Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nama Pekerjaan
Unit
Waktu
: 180 menit
REFERENSI
1. Cunningham, FG et al., 2006, Obstetri Williams, Jakarta: EGC,
Edisi 21,Bab VI, hal 569-573.
2. Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri Jilid I, Jakarta: EGC,
Bab IX, hal. 104 122
3. Saifuddin, Abdul Bari, 2001, Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal Dan Neonatal, Jakarta: YBP-SP, Bab IV, hal.
520526
4. Saifuddin, Abdul Bari, 2002, Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal Dan Neonatal, Jakarta: YBP-SP, Bab IV, hal
P-27-P-32.
5. Wiknjosastro, Hanifa, 2000, Ilmu Bedah Kebidanan, Jakarta:
YBP-SP, Edisi Pertama, Cetakan ke lima, hal. 108 - 111.
6. Wiknjosastro, Hanifa et al., 1999, Ilmu Kebidanan, Jakarta: YBPSP, Bab VII, hal. 602-622
OBJEKTIF PERILAKU SISWA
:
Dengan menggunakan peralatan, bahan dan perlengkapan yang
telah disediakan mahasiswa dapat melakukan penanganan Bayi
baru Lahir sesuai job sheet
DASAR TEORI
Bayi berat lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari
2500 gram ( berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir ).
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Faktor ibu yang
lain adalah umur, paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler,
kehamilan kembar/ganda, serta faktor janin juga merupakan penyebab terjadinya
BBLR.
BBLR memerlukan perawatan khusus karena mempunyai permasalahan yang
banyak sekali pada sistem tubuhnya disebabkan kondisi tubuh yang belum stabil
(Surasmi, dkk., 2002). a. Ketidakstabilan suhu tubuh Dalam kandungan ibu, bayi
berada pada suhu lingkungan 36C- 37C dan segera setelah lahir bayi dihadapkan
pada suhu lingkungan yang umumnya lebih rendah. Perbedaan suhu ini memberi
pengaruh pada kehilangan panas tubuh bayi.
Hipotermia juga terjadi karena kemampuan untuk mempertahankan panas dan
kesanggupan menambah produksi panas sangat terbatas karena pertumbuhan otototot
yang belum cukup memadai, ketidakmampuan untuk menggigil, sedikitnya lemak
subkutan, produksi panas berkurang akibat lemak coklat yang tidak memadai, belum
matangnya sistem saraf pengatur suhu tubuh, rasio luas permukaan tubuh relatif lebih
besar dibanding berat badan sehingga mudah kehilangan panas.
Gangguan pernafasan Akibat dari defisiensi surfaktan paru, toraks yang lunak dan
otot respirasi yang lemah sehingga mudah terjadi periodik apneu. Disamping itu
lemahnya reflek batuk, hisap, dan menelan dapat mengakibatkan resiko terjadinya
aspirasi.
Masalah nutrisi dan Lemahnya reflek menghisap dan menelan, motilitas usus
yang menurun, lambatnya pengosongan lambung, absorbsi vitamin yang larut dalam
lemak berkurang, defisiensi enzim laktase pada jonjot usus, menurunnya cadangan
kalsium, fosfor, protein, dan zat besi dalam tubuh, meningkatnya resiko NEC
(Necrotizing Enterocolitis). Hal ini menyebabkan nutrisi yang tidak adekuat dan
penurunan berat badan bayi.
PETUNJUK
PEKERJAAN LABORATORIUM
1. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
a. Selimut bayi
b. Pakaian bayi
c. Timbangan bayi
d. Alas dan baki
e.
f. Stetoskop
g. Handschoon 1 pasang
h. Midline
i. Kom tutup berisi kapas DTT
j. Termometer