Anda di halaman 1dari 13

BAB I

IDENTITAS ARSITEK

1.1

Profil dan Deskripsi Wikan Architect and Interior

Gambar 1 : Studio Wikan Architect and Interior


Sumber : Dokumen pribadi

Nama Konsultan

: Wikan Architect and Interior

Pemilik

: Ida Bagus Ratu Pintara, ST.

Alamat

: Jalan Surya Bhuana II no. 14, Dalung, Badung

Wikan Architect and Interior adalah konsultan arsitektur yang berbentuk studio.
Studio ini mulai beroperasi sejak tahun 2012 setelah founder-nya memutuskan untuk bersolo
karir dimana sebelumnya beliau sudah 15 tahun bekerja pada beberapa perusahaan arsitek.
Letak studio Wikan architect berada di Jalan Surya Bhuana 11 no.14, Kerobokan, Badung.
Fokus proyek yang diambil merupakan bangunan-bangunan berskala kecil sampi menengah
seperti bangunan rumah tinggal, restauran, villa, studio (apartemen). Mereka juga
menyediakan konsultasi interior dan memiliki warehouse sendiri untuk pembuatan custom
furniture terkait perancangan ruang dalam untuk kliennya
Founder dan chief architect Wikan Architect and Interior adalah Ida Bagus Ratu
Pintara, ST yang merupakan lulusan Teknik Arsitektur Universitas Udayana pada tahun
1

1992. Beliau adalah arsitek yang memiliki spesialisasi pada desain arsitektur dan interior.
Pengalaman bekerja beliau terakhir 10 tahun bekerja pada Graha Cipta.
Chief Architect
(owner)

Designer

Designer

Designer

Administration

Gambar 2 : Organisasi dalam Wikan architect and interior


Sumber : Dokumen pribadi

Tim Wikan Architect terdiri dari 3 orang designer, dengan 1 chief designer dan 1
karyawan administrasi. Beberapa proyek yang pernah ditangani Wikan architect and interior
antara lain :
-

Renovasi Restaurant Bendega, Renon

Nobert Residence, Kemenuh, Ubud

Pesto 1 & 2 Bed room Villa, Kumbuh, Ubud

Honey moon Sweet, Kerobokan, Kuta

The Royal Saba, Saba Beach

The Batur Sari, Sanur

Cafe Pesto, Kumbuh, Ubud

Dan lain-lain.

Gambar 3 : Salah satu hasil rancangan Wikan architect and interor


Sumber : Dokumen pribadi konsultan

BAB II
PROSES PELAKSANAAN PEKERJAAN

2.1 Jenis Tugas dan Lingkup Pekerjaan Arsitek


Layanan Utama Jasa Arsitek dalam pekerjaan perencanaan dan perancangan
Arsitektur akan dilaksanakan dalam tahapan pekerjaan sebagai berikut:
-

Pekerjaan Tahap ke 1

: Tahap Konsep Rancangan

Pekerjaan Tahap ke 2

: Tahap Pra Rancangan / Skematik Desain

Pekerjaan Tahap ke 3

: Tahap Pengembangan Rancangan

Pekerjaan Tahap ke 4

: Tahap Pembuatan Gambar Kerja

Pekerjaan Tahap ke 5

: Tahap Proses Pengadaan Pelaksanaan Konstruksi

Pekerjaan Tahap ke 6

: Tahap Pengawasan Berkala.

Pelaksanaan tahapan-tahapan pekerjaan Perancangan dilaksanakan sebagai berikut: Setiap


tahapan pekerjaan perancangan dapat dilaksanakan jika tahap pekerjaan sebelumnya telah
mendapat persetujuan penguna jasa.
2.1.1 Tahap 1 : Tahap Konsep Rancangan
(1) Sebelum kegiatan perancangan dimulai, perlu ada kejelasan mengenai semua data dan
informasi dari pengguna jasa yang terkait tentang kebutuhan dan persyaratan pembangunan
agar supaya maksud dan tujuan pembangunan dapat terpenuhi dengan sempurna.
(2) Pada tahap ini arsitek melakukan persiapan perancangan yang meliputi pemeriksaan
seluruh data serta informasi yang diterima, membuat analisis dan pengolahan data yang
menghasilkan:
a. Program Rancangan yang disusun arsitek berdasarkan pengolahan data primer maupun
sekunder serta informasi lain untuk mencapai batasan tujuan proyek serta kendala
persyaratan/ketentuan pembangunan yang berlaku. Setelah program rancangan diperiksa dan
mendapat persetujuan pengguna jasa, selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk konsep
rancangan.
b. Konsep Rancangan yang merupakan dasar pemikiran dan pertimbangan-pertimbangan
semua bidang terkait (baik struktur, mekanikal, elektrikal, dan atau bidang keahlian lain bila
diperlukan) yang melandasi perwujudan gagasan rancangan yang menampung semua aspek,
kebutuhan, tujuan, biaya, dan kendala proyek. Setelah mendapatkan persetujuan dari
pengguna jasa konsep ini merupakan dasar perancangan tahap selanjutnya.
3

2.1.2 Tahap 2 : Tahap Prarancangan / Skematik Desain


(1) Prarancangan
Pada tahap ini berdasarkan Konsep Rancangan yang paling sesuai dan dapat
memenuhi persyaratan program perancangan, arsitek menyusun pola dan gubahan
bentuk arsitektur yang diwujudkan dalam

gambar-gambar. Sedangkan nilai

fungsional dalam bentuk diagram-diagram. Aspek kualitatif lainnya serta aspek


kuantitatif seperti perkiraan luas lantai, informasi penggunaan bahan, sistem
konstruksi, biaya, dan waktu pelaksanaan pembangunan disajikan dalam bentuk
laporan tertulis maupun gambar-gambar. Setelah diperiksa dan mendapat persetujuan
dari pengguna jasa, arsitek akan melakukan kegiatan tahap selanjutnya.
(2) Sasaran tahap ini adalah untuk:
a. Membantu pengguna jasa dalam memperoleh pengertian yang tepat atas program
dan konsep rancangan yang telah dirumuskan arsitek.
b. Mendapatkan pola dan gubahan bentuk rancangan yang tepat, waktu pembangunan
yang paling singkat, serta biaya yang paling ekonomis.
c. Memperoleh kesesuaian pengertian yang lebih tepat atas konsep rancangan serta
pengaruhnya terhadap kelayakan lingkungan.
d. Menunjukkan keselarasan dan keterpaduan konsep rancangan terhadap ketentuan
Rencana Tata Kota dalam rangka perizinan.
2.1.3 Tahap 3 : Tahap Pengembangan Rancangan
(1) Pada tahap Pengembangan Rancangan, arsitek bekerja atas dasar prarancangan yang
telah disetujui oleh pengguna jasa untuk menentukan:
a. Sistem konstruksi dan struktur bangunan, sistem mekanikal-elektrikal, serta disiplin
terkait lainnya dengan mempertimbangkan kelayakan dan kelaikannya baik terpisah
maupun secara terpadu.
b. Bahan bangunan akan dijelaskan secara garis besar dengan mempertimbangkan
nilai manfaat, ketersediaan bahan, konstruksi, dan nilai ekonomi.
c. Perkiraan biaya konstruksi akan disusun berdasarkan sistem bangunan, kesemuanya
disajikan dalam bentuk gambar-gambar, diagram-diagram sistem, dan laporan tertulis.
Setelah diperiksa dan mendapat persetujuan dari pengguna jasa, hasil pengembangan

rancangan ini dianggap sebagai rancangan akhir dan digunakan oleh arsitek sebagai
dasar untuk memulai tahap selanjutnya.
(2) Sasaran tahap ini adalah:
a. Untuk memastikan dan menguraikan ukuran serta wujud karakter bangunan secara
menyeluruh, pasti, dan terpadu.
b. Untuk mematangkan konsep rancangan secara keseluruhan, terutama ditinjau dari
keselarasan sistem-sistem yang terkandung di dalamnya baik dari segi kelayakan dan
fungsi, estetika, waktu, dan ekonomi bangunan.
2.1.4 Tahap 4 : Tahap Pembuatan Gambar Kerja
(1) Pada tahap Pembuatan Gambar Kerja, berdasarkan hasil Pengembangan Rancangan
yang telah disetujui pengguna jasa, Arsitek menerjemahkan konsep rancangan yang
terkandung dalam Pengembangan Rancangan tersebut ke dalam gambar-gambar dan
uraian-uraian teknis yang terinci sehingga secara tersendiri maupun secara
keseluruhan dapat menjelaskan proses pelaksanaan dan pengawasan konstruksi.
Arsitek menyajikan dokumen pelaksanaan dalam bentuk gambar-gambar kerja dan
tulisan spesifikasi dan syarat-syarat teknik pembangunan yang jelas, lengkap dan
teratur, serta perhitungan kuantitas pekerjaan dan perkiraan biaya pelaksanaan
pembangunan yang jelas, tepat, dan terinci.
Setelah diperiksa dan mendapat persetujuan dari pengguna jasa, Gambar Kerja yang
dihasilkan ini dianggap sebagai rancangan akhir dan siap digunakan untuk proses
selanjutnya.
(2) Sasaran tahap ini adalah:
a. Untuk memperoleh kejelasan teknik pelaksanaan konstruksi, agar supaya konsep
rancangan yang tergambar dan dimaksud dalam Pengembangan Rancangan dapat
diwujudkan secara fisik dengan mutu yang baik.
b.Untuk memperoleh kejelasan kuantitatif, agar supaya biaya dan waktu pelaksanaan
pembangunan dapat dihitung dengan seksama dan dapat dipertanggungjawabkan.
c. Untuk melengkapi kejelasan teknis dalam bidang administrasi pelaksanaan
pembangunan dan memenuhi persyaratan yuridis yang terkandung dalam dokumen
pelelangan dan dokumen perjanjian/kontrak kerja konstruksi.

2.1.5 Tahap 5 : Tahap Proses Pengadaan Pelaksana Konstruksi


(1) Penyiapan Dokumen Pengadaan Pelaksana Konstruksi
Pada tahap ini, arsitek mengolah hasil pembuatan Gambar Kerja ke dalam bentuk
format Dokumen Pelelangan yang dilengkapi dengan tulisan Uraian Rencana Kerja
dan Syarat-Syarat teknis pelaksanaan pekerjaan-(RKS) serta Rencana Anggaran Biaya
(RAB) termasuk Daftar Volume (Bill of Quantity/BQ).
(2) Sehingga secara tersendiri maupun keseluruhan dapat mendukung proses:
a. Pemilihan pelaksana konstruksi
b. Penugasan pelaksana konstruksi
c. Pengawasan pelaksanaan konstruksi
d. Perhitungan besaran luas dan volume serta biaya pelaksanaan pembangunan yang
jelas.
(3) Pada Tahap Pelelangan arsitek membantu pengguna jasa secara menyeluruh atau
secara sebagian dalam:
a. Mempersiapkan Dokumen Pelelangan;
b. Melakukan prakualifikasi seleksi pelaksana konstruksi;
c. Membagikan Dokumen Pelelangan kepada peserta/lelang;
d. Memberikan penjelasan teknis dan lingkup pekerjaan;
e. Menerima penawaran biaya dari pelaksana konstruksi;
f. Melakukan penilaian atas penawaran tersebut;
g. Memberikan nasihat dan rekomendasi pemilihan Pelaksanaan Konstruksi kepada
pengguna jasa;
h. Menyusun Perjanjian Kerja Konstruksi antara Pengguna Jasa dan Pelaksana
Konstruksi;
(4) Sasaran tahap ini adalah:
Untuk memperoleh penawaran biaya dan waktu konstruksi yang wajar dan memenuhi
persyaratan

teknis

pelaksanaan

pekerjaan

sehingga

Konstruksi

dapat

dipertanggungjawabkan dan dilaksanakan dengan baik dan benar.

2.1.6 Tahap 6 : Tahap Pengawasan Berkala


(1) Dalam tahap ini:
a. Arsitek melakukan peninjauan dan pengawasan secara berkala di lapangan dan
mengadakan pertemuan secara teratur dengan pengguna jasa dan Pelaksana
Pengawasan Terpadu atau MK yang ditunjuk oleh pengguna jasa.
b. Dalam hal ini, arsitek tidak terlibat dalam kegiatan pengawasan harian atau
menerus.
c. Penanganan pekerjaan pengawasan berkala dilakukan paling banyak 1 (satu) kali
dalam 2 (dua) minggu atau sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam sebulan.
(2) Apabila lokasi pembangunan berada di luar kota tempat kediaman arsitek, maka
biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan perjalanan arsitek ke lokasi
pembangunan, wajib diganti oleh pengguna jasa sesuai dengan ketentuan yang
berlaku atau yang ditetapkan dan disepakati bersama sebelumnya.
(3) Sasaran tahap ini adalah:
a. Untuk membantu pengguna jasa dalam merumuskan kebijaksanaan dan
memberikan pertimbangan-pertimbangan untuk mendapatkan keputusan tindakan
pada waktu pelaksanaan konstruksi, khususnya masalah-masalah yang erat
hubungannya dengan rancangan yang dibuat oleh arsitek.
b. Untuk membantu Pengawas Terpadu atau MK khususnya dalam menanggulangi
masalah-masalah konstruksi yang berhubungan dengan rancangan yang dibuat oleh
arsitek.
c. Untuk turut memastikan bahwa pelaksanaan konstruksi dilakukan sesuai dengan
ketentuan mutu yang terkandung dalam rancangan yang dibuat oleh arsitek.

2.2 Hak Milik dan Hak Kekayaan Intelektual


2.2.1 Hak Milik
a. Hak kepemilikan atas setiap dokumen perancangan yang telah dibuat oleh Arsitek, dalam
setiap kondisi akan tetap berada pada Arsitek, termasuk setelah penyelesaian proyek atau
setelah pemutusan hubungan kerja, ataupun bila rancangan yang telah diselesaikan tersebut
tidak direalisasikan.
b. Dokumen Perancangan tersebut baik sebagian maupun keseluruhan tidak diperkenankan
digunakan oleh pengguna jasa untuk proyek lain ataupun ditambahkan pada proyek yang
7

bersangkutan kecuali atas seizin dari arsitek dengan suatu persetujuan tertulis, dan dengan
kesepakatan penambahan imbalan jasa atas penggunaan dokumen tersebut sesuai dengan
ketentuan imbalan jasa.
2.2.2 Hak Perwujudan Rancangan
a. Hak perwujudan adalah hak untuk merealisasikan atau mewujudkan suatu rancangan
arsitektur menjadi suatu wujud karya arsitektur yang nyata.
b. Pengguna Jasa mendapatkan hak perwujudan rancangan sebanyak 1 (satu) kali setelah
memenuhi kewajiban membayar imbalan jasa atas penugasan untuk pembuatan rancangan
arsitektur dan segala sesuatu yang menyangkut penugasan tersebut kepada arsitek.
c. Perwujudan ulang berdasarkan rancangan arsitektur dengan atau tanpa perubahan apapun,
wajib memberitahukan dan dengan persetujuan tertulis dari arsitek dan dengan imbalan jasa
sesuai ketentuan imbalan jasa perwujudan ulang rancangan arsitektur yang berlaku.
2.2.3 Tanda Nama
Arsitek berhak untuk membubuhkan tanda nama arsitek pada gambar arsitektur

2.2.4 Hak Dokumentasi dan Hak Penggandaan


a. Arsitek memiliki hak dokumentasi termasuk membuat gambar-gambar atau foto-foto
maupun rekaman dalam bentuk lainnya baik keadaan di dalam maupun di luar bangunan hasil
rancangannya.
b. Hanya arsitek yang memiliki hak penggandaan atas gambar-gambar rancangan arsitektur
yang dibuatnya

2.2.5 Hak Kekayaan Intelektual meliputi hak-hak di atas diatur sesuai dan tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku antara lain:
a.

Undang-Undang Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta;

b.

Undang-Undang Nomor 14 tahun 2001 tentang Paten;

c.

Undang-Undang Nomor 15 tahun 2001 tentang Merek;

d.

Undang-Undang Nomor 31 tahun 2000 tentang Desain Industri; dan

e.

Peraturan Perundang-undangan yang mengatur Hak Kekayaan Intelektual lainnya.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Proses Kerja Pada Wikan Architect and Interior


Wikan Architect and Interior merupakan perusahaan yang memiliki spesialisasi pada
pengerjaan arsitektur dan interior. Proyek yang diambil biasanya dari swasta, dalam proyek
berskala besar seperti resort, villa, dan restaurant. Di samping itu, Wikan architect and
interior ini juga mau menerima proyek berskala kecil seperti rumah hunian dan bar. Proses
awal mendapatkan klien pada perusahaan biasanya karena teman, sanak saudara, serta
ditawari karena ketertarikan klien setelah melihat website mereka.
Dalam proses praktik profesi arsitek, Wikan Architect and interior setelah mendapatkan
klien akan mengadakan meeting dengan klien untuk membahas hal-hal yang berkaitan
dengan proyek yang akan dikerjakan. Biasanya diskusi akan berjalan cukup lama oleh karena
itu perusahaan ini meminta klien mengungkapkan semua keinginannya terkait konsep proyek
yang akan dikerjakan. Selain itu klien menyiapkan gambar referensi berupa foto-foto yang
mendekati keinginan mereka agar mudah dipahami arsitek.
Terlebih dahulu dilakukan survey lokasi, mencari tau peraturan-peraturan terkait site
existing. Peraturan-peraturan tersebut biasanya tercantum dalam IMB klien. Setelah itu
barulah arsitek akan memberikan proposal gambar konsep yang diinginkan klien. Pada
gambar konsep desain ini berisi pre-elemenary design (sketsa, gambar 3d, flow, sirkulasi, dan
pemanfaatan ruang) serta konsepsi, pada tahap ini arsitek akan memastikan agar tidak terjadi
perubahan lagi dari keinginan klien namun jika perubahannya hanya berkisar 10% hal ini
dapat diterima. Perubahan tersebut biasanya pada material serta furniture. Kemudian, SPK
ataupun Surat Kontrak akan dibuat untuk menindaklanjuti tahapan pembangunan proyek. Isi
dari SPK ataupun Surat Kontrak ini antara lain : dokumen gambar yang didapat, waktu,
harga, pertimbangan, penyelesaian masalah yang akan disetujui maupun tidak disetujui oleh
kedua pihak. Jika disetujui, maka proses desain akan dimulai. Pada tahap penyelesaian preelemenary design konsultan akan mendapatkan fee 30% dari total keseluruhan pembayaran.
Tahapan selanjutnya adalah proses pembuatan development drawing, merupakan gambar
kerja yang terukur seperti gambar denah, tampak, potongan, serta gambar kerja lain yang
diperlukan di lapangan. Biasanya proses ini memerlukan waktu yang cukup lama tergantung
9

besar kecilnya proyeknya. Pembuatan development drawing ini melibatkan ahli MEP
(Mechanical, Electrical, Plumbing) dan struktur dengan koordinasi berkala minimal
seminggu sekali. Setelah development drawing telah dirasa lengkap, akan dilakukan meeting
dengan klien ataupun project manager proyek tersebut. Pada tahap ini konsultan akan
mendapat fee 80% dari total pembayaran yang menghasilkan gambar kerja.
Setelah tahapan development drawing, kemudian dilanjutkan dengan pengerjaan
construction drawing yang merupakan gambar dari detail bagian-bagian yang dirasa perlu
mendapatkan perlakuan khusus oleh pelaksana proyek. Setelah development drawing selesai
dikerjakan, proses desain telah berakhir.
Perusahaan kemudian merangkum dokumen-dokumen yang telah dikerjakan menjadi
dokumen tender, pada tahap ini konsultan sudah memperoleh fee 95% yang berisi gambar
kerja dan daftar material yang harganya akan diberikan melalui penawaran oleh calon
kontraktor. Klien dan konsultan memiliki RAB dan RKS yang telah dibuat oleh quantity
surveyor (QS) sebagai pertimbangan tender. Pada saat tender, konsultan akan bertanggung
jawab pada kegiatan unwijzing yaitu penjelasan gambar rancangan konsultan pada calon
kontaktor dan kontraktor berhak bertanya berbagai hal yang kurang dipahami dari dokumen
tender agar tidak terjadi salah paham. Pada akhirnya proses ini akan selesai ketika
pemenangnya telah berhasil ditentukan.
Setelah proses tender berakhir maka kontraktor yang bersangkutan akan memulai proses
pembangunan. Kegiatan supervisi (pengawasan) dan kontrol dalam proses konstruksi akan
dilakukan oleh kontraktor. Konsultan akan memastikan desain diterapkan dengan benar
sesuai dengan konsep. Supervisi ini dilakukan biasanya satu bulan sekali, namun ketika
mencapai tahap finishing, kegiatan supervisi akan dilakukan lebih rutin. Jika tidak ada
masalah maka proyek akan tetap dikerjakan. namun jika terjadi masalah pada proyek
dibuatlah desain instruction yang berisi intruksi pengerjaan yang benar.
Penyelesaian proses konstruksi dilakukan dengan melakukan checklist oleh konsultan,
kontraktor, serta klien. Untuk memastikan semua pekerjaan konstruksi dilakukan dengan
benar dan sesuai dengan desain konsultan maupun keinginan klien. Namun jika terjadi
masalah pada proyek dibuatlah desain instruction yang berisi intruksi pengerjaan yang benar.
Ketika bangunan dirasa sudah memenuhi segala aspek pada checklist konsultan, kontraktor

10

maupun klien maka dibuat dokumen serah terima sebagai bukti take over oleh klien. Sisa
pembayaran 5% lagi diserahkan pada tahap ini, sehingga pembayaran sudah lunas 100%.

Foto Hasil Proyek


Sumber : Dokumen pribadi Wikan Architec

11

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembelajaran mata kuliah profesi arsitektur ini dapat
disimpulkan bahwa, proses praktik profesi arsitek konsultan wikan arch and
interior di dunia kerja berawal dari permintaan klien, study lapangan, pre-elemenary
design dan konsep, development drawing, gambar kerja, tender, supervisi & kontrol,
checklist, hingga berakhir pada penyerahan dokumen serah terima. Selama proses
praktik profesi arsitek ini berlangsung tentu saja terdapat beberapa hambatan yaitu,
owner wikan arch and interior terlebih dahulu harus bekerja demi memperoleh
pengalaman dengan kata lain memulai dari bawah. Setelah berhasil mendirikan jasa
konsultan permasalahan yang muncul mulai beragam misalnya, klien yang pergi
diselasela proses pembuatan gambar konsep sehingga transaksi pembayaran belum
terlaksana. Hal ini tentu merugikan bagi arsitek meskipun tidak rugi dalam hal materi
namun arsitek akan merasa dirugikan dari segi waktu yang terbuang.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis beri yaitu, untuk mengantisipasi kerugian
waktu bagi arsitek akibat klien yang nakal sebaiknya sebelum proses pembuatan
gambar konsep dilaksanakan dilakukan proses pembayaran dimuka, misalnya
setengah dari pembayaran tahap pertama.

12

DAFTAR PUSTAKA

____. TAHAPAN KERJA ARSITEK DAN HONORARIUM. http://www.iaijakarta.org/?scr=15.01 (27 September 2015 17:21)
Wikan Arch and Art Studio. Company Profile Wikan Architect (hal.1-26)

13

Anda mungkin juga menyukai