Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi dewasa ini ditandai dengan ketatnya tantangan dan
persaingan, serta pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
mengharuskan setiap umat manusia untuk menghadapinya. Kesaktian Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi mendorong manusia berusaha untuk memilikinya
melalui proses pembelajaran, guna dimanfaatkan dari berbagai aspek kehidupan.
Kaitannya antara kemampuan untuk mengetahui sesuatu (knower) dengan
kemampuan menalar atau berfikir (knowing) sesuatu berupa kognitif adalah
kemampuan menalar atau berfikir terhadap sesuatu aksi dan reaksi, afektif adalah
kemampuan untuk merasakan apa yang telah diketahui, dan konaktif adalah
kemampuan untuk mencapai apa yang dirasakan.
Ilmu administrasi merupakan hasil pemikiran dan penalaran manusia yang
disusun berdasarkan dengan rasionalitas dan sistematika yang mengungkapkan
kejelasan tentang objek formal, yaitu pemikiran untuk menciptakan suatu
keteraturan dari berbagai aksi dan reaksi yang dilakoni oleh manusia dan objek
material, yaitu manusia yang melakukan aktivitas administrasi dalam bentuk
kerjasama menuju terwujudnya tujuan tertentu. Esensi mendasar objek formal dan
material administrasi adalah terciptanya hubungan antara pengatur dengan yang
diatur dalam konteks kerja sama manusia.
Administrasi yang merupakan hasil pemikiran dan penalaran manusia
serta dihasilkan untuk menciptakan keteraturan menuju terwujudnya tujuan
bersama, adalah salah satu ilmu yang banyak diminati masyarakat umum. Melalui
kacamata filsafat, diharapkan masyarakat mengetahui esensi dasar dari ilmu
administrasi tersebut.

B. Rumusan Masalah
Penjelasan latar belakang di atas menjadi penting untuk memberikan
batasan masalah, guna mendapatkan penyusunan makalah yang baik. Adapun
rumusan masalah adalah sebagai berikut ;
1. Apa yang dimaksud filsafat administrasi?
2. Bagaimana penjelasan epistimologi administrasi?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan adalah sebagai berikut :
1. Sebagai salah satu tugas mata kuliah Filsafat Ilmu;
2. Mengetahui tentang Filsafat Administrasi;
3. Mengetahui dan memahami Epistimologi Administrasi.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat Administrasi
Filsafat dalam bahasa Yunani terdiri dari dua suku kata yaitu Philos dan
Sophis, Philos biasanya diterjamahkan dengan istilah gemar, senang, atau
cinta. Sophis dapat diartikan kebijaksaan. Jadi filsafat berarti cinta kepada
kebijaksaan. Menjadi bijaksana berarti mendalami hakekat sesuatu.
Plato mendefinisikan filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai
pengetahuan yang asli. Sedangkan Aristoteles memberikan pengertian filsafat
adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya
ilmu-ilmu metafisika,logika, retorika, etika, ekonomi, politk, dan estetika (filsafat
keindahan). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa berfilsafat berarti berusaha
mengetahui tentang sesuatu dengan sedalam-dalamnya, baik mengenai hakekat
adanya sesuatu itu, fungsi, ciri-cirinya, kegunaannya, masalah-masalahnya serta
pemecahan-pemecahan terhadap masalah-masalah itu.
Menurut Sondang P. Siagian mengatakan Administrasi adalah
keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang
didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya (1994:3).
Ada beberapa hal yang terkandung dalam defenisi di atas. Pertama,
administrasi adalah suatu proses pelaksanaan kegiatan-kegiatan tertentu. Kedua,
administrasi mempunyai unsur-unsur tertentu, yaitu : adanya dua manusia atau
lebih adanya tujuan yang hendak dicapai, adanya tugas atau tugas-tugas yang
harus dilaksanakan, adanya peralatan atau perlengkapan untuk melaksanakan
tugas-tugas itu kedalam golongan peralatan dan perlengkapan termasuk pula
waktu, tempat, peralatan, materi serta perlengkapan lainnya. Ketiga, bahwa
administrasi sebagai proses kerjasama bukan merupakan hal yang baru karena ia
telah timbul bersama-sama peradaban manusia.

Sejalan dengan pembahasan diatas, maka pegertian filsafat administrasi


adalah proses berpikir secara matang, berstruktur, dan mendalam terhadap hakikat
dan makna yang terkandung dalam materi ilmu administrasi. Memang disadari
atau tidak, sesungguhnya ilmu administrasi memfokuskan diri terhadap aspek
manusia, terutama pelaksana aktifitas, dilakukan secara kerjasama. Dalam
mewujudkan kerjasama diperlukan kematangan pengaturan dan ketertiban dalam
keteraturan agar upaya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat
terwujud dengan baik dan memuaskan dari seluruh yang terlibat.
B. Epistimologi Ilmu Administrasi
1. Kajian epistimologi administrasi
Epistemologi merupakan bagian dari filsafat ilmu yang mempelajari
dan menetapkan kodrat jenis ilmu pengetahuan serta dasar pembentukannya.
Disamping itu, menjelaskan pertanggungjawaban atas pertanyaan-pertanyaan
yang muncul akibat ilmu pengetahuan itu sendiri. Sasaran utama ilmu atau
content

epistemology

sebenarnya

dapat

dikatakan

berorientasi

pada

pertanyaan bagaimana sesuatu itu datang, bagaimana untuk mengetahuinya,


dan bagaimana membedakan antara satu dengan yang lainnya.
Pengembangan

ilmu

pengetahuan

dalam

kehidupan

manusia

merupakan kajian epistemologi dalam usaha pengayaan manusia dibidang


ilmu pengetahuan, antara lain ilmu administrasi, baik yang berkaitan tentang
etika, estetikanya, maupun cara atau prosedur memperolehnya.
Ilmu pengetahuan dibidang administrasi adalah suatu pernyataan
terhadap materi atau content, bentuk atau form, serta objek formal dan
materialnya, secara epistemologi, ilmu administrasi cenderung untuk
membatasi diri pada hal-hal tentang persepsi dan pemahaman intelektual
seseorang. Pemahaman intelektual seseorang pada ilmu administrasi
utamanya adalah logika sebagai pengetahuan yang mempelajari segenap asa,
aturan, dan tata cara penalaran dari suatu objek yang dipikirkan dengan benar.
4

2. Objektivitas administrasi
Berpikir apriori dalam ilmu administrasi merupakan salah satu kajian
dari konsep objektivisme, Dengan bermuara kepada rasionalisme yang dalam
perkembangannya mengalami tiga tahapan proses berpikir manusia dalam
bidang ilmu administrasi. Pertama, kesadaran objek administrasi itu sendiri.
Kedua, kesadaran bahwa adanya perbedaan penalaran terhadap objek
administrasi. Ketiga, pemahaman terhadap hubungan yang terjadi antar
berbagai entitas, baik perbedaan maupun persamaannya.
Penelusuran objektivitas pemikiran dalam administrasi dapat dilihat
dari dua sudut pandang.
a. Dari sudut pandang materialnya, adalah sesuatu yang menjadi sasaran
perhatian secara detail tentang makna kandungan penalaran dalam
pemikiran manusia yang mempelajari ilmu administrasi.
b. Dari sudut pandang objek formalnya, bahwa ilmu administrasi memiliki
ruang lingkup kajian dengan metode yang jelas.
3. Subjektivitas administrasi
Cara pandang ilmu administrasi terhadap kebenaran yang terkandung
didalam nilai-nilai administrasi senantiasa dilihat secara subjektif, apabila
tidak meresapi dan mendalami administrasi itu sesungguhnya.
4. Skeptisisme administrasi
Administrasi adalah suatu proses pemikiran yang rasional dengan
andalan utamanya diletakkan pada pembenaran empiris. Ilmu administrasi
otomatis menjadi salah satu kajian dari filsafat ilmu yang menspesialisasikan
diri kepada : (a) pemikiran bersifat spekulatif yang dijadikan dasar dalam
menyusun sistematika pemikiran dan tindakan administrasi, (b) melukiskan
hakikat realita secara lengkap terhadap kondisi objektif administrasi, (c)
menentukan batas-batas jangkauan dan keabsahan proses pemikiran dan
aktivitas bidang administrasi, (d) melakukan penyelidikan tentang kondisi
5

krisis akibat dari pengandaian atau pernyataan yang diajukan oleh berbagai
pemikir ilmu lainnya, (e) administrasi merupakan salah satu bidang disiplin
ilmu yang dapat membantu melihat apa yang dapat dikatakan dan mengatakan
apa yang dapat dilihat. Skeptisisme adalah suatu kondisi atau perasaan yang
dialami seseorang akibat tidak terpenuhi sesuai yang diinginkan.
5. Etika dan moral administrasi
Etika administrasi dapat memberikan sumbangan dalam usaha
mendapatkan suatu pemahaman, penglihatan, dan pandangan yang tajam
terhadap

suatu

realita

yang

harus

dihadapi

dalam

rangka

mengimplementasikan berbagai aktivitas yang telah ditetapkan oleh


administrasi, terutama menghadapi permasalahan-permasalahan yang serba
sulit. Etika administrasi berangkat dari berpikir secara baik dan benar samapai
kepada tindakan atau perbuatan yang baik dan benar pula. Etika ilmu
administrasi bersumber kepada fakta bahwa kaidah dan aturan dalam suatu
kehidupan komunitas masyarakat manusia tertentu antara satu sama lain,
mengalami perkembangan dengan berbarengan.
Moralitas cenderung merupakan produk dari kematangan jiwa seorang
manusia, sedangkan etika cenderung lebih mengarah pada produk rekayasa
untu menciptkan pengaturan dan keteraturan hidup manusia. Oleh sebab itu,
dalam rangka pelaksanaan aktivitas admnistrasi, baik wujud dari pemikiran
(mind) maupun wujud dari profesi, membutuhkan landasan moralitas yang
baik.
6. Konseptual administrasi
Ilmu administrasi merupakan kumpulan atau akumulasi dari berbagai
jenis konsep dengan sasaran utamanya menarasi nalar manusia, sehingga di
dapat suatu gambaran yang luas jangkauannya dalam kesadaran keilmuan.
Konseptual administrasi merupakan symbol bagi sekumpulan kenyataan yang
sifatnya konkret perceptual yang lumayan banyak jumlahnya.

Konsep ilmu administrasi merupakan produk dari suatu kesadaran


yang sifatnya sangat fundamental dan terdiri atas dua jenis. Pertama,
kesadaran yang berkaitan dengan content atau objek, dan kedua,kesadaran
yang berkaitan dengan kegiatan atau kenyataan.
Konsep dalam ilmu administrasi cenderung merupakan pemikiran
yang di dasarkan pada persepsi dengan pembuktiannya untuk melahirkan
suatu jangkauan yang lebih luas yang diistilahkan dengan teori.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Administrasi yang merupakan hasil pemikiran dan penalaran manusia
serta dihasilkan untuk menciptakan keteraturan menuju terwujudnya tujuan
bersama, adalah salah satu ilmu yang banyak diminati masyarakat umum. Melalui
kacamata filsafat, diharapkan masyarakat mengetahui esensi dasar dari ilmu
administrasi tertentu.
Filsafat administrasi adalah proses berfikir secara matang, berstruktur dan
mendalam terhadap hakikat dan makna yang terkandung dalam materi ilmu
administrasi. Memang disadari atau tidak, sesunggunya ilmu administrasi
memfokuskan diri terhadap aspek manusia, terutama pelaksanaan aktivitas,
dilakukan secara kerjasama. Dalam mewujudkan kerja sama diperlukan
kematangan pengaturan dan ketertiban dalam keteraturan agar upaya pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat terwujud dengan baik dan
memuaskan dari seluruh yang teribat.
Ilmu pengetahuan di bidang administrasi adalah suatu pernyataan terhadap
materi atau konten, bentuk atau form, serta objek formal dan materiilnya. Secara
epistemology, ilmu administrasi cenderung untuk membatsi diri pada hal-hal
tentang persepsi dan pemahaman intelektual seseorang. Pengetahuan ilmu
administrasi dapat membawa manusia kepada peristiwa kesadaran dari seluruh
pemaknaan yang dikandung ilmu administrasi itu sendiri.
Secara epistomolgi bahwa administrasi mempunyai beberapa hal yang
perlu diperhatikan, yaitu objektivitas administrasi, subjektivisme administrasi,
skeptisisme administrasi, etika dan moralitas administrasi, dan konseptual
administrasi.

B. SARAN
Selain mempelajari ilmu administrasi secara konsep haruslah kita sebagai
mahasiswa nantinya ketika berada dalam lingkup dunia kerja senantiasa
menerapkan pengetahuan tentang administrasi dalam bentuk kegiatan, sehingga
kita tidak hanya berusaha menghayati dan mengerti permasalahan administrasi,
tetapi juga mampu memecahkan permasalahannya yang kelak ditemui dengan
menggunakan pengetahuan yang dimiliki.

DAFTAR PUSTAKA

anonymousdx.blogspot.com/.../makalah-filsafat-administrasi.html
blog.ub.ac.id/celineshanlight/files/2013/06/EPISTEMOLOGI.pptx
errorcha.blogspot.com/.../epistemologi-ilmu-administrasi_23.htmlfisip.ilearn.unand.ac.id/mod/resource/view.php?id=262
https://belajarilmuadministrasinegara.wordpress.com/.../filsafat-adm...www.tutorialut.web.id Administrasi Negara Filsafat Administrasi

10

Anda mungkin juga menyukai