Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tumor dapat diklasifikasikan ke dalam tiga
kategori tergantung pada jenis jaringan yang membentuk masing-masing tumor: (1) tumor yang
terdiri dari epitel odontogenik, (2) Tumor yang terdiri dari kedua epitel odontogenik dan
ectomesenchyme odontogenik (jaringan ikat), dan (3) tumor yang terdiri dari ectomesenchyme.
Tumor odontogenik 1,3% sampai 15% dari semua tumor oral.
Secara klinis dan histologi, jaringan gigi pada awalnya merupakan jaringan sangat sederhana,
kemudian berubah. Jaringan ini terdiri dari beragam sel pembentuk, dan melalui serangkaian
perubahan morfologi baik secara fisiologi ataupun biomekanik berkembang menjadi suatu
jaringan yang berbeda. Perubahan secara penuh sulit untuk dijelaskan karena jaringan ini
merupakan

perubahan

yang

berasal

dari

jaringan

penghubung

antara

ektodermal dan mesodermal.


Ameloblastoma merupakan jenis tumor jinak odontogenik epithelial, tanpa perubahan pada
jaringan penghubung, sejenis dengan tumor odontogenik epithelial disertai adanya pengapuran.
Ameloblastoma adalah neoplasma sejati yang tidak mangalami pembentukan enamel, dapat
berkembang dari sel-sel epithelial yang terdapat dalam organ enamel, folikel, membran
periodontal,dan epitelium yang melapisi kista dentigerus dan ruang sempit pada rahang.
Pada beberapa kasus, tumor ini kemungkinan dapat muncul dari permukaan epitelium,
walaupun hal ini sulit ditentukan. Ameloblastoma berasal dari bagian cortex, menyerang jaringan
lunak, sehingga berbatasan dengan permukaan epitelium, dan terbagi menjadi jenis kista dan
solid.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. EPIDEMOLOGI AMELOBLASTOMA
Ameloblastoma, neoplasma sejati epitel odontogenik, adalah tumor persisten dan lokal
invasif; memiliki karakteristik pertumbuhan yang agresif tapi jinak. ameloblastoma yang
mewakili sekitar 1% dari semua tumor epitel odontogenik dan 11% dari semua tumor
odontogenik. Ini adalah neoplasma yang agresif yang timbul dari sisa-sisa lamina gigi dan organ
gigi (odontogenik epitel) (White S.C, Pharoah M .J. 2009)
Ameloblastoma adalah sebuah tumor agresif tetapi non-metastase berasal dari sisa-sisa
odontogenik epitel dari organ enamel atau lamina gigi ( Whaites E, 2007).
Ameloblastoma adalah tumor odontogenik yang signifikan, frekuensi relatif sama dengan
frekuensi gabungan dari semua tumor odontogenik lainnya, tidak termasuk odontomas.
Ameloblastoma adalah tumor yang berasal dari epitel odontogenik. Secara teoritis, mereka
mungkin timbul dari sisa dari lamina gigi, dari organ enamel yang berkembang, dari lapisan
epitel kista odontogenik, atau dari sel-sel basal dari mukosa mulut. Ameloblastoma yang tumbuh
lambat, tumor invasif lokal yang dalam perjalanan banyak kasus yang jinak. Mereka terjadi
dalam tiga situasi clinicoradiographic berbeda, yang membutuhkan pertimbangan terpisah karena
perbedaan pertimbangan terapi dan prognosis:
1. Konvensional solid atau multicystic (sekitar 86% dari semua kasus)
2. Unicystic (sekitar 13% dari semua kasus)
3. Peripheral atau extraosseous (sekitar 1% dari semua kasus) (Neville BW et al, 2009).
2. KLASIFIKASI AMELOBLASTOMA
Klasifikasi ameloblastoma ada tiga tipe secara klinis untuk tujuan perawatan antara lain :
1. Tipe konvensional solid / multikistik
2. Tipe unikistik
3. Tipe ekstraosseus / periferal.
2.1 Konvensional solid / multikstik (86%)
Tumor ini akan menyerang pasien pada seluruh lapisan umur. Tumor ini jarang terjadi pada
anak yang usianya lebih kecil dari 10 tahun dan relatif jarang terjadi pada usia 10 sampai 19
tahun. Tumor ini menunjukkan angka prevalensi yang sama pada usia dekade ketiga sampai
2

dekade ketujuh. Tidak ada prediksi jenis kelamin yang signifikan. Sekitar 85% tumor ini terjadi
pada mandibula, paling sering terjadi pada daerah molar di sekitar ramus asendens. Sekitar 15%
tumor ini terjadi pada maksila biasanya pada regio posterior.
Tumor ini biasanya asimptomatik dan lesi yang kecil ditemukan pada saat pemeriksaan
radiografis. Gambaran klinis yang sering muncul adalah pembengkakan atau ekspansi rahang
yang tidak terasa sakit. Jika tidak dirawat, lesi akan tumbuh lambat membentuk massa yang
pasif. Rasa sakit dan parastesis jarang terjadi bahkan pada tumor besar. Tumor ini muncul dengan
berbagai macam gambaran histologis antara lain variasi dalam bentuk folikular, pleksiform dan
sel granular. Walaupun terdapat bermacam tipe histologis tapi hal ini tidak mempengaruhi
perawatan maupun prognosis.
Tipe silod atau multikistik tumbuh vasif secara lokal memiliki angka kajadian rekuransi yang
tinggi bila tidak diangkat secara tepat tapi dari sisi lain tumor ini memiliki kecenderungan yang
rendah untuk bermetastasis. Ameloblastoma tipe solid/multikistik ini ditandai dengan angka
terjadi rekurensi sampai 50% selama 5 tahun pasca perawatan. Oleh karena itu, ameloblastoma
tipe solid atau multikistik harus dirawat secara radikal (reseksi dengan margin jaringan normal
disekeliling tumor). Pemeriksaan rutin jangka panjang bahkan seumur hidup diindikasikan untuk
tipe ini.
2.2 Unikistik (13%)
Ameloblastoma unikistik sering terjadi pada pasien muda, 50% dari tumor ini ditemukan pada
pasien yang berada pada dekade kedua. Lebih dari 90% ameloblastoma unikisik ditemukan pada
mandibula pada regio posterior. Ameloblastoma tipe unikistik umumnya membentuk kista
dentigerous secara klinis maupun secara radiografis walaupun beberapa diantaranya tidak
berhubungan dengan gigi yang erupsi.
Tipe ini sulit didiagnosa karena kebanyakan ameloblastoma memiliki komponen kista. Tipe
ini umumnya menyerang bagian posterior mandibula diikuti dengan regio parasimfisis dan
anterior maksila. Sebuah variasi yang disebut sebagai ameloblastoma unikistik pertama kali
disebut pada tahun 1977 oleh Robinson dan Martinez. Mereka melaporkan bahwa tipe unikistik
ini kurang agresif dan menyerang enukleasi simple pada ameloblastoma tipe unikistik
sebenarnya menunjukkan angka rekurensi yang tinggi yaitu sekitar 60% dengan demikian
3

enukleasi simple merupakan perawatan yang tidak sesuai untuk lesi ini dan perawatan yang
lebih radikal dengan osteotomi periferal atau terapi kiro dengan cairan atau dengan cairan
nitrogen atau keduanya lebih sesuai untuk tumor ini.
2.3 Periferal/Ekstraosseous (1%)
Periferal ameloblastoma juga dikenal dengan nama ekstraosseus ameloblastoma atau
ameloblastoma jaringan lunak. Biasanya terjadi pada gingiva atau mukosa alveolar. Tipe ini
menginfiltrasi jaringan di sekelilingnya yaitu jaringan ikat gingiva dan tidak ada keterlibatan
tulang dibawahnya. Periferal ameloblastoma ini umumnya tidak sakit, kaku, pertumbuhan
eksofitik yang biasanya halus atau granular.
Tumor ini diyakini mewakili 2% sampai 10% dari seluruh kasus ameloblastoma yang
didiagnosa. Tumor ini pernah dilaporkan terjadi pada semua rentang umur dari 9 sampai 92
tahun. Kasus-kasus melaporkan bahwa tumor ini terjadi kebanyakan pada pria daripada wanita
dengan perbandingan 1,9 dengan 1. 70% dari emeloblastoma tipe periferal ini terjadi pada
mandibula, dari bagian ramus. Dari anterior mandibula sampai foramen mandibula paling sering
terkena. Perawatan yang direkomendasikan untuk tumor ini berbeda dengan perawatan tumor
tipe lainnya karena tumor ini biasanya kecil dan bersifat lokal pada jaringan lunak superfisial.
Kebanyakan lesi berhasil dirawat dengan eksisi lokal dengan mengikutsertakan sebagian kecil
dari margin jaringan yang normal. Margin inferior harus diikutkan periosteoum untuk
meyakinkan penetrasi sel tumor ke tulang tidak terjadi.

Gambar . Ameloblastoma subtipe klinis A. Tipe multikistik B. Tipe Unikistik C. Tipe Periferal

Skema

3. ETIOLOGI DAN PATOGENESIS


Etiologi ameloblastoma sampai saat ini belum diketahui dengan jelas, tetapi beberapa ahli
mengatakan bahwa ameloblastoma dapat terjadi setelah pencabutan gigi, pengangkatan kista dan
atau iritasi lokal dalam rongga mulut. Ameloblastoma dapat terjadi pada segala usia, namun
paling banyak dijumpai pada usia dekade 4 dan 5. Tidak ada perbedaan jenis kelamin, tetapi
prediksi pada golongan penderita kulit berwarna. Ameloblastoma dapat mengenai mandibula
maupun maksila, paling sering pada mandibula sekitar 81%-98%, predileksi di daerah
mandibula; 60% terjadi di regio molar dan ramus, 15% region premolar dan 10% regio simpisis.

Tumor ini tumbuh dari berbagai asal, walaupun rangsangan awal dari proses pembentukan
tumor ini belum diketahui. Tumor ini dapat berasal dari:

Sisa sel dari enamel organ atau sisa-sisa dental lamina. Struktur mikroskopis dari
beberapa spesimen dijumpai pada area epitelial sel yang terlihat pada perifer berbentuk
kolumnar dan berhubungan dengan ameloblast yang pada bagian tengah mengalami

degenerasi serta menyerupai retikulum stelata.


Sisa-sisa dari epitel Malassez. Terlihat sisa-sisa epitel yang biasanya terdapat pada
membran periodontal dan kadang-kadang dapat terlihat pada tulang spongiosa yang

mungkin menyebabkan pergeseran gigi dan menstimulasi terbentuknya kista odontogenik


Epitelium dari kista odontogenik, terutama kista dentigerous dan odontoma.
Basal sel dari epitelium permukaan dari tulang rahang.
Patogenesis. neoplasma ini berasal dalam mandibula atau maksila dari epitel yang terlibat

dalam pembentukan gigi. sumber epitel potensial termasuk organ enamel, sisanya
odontogenik (terletak dari Malassez, terletak dari Serres), mengurangi epitel enamel, dan
lapisan epitel kista odontogenik, terutama kista dentigerous. Pemicu atau stimulus untuk
transformasi neoplastik dari residu epitel adalah sama sekali tidak dikenal. Mekanisme yang
ameloblastoma mendapatkan. Pertumbuhan dan keuntungan invasi mencakup berlebih dari
antiapoptotic protein (Bcl-2, Bcl-xL) dan protein antarmuka (Faktor pertumbuhan fibroblast
[FGF], matriks metalloproteinases [MMPs]). Ameloblastoma, bagaimanapun, memiliki
proliferasi tingkat rendah, seperti yang ditunjukkan oleh pewarnaan untuk sel siklus-terkait
protein, Ki-67. Mutasi gen p53 tidak tampaknya memainkan peran dalam perkembangan atau
pertumbuhan ameloblastoma ( Regezi et al, 2003).
4. GAMBARAN KLINIS
Manifestasi klinik, dalam tahap awal jarang menunjukkan keluhan, oleh karena itu tumor ini
jarang terdiagnosa secara dini, umumnya diketahui setelah 4 sampai dengan 6 tahun.
Gambaran Klinik
a. Pembengkakan dengan berbagai ukuran yang bervariasi sehingga dapat meyebabkan
b.
c.
d.
e.

deformitas wajah.
Konsistensi bervariasi ada yang keras dan kadang ada bagian yang lunak
Terjadi ekspansi tulang ke arah bukal dan lingual
Tumor ini meluas ke segalah arah mendesak dan merusak tulang sekitarnya
Terdapat tanda egg shell cracking atau pingpong ball phonemona bila massa tumor
telah mendesak korteks tulang dan tulangnya menipis
6

f.

Tidak terdapat nyeri dan parastesi, hanya pada beberapa penderita dengan benjolan

disertai rasa nyeri.


g. Berkurangnya sensilibitas daerah distribusi n.mentalis kadang-kadang terdapat
ulserasi oleh karena penekanan gigi apabilah tumor sudah mencapai ukuran besar.
h. Biasanya berisi cairan berwarna merah kecoklatan
i. Gigi geligi pada daerah tumor berubah letak dan goyang.
Ameloblastoma merupakan tumor yang jinak tetapi merupakan lesi invasif secara lokal,
dimana pertumbuhannya lambat dan dapat dijumpai setelah beberapa tahun sebelum gejalagejalanya berkembang. Ameloblastoma dapat terjadi pada usia dimana paling umum terjadi
pada orang-orang yang berusia diantara 20 sampai 50 tahun dan hampir dua pertiga pasien
berusia lebih muda dari 40 tahun. Hampir sebagian besar kasus-kasus yang dilaporkan
menunjukkan bahwa ameloblastoma jauh lebih sering dijumpai pada mandibula dibanding
pada maksila. Kira-kira 80% terjadi dimandibula dan kira-kira 75% terlihat di regio molar dan
ramus, Ameloblastoma maksila juga paling umum dijumpai pada regio molar.
Pada tahap yang sangat awal , riwayat pasien asimtomatis (tanpa gejala). Ameloblastoma
tumbuh secara perlahan selam bertahun-tahun, dan tidak ditemui sampai dilakukan
pemeriksaan radiografi oral secara rutin. Pada tahap awal , tulang keras dan mukosa diatasnya
berwarna normal. Pada tahap berikutnya, tulang menipis dan ketika teresobsi seluruhnya
tumor yang menonjol terasa lunak pada penekanan dan dapat memiliki gambaran berlobul
pada radiografi. Dengan pembesarannya, maka tumor tersebut dapat mengekspansi tulang
kortikal yang luas dan memutuskan batasan tulang serta menginvasi jaringan lunak.
Pasien jadi menyadari adanya pembengkakan yang progresif, biasanya pada bagian bukal
mandibula, juga dapat mengalami perluasan kepermukaan lingual, suatu gambaran yang tidak
umum pada kista odontogenik. Ketika menembus mukosa, permukaan tumor dapat menjadi
memar dan mengalami ulserasi akibat penguyahan. Pada tahap lebih lanjut,kemungkinan ada
rasa sakit didalam atau sekitar gigi dan gigi tetangga dapat goyang bahkan tanggal.
Pembengkakan wajah dan asimetris wajah adalah penemuan ekstra oral yang penting. Sisi
asimetris tergantung pada tulang utama atau tulang-tulang yang terlibat. Perkembangan tumor
tidak menimbulkan rasa sakit kecuali ada penekanan saraf atau terjadi komplikasi infeksi
sekunder. Terkadang pasien membiarkan ameloblastoma bertahan selama beberapa tahun
tanpa perawatan dan pada kasus-kasus tersebut ekspansi dapat menimbulkan ulkus namun tipe
ulseratif dari pertumbuhan karsinoma yang tidak terjadi. Pada tahap lanjut, ukurannya
bertambah besar dapat menyebabkan gangguan penguyahan dan penelanan.
7

Perlu menjadi perhatian, bahwa trauma seringkali dihubungkan dengan perkembangan


ameloblastoma. Beberapa penelitian menyatakan bahwa tumor ini sering kali diawali oleh
pencabutan gigi, kistektomi atau beberapa peristiwa traumatik lainnya. Seperti kasus-kasus
tumor lainnya pencabutan gigi sering mempengaruhi tumor (tumor yang menyebabkan
hilangnya gigi) selain dari penyebabnya sendiri.
Tumor ini pada saat pertama kali adalah padat tetapi kemudian menjadi kista pada
pengeluaran sel-sel stelatenya. Ameloblastoma merupakan tumor jinak tetapi karena sifat
invasinya dan sering kambuh maka tumor ini menjadi tumor yang lebih serius dan ditakutkan
akan potensial komplikasinya jika tidak disingkirkan secara lengkap. Tetapi sudah dinyatakan
bahwa sangat sedikit kasus metastasenya yang telah dilaporkan.

Gambar ini menunjukkan Ameloblastoma pada mandibula dengan ekspansi kortikal

Gambar a dan b menunjukkan Ameloblastoma pada mandibula.

5. GAMBARAN HISTOPALOGIS
Berbagai pola histologis relevansi klinis dapat dilihat di ameloblastoma solid. Beberapa
mungkin menunjukkan histologis tunggal subtipe lain mungkin menampilkan beberapa pola
histologis dalam lesi yang sama. Umumnya untuk semua subtipe adalah palisading sel kolumnar
sekitar epitel berkumpul dalam pola yang sama dengan yang ameloblasts enamel organ. Pusat
untuk sel-sel ini secara bebas diatur sel yang meniru retikulum stellata organ enamel. Fitur lain
yang khas adalah berkembang dari sel-sel tumor neoplastik foci dalam pola yang berhubungan
dengan perkembangan gigi. Mikroskopis subtipe yang paling sering terlihat di ameloblastoma
solid adalah folikel tipe (Gambar 1). Hal ini terdiri dari pulau-pulau sel tumor yang meniru
folikel gigi normal. Degenerasi kistik pusat pulau folikel mengarah ke pola microcystic (Gambar
2 ). Sel-sel neoplastik sesekali berkembang menjadi jaringan epitel, mendorong plexiform
ameloblasloma jangka (Gambar 3).
Ketika stroma adalah desmoplastic dan pulau-pulau tumor menjadi squamoid atau
memanjang,

ameloblastoma desmoplastic memiliki batas (Gambar 4 ). Beberapa tumor

mikroskopis mirip dengan karsinoma sel basal dan disebut sel basal atau ameloblastoma
basaloid. Sebuah jenis solid meloblastoma di mana sel-sel neoplastik pusat menunjukkan
sitoplasma granular yang menonjol (dan pembengkakan) dikenal sebagai ameloblastnma sel
granular (Gambar 5 ).

Gambar Cystic ameloblastoma


menunjukkan spongiotic epithelium dan
basal palisading

Gambar 1. menunjukkan pola folikular

Gambar 3. menunjukkan Ameloblastoma, pola


plexiform

Gambar
2.
menunjukkan
ameloblastoma, pola folikular dengan
perubahan microcystic

Gambar
4.
menunjukkan
Ameloblastoma tipe desmoplastic

Gambar 5. menunjukkan
Ameloblastoma perubahan sel
granular

6. GAMBARAN RADIOGRAFIS
10

Ini merupakan tumor yang agresif namun tidak bermetastase, yang berasal dari sisa epitel
odontogenik dari enamel dan lamina dura.

Usia puncak : Orang dewasa, berusia sekitar 40 tahun.

Frekuensi : Jarang, namun masih menjadi tumor odontogenik yang paling biasa terjadi.

Lokasi : posterior/sudut/ramus mandibula, sangat jarang melibatkan maksila.

Ukuran : Sangat bervariasi tergantung pada usia dari lesi tersebut, dapat menjadi sangat
meluas jika diabaikan dan dapat menyebabkan wajah asimetri yang mengerikan.

Bentuk : - Multilokuler, septa (sekat) yang jelas memisahkan lesi ke dalam


beberapa bagian (ruangan) dengan luas, area yang berlainan dengan sangat jelas
di pusat dan dengan area yang lebih kecil pada bagian perifer.
- Kadang-kadang monolokuler pada tahap awal.
- Jarang ditemui gambaran seperti Honeycomb (sarang lebah) atau soap bubble
(busa sabun) atau multicystic, bentuk bervariasi dengan bermacam - macam
subtipe histologis.

Outline : - Halus dan scalloped


- Well defined
- Well corticated

Radiodensitas : Radiolusen dengan septa internal radiopak.

Efek : - Geligi yang berdekatan mengalami perpindahan tempat, longgar,


seringkali resorbsi.
- Ekspansi yang luas di semua dimensi.
- Lesi pada maksila dapat meluas ke dalam sinus paranasal, orbita, atau dasar
dari tengkorak (Whaites E, 2007).

11

Gambar A menunjukkan gambaran multilokuler yang


khas dari ameloblastoma yang besar pada sudut
mandibula, dengan ekspansi yang luas dan resorpsi
dari gigi yang berdekatan.

Gambar
B
menunjukkan
ameloblastoma yang sangat
meluas (diberi tanda panah)
dengan
sedikit
gambaran
multilokuler tapi masih dapat
menyebabkan ekspansi yang
dapat dipertimbangkan dan
perpindahan tempat dari gigi 48.

Gambar
C
menunjukkan
ameloblastoma
bilokuler yang lebih kecil (diberi tanda panah ) di
sebelah distal molar ketiga.

12

Gambar
D.
memperlihatkan
ameloblastoma dalam posisi anterior
yang menyebabkan perpindahan
tempat dari gigi yang berdekatan

Gambar E. Oklusal rahang bawah dari


pasien yang sama memperlihatkan
perluasan lesi dibuko-lingual.

PEMERIKSAAN PENUNJANG AMELOBLASTOMA


X-ray kepala, yang menghasilkan satu-dimensi gambar dan leher untuk membantu
mencari daerah yang tidak normal pada rahang.
CT scan (computed tomography scan), yang menghasilkan gambar dua dimensi dari
kepala dan leher yang dapat mengungkapkan apakah ameloblastoma telah invaded tisu
atau organ lain.
MRI (magnetic resonance imaging), yang menggunakan magnet dan gelombang radio
untuk membuat gambar 3 dimensi yang dapat mengungkapkan abnormalitas kecil di
kepala dan leher. Dokter juga menggunakan MRI Scan untuk menentukan apakah
ameloblastoma telah menyebar ke rongga mata atau sinuses.
Tumor marker (penanda tumor)
7. DIAGNOSA
Pada tahap yang sangat awal dilakukan pemerikasaan klinis, riwayat pasien asimtomatis.
Tumor tumbuh secara perlahan selama bertahun-tahun dan ditemukan pada rontgen foto. Pada
tahap berikutnya, tulang menipis dan ketika teresobsi seluruhnya tumor yang menonjol terasa
lunak pada penekanan. Degan pembesarannya, maka tumor tersebut dapat mengekspansi tulang
kortikal yang luas dan memutuskan batasan tulang serta menginvasi jaringan lunak. Pasien jadi
menyadari adanya pembengkakan, biasanya pada bagian bukal mandibula dan dapat mengalami
13

perluasan kepermukaan lingual, suatu gambaran yang tidak umum pada kista odontogenik. Sisi
yang paling sering dikenai adalah sudut mandibula dengan pertumbuhan yang meluas ke ramus
dan mandibula. Secara ekstra oral dapat terlihat adanya pembengkakan wajah dan asimetri
wajah. Sisi asimetri tergantung pada tulang-tulang yang terlibat. Perkembangan tumor tidak
menimbulkan rasa sakit kecuali ada penekanan pada saraf atau terjadi komplikasi infeksi
sekunder. Ukuran tumor yang bertambah besar dapat menyebabkan gangguan pengunyahan dan
penelanan. Dari pemeriksaan klinis, radiologis dan patologi anatomi dapat didiagnosa bahwa
tumor tersebut ameloblastoma. Biasanya tidak sulit untuk mendiagnosa pertumbuhan tumor ini
dengan bantuan rontgenogram dan dari data klinis, kelenjar limfe tidak terlibat.
8. TERAPI
Beberapa prosedur operasi yang mungkin digunakan untuk mengobati ameloblastoma antara
lain:
1.

Enukleasi
Enukleasi merupakan prosedur yang kurang aman untuk dilakukan. Pada suatu diskusi

menyatakan walaupun popular, kuretase merupakan prosedur yang paling tidak efisien untuk
dilakukan. Enukleasi menyebabkan kasus rekurensi hampir tidak dapat dielakkan, walaupun
sebuah periode laten dari pengobatan yang berbeda mungkin memberikan hasil yang salah.
Kuretase tumor dapat meninggalkan tulang yang sudah diivansi oleh sel tumor.
Teknik enukleasi diawali dengan insisi, flap mukoperiostal dibuka. Kadang-kadang tulang
yang mengelilingi lesi tipis. Jika dinding lesi melekat pada periosteum, maka harus dipisahkan.
Dengan pembukaan yang cukup, lesi biasanya dapat diangkat dari tulang. Gunakan sisi yang
konveksi dari kuret dengan tarikan yang lembut. Saraf dan pembuluh darah biasanya digeser ke
samping dan tidak berada pada daerah operasi. Ujung tulang yang tajam dihaluskan dan daerah
ini harus diirigasi dan diperiksa. Gigi-gigi yang berada di daerah tumor jinak biasanya tidak
diperlukan perawatan khusus. Jika devitalisasi diperlukan, perawatan endodontik sebelum
operasi dapat dilakukan.
2.

Eksisi Blok

14

Kebanyakan ameloblastoma harus dieksisi daripada dienukleasi. Eksisi sebuah bagian tulang
dengan adanya kontinuitas tulang mungkin direkomendasikan apabilah ameloblastomanya kecil.
Insisi dibuat pada mukosa dengan ukuran yang meliputi semua bagian yang terlibat tumor. Insisi
dibuat menjadi flap supaya tulang dapat direkseksi dibawah tepi yang terlibat tumor. Lubang bur
ditempatkan pada outline osteotomi, denganbur leher panjang henahan. Oesteotomi digunakan
untuk melengkapi pemotongan. Sesudah itu, segen tulang yang terlibat tumor dibuang dengan
tepi yang aman dari tulang normal dan tanpa merusak border tulang.
Setelah melakukan flap untuk menutup tulang, dilakukan penjahitan untuk mempertahankan
posisinya. Dengan demikian eksisi tidak hanya mengikutkan tumor saja tetapi juga sebagian
tulang normal yang mengelilinginya. Gigi yang terlibat tumor dibuang bersamaan dengan tumor.
Gigi yang terlibat tidak diekstraksi secara terpisah.

3.

Hemimandibulektomi
Merupakan pola yang sama dengan eksisi blok yang diperluas yang mungkin saja melibatkan

pembungkus angulus, ramus atau bahkan pada beberapa kasus dilakukan pembuangan kondilus.
Pembuangan bagian anterior mandibula sampai regio simfisis tanpa menyisakan border bawah
mandibula akan mengakibatkan perubahan bentuk wajah yang dinamakan Andy Gump
Deformity
Reseksi mandibula dilakukan setelah trakeostomi dan diseksi leher radikal (bila diperluka)
telah dilakukan. Akses biasanya diperoleh dengan insisi splitting bibir bawah. Bibir bawah
dipisahkan dan sebuah insisi vertikel dibuat sampai ke dagu. Insisi itu kemudain dibelokkan
secara horizontal sekitar inchi dibawah border bawah mandibula. Kemudian insisi diperluas
15

mengikuti angulus bahwa mandibula sampai mastoid. Setelah akses diperoleh, di dekat foramen
mentale mungkin saja dapat terjadi perdarahan karena adanya neurovascular.

4.

Hemimaksilektomi
Akses ke maksila biasanya diperoleh dengan insisi Weber Fergusson. Pemisahan bibir melalui

philtrum rim dan pengangkatan pipi dengan insisi paranasal dan infraorbital menyediakan
eksposure yang luas dari wajah dan aspek lateral dari maksila dan dari ethmoid.

Setelah diperoleh eksposure yang cukup, dilakukan pemotongan jaringan lunak dan ekstraksi
gigi yang diperlukan. Kemudian dilakukan pemotongan dengan ascillating saw dari lateral
dinding maksila ke infraorbital rim kemudian menuju kavitas nasal melalui fossa lakrimalis. Dari
kavitas nasal dipotong menuju alveolar ridge. Setelah itu, dilakukan pemotongan pada palatum
keras. Kemudian pemotongan lateral dinding nasal yang menghubungkan lakrimal dipotong ke
nasofaring dengan menggunakan chisel dan gunting mayo dan kemudian dilakukan pemotongan

16

posterior. Pembuangan spesimen dan packing kavitas maksilektomi yang tepat diperlukan untuk
mengontrol perdarahan.

BAB III
17

PEMBAHASAN

Ameloblastoma merupakan tumor jaringan enamel yang tidak berdiferensiasi untuk


membentuk enamel, memiliki karakteristik tumbuh secara lambat dan terus menerus serta
menginfiltrasi jaringan sekitarnya. Tingkat kekambuhan tumor ini sangat tinggi apabila tidak
ditangani secara tepat. Terapi bedah untuk ameloblastoma bervariasi, tergantung dari manifestasi
klinis dan gambaran radiologisnya, mulai dari enukleasi sederhana dengan kuretase, reseksi
segmental, reseksi luas hingga melibatkan area yang sehat dengan atau tanpa rekonstruksi dan
terakhir adalah reseksi radikal (hemimandibulektomi) dengan rekonstruksi segera.
Tumor ini merupakan tumor langka, dimana kejadiannya hanya 1% dari keseluruhan tumor
pada rahang. Selama pertumbuhannya tidak menimbulkan nyeri, oleh karena itu kebanyakan
pasien tidak berobat pada tahap awal. Angka kejadian ameloblastoma sekitar 0,5 per juta
populasi per tahun, meskipun

pada beberapa wilayah di dunia seperti di Afrika Selatan

dilaporkan terdapat insidensi yang lebih tinggi. Kejadian ameloblastoma antara wanita dengan
pria memiliki kecenderungan yang sama, hampir tidak berbeda, dimana onset terjadinya paling
sering pada dekade ke 3 atau 4. Sumber lain mengatakan bahwa kebanyakan kasus didiagnosis
pada rentang usia 30-60 tahun. Ameloblastoma unikistik lebih umum terjadi pada usia di bawah
20 tahun. Ameloblastoma mandibula empat kali lebih sering terjadi dibandingkan maksilla.
ameloblastoma mandibula terlokasi di ramus mandibula, gigi molar dan premolar.
Ameloblastoma jarang memperlihatkan perilaku yang ganas dengan perkembangan
metastasis. Frekuensi keganasan ameloblastoma sulit untuk menentukan tetapi terdapat kurang
dari 1% dari semua ameloblastoma. Terminologi untuk lesi ini agak kontroversial. malignant
ameloblastoma istilah ini harus digunakan untuk tumor yang menunjukkan fitur histopatologis
ameloblastoma, baik dalam tumor primer dan dilapisan metastasis. Ameloblastic carcinoma
jangka waktu harus disediakan untuk ameloblastoma yang memiliki fitur sitologi keganasan
dalam tumor primer, kekambuhan, atau dalam lapisan metastasis. lesi ini lokal dalam kenyataan
agresif, tetapi metastasis tidak selalu terjadi.
Malignant ameloblastoma telah diamati pada pasien yang usianya berkisar 4-75 tahun (usia ratarata, 30 tahun). Untuk pasien dengan metastases didokumentasikan, interval antara pengobatan
18

awal dan bukti pertama ameloblastoma dari metastasis bervariasi dari 1 sampai 30 tahun. Dalam
hampir sepertiga kasus, metastasis tidak menjadi nyata sampai 10 tahun setelah pengobatan
tumor primer. ameloblastik karsinoma sebaliknya, cenderung berkembang di kemudian hari,
dengan usia rata-rata di diagnosis biasanya pada dekade keenam kehidupan. Sebaliknya,
cenderung berkembang di kemudian hari, dengan usia rata-rata di diagnosis biasanya berada di
dekade keenam kehidupan.

Gambar. malignant
ameloblastoma
di
septa paru paru
kanan.

Metastasis dari ameloblastoma yang paling sering ditemukan di paru-paru. Ini kadang-kadang
dianggap sebagai aspirasi atau metastasis implan. Namun, lokasi perifer dari beberapa metastasis
paru-paru ini menunjukkan darah atau limfatik daripada aspirasi. Leher kelenjar getah bening
adalah situs kedua paling umum untuk metastasis dari ameloblastoma. Menyebar ke tulang
belakang, tulang lainnya, dan jeroan juga kadang-kadang menjadi konfirmasi.
Temuan-temuan radiografi malignant ameloblastomas mungkin dasarnya sama dengan yang di
ameloblastoma nonmetastasizing yang khas. karsinoma ameloblastik sering lebih lesi agresif,
dengan tidak tegas dan kehancuran kortikal (Gambar 6 ) (Neville BW et al, 2009).

19

Gambar 6. karsinoma ameloblastik. A, Cepat tumbuhnya tumor menunjukkan


ekspansi labial menonjol dari rahang di gigi seri dan premolar daerah. B, radiograf
panoramik menunjukkan kerusakan yang tidak teratur mandibula.

Prognosis pasien dengan malignant ameloblastomas tampaknya menjadi buruk, serta


kurangnya kasus yang terdokumentasi sehingga menyebabkan kurang akurat . Sekitar 50% dari
pasien dengan metastasis didokumentasikan dan jangka panjang tindak lanjut telah meninggal
karena penyakit mereka. Lesi ditunjuk sebagai karsinoma ameloblastik telah menunjukkan klinis
yang agresif, dengan perforasi cortical plates rahang dan perluasan tumor ke jaringan lunak yang
berdekatan.
Tingkat kekambuhan tumor ini sangat tinggi apabila tidak ditangani secara tepat. Terapi bedah
untuk ameloblastoma bervariasi, tergantung dari manifestasi klinis dan gambaran radiologisnya,
mulai dari enukleasi sederhana dengan kuretase, reseksi segmental, reseksi luas hingga
melibatkan area yang sehat dengan atau tanpa rekonstruksi dan terakhir adalah reseksi radikal
(hemimandibulektomi) dengan rekonstruksi segera.
Banyak sekali lesi jinak yang dapat mengakibatkan pembengkakan pada mandibula, dapat
dibedakan menjadi dua, odontogenik dan nonodontogenik. Lesi tersebut diantaranya
ameloblastoma, kista radikular, central giant cell carcinoma, lesi fibroosseous dan osteoma.
Tumor odontogen paling sering adalah ameloblastoma.
Diagnosis banding berdasarkan gambaran radiologis antara lain dengan berbagai kista
odontogen, odontogenik mixoma, tumor keratosit odontogenik, serta dengan tumor
nonodontogenik, seperti central giant cell granuloma dan simple bone cyst.

BAB IV
KESIMPULAN
Hampir sebagian besar kasus-kasus yang dilaporkan menunjukkan bahwa ameloblastoma jauh
lebih sering dijumpai pada mandibula dibanding pada maksila. Kira-kira 80% terjadi
dimandibula dan kira-kira 75% terlihat di regio molar dan ramus, Ameloblastoma maksila juga
paling umum dijumpai pada regio molar.

20

21

Anda mungkin juga menyukai