RPP Ikatan
RPP Ikatan
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Materi Pokok
: Ikatan Kimia
Alokasi Waktu
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran
Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran
kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, teliti, disiplin, bertanggung
jawab, kritis, kreatif, komunikatif ) dalam merancang dan melakukan percobaan serta
berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari
2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama dan toleran dalam memanfaatkan sumber daya
alam.
2.3 Menunjukkan perilaku responsif,
wujud
perbedaan
keelektronegatifan.
b. Menjelaskan kepolaran senyawa berdasarkan bentuk molekul.
3.7 Menganalisis teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom (Teori Domain
Elektron) untuk menentukan bentuk molekul.
Indikator :
a. Menyebutkan bentuk molekul dari beberapa senyawa berdasarkan teori tolakan
pasangan elektron valensi.
b. Menyebutkan bentuk molekul dari beberapa senyawa berdasarkan teori hibridisasi.
c. Menjelaskan bentuk molekul suatu senyawa berdasarkan teori tolakan pasangan
elektron valensi.
d. Menjelaskan bentuk molekul suatu senyawa berdasarkan teori hibridisasi.
4.5 Mengolah dan menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan
kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel
(atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
Indikator :
a. Menggambarkan proses pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen.
b. Menggambarkan proses pembentukan senyawa kovalen tunggal, kovalen rangkap
dua, kovalen rangkap tiga dan kovalen koordinasi.
c. Mengidentifikasi sifat fisik logam dan menghubungkannya dengan proses
pembentukan ikatan logam.
4.6 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan
kepolaran senyawa.
Indikator :
a. Menjelaskan kepolaran senyawa berdasarkan hasil percobaan
b. Menjelaskan kelarutan senyawa polar dan non polar
4.7 Meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron di sekitar
inti atom (Teori Domain Elektron).
Indikator :
a. Mengelompokkan bentuk molekul berdasarkan tipe hibridisasinya dan teori tolakan
pasangan elektron valensi.
b. Merancang bentuk molekul jika diketahui tipe hibridisasinya.
c. Mengklasifikasikan hubungan bentuk molekul dengan kepolaran senyawa.
d. Mempresentasikan hubungan antara tipe hibridisasi dengan bentuk molekul.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan konsep kestabilan unsur serta hubungannya dengan pembentukan
senyawa melalui kegiatan diskusi kelompok dengan rasa ingin tahu.
2. Menggambarkan susunan elektron valensi Lewis berdasarkan nomor atom melalui
diskusi dan studi literatur dengan teliti.
3. Menjelaskan perbedaan antara ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi,
dan ikatan logam melalui kegiatan diskusi dengan teliti dan tanggung jawab.
4. Menjelaskan perbedaan titik didih antara senyawa ion dan senyawa kovalen
melalui kajian literatur dengan rasa ingin tahu.
5. Menggambarkan proses pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen melalui kajian
literatur dengan tanggung jawab.
6. Menggambarkan proses pembentukan senyawa kovalen tunggal, kovalen rangkap
dua, rangkap tiga dan kovalen koordinasi melalui kajian literatur dengan teliti.
7. Mengidentifikasi sifat fisik logam dan menghubungkannya dengan proses
pembentukan ikatan logam melalui diskusi dengan teliti.
8. Menjelaskan
hubungan
kepolaran
senyawa
dengan
harga
perbedaan
1. Kestabilan Atom
Untuk mencapai kestabilan (seperti konfigurasi pada gas mulia) dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
a. Melepas Elektron
Dilakukan unsur logam untuk membentuk ion positif.
Contoh
Na
11
Na+
11
1e
(2, 8, 1)
(2, 8)
(tidak stabil)
b. Menarik Elektron
Dilakukan unsur logam untuk membentuk ion positif
Contoh :
Cl
17
+ 1e
Cl-
17
(2, 8, 7)
(2, 8, 8)
(tidak stabil)
2. Struktur Lewis
Antar unsur saling berinteraksi dengan menerima dan melepaskan elektron di kulit
terluarnya. Struktur Lewis dilambangkan dengan memberikan sejumlah titik yang
mengelilingi atomnya (biasanya dilambangkan berupa . atau x). Setiap titik mewakili
satu elektron yang ada pada kulit terluar atom tersebut (elektron valensi).
Contoh Struktur Lewis :
9F = 2 7 (elektron valensi)
1. Ikatan Ion
Ikatan ion adalah gaya tarik menarik listrik antara ion yang berbeda muatan. Ikatan
ion terbentuk antara atom yang mempunyai energi ionisasi rendah (logam) dengan atom
yang memiliki afinitas elektron tinggi (bukan logam).
Materi Prosedur
Menentukan pembentukan ikatan ion
Bagaimana proses terbentuknya ikatan ionik ? ikatan ionik terjadi karena serah terima
elektron antara satu unsur dengan unsur yang lain. Ikatan ionik terjadi antara dua jenis
atom yang memiliki perbedaan keelektronegatifan yang sangat besar, atom yang satu
melepaskan elektron, sedangkan yang lainnya menarik elektron. Sehingga, ikatan ionik
hampir semuanya merupakan persenyawaan logam dengan nonlogam.
Secara umum, unsur-unsur yang jumlah elektron valensinya 1, 2, atau 3 buah,
cenderung melepaskan elektron, sementara unsur-unsur yang jumlah elektron valensinya
4, 5, 6, atau 7 buah, cenderung menarik elektron.
Senyawa yang terbentuk dari ikatan ionik disebut senyawa ionik atau garam. Dalam
senyawa ionik pasti selalu ada kation (ion positif) dan anion (ion negatif).
Berikut ini tahap-tahap pembentukan senyawa ionik (kita pakai contoh natrium ( 11Na)
dengan klorin (17Cl) membentuk natrium klorida) :
Karena melepaskan 1 elektron, maka natrium berubah menjadi ion positif (Na +), dan
klorin, karena menerima 1 buah elektron, maka dia berubah menjadi ion negatif (Cl-).
Karena adanya dua ion yang berbeda muatan (positif dan negatif), maka terjadilah gaya
tarik menarik yang menyebabkan keduanya bersatu dan saling terikat. Gaya tarik ini
dinamakan gaya elektrostatik. Gaya tersebut sangatlah kuat, sehingga ikatannya sulit
diputuskan kecuali dengan memberikan suhu yang sangat tinggi.
Ada setidaknya tiga aturan penting dalam penulisan rumus kimia dalam senyawa ionik :
Ion positif ditulis terlebih dahulu dalam penulisan rumus kimia (Ini bukanlah
keharusan, namun hanya aturan untuk memudahkan)
Indeks pada rumus kimia harus menghasilkan rumus kimia yang secara listrik netral.
Indeks harus dalam keadaan perbandingan terkecil.
Pertemuan 2
Materi Konsep
2. Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan elektron secara
bersama oleh dua atom.
Ikatan kovalen terjadi pada atom unsur non logam dengan atom unsur non logam.
Ikatan kovalen tunggal yaitu jika elektron yang digunakan bersama hanya satu
pasang elektron.
Ikatan kovalen rangkap adalah ikatan kovalen yang melibatkan lebih dari sepasang
elektron.
a) Ikatan kovalen rangkap dua yaitu jika elektron yang digunakan bersama
berjumlah dua pasang elektron.
b)Ikatan kovalen rangkap tiga yaitu jika elektron yang digunakan bersama
berjumlah tiga pasang elektron.
S
XX
X
X
OX
X
S
X
X
O
ikatan kovalen
koordinasi
O
X
X
SO3
O
ikatan kovalen
rangkap dua
4. Ikatan Logam
Adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik-menarik yang terjadi antara
muatan positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari elektron-elektron yang
bebas bergerak.Atom-atom logam dapat diibaratkan seperti bola pingpong yang terjejal
rapat 1 sama lain. Atom logam mempunyai sedikit elektron valensi, sehingga sangat
mudah untuk dilepaskan dan membentuk ion positif.
3.
Tanda panah () menunjukkan pemakaian elektron dari atom N yang digunakan secara
bersama oleh atom N dan O.
Jadi, senyawa HNO3 memiliki satu ikatan kovalen koordinasi dan dua ikatan kovalen.
Pertemuan 3
Materi Prinsip
Bentuk Molekul
a. Teori Tolakan Pasangan Elektron
Konsep yang dapat menjelaskan bentuk geometri (struktur ruang) molekul dengan
pendekatan yang tepat adalah Teori Tolakan Pasangan Elektron Valensi (Valence Shell
Electron Pair Repulsion = VSEPR). Teori ini disebut juga sebagai Teori Domain
Elektron. Teori Domain dapat menjelaskan ikatan antar atom dari PEB dan PEI yang
kemudian dapat mempengaruhi bentuk molekul. Dalam teori ini dinyatakan bahwa
"pasangan elektron terikat dan pasangan elektron bebas, yang secara kovalen digunakan
bersama-sama di antara atom akan saling menolak, sehingga pasangan itu akan
menempatkan diri sejauh-jauhnya untuk meminimalkan tolakan". Struktur Lewis juga
dapat menggambarkan jumlah pasangan elektron bebas dan jumlah pas-angan elektron
ikatan yang berada di sekitar atom pusat.
Teori VSEPR tidak menggunakan orbital atom dalam meramalkan bentuk molekul,
tetapi menggunakan titik elektron suatu atom. Jika suatu atom bereaksi, maka elektron
pada kulit terluar (elektron valensi) akan berhubungan langsung terlebih dahulu.
Elektron valensi akan menentukan bagaimana suatu ikatan terjadi.
Tipe molekul merupakan suatu rotasi (lambang/tanda) yang menyatakan jumlah
domain di sekitar atom pusat dari suatu molekul baik domain bebas maupun domain
ikatan. Penentuan tipe molekul ini menggunakan rumus : AXnEn.
dimana, A = atom pusat, X = domain elektron ikatan, E = domain elektron bebas, dan n
= jumlah.
Apabila pada molekul BC12 atom pusat B dinotasikan dengan M, sedangkan ikatan
dengan Cl yang terjadi dengan 2 pasang elektron ikatan dinotasikan dengan X2, maka
molekul BC12 dan
molekul
sejenis
dinotasikan
dengan MX2.
SO2 dinotasikan
Notasi semacam ini disebut sebagai notasi VSEPR. Perhatikan notasi VSEPR dan
bentuk molekul beberapa senyawa pada Tabel 1.
Tabel 1. Notasi VSEPR Molekul
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Notasi
Domain
PEI
PEB
VSEPR
AX2
AX3
3
4
2
4
1
0
AX2E
AX4
AX3E
AX2E2
AX5
AX4E
5
5
6
3
2
6
2
3
0
AX3E2
AX2E3
AX6
AX5E
AX4E2
Nama
Contoh
Bentuk
Molekul
Molekul
Linear
BeCl2
Segitiga
BCl3
planar
Bengkok
SO2
Tetrahedral CH4
Trigonal
NH3
piramida
Bengkok
H2O
Trigonal
PCl5
bipiramida
Bidang
TeCl4
empat
Planar T
ClF3
Linear
XeF2
Oktahedral SF6
Piramida
IF5
segiempat
Segi empat
XeF4
datar
Materi Fakta
Bentuk Molekul
Tabel 2. Bentuk Molekul
Contoh Molekul
Bentuk Molekul
Nama
Bentuk
BeCl2
Molekul
Linear
SO2
Bengkok
CH4
Tetrahedral
NH3
Trigonal Piramida
PCl5
Trigonal Bipiramida
ClF3
Planar T
XeF2
Linear
SF6
Oktahedral
Materi Prosedur
Teori VSEPR menjelaskan terjadinya gaya tolak-menolak antara pasangan-pasangan
elektron pada kulit terluar atom pusat. Pada setiap orbital terdapat sejumlah elektron.
Ikatan antar atom terjadi karena kecenderungan atom untuk memenuhi rumus duplet
dan rumus oktet. Duplet berarti mcmiliki 2 elektron, scdangkan oktrt menandakan suatu
atom memiliki 8 elektron. Bagaimana cara meramalkan bentuk molekul dengan titik
elektron? Pengaturan pasangan elektron di sekitar atom sedemikian rupa sehingga
tolakan di antara pasangan elektron itu minimum. Tolakan minimum tcrjadi bila
elektron terletak pada bagian yang saling bcrlawanan terhadap inti.
Terdapat 2 elektron yang terletak berlawanan pada orbital berupa balon terpilin.
Molekul BeC12 berbentuk linear dengan sudut 1800.
lkatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena pemilikan bersama pasangan elektron
berikatan yang merupakan sum-bangan dari kedua atom atau salah satunya.
Teori VSEPR berhasil menjelaskan bentuk molekul. Ketepatan daya prediksi teori
VSEPR relatif sangat tinggi, khususnya untuk molekul-molekul yang pusatnya atom
non-logam. Tolakan minimum didapat dengan meletakkan elektron pada bagian yang
berlawanan. Tolakan minimum pada mulekul BC13 dengan atom B sebagai atom pusat
didapat dengan bentuk segitiga. Adapun pada molekul SO2 terdapat 3 kelompok
elektron, yang salah satunya adalah PEB dari atom S. Adanya elektron bebas ini akan
mendesak atau mendorong elekron ikatan untuk saling berdesakan, sehingga bentuk
molekul menjadi bentuk V.
Urutan tolak-menolak antara pasangan elektron pada atom pusat dapat diurutkan
sebagai: PEB-PEB > PEI-PEB > PEI-PEI. PEB mempunyai gaya tolak-menolak sejauh
mungkin sehingga tolakannya minimum. Perbedaan kekuatan tolakan PEB dan PEI
menyebabkan penyimpangan dalam susunan ruang elektron dari bentuk molekul yang
seharusnya.
Pertemuan 4
Materi Prosedur
Bentuk Molekul Berdasarkan Teori Hibridisasi
Orbital hibrida adalah orbital yang terbentuk sebagai hasil penggabungan (hibridisasi) 2
atau lebih orbital atom. Sebagai contoh, sebuah atom C yang pada kulit valensinya
memiliki 3 orbital, yaitu 2s2, 2px1, 2pyl, dan sebuah orbital kosong, 2pz. Keempat orbital
ini dapat berhibridisasi membentuk empat orbital hibrida sp3. Masing-masing orbital hibrid
dari atom C inilah yang digunakan untuk berikatan dengan 4 orbital s dari 4 atom H
membentuk sebuah molekul CH4 Keempat ikatan ini saling mem-bentuk sudut
tetrahedron.
Dalam molekul C2H4, 1 orbital s dan 2 orbital p dalam scbuah atom C dapat membentuk
2 orbital hibrida sp2 dengan sudut 120, sedangkan dalam molekul C2H2, 1 orbital s dan 2
orbital p dapat membentuk 1 orbital hibrid sp (linear).
Bila bentuk molekul didasarkan pada tolakan pasangan elektron, NH3 dengan notasi
VSEPR AX3 memiliki bentuk molekul piramida trigonal. Atom N memiliki nomor atom 7
dan konfigurasi elektronnya 1s2, 2s2, 2px1, 2py1, dan 2pz1. Karena memiliki 3 atom tunggal
pada orbital 2p, maka atom N dapat membentuk 3 ikatan kovalen dengan atom H secara
ekuivalen, sehingga sudut N-H-N sebesar 1070. Mengingat sudut ikatan mendekati sudut
tetrahedron (sp3), maka untuk menambahkan 1 orbital lagi dipakai orbital 2s2. Akhirnya,
atom N menggunakan 4 orbital atom untuk berikatan, 1 orbital dengan elektron
berpasangan dan 3 orbital lain dengan elektron tunggal.
Pertemuan 5
Materi Konsep
Kepolaran Senyawa
a) Ikatan kovalen polar dan nonpolar
Ikatan kovalen terbentuk dari penggunaan pasangan elektron bersama. Kedudukan
pasangan electron milik bersama tidak selalu simetris terhadap kedua atom yang
berikatan. Pasangan elektron akan lebih dekat kea rah atom yang mempunyai
keelektronegatifan lebih besar.
b) Molekul polar dan nonpolar
Molekul dengan ikatan kovalen nonpolar seperti H 2, Cl2, N2, sedah tentu bersifat
nonpolar. Tetapi molekul dengan ikatan kovelen polar bisa bersifat polar bisa pula
bersifat non polar, bergantung pada geometri (bentuk) molekulnya. Meski ikatan
bersifat polar, jika bentuk molekulnya simetris maka secara keseluruhan molekul itu
akan bersifat nonpolar.
Contoh senyawa polar adalah HCl dan HN3 sedangkan senyawa non pola contohnya
adalah H2 dan BCl3.
c) Pengaruh medan magnet
Zat polar akan tertarik ke medan magnet sedangkan zat nonpolar tidak tertarik ke
medan magnet.
Pertemuan 6
Materi Konsep
Gaya Antar Molekul
Gaya antar molekul adalah gaya tarik-menarik antar molekul yang saling berdekatan.
Gaya antar molekul berbeda dengan ikatan kimia. Ikatan kimia, seperti ikatan ionik,
kovalen, dan logam, semuanya adalah ikatan antar atom dalam membentuk molekul.
Sedangkan gaya antar molekul adalah gaya tarik antar molekul. Kita akan mempelajari
tiga macam gaya antar molekul, yaitu:
Agar dapat memahami gaya antar molekul dengan baik. kita harus memahami terlebih
dahulu tentang apa yang dimaksud dengan dipol dalam suatu molekul.
a. Dipol
Dipol adalah singkatan dari di polar, yang artinya dua kutub. Senyawa yang
memiliki dipol adalah senyawa yang memiliki kutub positif ( +) di satu sisi, dan kutub
negatif (-) di sisi yang lain. Senyawa yang memiliki dipol biasa disebut sebagai
senyawa polar. Senyawa polar terbentuk melalui ikatan kovalen polar. Perlu
diperhatikan bahwa dipol berbeda dengan ion. Kekuatan listrik yang dimiliki dipol
lebih lemah dibanding kekuatan listrik ion. Kita pasti ingat, bahwa ion terdapat pada
senyawa ionik, dimana molekul terbagi menjadi dua , yaitu ion positif/kation (+) dan
ion negatif/anion (-).
Untuk memahami perbedaan antara ion dan dipol, mari kita perhatikan gambar
berikut:
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pada senyawa ion, molekul terbagi (bisa
juga dikatakan terbelah) menjadi dua bagian. Jadi ion positif dan ion negatif sebenarnya
terpisah. Mereka bersatu hanya karena adanya gaya tarik-menarik antar ion positif dan
negatif (gaya coulomb).
Pada senyawa polar, tidak terjadi pemisahan. Molekul merupakan satu kesatuan.
Hanya saja pada satu sisi/tepi terdapat kutub positif ( +) dan di sisi/tepi yang lain
terdapat kutub negatif (-). Untuk senyawa non polar, tidak ada muatan listriknya.
b. Gaya Van der Waals (Gaya tarik antara dipol-dipol)
Gaya Van der Waals merupakan gaya tarik antar dipol pada molekul polar. Molekul
polar memiliki ujung-ujung yang muatannya berlawanan. Ketika dikumpulkan, maka
molekul polar akan mengatur dirinya (membentuk formasi) sedemikian hingga ujung
yang bermuatan positif akan berdekatan dengan ujung yang bermuata negatif dari
molekul lain. tapi tentu saja formasinya tidak statis/tetap, kenapa? Karena sebenarnya
molekul selalu bergerak dan bertumbukan/tabrakan.
Gaya Van der Waals diperlihatkan dengan garis merah (putus-putus). Kekuatan gaya
tarik antara dipol ini biasanya lebih lemah dari kekuatan ikatan ionik atau kovalen
(kekuatannya hanya 1% dari ikatan). Kekuatannya juga akan berkurang dengan cepat
bila jarak antar dipol makin besar. jadi gaya Van der Waaals suatu molekul akan lebih
kuat pada fase padat dibanding cair dan gas.
c. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen adalah ikatan yang terjadi antara atom hidrogen pada satu molekul
dengan atom nitrogen (N), oksigen (O), atu fluor (F) pada molekul yang lain. Gaya
tarik dipol yang kuat terjadi antara molekul-molekul tersebut. Gaya tarik antar molekul
yang terjadi memiliki kekuatan 5 sampai 10% dari ikatan kovalen. Gambaran ikatan
hidrogen dapat dilihat pada gambar berikut :
Kerumitan molekul, makin rumit molekul (Mr makin besar), maka gaya london
makin kuat.
Ukuran molekul, makin besar ukuran molekul, gaya london juga makin kuat. hal ini
dikarenakan molekul besar lebih mudah terpolarisasi, sehingga dipol sesaat lebih
mudah terjadi
E. PENDEKATAN/STRATEGI/METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan
: Scientific Learning
Model Pembelajaran : Pembelajaran Inkuiri
Metode Pembelajaran : Diskusi, Penugasan, Kerja Kelompok, Percobaan
F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN
Media :
o Slide Presentasi
o LCD
o Proyektor
Alat/Bahan :
o
o
o
o
o
Sumber Belajar :
o Susilowati, Endang dan Tarti Harjani. 2013. Kimia 1 untuk Kelas X SMA dan MA
Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Solo: PT Wangsa Jatra.
o Sudarmo, Unggul. 2013. Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Surakarta: Erlangga.
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan I (3 x 45 menit)
Kegiatan
Pendahuluan
Diskripsi Kegiatan
Guru melakukan
pembuka
dan
pembukaan
berdoa
dengan
untuk
Alokasi Waktu
salam 10 menit
memulai
pembelajaran
Guru memeriksa kehadiran peserta didik sebagai
sikap disiplin
Guru mengkaitkan materi ikatan kimia dengan
konfigurasi elektron
Guru memotivasi siswa dengan bertanya
Inti
proses
pembelajaran
Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok dan
dan
manfaat
Penutup
ikatan ion.
Guru memberikan penekanan terhadap konsep
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan selanjutnya tentang ikatan kovalen,
salam
Pertemuan 2 (3 x 45 menit)
Kegiatan
Pendahuluan
Diskripsi Kegiatan
Guru
membuka
pembelajaran
Alokasi Waktu
dengan 10 menit
mengucapkan salam
Guru memeriksa kehadiran peserta didik sebagai
sikap disiplin
Guru mengkaitkan materi pembentukan ikatan
Inti
pembelajaran
Guru meminta siswa untuk berkumpul sesuai
dengan kelompoknya
Mengobservasi
110 menit
Siswa membaca materi (dilakukan di rumah
buku penunjang
Siswa juga mencermati kembali tabel periodik
Penutup
ikatan logam
Guru bersama dengan siswa menyimpulkan materi 15 menit
pembentukan ikatan kovalen, dan ikatan kovalen
elektron valensi
Guru memberikan tugas baca kepada siswa dan
menugaskan siswa untuk menyelesaikan lembar
Pertemuan 3 (3 x 45 menit)
Kegiatan
Pendahuluan
Diskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Guru membuka pelajaran dan menyiapkan peserta 10 menit
sikap disiplin
Guru memotivasi siswa dengan bertanya :
Apakah
senyawa
kimia
memiliki
bentuk
pembelajaran
Guru meminta siswa untuk berkumpul sesuai
tujuan
dan
manfaat
dengan kelompoknya
Inti
Mengobservasi
110 menit
Siswa membaca materi (dilakukan di rumah
bentuk
molekul
kelompoknya
senyawa
kimia
kelompoknya
Guru bersama dengan siswa menyimpulkan materi 15 menit
bentul molekul berdasarkan teori tolakan pasangan
elektron valensi
Guru memberikan penekanan terhadap konsep
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan selanjutnya tentang cara menentukan
bentuk molekul senyawa menggunakan teori
hibridisasi
Guru memberikan tugas baca kepada siswa dan
menugaskan siswa untuk menyelesaikan lembar
Pertemuan 4 (3 x 45 menit)
Kegiatan
Pendahuluan
Diskripsi Kegiatan
Guru
membuka
pembelajaran
Alokasi Waktu
dengan 10 menit
mengucapkan salam
Guru memeriksa kehadiran peserta didik sebagai
sikap disiplin
Guru memotivasi siswa dengan bertanya : anakanak siapa yang masih ingat bagaimana bentuk
molekul menurut teori tolakan pasangan elektron
pembelajaran
Guru meminta siswa untuk berkumpul sesuai
dengan kelompoknya
Inti
Mengobservasi
110 menit
Siswa membaca materi (dilakukan di rumah
literatur
Siswa mengamati bagaimana gambar bentuk
molekul
menggunakan
teori
tolakan
penentuan
bentuk
molekul
kelompoknya
Guru bersama dengan siswa menyimpulkan materi 15 menit
penentuan
bentuk
molekul
senyawa
kimia
Pertemuan 5 (3 x 45 menit)
Kegiatan
Pendahuluan
Diskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Guru membuka pelajaran dan mengucapkan salam 10 menit
Guru memeriksa kehadiran peserta didik sebagai
sikap disiplin
Guru memotivasi siswa dengan bertanya : anakanak pernahkah kalian mencampur minyak dengan
pembelajaran
Guru meminta siswa untuk berkumpul sesuai
dan
manfaat
dengan kelompoknya
Mengobservasi
110 menit
Siswa membaca materi (dilakukan di rumah
Inti
dan kovalen
Mengasosiasikan
Siswa menyimpulkan tentang sifat kepolaran ikatan
kelompoknya
Guru bersama dengan siswa menyimpulkan materi 15 menit
tentang sifat kepolaran ikatan senyawa ion dan
kovalen
Guru memberikan penekanan terhadap konsep
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada
Pertemuan 6 (3 x 45 menit)
Kegiatan
Pendahuluan
Diskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Guru membuka pelajaran dan menyiapkan peserta 10 menit
sikap disiplin
Guru memotivasi siswa dengan bertanya : anakanak air memiliki titik didih yang tinggi, padahal
Inti
pembelajaran
Guru meminta siswa untuk berkumpul sesuai
dengan kelompoknya
Mengobservasi
110 menit
Siswa membaca materi (dilakukan di rumah
kelompoknya
Guru bersama dengan siswa menyimpulkan materi 15 menit
E. Penilaian
Bentuk Instrumen dan Jenis/Teknik Penilaian
a. Bentuk Instrumen berupa tes
Tes tertulis bentuk uraian (Lampiran 1)
Lembar diskusi siswa (Lampiran 2)
Program perbaikan dan pengayaan (Lampiran 3)
b. Bentuk instrumen berupa non tes
Observasi sikap (Lampiran 4)
Batang,
September 2015
Guru PPL
Dhakiroh, S.Pd
Frista Irwaninda
NIM. 4301412018
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Batang