Anda di halaman 1dari 4

Pengendalian harga adalah penetapan batas harga barang untuk menghindari kenaikan

harga sehingga sesuai dengan daya beli rakyat dan biasannya dilakukan jika persediaan
barang-barang sangat terbatas. Kegiatan pengendalian biaya sangat erat hubungannya
dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Oleh karena itu kegiatan pengendalian ini
dapat dilihat apakah tujuan kegiatan yang telah direncanakan dapat dicapai dalam
pelaksanaan secara rill. Perencanaan dan pengendalian merupakan sesuatu yang tidak
dapat dipisahkan dalam pelaksanaan kegiatan. Pada pelaksanaan yang memerlukan
usaha yang sungguh-sungguh dan sangat tergantung pada sistem pengendalian yang
efektif, dan sistem informasi yang diggunakan. Agar dapat melaksanakan pengendalian
biaya / harga yang efektiv, maka kita harus melaksanakan tugas dan memerlukan
informasi , sebagai berikut: pertama, biaya yang diggunakan apakah sesuai dengan hasil
dari bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan. Jika terjadi perbedaan ( lebih besar atau
lebih kecil dari rencana biaya ) dimana hal terjadi dan siapa yang bertanggung jawab
dan apa yang dikerjakan. Kedua, merupakan biaya yang akan datang sesuai dengan
rencana atau melebihi rencana. Tanggung jawab pengendalian tidak hanya pada
manager saja tetapi merupakan tanggung jawab semua orang yang terlihat pada aktivitas
tersebut agar dapat mengerjakan bagiannya dengan baik dan tepat waktu. Dari
pengertian diatas tadi kita belajar sedikit bagaimana seorang pemimpin mengendalikan
harga, agar sesuai dengan tingkat daya beli masyarakat tersebut, dan saat barang-barang
terbatas, pemimpin mampu mengendalikan harga sesuai dengan kebutuhan masyarakat
tersebut. Tapi , di topik pembicaraan kali ini kita akan membahas tentang pengendalian
harga bbm dan sembako. Kenaikan harga bahan bakar (BBM) minyak saat ini sudah
terasa dampaknya pada kenaikan harga sembako dan sayur mayur. Kenaikan harga
aneka barang kebutuhan sehari-hari tersebut tidak terelakan karena sudah kenaikan tarif
angkutan. Sejumlah harga kebutuhan di pasar kian mahal menyusul naiknya harga
angkutan. Harga gula pasir sebelumnya 6200 kini menjadi 6500 rupiah per kilogram
bahkan harga kacang-kacangan juga ikut naik,seperti kacang tanah dari 11.000 rupiah
menjadi 12.500 rupiah per kilogram dan kacang hijau dari 8000 menjadi 9000 rupiah
per kilogram. Para pedagang tidak bisa menekan harga karena ongkos angkutan sudah
naik. Harga kebutuhan lainnya ikut terdorong naik oleh kenaikan ongkos angkut adalah
bawang merah yang naik dari 14.000 menjadi 16.000 rupiah per kilogram serta cabe
rawit merah dari 14.000 menjadi 17.000 rupiah per kilogram. Saat ini tarif angkut sayur
mayur naik dari 60.000 rupiah menjadi 70.000 per 5 kwintal. Masyarakat juga
berpendapat bahwa kenaikan harga bbm, membuat harga sembako menjadi naik,
walaupun banyak yang menilai bahwa kenaikan harga bahan pokok dipasaran melesat
naiknya disebabkan isu kenaikan bbm seperti kenaikan harga angkutan tersebut tadi, hal
itu lebih ke faktor kelangkaan dari sembako tersebut. Sembako naik mungkin bisa
berbagai alasan, pertama indonesia mempunyai musim kering yang cukup panjang
sehingga cabai sayur tak bisa tumbuh. Kenaikan harga sembako menurut saya tidak ada
hubungannya dengan harga bbm, karena kenaikan harga sembako tersebut bisa jadi

karena melemahnya nilai tukar rupiah. Saat ini indonesia sangat bergantung pada harga
minyak dunia karena kebutuhan konsumsi bbm meningkat. Sementara cadangan minyak
menurun. Setiap hari kita pasti membutuhkan minyak, sehingga tidak bisa seenaknya
untuk menaikkan atau menurunkan harga mengikuti dinamika pasar seperti halnya jual
beli emas di toko. Penyesuaian harga bbm dengan menaikkan atau menurunkan harga
sembako akan berdampak secara menyeluruh kepada ekonomi serta stabilitas keuangan
sebuah negara, sehingga sedikit saja salah menentukan harga, maka anggaran negara
untuk bbm akan menjarah banyak alokasi dana untuk sektor lain. Menaikkan harga bbm
dan sembako saat ini bisa dijadikan sebagai pembentukan mental masyarakat dan pasar
agar tidak terlalu kaget jika nantinnya harga minyak dunia kembali naik, sementara
dana subsidi yang sebelumnnya diggunakan untuk anggaran bbm bisa dialokasikan
untuk sektor lain seperti pembangunan infrastruktur dan sebagainnya yang bisa
meningkatkan pendapatan negara, tentu tidak lucu jika kita baru mau menaikkan harga
bbm saat sudah naik, kemudian saat itu pendapatan negara belum juga membaik,
sehingga jika itu terjadi bisa saja kita akan meniru malaysia yang tidak cukup dengan
menaikkan bbm tapi juga menerapkan GST untuk menaikkan pendapatan. Harus kita
katakan bahwa pengurangan subsidi bbm ialah keniscayaan agar keuangan negara tidak
terus sakit-sakitan. Kerap kita katakan, subsidi bbm ialah benalu yang konsisten
menggerogoti anggaran. Subsidi bbm yang terus membengkak dari tahun ke tahun pun
membuat negara tak leluasa mengerakkan pembangunan di sektor yang lebih
bermanfaat. Data menunjukkan betapa negeri ini telah membakar sia-sia uang ratusan
triliun rupiah. Selama lima tahun anggaran saja, Rp 714 triliun subsidi bbm terbuang
percuma di jalanan. Sebaliknya, anggaran untuk kesehatan cuma Rp 220 triliun dan
infrastruktur Rp 570 triliun. Buruknya lagi subsidi dengan besaran selangit itu
melenceng dari sasaran. Subsidi bbm lebih banyak dinikmati orang-orang kaya yang
semestinya tidak layak dan tak pantas menikmati subsidi. Kenaikan harga subsidi
sekilas memang menyakitkan rakyat. Namun, jika kita lebih jernih menyikapi,
kebijakan itu patut diapresiasi. Lagi pula, menaikkan harga bbm bersubsidi sejatinya
hanyalah mengalihkan subsidi dari yang tadinya salah sasaran menjadi tepat sasaran,
dari yang konsumtif menjadi produktif,dari barang ke orang. Dengan mengurangi
subsidi bbm, negara akan punya dana tambahan untuk mempercepat pembangunan
jalan, waduk, pelabuhan, dan sektor-sektor lain agar perekonomian kian cepat bergerak.
Penyediaan fasilitas pendidikan untuk membuat rakyat pintar dan kesehatan untuk
membuat rakyat sehat juga bakal lebih optimal. Jangan sampai dana kompensasi akibat
penaikkan harga bbm bersubsidi salah sasaran. Jangan ada lagi kejadian mereka yang
semestinya berhak justru tidak menerima. Dalam jangka pendek, pencabutan subsidi
bbm merupakan investasi ekonomi karena anggaran subsidi dialihkan untuk membiayai
pengadaan berbagai infrastrukture. Dalam jangka panjang , ia merupakan investasi
sosial karena anggaran subsidi juga dialihkan ke pendidikan rakyat. Dimasa depan,
negara ini tidak boleh lagi cuma mengandalkan sumber daya alam, tetapi juga sumber

daya manusia untuk memenangi kompetisi di kancah global. Bila itu konsisten
dilakukan, negara ini tidak hanya sedang bergerak menuju negara kesejahteraan, tetapi
juga tengah melangkah ke negara investasi sosial. Kenaikkan harga bbm di tengah harga
minyak dunia yang trennya menurun merupakan hal yang tidak wajar. Hal ini
dimungkinkan karena selama ini pemerintah selalu berpatokan kepada harga minyak
dunia. Harga minyak dunia cenderung turun ketika negara-negara maju sedang lesu
perekonomiannya seperti yang bisa kita lihat sekarang dimana eropa belum bisa
sepenuhnnya lepas dari krisis ekonomi pasca krisis Yunani. Negara-negara maju adalah
pengonsumsi minyak yang besar, sebaliknya jika kondisi perekonomian negara-negara
maju baik, dengan pertumbuhan ekonomi tinggi maka akan berimbas dengan kenaikkan
harga minyak dunia disamping juga ada faktor lannya. Disisi lain, kenaikkan harga bbm
mempengaruhi sembako. Harga sembako unilah yang dikhawatirkan oleh kebanyakan
masyarakat karena berkaitan dengan kebutuhan sehari-hari. Dengan kenaikkan harga
sembako inilah yang rentan terkena adalah warga yang berkategori tidak mampu.
Memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari saja tidak mampu apalagi ditambah dengan
naiknya harga sembako, tentu akan semakin memberatkan mereka. Walaupun
pemerintah memberikan kompensasinberupa BLT apabila pemerintah tidak tepat
sasaran kepada yang berhak menerima maka dapat menimbulkan kecemburuan dan
dampaknya bisa meluas. Oleh sebab itulah menaikkan harga bbm butuh perhitungan
yang harus lebih matang. Keputusan menaikkan harga bbm merupakan keputusan yang
tidak populer di mata rakyat. Tetapi keberanian mengambil keputusan tanpa disertai
perhitungan yang matang akan menghasilkan konsekuensi yang logis yaitu dibenci
rakyat. Di jakarta harga daging sapi sudah mencapai Rp 95 ribu per kg, menurut para
pedagang kenaikkan harga daging terjadi hampir setiap hari. Sementara harga cabe
melonjak menjadi Rp 70 ribu per kg. Padahal, sebelumnya harga cabe rawit masih Rp
60 ribu per kg. Rata-rata kenaikan harga sembako berkisar 20-40%. Kenaikkan harga
sembako ini memang sudah diprediksi, setidaknya kedepan ada dua momentum yang
memicu kenaikkan, yakni bulan puasa dan lebaran. Hanya saja, berbeda dengan
kenaikkan tahun sebelumnya, kenaikkan sembako ini sangat telak bagi rakyat. Pertama,
kenaikkan harga sembako ini berentetan dengan kenaikan harga barang dan biaya hidup
akibat kenaikan harga bbm. Seperti kenaikkan tarif angkutan. Kenaikkan sewa
kamar/kost dan lain-lain. Kedua, sebagian besar barang kebutuhan pokok rakyat,
termasuk pangan, didapatkan melalui impor. Jika tidak ada kontrol daripemerintah,
ditambah lagi ancaman krisis pangan. Harga pangan bisa naik liar. Ketiga,
programkompensasi bbm, termasuk BLSM dan Raskin, tidak sanggup menalangi
dampak yang dirasakan oleh rakyat akibat kenaikkan harga bbm. Terlebih lagi,
dampakkenaikkan harga bbm itu gayung bersambut dengan kenaikkan harga sembako
karena momentum hari raya keagamaan.menghadapi situasi ini, pemerintah tidak boleh
berpangku tangan. Disini, pemerintah pusat dandaerah harus turun tangan untuk
mengontrol dan mengendalikan harga sembako agar tetap bisa dijangkau oleh rakyat

Nama : Windia Roshinta


Nim : 145020107111002
Tugas : Pengantar Ekonomi
Kelas : AE ( Ekonomi Pembangunan )
Tema : PENGENDALIAN HARGA BBM DAN SEMBAKO
banyak. Dalam hal ini, kita patut mengapresiasi langkah pemerintah DKI Jakarta. Untuk
menghadapi dampak kenaikkan harga sembako pada bulan ramadhan nanti. Memang,
dalam situasi yang sulit begini, terobosan dari pemerintah sangat diperlukan. Tidak
sekedar dengan operasi pasar dalam banyak kasus, operasi pasar tidak begitu efektif.
Selain sifatnya yang temporer, operasi pasar juga hanya menjangkau segmen kecil fdari
masyarakat. Akibatnya, operasi pasar terkadang tidak begitu efektif menahan laju
kenaikkan harga dan memastiakn ketersediaan sembako yang bisa dijangkau rakyat.
Menurut saya, pemerintah harus turun tangan untuk mengurangi beban penderitaan
rakyat. Pertama, pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan untuk mengontrol harga
sembako. Langkah ini penting untuk melawan aksi spekulasi dan penimbunan. Di sini,
ada pengalaman cukup menarik yang dilakukan oleh pemerintahan Venezuela. Disana
pemerintah membuat regulasi mengenai harga barang yang adil, yang mematok harga
barang-barang kebutuhan pokok rakyat sesuai harga normalnya (biaya produksi,
distribusi, dan keuntungan wajar). Kedua, pemerintah bisa menciptakantoko-toko atau
pasar khusus sembako dengan harga normal. Berbeda dengan operasi pasar yang
sifatnya temporer dan jangkauannya terbatas. Toko-toko sembako ini di tiap-tiap teritori
dengan prioritas warga miskin. Hanya saja, sebelum membangun toko sembako murah
ini, pemerintah harus punya stok atau tempat penyimpanan sembako yang memadai.
Toko-toko sembako ini menggandeng Bulog dan BUMN di sektor pertanian,
perkebunan, dan perikanan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengendalian harga bbm dan
sembako menurut pendapat saya bahwa kebijakan yang tepat juga harus dilakukan pada
waktu yang tepat pula. Kebijakan kenaikan harga bbm bersubsidi adalah hal yang tepat,
mengingat ketika negara kita mengalami kenaikan tekanan inflasi yang tinggi. Namun
situasi saat ini yang kurang mendukung bila dilakukan kenaikan harga bbm secara
signifikan, maka untuk mengurangi beban subsidi energi, mengefektifkan langkahlangkah diluar kenaikkan harga bbm yang sudah tersedia, menjadi pilihan yang rasional.
Dan ini menjadi tanggung jawab pemerintah saat ini. kemudian sembako mungkin bisa
diatasi dengan menyeimbangkan produksi dengan kebutuhan,melakukan operasi
pasar,dan pengendalian stok. Penetapan harga maksimum dan minimum dan operasi
pasar juga harus kembali dilakukan secara efektif dan tidak setengah hati. Selain itu,
manajemen stok pemerintah juga harus baik dan harus lebih proaktif dalam menyerap
hasil produksi petani dengan harga yang pantas. Dalam proses pengendalian harga
sembako, petani tidak boleh dirugikan, malah harus dimuliakan. Kita tidak bisa terusmenerus mengandalkan proses pengendalian harga pangan dengan cara impor. Selain
tidak ada jaminan harga pangan menjadi stabil dan memengaruhi neraca
perdagangan,akibat jangka panjangnya adalah mematikan aktivitas para petani produsen
pangan nasional. Maka, sejumlah langkah sistematik harus dilakukan. TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai