com/2010/06/18/hukumperdata-hak-eigendomhak-milik/
Hukum Perdata : Hak Eigendom/Hak Milik
Dulu hak eigendom ini merupakan hak mutlak sekali (droit inviolable et sacre), tapi dengan
berkembangnya zaman maka kemutlakan dari hak eigendom ini semakin lama semakin pudar.
Banyak terjadi pembatasan-pembatasan atau penggerogotan terhadap hak eigendom ini yang
biasa disebut dengan uithollings proses.
Seperti kita lihat batasan hak milik dalam Pasal 570 KUHPerdata yang berbunyi:
Hak milik adalah hak untuk menikmati kegunaan sesuatu kebendaan dengan leluasa dan untuk
berbuat bebas terhadap kebendaan itu dengan kedaulatan sepenuhnya asal tidak bersalahan
dengan undang-undang atau peraturan umum yang ditetapkan oleh suatu kekuasaan yang berhak
menetapkannya dan tidak mengganggu hak-hak orang lain semua itu dengan tak mengurangi
kemungkinan akan pencabutan hak itu demi kepentingan umum berdasar atas ketentuan undangundang dan dengan pembayaran ganti rugi.
Jadi kalau kita simpulkan pembatasan-pembatasan terhadap hak milik menurut pasal 570
KUHPerdata adalah:
1. Undang-undang atau peraturan umum lainnya
Yang dimaksud dengan undang-undang disini adalah UU dalam arti formil sedangkan
peraturan umum lainnya adalah peraturan yang berada di bawah UU, seperti PP, kepres
2. Tidak mengganggu orang lain/tidak menimbulkan gangguan atau hinder
1. Arrest yang terkenal mengenai gangguan ini adalah:
Krul arrest 30 januari 1914
J.H.A. Krul pengusaha roti lawan H.Joosten
Krul digugat di muka pengadilan karena pabriknya dengan suara-suara yang keras
dan getaran-getaran yang hebat dianggap menimbulkan gangguan H.Joosten.
Gugatannya dikabulkan karena menimbulkan kerusakan benda disebut zaakbeschadiging
misalnya tembok rumah retak.
2. Arrest H.R. 31 Desember 1937
1. Pencabutan/onteigenning
Pencabutan/onteigenning sebenarnya termasuk kepada pembatasan terhadap hak milik
oleh undang-undang.
Arrest yang terkenal mengenai pencabutan adalah:
Arrest yang terkenal mengenai pencabutan adalah:
Arrest Lentera (H.R. 19 maret 1904) sebuah kotapraja loosduinen membuat peraturan
yang mewajibkan para pemilik tanah yang membuat peraturan yang mewajibkan para
pemilik tanah yang letaknya di tepi jalan umum untuk menyetujui pemasangan tiang-
tiang lentera di dalam pekarangannya. Akibatnya ialah bahwa pemilik tanah itu
kehilangan semua kenikmatan atas sejengkal tanah di mana tiang-tiang lentera itu
didirikan.
Selain pembatasan tersebut di atas masih ada pembatasan lain di luar Pasal 570 B.W. terhadap
berlakunya hak milik yaitu:
1. Hukum tetangga; pasal 626, 628 KUHPerdata
Adanya kewajiban untuk menerima aliran air dari tanah yang lebih tinggi ke tanah
yang lebih rendah, jadi tidak boleh membendungnya/Pasal 626 KUHPerdata.
1. Penyalahgunaan Hak/Abus du droit/ Misbruik van recht yaitu di mana seseorang di dalam
menggunakan hak nya it merugikan orang lain.
1. Arrest Colmar di Perancis yaitu arrest bercerobong asap
Kasusnya:
Seseorang mendirikan cerobong asap palsu di rumahnya dengan maksud untuk
mengganggu pemandangan rumah tetangganya.
2. Arrest H.R 1936 di Mokerheide di Belanda
Kasusnya:
Seorang Ir bertetangga dengan Mr. karena mereka berselisih si Ir. Mendirikan
tiang di pekarangannya yang disampiri dengan kain-kain kumal yang akibatnya
menutupi pemandangan indah dari rumah si Mr.
Si Mr. menggugat ke pengadilan dan dikabulkan. Si Ir. Tidak puas, ia mendirikan menara
dengan tempat yang sama. Tujuannya hanya untuk mengganggu pemandangan rumah
tetangganya itu. Si Mr. menggugat lagi dan dikabulkan. Si Ir masih belum puas, kemudian ia
memasang pompa airnya dan digunakan. Si Mr menggugat lagi tapi kali ini tidak dikabulkan
karena bukan penyalahgunaan hak.
Jadi kalau begitu kriteria apa yang dipakai/yang harus dipenuhi supaya suatu perbuatan itu
dikatakan abus du droit?
Mengenai hal ini ada dua pendapat, yaitu:
1. Jurisprudensi
kebendaan mereka yang meninggal dunia tanpa ahli waris atau yang warisannya telah
ditinggalkan adalah milik Negara.
2. Perlekatan/ikutan/accession/natreking
Perlekatan adalah cara memperoleh hak eigendom atas benda karena benda itu mengikuti
benda yang lain, misalnya kalau kita membeli tanah otomatis sudah termasuk apa yang
ada di atas dan dibawahnya. Dengan lain perkataan benda pelengkap selalu mengikuti
benda poko. Hal ini terdapat dalam BW, karena BW menganut asas vertikal yang berbeda
dengan Hukum Adat yang menganut asas pemisahan secara horisontal.
3. Daluarsa/verjaring
Daluarsa adalah suatu cara untuk setelah lewatnya suatu waktu tertentu memperoleh hak
atau dibebaskan dari suatu ikatan atau hak, misalnya: bebas dari pembayaran sesuatu
hutang.
Jadi memperoleh hakmilik berdasarkan verjaring itu menimbulkan dua akibat yaitu:
1. Memperoleh hak/acquistieve verjaring
2. Sebagai alat untuk dibebaskan dari suatu penagihan/tuntutan hukum disebut
extinctieve verjaring.
Benda-benda yang boleh diperbolehkan secara verjaring menurut Pasal 1963 BW adalah:
3. Benda tak bergerak
4. Bunga-bunga dan piutang atas nama atau op naam
Tujuan daluarsa adalah untuk menghilangkan keragu-raguan apakah orang itu sebagai
eigenaar atau bezitter.
Cara memperoleh hak milik dengan verjaring
5. Jika ada pemilikan yang terus menerus dan tidak terganggu
6. Pemilikan itu harus diketahui umum
7. Pemilikan itu harus bezitter yang beritikad baik dengan tidak merugikan orang
lain.
8. Pemilikan itu harus selama 20 tahun kalau ada alas hak (title) dan 30 tahun kalau
tidak ada alas hak.
4. Pewarisan/erfopvoging
Pewarisan adalah cara memperoleh hak eigendom dengan cara warisan baik menurut UU
ataupun menurut wasiat yang selanjutnya akan dibahas dalam Hukum Waris.
5. Penyerahan/levering/op-dracht/overdracht/trans/cessie/inbreng
Penyerahan adalah cara memperoleh hak eigendom dengan cara penyerahan suatu benda
oleh eigenaar atau atas namanya kepada orang lain sehingga orang lain itu memperoleh
hak eigendom atas benda itu.
Menurut B.W. setiap perbuatan hukum tanpa adanya penyerahan (belum adanya penyerahan)
belum dikatakan terjadi baru menimbulkan perjanjian obligatoir saja belum ada perjanjian
zakelijk. Seperti kita ketahui bahwa benda itu ada bermacam-macam ada yang berwujud dan
tidak berwujud ada juga benda bergerak dan tidak bergerak. Oleh karena itu leveringnya juga
berbeda-beda tergantung dari macam bendanya.
Untuk benda bergerak yang berwujud leveringnya dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai
berikut:
1. Penyerahan dari tangan ke tangan atau penyerahan secara nyata
2. Penyerahan secara simbolis
3. Penyerahan secara tradition brevu manu
4. Penyerahan secara constitutum posessorium
Penyerahan benda bergerak yang tidak berwujud dengan cara:
1. Piutang atas nama (op naam) dilakukan dnegan cessie yaitu dengan membuat akte
authentic atau akta di bawah tangan dalam mana dinyatakan bahwa piutang itu telah
dipindahkan kepada seseorang
1. Piutang atas bawah atau atas tunjuk (aan toonder), penyerahannya dilakukan dengan
penyerahan nyata
2. Piutang atas perintah (aan order) penyerahannya dilakukan dengan penyerahan dari surat
disertai dengan endossemen (ditulis di belakang surat itu bahwa piutang itu telah
dialihkan pada seseorang).
Menurut pasal 584 KUHPerdata penyerahan itu harus memenuhi adanya titel tapi bisa nyata atau
titel tanggapan.
Oleh karena itu baik ajaran causal maupun ajaran abstrak untuk sahnya suatu penyerahan
memerlukan adanya titel hanya bedanya menurut ajaran causal titelnya harus nyata/riil sedang
dalam ajaran abstrak titelnya cukup dengan titel anggapan saja.
1. Harus dilakukan oleh orang yang wenang menguasai benda tadi. Syarat ini merupakan
pelaksanaan dari asas hukum yaitu asas nemoplus yang mengatakan bahwa seseorang itu
tidak dapat memperalihkan hak melebihi apa yang menjadi haknya. Lazimnya yang
wenang untuk menguasai benda itu adalahn pemiliknya atau kuasanya.
2. Harus ada penyerahan atau formalitas tertentu yaitu adanya penyerahan nyata dan
penyerahan yuridis, feitelijke dan jurische levering.
Dalam bahasa Perancis ada dua macam istilah yaitu:
1. Tradition (juridische levering)
2. Deliverance (penyerahan nyata)
Untuk benda bergerak penyerahan nyata dan penyerahan juridis bersamaan terjadinya. Untuk
benda tak bergerak antara penyerahan nyata dengan penyerahan juridis tidak bersamaan.
Misalnya jual beli sebidang tanah penyerahan juridisnya terjadi pada waktu dibuatnya akte
perpindahan hak dihadapan PPAT sedang penyerahan nyatanya pada waktuakte tersebut
diserahkan kepada yang berhak.
Cara-cara memperoleh hak eigendom dalam Pasal 584 KUHPerdata itu bersifat limitative atau
terbatas terbukti dari kata-kata:
hak milik atas sesuatu kebendaan tak dapat diperoleh dengan cara lain melainkan
Hal ini tidak benar karena diluar Pasal tersebut masih ada cara lain untuk memperoleh hak milik
jadi tidak hanya lima cara saja seperti yang disebutkan
Cara-cara memperoleh hak eigendom diluar Pasal 584 KUHPerdata
1. Perjadian benda/pembentukan benda (zaakvorming, 606). Benda yang sudah ada
dijadikan benda baru, misalnya:
1. Kayu ukir menjadi patung
2. Pasir dan batu, semen dilepas menjadi rumah gedung. Orang yang dengan
bendanya sendiri menjadikan benda baru juga menjadi pemilik dari benda baru
itu.
Seseorang mempunyai seekor sapi betina kemudian sapi itu melahirkan seekor
anak sapi maka anak sapi tersebut adalah milik dari pemilik tadi.
Seseorang mempunyai pohon kelapa dan berbuah maka buahnya itu adalah milik
yang punya pohon kelapa tadi.