Anda di halaman 1dari 1

Zakat profesi adalah harta yang dikeluarkan dari harta yang dihasilkan oleh

pekerjaan kita seperti, dokter, dosen, pegawai negeri dll.


Perlu saudara ketahui bahwa kewajiban mengeluarkan zakat mempunyai syaratsyarat sebagai berikut :
Harta yang wajib dizakati adalah harta yang sudah mencapai nishabnya (baca:
nisob yaitu batas minimal harta yang harus dizakati, jika harta itu berupa uang
maka nishabnya adalah seharga 85 gram emas murni), kedua : harta itu
merupakan milik sempurna si wajib zakat ( bebas dari hutang ), ketiga : harta
tersebut kelebihan dari kebutuhan pokok. keempat : harta tersebut sudah haul
(setahun dimiliki). Maka beredasarkan syarat-syarat di atas maka kami
berpendapat bahwa tidak ada kewajiban zakat terhadap harta yang dihasilkan
dari profesi, dan apabila harta yang saudara dapatkan dari pekerjaan tersebut
sudah satu tahun saudara miliki dan memenuhi syarat-syarat di atas maka
saudara wajib mengeluarkan zakatnya sebesar 2,5 % dan diberikan kepada faqir
miskin yang paling dekat dengan saudara, atau golongan lain yang berhak yang
tersebut dalam surat at-Taubah : 60. Sebagai contoh : pada tanggal 1 januari
2000 anda mempunyai uang lebih dari harga emas 85 gram, maka pada tanggal
1 januai 2001, anda harus mengeluarkan zakatnya 2,5 %, dengan catatan
selama setahun tersebut simpanan anda tidak pernah kurang dari nilai 85 gram
emas. Namun apabila misalnya anda pada bulan pebruari 2000 mempunyai
kebutuhan yang mengharuskan untuk mengambil simpanan anda sehingga
simpanan anda menjadi kurang dari nishab, maka hitungan haulnya gugur.
Artinya pada bulan januari 2001 anda tidak wajib zakat. Pendek kata, seseorang
baru wajib membayar zakat apabila uang yang mencapai nishab tersebut sudah
berumur setahun penuh dan tidak pernah kurang dari nishab. Wallahu alam

Lengkapnya ayat itu adalah: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk [1]
orang-orang fakir, [2] orang-orang miskin, [3] pengurus-pengurus zakat, [4] para
muallaf yang dibujuk hatinya, [5] untuk budak, [6]orang-orang yang berhutang,
[7] untuk jalan Allah dan untuk [8] mereka yang sedang dalam perjalanan,
sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksan .(QS. At-Taubah : 60).

Al-hasil, Pada dasarnya menyalurkan zakat secara langsung tanpa melalui


pengelola zakat adalah sah, karena tidak ada dalil yang melarangnya. Meskipun
begitu, penyaluran zakat sangat dianjurkan melalui sebuah pengelola ataupun
lembaga yang khusus menangani zakat, karena hal ini sudah dipraktekkan sejak
zaman Rasulullah. Dahulu, dalam menangani zakat Rasulullah membentuk tim
yang merupakan petugas zakat yang terdiri dari para sahabat untuk memungut
zakat, dan hal ini diteruskan oleh generasi sahabat sesudahnya yang memiliki
manfaat yang lebih besar dan lebih merata bagi mustahik.

Anda mungkin juga menyukai