1.

Mengambil embrio yang didonorkan orangtuanya

As many of the hES used for stem cell research is from existing
blastocysts, current procedures for ensuring researchers have
the informed consent of the donor-parents is important. Donor
consent must be obtained before a blastocyst is used to
generate stem cells, and donors should be informed that they
have the right to withdraw their consent at any point before a
stem cell line is derived.
Seperti banyak hES digunakan untuk penelitian sel punca adalah
dari blastokista yang ada, prosedur saat ini untuk memastikan
peneliti memiliki informed consent dari donor-orang tua sangat
penting. persetujuan donor harus diperoleh sebelum blastokista
digunakan untuk menghasilkan sel induk, dan donor harus
diberitahu bahwa mereka memiliki hak untuk menarik
persetujuan mereka pada setiap titik sebelum sel punca tersebut
diambil.
[Ethics Committee, ASRM, Donating spare embryos for
embryonic stem-cell research, Fertility and Sterility, Vol. 78, No.
5, November 2002.]
2. Mengambil embrio yang keguguran atau digugurkan
Fetal tissue can be obtained from cadaveric fetuses
following spontaneous abortion, stillbirth, or surgery due to
ectopic pregnancy in obstetrics and gynecology hospitals. In
addition, such tissue may be derived from elective abortions.
The obtained fetal tissue is ordinarily processed and used for
grafts in the form of a cell suspension, which is usually
intravenously or intraperitoneally injected or, otherwise,
transplanted into predefined implant sites during surgery.
jaringan janin dapat diperoleh dari janin kadaver melalui aborsi
spontan, lahir mati, atau operasi karena kehamilan ektopik di
rumah sakit kebidanan dan ginekologi. Selain itu, jaringan
tersebut dapat berasal dari aborsi elektif. jaringan janin yang
diperoleh biasanya diolah dan digunakan untuk cangkok dalam
bentuk suspensi sel.
[Vawter DE, Kearney W, Gervais KG, Caplan AL, Garry D, Tauer C.
The use of human fetal tissue: scientific, ethical, and policy
concerns (January 1990) J Int Bioethique.1991;2]
3. Mengambil embrio sisa pembuatan bayi tabung.
In vitro fertilization generates multiple embryos. The surplus of
embryos is not clinically used or is unsuitable for implantation into the patient,
and therefore may be donated by the donor with consent. Human embryonic
stem cells can be derived from these donated embryos.
Fertilisasi in vitro menghasilkan beberapa embrio. Surplus embrio
yang tidak dapat secara klinis digunakan atau tidak cocok untuk implantasi ke

pasien dapat disumbangkan oleh donor dengan persetujuan. sel induk

embrionik manusia biasanya berasal dari embrio disumbangkan ini.
[Mountford, JC (2008). "Human embryonic stem cells: origins, characteristics and
potential for regenerative therapy". Transfus Med. 18 (1): 112]