun bahan mebel/furniture.
11. SUNGKAI

Karakteristik
Sungkai (Peronema canescens) sering disebut sebagai jati sabrang, ki sabrang, kurus,
sungkai, sekai termasuk kedala famili Verbenaceae. Daerah penyebarannya di Indonesia
adalah Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa Barat, dan seluruh
Kalimantan. Tempat tumbuh di dalam hutan tropis. Tinggi pohon mencapai 2030 m
panjang batang bebas cabang mencapai 15 m, dengan diameter 60 cm atau lebih, batang
lurus dan sedikit berlekuk dangkal, tidak berbanir, dan ranting penuh bulu halus. Kulit luar
berwarna kelabu atau sawo muda, beralur dangkal, mengelupas kecil-kecil dan tipis. Kayu
teras berwarna krem atau kuning muda. Tekstur kayu kasar dan tidak merata. Arah serat
lurus, kadang-kadang bergelombang dengan permukaan kayu agak kesat.
Kegunaan
Kayu sungkai dalam kegunaannya diperuntukkan sebagai kayu bangunan, kayu perkakas,
lantai, papan, seni ukir dan pahat, finir mewah serta sebagai kayu ornamentil.
Keunggulan
Kayu sungkai termasuk pada kayu dengan kelas awet III, dan kelas keras II, III
Teksturnya cukup halus serta seratnya sangat indah berwarna kuning keemasan sehingga
sering digunakan sebagai element dekoratif yang elegan
Pengerjaannya relatif mudah.
Kelemahan
Tingkat keawetannya relatif rendah (kelas III)
Daya retaknya cukup tinggi, serat lurus bergelombang dan memiliki tekstur agak kasar.

12. Kempas (Koompasia Malaccesis Maing)


Kayu Kempas mempunyai tingkat pemakiaian I, tingkat keawetan III IV, dan tingkat kekuatan I.
3
Mempunyai berat jenis antara 0,68 1,29 g/cm .

13. Kamfer
Kayu Kamfer mempunyai tingkat pemakaian III, tingkat keawetan III, dan tingkat kekuatan II.
3
Mempunyai berat jenis 0,7 0,9 g/cm . Banyak terdapat didaerah Sumatera dan sedikit di
Kalimantan. Mempunyai warna sawo merah.
Kayu kamfer tidak tahan terhadap serangan rayap, akan tetapi agak tahan terhadap bubuk, oleh
karene itu kayu ini tidak baik digunakan untuk konstruksi bangunan yang tidak terlindung. Kelebihan
dari kayu kamfer ini adalah mudah dikerjakan selain itu mengembang dan menyusutnya kecil. Banyak
dipakai untuk bahan bangunan rumah. Mempunyai warna sawo merah.

14. Rengas (Gluta Renghas L


Kayu Rengas mempunyai tingkat pemakaian III, tingkat keawetan II, dan tingkat kekuatan II.
3
Mempunyai berat jenis 0,59 0,84 g/cm . Banyak terdapat di daerah Kalimantan Tengah.

15. Belian
Sebenarnya ada beberapa macam kayu yang termasuk kedalam kayu Belian, dua diantaranya
adalah Onglen dan Belian atau sering disebut juga kayu Besi dari Kalimantan. Kayu Belian
mempunyai tingkat pemakaian I, tingkat keawetan I, dan tingkat kekuatan I. Mempunyai berat jenis
0,9 1,2. Banyak terdapat di pulau kalimantan. Berwarna sawo muda dan lama kelamaan menjadi
abu abu hingga menjadi hitam.

16. Resak
Kayu Resak mempunyai tingkat pemakaian I, tingkat keawetan I, tingkat kekuatan I.
Mempunyai berat jenis 1,1. Banyak terdapat didaerah Sumatera dan Kalimantan. Berwarna sawo
muda dan lama kelamaan menjadi sawo tua.

17. Rasamala
Kayu rasamala termasuk tingkat keawetan II, tingkat keawetan II, tingkat pemakaian II dan berat
jenisnya 0,6-0,8.
Kayu ini tahan terhadap rayap dan bubuk, baik dipakai di tempat yang terlindung. Pertumbuhan kayu
ini sering di temukan seratnya yang memuntir, saat pengeringan penarikannya cuk up kuat (kembang
susutnya sangat besar). Pohon ini cocok tumbbuh di daerah yang ketinggiannya lebih dari 500 m di
atas permukaan laut. Banyak Di pakai untuk konstruksi bangunan rumah, kadang-kadang juga di
pakai untuk bantalan jembatan. Pohon ini banyak ditemukan di daerah Jawa Barat dan di daerah
Sumatera. Berwarna sawo merah.

18. Merawan
Kayu merawan mempunyai tingkat pemakaian II, tingkat keawetan II, dan tingkat kekuatan II.
Mempunyai berat jenis 0,6 - 0,8. Banyak terdapat didaerah Sumatera dan Kalimantan. Berwarna
sawo muda dan lama kelamaan menjadi sawo tua.

19. Puspa
Kayu Puspa ini mempunyai tingkat pemakaian III, tingkat keawetan III, dan tingkat kekuatan II.
Mempunyai berat jenis 0,6 0,8. Kayu jenis ini banyak terdapat didaerah Jawa Barat. Kayu ini hanya
digunakan pada konstruksi bangunan sederhana, terutama didaerah pegunungan.

20. Keruwing
Kayu Keruwing mempunyai tingkat pemakaian II, tingkat keawetan II, tingkat kekuatan II ataupun
III. Mempunyai berat jenis 0,6 0,9. Kayu janis ini banyak terdapat di pulau Sumatera dan
Kalimantan. Selain itu kayu jenis ini hanya dipakai untuk bangunan bangunan yang sifatnya kurang
berarti atau hanya bersifat sementara.

21. Jeungjing
Kayu Jeungjing mempunyai tingkat pemakaian IV, tingkat keawetan IV, dan tingkat kekuatan IV.
Mempunyai berat jenis 0,3 0,5. Kayu jenis ini banyak terdapat di daerah Jawa Barat, banyak
ditanam di daerah perkebunan teh. Kayu Jeungjing sangat baik untuk dipakai pada konstruksi paku.

http://pspkusenpage4me.page4.me/kayu_jati.html
http://inspirasiarsitek.blogspot.com/2010/12/jenis-dan-kelas-kayu.html
http://karindayulinardesta.blogspot.com/2011/11/macam-macam-jenis-kayu-beserta-ciri.html
http://taufikmaulanasyah.blogspot.com/2012/05/macam-macam-jenis-kayu-bangunan.html
http://davie-frisya.blogspot.com/2011/11/macam-macam-kayu-beserta-cirinya.html
http://civil-network.blogspot.com/2013/04/macam-macam-kayu.html
http://tonisdesain.blogspot.com/2013/01/macam-macam-kayu-asli-indonesia.html

TUGAS

DISUSUN OLEH:
Nama: Muhammad Bagindo Athif D
Stambuk: 03120130104

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2014

Anda mungkin juga menyukai