Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penyakit ginjal kronis (CKD) merupakan masalah kesehatan
masyarakat di seluruh dunia dan sekarang dikenal sebagai kondisi umum yang
dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan gagal ginjal kronis
(CRF).
Gagal ginjal biasanya dibagi menjadi dua kategori yang luas yakni
kronik dan akut. Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagl ginjal
yang progresif dan lambat (biasanya berlangsung beberapa tahun), sebaliknya
gagal ginjal akut terjadi dalam beberapa hari atau beberapa minggu. Pada
kedua
kasus
tersebut,
ginjal
kehilangan
kemampuannya
untuk
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 GAGAL GINJAL KRONIK
A. Pengertian
Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit ginjal kronis
didefinisikan sebagai kerusakan ginjal untuk sedikitnya 3 bulan dengan atau
tanpa penurunan Glomerulus Filtration Rate (GFR) (Nahas & Levin,2010).
CKD atau Gagal Ginjal Kronis (GGK) didefinisikan sebagai kondisi
dimana ginjal mengalami penurunan fungsi secara lambat, progresif,
irreversibel, dan samar (insidius) dimana kemampuan tubuh gagal dalam
mempertahankan metabolisme, cairan, dan keseimbangan elektrolit, sehingga
terjadi uremia atau azotemia (Smeltzer, 2009)
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan
gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan
tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan
dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain
dalam darah). (Brunner & Suddarth, 2001; 1448)
B. Etiologi
Penyebab GGK termasuk glomerulonefritis, infeksi kronis, penyakit
vaskuler (nefrosklerosis), proses obstruksi (kalkuli), penyakit kolagen (luris
sutemik), agen nefrotik (amino glikosida), penyakit endokrin (diabetes).
(Doenges, 1999; 626)
Penyebab GGK menurut Price, 1992; 817, dibagi menjadi delapan
kelas, antara lain:
1. Infeksi misalnya pielonefritis kronik
2. Penyakit peradangan misalnya glomerulonefritis
3. Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis
benigna,
5. Gangguan
kongenital
dan
herediter
misalnya
penyakit
ginjal
Penjelasan
LFG (ml/mn/1.73m2)
Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau 90
ringan
Kerusakan ginjal dengan LFG atau 30-59
sedang
4
Kerusakan ginjal dengan LFG atau berat 15-29
5
Gagal ginjal
< 15 atau dialisis
Sumber : Sudoyo (2006) Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam. Jakarta : FKUI
D. Patofisiologi
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk
glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa
nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi
volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam
keadaan penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan
ginjal untuk berfungsi sampai dari nefronnefron rusak. Beban bahan
yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi
berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena
jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi
produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi
lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira
fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang
demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih
rendah itu. ( Barbara C Long, 1996, 368)
Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang
normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi
uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan
produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia
membaik setelah dialisis. (Brunner & Suddarth, 2001 : 1448).
Perjalanan umum gagal ginjal progresif dapat dibagi menjadi tiga
stadium yaitu:
1. Stadium 1 (penurunan cadangan ginjal)
Ditandai dengan kreatinin serum dan kadar Blood Ureum Nitrogen
2.
3.
PATHWAYS
E. Manifestasi klinis
porfirin.
Berat Jenis : Kurang dari 1,015 (menetap pada 1,010
G. Pencegahan
Obstruksi dan infeksi saluran kemih dan penyakit hipertensi sangat
lumrah dan sering kali tidak menimbulkan gejala yang membawa
kerusakan dan kegagalan ginjal. Penurunan kejadian yang sangat
mencolok adalah berkat peningkatan perhatian terhadap peningkatan
yang
adekuat
untuk
mencegah
atau
mengurangi
katabolisme)
2) Mengurangi manifestasi ekstra renal seperti pruritus , neurologik,
perubahan hematologi, penyakit kardiovaskuler;
3) Meningkatkan kimiawi tubuh melalui dialisis, obat-obatan dan diet;
4) Mempromosikan kualitas hidup pasien dan anggota keluarga (Black &
Hawks, 2005
Penatalaksanaan
konservatif dihentikan
bila
pasien sudah
LFG
>90
Dilakukan
Perencanaan
terapi pada dasarnya,
kondisi
60-89
30-59
4
5
15-29
<15
komplikasi
Persiapan untuk pengganti ginjal (dialysis)
Dialysis dan memepersiapkan terapi pengganti
pada
I. Komplikasi
Seperti penyakit kronis dan lama lainnya, penderita CKD akan
mengalami beberapa komplikasi. Komplikasi dari CKD menurut Smeltzer
dan Bare (2001) serta Suwitra (2006) antara lain adalah :
1) Hiperkalemi akibat penurunan sekresi asidosis metabolik, kata
bolisme, dan masukan diit berlebih.
anorganik.
Uremia akibat peningkatan kadar uream dalam tubuh.
Gagal jantung akibat peningkatan kerja jantung yang berlebihan.
Malnutrisi karena anoreksia, mual, dan muntah.
Hiperparatiroid, Hiperkalemia, dan Hiperfosfatemia.
proses
difusi
melintas
membrana
asam urat.
Membuang kelebihan air.
Mempertahankan atau mengembalikan sistem buffer tubuh.
Mempertahankan atau mengembalikan kadar elektrolit tubuh.
Memperbaiki status kesehatan penderita (Lumenta, 2001).
Quality
Initiative
(K/DOQI)
2. Faktor lain diluar eritropoetin antar lain: hemolisis akibat toksis uremik
terhdap membrane eritrosit dan enzim-enzim eritrosit, toksin uremik juga
dapat menghambat eritropoesis. Disamping itu dapat juga disebabkan oleh
kehilangan darah iatrogenic dan defisiensi besi dan asam folat serta
kehilangan darah melalui traktus genitorius atau gastrointestinal karena
defek hemostasis dimana trombosit tidak berfungsi dengan baik.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gagal ginjal biasanya dibagi menjadi dua kategori yang luas yakni kronik
dan akut. Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagl ginjal yang
progresif dan lambat (biasanya berlangsung beberapa tahun), sebaliknya
gagal ginjal akut terjadi dalam beberapa hari atau beberapa minggu. Pada
kedua
kasus
tersebut,
ginjal
kehilangan
kemampuannya
untuk
DAFTAR PUSTAKA