Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN ARSITEKTUR KOMPUTER

HARDDISK
Hari/Tanggal

: Selasa, 15 Nopember 2016

Dosen

: 1. Ridwan Siskandar SSi,MSi


2. Inna Novianty SSi,MSi

Asistem Dosen

: 1. Amin Shaum, A.Md


2. M. Jaka Utama, A.Md

Kelompok

:6

Disusun Oleh

: 1. Agestina Herwanningtias (J3D115038)


2. Firda Nurbaiduri Intani

(J3D115014)

3. Rahmat Irsandy

(J3D115074)

4. Rizki Dzulfiqor Mutaz

(J3D115034)

PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER


PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

DAFTAR ISI
PENDAHULUAN

DASAR TEORI

TUJUAN

ALAT DAN BAHAN

LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN

HASIL PENGAMATAN

PEMBAHASAN

10

KESIMPULAN

11

DAFTAR PUSTAKA

11

DAFTAR GAMBAR
1 RAID level 0.........................................................................................................6
2 RAID level 1.........................................................................................................7
3 RAID level 2.........................................................................................................7
4 RAID level 3.........................................................................................................8
5 RAID level 4.........................................................................................................8
6 RAID level 5.........................................................................................................8
7 RAID level 6.........................................................................................................9
8 RAID level 0+1 dan 1+0.......................................................................................9

PENDAHULUAN

DASAR TEORI
Harddisk adalah suatu device (komponen) pada komputer yang merupakan
piranti penyimpanan sekunder, dimana data disimpan sebagai pulsa magnetik pada
piringan logam yang disebut platter yang berputar secara terintegrasi.
Fungsi harddisk yaitu utamanya sebagai media penyimpanan pada
komputer atau storage data secara permanen. Harddisk menyimpan berbagai
macam informasi, salah satunya informasi mengenai perangkat keras (hardware)
yang ada di dalam PC (personal computer) tersebut, lalu Sistem Operasi
Komputer itu sendiri. Harddisk merupakan salah satu komponen yang
menentukan kinerja dari suatu PC. Semakin cepat harddisk bekerja, semakin cepat
juga transfer yang akan dihasilkan.

TUJUAN
1. Mengetahui fungsi dari harddisk.
2. Mampu menganalisa bagian-bagian harddisk beserta kegunaannya.
ALAT DAN BAHAN
1. Harddisk.
2. Obeng.
LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
1. Buka harddisk menggunakan obeng.
2. Amati setiap bagian dari monitor CRT.

HASIL PENGAMATAN

PEMBAHASAN
Harddisk yang digunakan pada praktikum kali ini adalah harddisk merk
SEAGATE dengan kapasitas sebesar 80 GB. Setelah diamati, terdapat beberapa bagian
pada harddisk yaitu platter, spindle, head, actuator axis, logic board, ribbon cable, power
connector, jumper dan SATA connector.

Platter berbentuk bulat yang merupakan cakram padat dan memiliki polapola magnetis pada sisi-sisi permukaannya. Platter terbuat dari metal yang
mengandung jutaan magnet-magnet kecil yang disebut domain magnetic.
Domain-domain ini diatur dalam satu atau dua arah untuk mewakili binary 1
dan 0. Platter terdiri dari sector, track dan cluster. sector, track dan cluster ini
merupakan tempat dimana data disimpan. Sector merupakan bagian kecil jalur
pada harddisk sedangkan track adalah kumpulan sector yang membentuk satu
lintasan. Sector terdiri dari beberapa bagian yaitu, sector header yang berisi
berbagai macam informasi yang digunakan untuk melakukan sinkronasi internal
pada harddisk, data field yang berisi berbagai informasi yang disimpan oleh
pengguna serta Error Correcting Code yang digunakan untuk melakukan koreksi
pada data yang error yang disimpan pengguna. Sedangkan cluster merupakan
kumpulan beberapa sector. Cluster pada harddisk menentukan ukuran file terkecil.
Misalnya ukuran clusternya 4 KB. Apabila kita menyimpan file yang ukurannya
2KB, maka pada harddisk akan disimpan sebesar 4KB. Ukuran cluster beracammacam tergantung format sistem berkas yang digunakan dan kapasitas media
penyimpanan. Semakin besar ukuran cluster, maka semakin cepat proses transfer
data yang dapat dilakukan. Hal tersebut dikarenakan sistem operasi akan
menganggap kumpulan sector itu sebagai satu kesatuan. Namun semakin besar
ukuran cluster maka akan banyak ruang yang terbuang khususnya untuk file yang
berukuran kecil. Apabila ukuran cluster kecil maka penggunaan ruang
penyimpanan semakin efisien meskioun kinerjanya kurang.
Spindle merupakan motor untuk menggerakkan platter. Spindle ini
berpengaruh pada kecepatan akses harddisk. Semakin cepat ia berputar, semakin
cepat pula akses data. Pada harddisk yang digunakan praktikum kali ini, terdapat
keterangan kecepatan sebesar 7200 rpm (rotation per minute). Maksudnya ialah,
platter akan berputar sebanyak 7200 putaran setiap menitnya.
Head berfungsi untuk membaca atau menulis pada platter. Pada harddisk
yang digunakan pada praktikum kali ini memiliki satu head yang berarti single
side dimana hanya satu sisi dari platter yang dibaca atau ditulis. Head ini
menempel pada actuator axis yang merupakan penyangga bagi head. Pada saat

harddisk bekerja, tidak boleh ada guncangan atau getaran dikarenakan head dapat
menggesek platter sehingga terjadi bad sector. Bad sector merupakan keadaan
dimana beberapa file hilang, tidak bisa dibaca atau tidak bisa mengakses file dan
folder tertentu. Selain diakibatkan oleh getaran atau guncangan, bad sector juga
bisa terjadi karena daya listrik yang menurun secara tiba-tiba dimana saat head
sedang melakukan proses baca dan tulis, head akan berhenti dan bekerja kembali
saay daya listrik naik secara tiba-tiba sehingga head bisa menggesek platter.
Selain itu, bad sector juga bisa disebabkan oleh melemahnya magnetik pada
platter sehingga tidak mampu untuk menyimpan data.
Logic board merupakan papan pengoperasian yang didalamnya terdapat
BIOS harddisk serta tempat siwtch atau pendistribusian power supply dan data
dari harddisk ke motherboard untuk di kontrol oleh processor.
Ribbon cable merupakan kabel penguhubung antara head dengan logic
board, dimana data yang dibaca oleh head akan dikirim ke logic board dan
kemudian dikirimkan ke motherboard agar processor memproses data tersebut.
Power connector merupakan kabel penghubung antara harddisk dengan
power supply yang akan memberikan daya pada harddisk. Tegangan 12 V
berfungsi untuk menggerakan piringan dan head, serta tegangan 5 V untuk
mensupply daya pada logic board.
Jumper merupakan pengaturan untuk menentukan kedudukan harddisk
pada sebuah komputer. Dengan melakukan pengaturan jumper, kita bisa mengatur
posisi harddisk sebagai master atau slave. Master untuk mengatur harddisk
sebagai harddisk utama dimana tempat system di install, sedangkan slave
mengatur harddisk sebagai harddisk kedua biasanya untuk menyimpan data.
Data yang disimpan dalam harddisk berbentuk file. File terdiri dari
kumpulan beberapa byte. Pada saat komputer menyimpan data pada harddisk, data
disimpan sesuai dengan pola yang berurut pada setiap platter. Ketika komputer
hendak menyimpan data baru, maka drive akan untuk mencari sektor yang kosong
lalu kemudian akan menginstruksikan head untuk bergerak ke lokasi sector yang
kosong dan menyimpan data tersebut. Proses pembacaan pada harddisk pun tidak
jauh berbeda seperti proses penulisan. Saat komputer mengirimkan perintah untuk
membaca data, maka drive akan mencari posisi dimana data tersebut disimpan,
kemudian head diperintah untuk bergerak ke sector yang menyimpan data tersebut
dan data yang dibaca tersebut dikirimkan ke komputer.
Interface pada harddisk yang digunakan pada praktikum kali ini
menggunakan SATA (Serial Advanced Technology Attachment). SATA memiliki
kabel yang ukurannya lebih kecil daripada ATA yang memiliki 39 pin. Selain itu,
kecepatan transfer data dari SATA lebih cepat daripada ATA dimana kecepatan

transfer SATA bisa mencapai 600 mbps sedangkan ATA hanya mencapai 133
mbps. Harddisk SATA mengirimkan data secara berurutan atau serial melalui
kabel dan secara teknik SATA menyusun sendiri disk yang tersambung tanpa
adanya sistem master atau pun slave sehingga kabel SATA hanya bisa digunakan
pada satu harddisk. Selain SATA dan ATA, interface lain pada harddisk ialah
SCSI, SSD dan RAID.
Interface SCSI (Small Computer Standart Interface) merupakan set
standar untuk menghubungkan secara fisik dan menstransfer data antara computer
dan peripheral. SCSI mendefinisikan perintah, protokol komputer dan antarmuka
listrik dan optika. SCSI mendefinisikan set perintah secara spesifik untuk
peripheral, sesuatu yang tidak diketahui sebagai jenis yang mengartikan bahwa ia
dapat digunakan hampir ke perangkat apapun.
Interface SSD (Solid State Drive), merupakan media penyimpanan yang
menggunakan IC (Integrated Circuit) yang dirakit sebagai memory untuk
menyimpan data secara presisten. SSD berbeda dengan media penyimpanan
harddisk pada umumnya yang menggunakan cakram magnetis, karena SSD
menggunakan nonvolatile memori sebagai media penyimpanan.
RAID (Redundant Array of Independent Disk) merupakan penyimpanan
data yang menggunakan implementasi fitur toleransi kesalahan yang dapat
digunakan dengan cara penumpukan data, baik dengan menggunakan perangkat
lunak, maupun perangkat keras RAID terpisah, dengan begini dapat menghasilkan
resultan kecepatan disk yang lebih cepat. RAID menggabungkan beberapa
harddisk fisik kedalah sebuah unit logis penyimpanan.
Dalam RAID terdapat level-level RAID yang dibedakan oleh teknikteknik yang dapat digunakan tergantung dari kebutuhan sistem.
Pertama yaitu, RAID level 0. RAID ini menggunakan kumpulan disk
dengan striping pada level blok, tanpa penummpukan. Jadi hanya menyimpan
melakukan striping blok data ke beberapa disk.

Gambar 1 RAID level 0

Berikutnya RAID level 1 yang merupakan disk mirroring. Seperti


namanya yaitu dengan menduplikat data yang akan disimpan ke setiap disk. Cara
ini dapat meningkatkan kinerja disk tetapi jumlah disk yang dibutuhkan menjadi
2x yang dibutuhkan sehingga biayanya menjadi mahal.

Gambar 2 RAID level 1

Selanjutnya RAID level 2. RAID ini menggunakan pengorganisasian


dengan ECC (Error Correcting-Code) atau menggunakan paritas bit. Setiap byte
data mempunyai paritas bit yang bersesuaian yang merepresentasikan jumlah bit
dengan, paritas bit 0 jika jumlah bit genap atau paritas bit 1 jika ganjil. Dengan
demikian apabila terjadi kesalahan pada salah satu disk, data dapat dibentuk
kembali dengan membaca EEC pada disk lain.

Gambar 3 RAID level 2

RAID level 3 merupakan pengorganisasian dengan paritas bit interleaved.


Pengorganisasian ini hampir sama dengan RAID level 2. Namun, pada RAID ini
hanya memerlukan disk redundant, berapapun jumlah kumpulan disknya. Jadi
tidak menggunakan EEC, melainkan menggunakan sebuah bit paritas untuk
sekumpulan bit yang mempunyai posisi yang sama pada setiap disk yang berisi
data.

Gambar 4 RAID level 3

Lalu RAID level 4, yaitu pengorganisasian dengan paritas blok


interleaved, yaitu menggunakan striping data pada level blok, menyimpan sebuah
paritas blok pada sebuah disk yang terpisah untuk setiap blok data pada disk-disk
lain yang bersesuaian. Jika sebuah disk gagal, blok paritas tersebut dapat
digunakan untuk membentuk kembali blok-blok data pada disk yang gagal
sebelumnya.

Gambar 5 RAID level 4

Kemudian RAID level 5, merupakan pengorganisasian dengan paritas blok


interleaved tersebar. Data dan paritas disebar pada semua disk termasuk disk
tambahan. Pada setiap blok, salah satu dari disk menyimpan paritas dan disk yang
lainnya menyimpan data.

Gambar 6 RAID level 5

RAID level 6, atau redundansi P+Q yang melakukan dua perhitungan


paritas yang berbeda, kemudian disimpan didalam blok-blok yang terpisah pada
disk-disk yang berbeda. Jadi, jika disk data yang digunakan sebanyak n buah disk,
maka jumlah disk yang dibutuhkan untuk RAID ini adalah n+2 disk.

Gambar 7 RAID level 6

Terakhir yaitu RAID level 0+1 dan 1+0 yang merupakan kombinasi dari
RAID level 0 dan level 1. Dalam RAID level 0+1, sekumpulan disk di strip,
kemudian strip tersebut dimirror ke disk-disk yang lain, menghasilkan strip-strip
data yang sama. Sebaliknya, RAID level 1+0, disk akan dimirror secara
berpasangan, kemudian hasil pasangan mirrornya distrip.

Gambar 8 RAID level 0+1 dan 1+0

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
Abdurohman, Maman. 2014. Organisasi dan Arsitektur Komputer,
Bandung : Informatika.

Anda mungkin juga menyukai