Anda di halaman 1dari 2

Hari orang kota anak orang kaya, dan sebentar lagi meraih

gelar Insinyur, sedang Titi anak orang desa miskin dan


sekolahnya hanya sampai sekolah dasar.
ahh.. rasanya seperti khayalan mimpi saja, jika saya
mengharapkan mas Hari benar- benar sudi mempersunting
saya anak orang desa yang mis..
Kata kata Titi Sari berhenti ketika telunjuk Hari menutupi
bibirnya.
jangan teruskan kata kata itu Titi, aku tak perduli,
sekalipun engkau hanya anak desa.
Lekas Hari menyakinkan.
sudah bukan zamanya untuk membeda bedakan derajat
dan kekayaan dalam mempersatukan hati yang bercinta, kau
tak perlu lagi bimbang Titi.
Butiran air mata mengembun disudut mata Titi lalu meleleh
jatuh dipipi, ia merebahkan kepalanya didada Hari, satu
kemantapan yang semakin kooh dihati Titi bahwa Hari adalah
benar benar ditakdirkan untuk mencintainya, namun
harapan seringkali bertentangan dengan kenyataan, ketika
orang tua Hari mengetahui percintaan anaknya dengan gadis
desa miskin itu. Merakapun langsung menentangnya.
ingat Hari kau jangan terlalu menuruti kenginanmu tanpa
persetujuan orang tua, mau kau taruh mana harga diri orang
tuamu ini, bayangakan kelak jika kau memperistri orang desa
itu, dan kedudukanmu sebagai orang yang penting di
masyarakat akan memudar lantaran dia hanya lulusan sekolah
dasar. Camkan ayahnya.
Namun Hari tetap nekat untuk sehidup semati bersama Titi
Sari, mekipun hari harus pergi dari rumahnya yang sangat
megah, bagaikan melewati arus yang sangat deras namun

Hari harus tetap berusaha melewati arus itu hingga sampai


di tepi .
Suatu siang selagi Titi menunggu dibawah pohon
mempelai didekat terminal, seorang laki laki tua mucul.
kau akan sia sia menunggu Hari nak, dia telah pergi jauh
dan tidak mencintaimu lagi, lupakan dia nak demi kebaikanmu
sendiri dan juga kebaikannya.
Tidak, Tidak, ia telah berjanji akan menjadi suamiku.
Titi berlari sambil berteriak menjauhi orang tua itu.
kau pasti bohong, bohong..!!.
Siang itu Titi lagi menatap potret Hari
digenggamanya, dan tak lama kemudian datanglah Hari
dengan tas ransel namun tanpa mobil mewahnya.. Titi segera
menghampiri Hari dan bertanya.
mas Hari kok jalan kaki ? dimana mobil mas Hari ?. tanya
Titi dengan perasaan bingung.
kutinggalkan seluruh harta dan orang tua ku demi engkau
wanita idamanku ujar Hari dengan sopan.
apakah kau akan tetap mencintaiku ? walau tak ku puyai
tahta dengan segalanya seperti laki-laki idamanmu. Tanya
Hari
mengapa tidak ? cintaku tak lagi memandang harta dan
tahta, cintaku tulus padamu mas. Ucap Titi dengan
lembutnya .
Dan akhirnya mereka pun pergi bersama dan membangun
kehidupan baru mereka yang dipenuhi dengan cinta..

Anda mungkin juga menyukai