Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
A. Menghitung karakteristik dari pompa sentrifugal head / flowrate
characteristic dari pompa sentrifugal untuk konfigurasi single pump, series
pump dan parallel pump pada berbagai variasi laju alir.
B. Menghitung effisiensi dari single pump, series pump dan parallel pump
pada berbagai variasi laju alir.
1.2 Dasar Teori
1.2.1
Fluida
Fluida atau zat alir adalah bahan yang dapat mengalir dan bentuknya selalu
berubah dengan perubahan volum. Termasuk fluida adalah zat cair dan gas.
Fluida mempunyai kerapatan yang tertentu harganya pada suhu dan tekanan
tertentu. Kalau suhu dan tekanan berubah, kerapatan fluida juga berubah.
Untuk zat cair kerapatannya kurang terpengaruh oleh perubahan suhu serta
tekanan, sedangkan gas kerapatannya sangat dipengaruhi oleh perubahan
suhu dan tekanan. Kalau kerapatan fluida dipengaruhi oleh perubahan
tekanan maka fluida itu disebut dapat mampat atau kompresibel
(compressible fluid), sedang sebaliknya disebut tidak data mampat atau
inkompresibel (incompressible fluid). Penanganan fluida dalam hal ini fluida
dalam keadaan gerak atau dinamika fluida adalah aktifitas yang sangat
penting pada sebagian besar process plant, karena praktis dijumpai
hampir di semua industri kimia. Lagipula pengangkutan fluida lebih
sederhana, lebih murah dan tidak banyak mengalami kesukaran, bila
dibandingkan dengan pengangkutan zat padat. Sehingga di dalam
pengerjaan zat padat seringkali diusahakan untuk dapat mengangkut zat
padat denagan jalan membuat zat padat dalam keadaan terfluidakan.
Sifat fisis dari suatu fluida dapat didefinisikan dengan berdasarkan pada :
1. tekanan
2. temperatur
3. densiti
4. viskositas

Berdasarkan

pengaruh

tekanan

terhadap

volumenya,

fluida

dapat

incompressible

fluida

digolongkan menjadi dua golongan :


a. compressible fluid
b. incompressible fluid
Pembicaraan

selanjutnya

hanya

menyangkut

Persamaan Aliran :
Ada dua persamaan dasar pada aliran zat cair :
a. persamaan kontinuitas
Persamaan ini dijabarkan dari hukum kekekalan massa, yang berbunyi
massa selama aliran adalah concerved , tidak ada massa yang
dirombak ataupun yang dicipta.
Rate of infut rate of output = Rate of accumulation
m1 - m2 = 0 (steady)
m1 = m2
A1 V11 = A2 V22
incompressibl e fluid (1 = 2 )
sehingga A1 V1 = A2 V2 ....................................................(1)
untuk incompressible fluid dan luas penampang pipa sama, maka V1 =
V2
Harga V yang digunakan dalam persamaan kontinuitas adalah harga
Vrata-rata.
b. Persamaan tenaga/energi
Persamaan tenaga diturunkan dari hukum kekakalan energi, yang
menyatakan bahwa selama proses aliran tidak ada energi yang dirombak
ataupun yang diciptakan, adanya perubahan energi dari bentuk yang satu
ke bentuk yang lain (energi concerved). Dalam aliran fluida, energi
yang di bawa oleh bahan yang mengalir ditransfer dari sistem (fluida) ke
sekeliling atau sebaliknya.
1. Energi yang dibawa oleh fluida :
- Internal energi (tenaga dalam), Me Tenaga yang dimiliki oleh
fluida karena keadaannya dan tidak tergantung posisi dan geraknya,
contoh : tenaga gerak yang dimiliki oleh molekul-molekul, atomatom, ion-ion fluida.

Energi yang dimiliki oleh fluida karena keadaan aliran dan

posisinya.
- Tenaga potensial (energi potensial),
- Tenaga tekanan (tenaga karena tekanan),
1.2.2 Pompa
Pompa merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan
dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan
tersebut. Kenaikan tekanan cairan tersebut digunakan untuk mengatasi
hambatan-hambatan pengaliran.Hambatan-hambatan pengaliran itu dapat
berupa

perbedaan

tekanan,

perbedaan

ketinggian

atau

hambatan

gesek.Klasifikasi pompa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi 2


bagian yaitu pompa kerja positif (positive displacement pump) dan pompa
kerja dinamis (non positive displacement pump)

Klasifikasi Pompa Sentrifugal


Pompa sentrifugal dapat diklasifikasikan menurut beberapa cara yaitu :
1. Pompa aliran radial
Pompa ini mempunyai konstruksi sedemikian sehingga aliran zat cair
yang keluar dari impeler akan tegak lurus poros pompa (arah radial).

Gambar 1.1. Pompa Sentrifugal Aliran Radial


2. Pompa aliran campur
Aliran zat cair didalam pompa waktu meninggalkan impeler akan
bergerak sepanjang permukaan kerucut (miring) sehingga komponen
kecepatannya berarah radial dan aksial

Gambar 2.1. Pompa Sentrifugal Aliran Campur


3. Pompa aliran aksial
Aliran zat cair yang meninggalkan impeler akan bergerak sepanjang
permukaan silinder (arah aksial)

Gambar 3.1. Pompa aliran aksial


1.2.3 Operasi Pompa Singel,Pompa Seri dan Pompa Paralel
A. Susunan Tunggal
Pompa yang digunakan hanya satu pompa karena head dan kapasitas
yang
diperlukan sudah terpenuhi.

Gambar A.1. Pompa Susunan Tunggal

B. Susunan Seri

Bila head yang diperlukan besar dan tidak dapat dilayani oleh satu
pompa, maka

dapatdigunakan lebih dari satu pompa yang disusun

secara seri.Penyusunan pompa

secara seri dapat digambarkan sebagai

berikut :

Gambar B.1. Pompa Susunan Seri


C. Susunan Paralel
Susunan paralel dapat digunakan bila diperlukan kapasitas yang besar
yang tidak dapat dihandle oleh satu pompa saja, atau bila diperlukan
pompa cadangan yang akan dipergunakan bila pompa utama
rusak/diperbaiki. Penyusunan pompa secara paralel dapat digambarkan
sebagai berikut :

Gambar
C.1. Pompa Susunan Paralel
1.2.4 Hukum Bernouli
Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua
bentuk persamaan Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran taktermampatkan (incompressible flow), dan yang lain adalah untuk fluida
termampatkan (compressible flow).

Dalam bentuk lain, Persamaan Bernoulli dapat dituliskan sebagai berikut:

P1
v12
P2
v22

z1 Ws F

z2
g 2g
g 2g
Dimana :

P
g

: pressure head, satuan panjang

v2
2g
: velocity head, satuan panjang

z
F

: potensial head (static head), satuan panjang


: friction head, satuan panjang
: work head, satuan panjang

1.2.5 Reynold Number


Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya
inersi terhadap gaya viskos yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya
tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan ini digunakan untuk
mengidentikasikan jenis aliran yang berbeda, misalnya laminar, transisi atau
turbulen. Namanya diambil dari Osborne Reynolds (18421912) yang
mengusulkannya pada tahun 1883.
Bilangan Reynold merupakan salah satu bilangan tak berdimensi yang
paling penting dalam mekanika fluida dan digunakan, seperti halnya dengan
bilangan tak berdimensi lain, untuk memberikan kriteria untuk menentukan
dynamic similitude. Jika dua pola aliran yang mirip secara geometris,

mungkin pada fluida yang berbeda dan laju alir yang berbeda pula, memiliki
nilai bilangan tak berdimensi yang relevan, keduanya disebut memiliki
kemiripan dinamis.
NRe=

VD

Dimana :

V = kecepatan (rata-rata) fluida yang mengalir (m/s)


D = diameter dalam pipa (m)
= masa jenis fluida (kg/m3)
= viskositas dinamik fluida (kg/m.s) atau (N. det/ m2)

Dilihat

dari

kecepatan

aliran,

menurut

(Mr.

Reynolds)

diasumsikan/dikategorikan :
Aliran laminer, dengan Re < 2300.
Aliran turbulen, dengan Re > 4000.
Aliran transisi, dengan Re diantara 2300 dan 4000.
Aliran fluida dapat diaktegorikan :
1. Aliran laminar
Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan lapisan, atau
lamina lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar . Dalam aliran
laminar ini viskositas berfungsi untuk meredam kecendrungan terjadinya
gerakan relatifantara lapisan. Sehingga aliran laminar memenuhi hukum
viskositas Newton, yaitu :
=

du
dy

2. Aliran turbulen
Aliran dimana pergerakan dari partikel partikel fluida sangat tidak
menentu karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar
lapisan, yang mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida
kebagian fluida yang lain dalam skala yang besar. Dalam keadaan aliran

turbulen maka turbulensi yang terjadi membangkitkan tegangan geser yang


merata diseluruh fluida sehingga menghasilkan kerugian kerugian aliran.
3. Aliran transisi
Aliran Transisi Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran
laminer ke aliran turbulen. Ketika kecepatan aliran itu bertambah atau
viskositasnya berkurang (dapat disebabkan temperatur meningkat) maka
gangguan-gangguan akan terus teramati dan semakin membesar serta kuat
yang akhirnya suatu keadaan peralihan tercapai. Keadaan peralihan ini
tergantung pada viskositas fluida, kecepatan dan lain-lain yang menyangkut
geometri aliran dimana nilai bilangan Reynoldsnya antara 2300 sampai
dengan 4000. Dilihat dari kecepatan aliran, menurut (Mr. Reynolds)
diasumsikan/dikategorikan
laminar bila aliran tersebut mempunyai bilangan Re kurang dari 2300,
Untuk aliran
transisi berada pada pada bilangan Re 2300 dan 4000 biasa juga disebut
sebagai bilangan
Reynolds kritis, sedangkan aliran turbulen mempunyai bilangan Re lebih
dari 4000.

BAB II
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan :
Pompa Sentrifugal

Hydraulic Bench
Wattmeter
Termometer

Stopwatch
Bahan yang digunakan :
Air
3.2 Prosedur Kerja
A.

Pengoperasikan Single Pump.


1. Membuka penuh valve yang menghubungkan pompa 2 dengan sumber air.
2. Menkonfigurasi semua control valve sesuai dengan pengoperasian Single
Pump.
3. Membuka valve gate output bukaan 1 putaran.
4. Menyambungkan pompa 2 dengan arus listrik.
5. Mengaktifkan pompa 2.
6. Menghitung waktu yang dibutuhkan untuk mencapai volume mulai 0-10
liter menggunakan stopwatch.
7. Mengambil data dengan cara membaca dan mencatat daya pompa melalui
wattmeter, P1 dan P2 melalui barometer.
8. Mengukur dan mencatat suhu air output menggunakan termometer.
9. Mematikan pompa 2.
10. Mematikan koneksi pompa 2 ke arus listrik.
11. Menutup semua valve.

12. Melakukan langkah 1-10 untuk setiap variasi laju alir linear (bukaan valve
output).
13. Mencatat semua data z1, z2, L, outside diameter, serta semua sambungan dan
pipa yang dilewati oleh aliran (elbow 90o, valve gate, valve sudut, dan Tee).
B.

Pengoperasikan Series Pump.


1. Membuka penuh valve yang menghubungkan pompa 1 dengan sumber air
dan memastikan pompa 2 telah terhubung dengan pompa 1.
2. Menkonfigurasi semua control valve sesuai dengan pengoperasian Series
Pump.
3. Membuka valve gate output bukaan 1 putaran.
4. Menyambungkan pompa 1 dan pompa 2 dengan arus listrik.
5. Mengaktifkan pompa 1 dan pompa 2.
6. Menghitung waktu yang dibutuhkan untuk mencapai volume mulai 0-10
liter menggunakan stopwatch.
7. Mengambil data dengan cara membaca dan mencatat daya pompa melalui
wattmeter, P1 dan P2 melalui barometer.
8. Mengukur dan mencatat suhu air output menggunakan termometer.
9. Mematikan pompa 1 dan pompa 2.
10. Mematikan koneksi pompa 1 dan pompa 2 ke arus listrik .
11. Menutup semua valve.
12. Melakukan langkah 1-10 untuk setiap variasi laju alir linear (bukaan valve
output).
13. Mencatat semua data z1, z2, L, outside diameter, serta semua sambungan dan
pipa yang dilewati oleh aliran (elbow 90o, valve gate, valve sudut, dan Tee).

C.

Pengoperasian Paralel Pump


1. Membuka penuh valve yang menghubungkan pompa 1 dan pompa 2 dengan
sumber air.
2. Menkonfigurasi semua control valve sesuai dengan pengoperasian Series
Pump.
3. Membuka valve gate output bukaan 1 putaran.
4. Menyambungkan pompa 1 dan pompa 2 dengan arus listrik.
5. Mengaktifkan pompa 1 dan pompa 2.

6. Menghitung waktu yang dibutuhkan untuk mencapai volume mulai 0-10


liter menggunakan stopwatch.
7. Mengambil data dengan cara membaca dan mencatat daya pompa melalui
wattmeter, P1 dan P2 melalui barometer.
8. Mengukur dan mencatat suhu air output menggunakan termometer.
9. Mematikan pompa 1 dan pompa 2.
10. Mematikan koneksi pompa 1 dan pompa 2 ke arus listrik .
11. Menutup semua valve.
12. Melakukan langkah 1-10 untuk setiap variasi laju alir linear (bukaan valve
output).
13. Mencatat semua data z1, z2, L, outside diameter, serta semua sambungan dan
pipa yang dilewati oleh aliran (elbow 90o, valve gate, valve sudut, dan Tee).

BAB III
DATA PENGAMATAN
3.1 Data Pengamatan
Tabel 1 Data Pengamatan untuk Reynold Number

Rangkaian

Singel Pump

Series Pump

Paralel Pump

Control
Valve

Volume
(L)

Waktu
(s)

Suhu
(oC)

Diameter Pipa
Dalam (m)

1
1,5
2
2,5
1
1,5
2
2,5
1
1,5
2
2,5

5
5
10
10
4
10
10
5
5
5
5
5

90
17,6
9,8
8,6
58,6
17,2
10
4,1
77,4
21,8
6,8
5,2

28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28

0,021
0,021
0,021
0,021
0,021
0,021
0,021
0,021
0,021
0,021
0,021
0,021

Tabel 2 Data Pengamatan untuk Efisiensi

Rangkaia
n

Singel
Pump

Series
Pump

Paralel
Pump

Control
Valve

Tekanan
Pompa Input
P1abs
(Pa)

Tekanan
Pompa
Output
P2abs (Pa)

Tinggi
Cairan
Input
(m)

Tinggi
Cairan
Output
(m)

Jumlah
Elbow

Jumla
h Tee

1
1,5
2
2,5
1
1,5
2
2,5
1
1,5
2
2,5

101325,00
101325,00
91529,74
71939,232
297230,12
493135,2
19590,512
120915,512
111120,255
111120,256
101325
101325

297230,12
267844,352
209072,82
150301,28
493135,24
404977,94
137133,584
160096,536
287434,864
258049,096
189482,304
150301,28

0,23
0,23
0,23
0,23
0,23
0,23
0,23
0,23
0,23
0,23
0,23
0,23

0,82
0,82
0,82
0,82
0,82
0,82
0,82
0,82
0,82
0,82
0,82
0,82

3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4

2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3

Rangkaian

Control
Valve

Jumlah
Angle
Valve

Jumlah Gate
Valve

Panjang Pipa
(m)

450

1,5

3,19
3,19

3,19

650

2,5

3,19

650

950

1,5

4,555
4,555

1050

4,555

1200

2,5

4,555

1250

950

1,5

4,215
4,215

1050

4,215

1150

2,5

4,215

1250

Singel
Pump

Series
Pump

Paralel
Pump

Daya
Pompa /
Wp (Watt)
550

Tabel 3 Data Perhitungan

Rangkaian

Singel
Pump

Friksi

996,233
996,233

5,5510-5

0,16

0,041

2,8410-4

0,82

0,0266

-4

996,233

1,0210-3

2,95

0,02

-4

996,233

1,1610-3

3,359

0,019

-4

996,233

6,8310-5

0,197

0,039

-4

996,233

5,8110-4

1,68

0,023

-4

996,233

110-3

2,889

0,0196

-4

996,233

1,2210-3

3,5209

0,0188

-4

996,233

6,4610-5

0,187

0,039

-4

996,233

2,2910-4

0,66

0,028

-4

996,233

-4

996,233

7,3510-4
9,6210-4

2,12
2,778

0,021
0.0918

Densitas
(kg/m3)

8,6x10-4
8,6x10-4

1,5
2
1
1,5
2
2,5
1

Paralel
Pump

Kecepatan
Linier (m/s)

Viskositas
(kg/ms)

2,5
Series
Pump

Laju Alir
Volumetri
k (m3/s)

Contro
l Valve

1,5
2
2,5

8,6x10
8,6x10
8,6x10
8,6x10
8,6x10
8,6x10
8,6x10
8,6x10
8,6x10
8,6x10

Control Valve
Rangkaian
1
Singel Pump
1,5
2
Series Pump
2,5

Paralel
Pump

Rangkaian
Control Valve
Single
Series
Parallel
1
Single
1,5
Series
Parallel
2
Single
2,5
Series
Parallel
1
Single
1,5
Series
Parallel
2

Laju alir linier


(m/s)
Faktor Friksi
0,16
(m)
0,197
0,187
0,0412
0,82
0,781
1,68
0,66
8,32
2,95
10,47
2,889
2,12
0,085
3,359
0,23
3,5209
2,778
11,21

Reynold
Efisiensi (%)
Number
Tenaga yang Diterima Fluida /
3892,26
2,49
Ws (Watt)
4792,34
1,45
4549,078
11,211,243
19950,261
9,3
51,17712,02
40868,72
16055,57
208,63 3,5
71763,53
32,1
216,370
70279,6
19,403
51572,43
9,92
13,79
81713,12
33,288
104,3319,86
85651,59
67579,35
12,02
232,75

2,5

16,224

248,206

0,0734

11,808

1,5

0,733

16,37

6,276

114,067

2,5

10,40

150,256

Tabel 4 Data Hasil Perhitungan


Rangkaian

Control Valve
1
Singel
1,5
2
Pump
2,5
1
Series
1,5
2
Pump
2,5
1
Paralel
1,5
2
Pump
2,5
Tabel 5. Data Hasil Perhitungan

Reynold Number
3892,26
19950,261
71763,53
81713,12
4792,34
39491,12
70279,6
85651,59
4549,078
16055,57
51572,43
67579,35

Efisiensi (%)
2,49
9,3
32,1
33,288
1,45
9,94
19,403
19,86
1,243
3,5
9,92
12,02

BAB IV
PEMBAHASAN
Pada percobaan ini dilakukan percobaan effisiensi pompa yang bertujuan mengitung
karakteristik dari pompa sentrifugal head / flowrate characteristic dari pompa sentrifugal
untuk variasi single pump, series pump, dan parallel pump pada berbagai variasi laju alir
serta menghitung effisiensi dari single pump, series pump, dan parallel pump pada
berbagai variasi laju alir.

Untuk Menyatakan tujuan pertama digunakan persamaan Reynold Number. Dimana


data Nre yang diperoleh tidak memiliki satuan. Hal ini sangat mempengaruhi dalam
penentuan aliran laminar, transisi atau turbulent dalam menghitung friksi sehingga dapat
diperoleh faktor friksi dari masing masing aliran. Untuk laju alir yang dihasilkan pada
single pump untuk bukaan 1; 1,5; 2; 2,5; dimana nilai kecepatan linier (v) pada bukaan 1
single pump diperoleh Nre 3892,26. Untuk bukaan 1,5 single pump dengan (v) sebesar
0,8210 diperoleh Nre 19950,261. Pada bukaan 2 dengan (v) sebesar 2,95 diperoleh Nre
71763,53. Dan pada bukaan 2,5 single pump dengan (v) sebesar 3,359 diperoleh Nre
81713,12. Jika diamati dimana nilai kecepatan linier (v) yang didapatkan pada bukaan 1;
1,5; 2; 2,5 maka Nre yang diperoleh juga semakin meningkat. Hal ini dapat juga dilihat
pada tabel data perhitungan dan tabel data hasil perhitungan untuk rangkaian series pump
dan paralel pump. Hal ini dikarenakan Nre pompa berbanding lurus dengan kecepatan alir
linier yang dipengaruhi oleh laju alir volumetrik (Q).

Pengaruh konfigurasi terhadap Reynold Number. Konfigurasi yang digunakan adalah


single pump, series pump, dan parallel pump. Pada table 5, data variasi bukaan valve gate
output 1 putaran diperoleh nilai Reynold Number single pump = 3892,26 ; series pump =
4792,34 ; parallel pump = 4549,078. Data variasi bukaan valve gate output 1,5 putaran
diperoleh nilai Reynold Number single pump = 19950,261 ; series pump = 40868,72 ;
parallel pump = 16055,57. Data variasi bukaan valve gate output 2 putaran diperoleh nilai
Reynold Number single pump = 71763,53 ; series pump = 70279,6 ; parallel pump =
51572,43. Data variasi bukaan valve gate output 2,5 putaran diperoleh nilai Reynold
Number single pump = 81713,12 ; series pump = 85651,55 ; parallel pump = 67579,35.

Berdasarkan teori konvigurasi yang memiliki nilai Reynold Number terbesar sampai yang
terkecil adalah parallel, single dan series. Sedangkan data yang diperoleh tidak sesuai
dengan teori, pada bukaan 1 dan 1,5 putaran nilai Reynold Number dari yang terbesar
sampai yang terkecil adalah series, parallel dan single. Pada bukaan 2 putaran nilai
Reynold Number yang terbesar sampai terkecil adalah single, series dan parallel. Pada
bukaan 2,5 putaran nilai Reynold Number yang terbesar sampai terkecil adalah series,
single dan parallel. Semua variasi bukaan tidak ada yang sesuia dengan teori karena saat
praktikum berlangsung banyak terjadi kebocoran pada aliran.

Pengaruh laju alir terhadap effisiensi pompa pada pada konfigurasi single pump,
series pump dan parallel pump. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan terlihat pada
table 4 bahwa pada konfigurasi single pump bukaan 1 diperoleh kecepatan linier 0,16 m/s
dan effisiensi pompa 2,49 %, bukaan 2 kecepatan linier 0,82 m/s dan effisiensi pompa 9,3
%, bukaan 3 kecepatan linier 2,95 m/s dan effisiensi pompa 32,1 % dan pada bukaan 4
kecepatan linier 3,359 m/s dan effisiensi pompa 33,287 %. Dari data diatas, diketahui
bahwa semakin besar kecepatan liniernya maka semakin besar pula nilai effisiensi yang
diperoleh. Begitu pula pada konfigurasi series pump dan parallel pump yang memiliki pola
laju alir yang sama. Berdasarkan teori effisiensi akan meningkat bersamaan dengan
pertambahan laju aliran. Hal ini menunjukkan bahwa nilai effisiensi berbanding lurus
dengan laju alir.
Pengaruh konfigurasi terhadap effisiensi dapat diamati dari tabel 5 yang
menyediakan data effisensi pada berbagai macam konfigurasi single pump, series pump,
dan parallel pump. Diperoleh data effisiensi pada bukaan 1 putaran untuk konfigurasi
single pump, series pump, dan parallel pump berturut turut yaitu 2,49 %;1,45%; 1,243%.
Pada bukaan 1,5 putaran yaitu 9,3%; 13,02%; 3,5%. Pada bukaan 2 putaran yaitu 32,1%;
19,403 %; 9,92%. Pada bukaan 2,5 putaran yaitu 33,28%;27,5%;12,02%. Berdasarkan
teori pengaruh konfigurasi terhadap effisiensi pompa yang terbesar samapi yang terkecil
adalah kofigurasi single pump, parallel pump, dan series pump. Effesiensi untuk
konfigurasi parallel lebih kecil karena energi yang diberika pompa 2 kali lebih besar dari
pada konfigurasi single sedangkan luas penampang pipa yang digunakan sama , maka
effesiensi single lebih besar dari effesiensi konfigurasi parallel pump. Hasil data praktikum
berbeda bila dibandingkan dengan teori pada bukaan 1; 2; dan 2,5 putaran dari yang
terbesar sampai yang terkecil adalah single pump, series pump lalu parallel pump,

perbedaan hasil tesebut disebabkan oleh kerusakan alat praktikum pada saat pengambilan
data untuk konfigurasi parallel pump. Lalu untuk bukaan 1,5 putaran nilai effesiensi dari
yang terbesar sampai yang terkecil adalah series pump, single pump dan parallel pump
karena laju alir pompa yang tidak konstan akibat ada terlepasnya sambungan alat
praktikum.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Nilai laju Alir yang diperoleh berbanding lurus dengan nilai Reynold Number
menunjukkan bahwa semakin besar nilai laju alir maka Reynold Number yang
dihasilkan semakin besar.

Pada bukaan 1 dan 1,5 putaran nilai Reynold Number dari yang terbesar sampai
yang terkecil adalah series, parallel dan single, bukaan 2 putaran nilai Reynold
Number yang terbesar sampai terkecil adalah single, series dan parallel. Pada
bukaan 2,5 putaran nilai Reynold Number yang terbesar sampai terkecil adalah
series, single dan parallel.

Dari data yang diperoleh semakin besar nilai laju alir maka semakin besar
effisiensi pompa yang dihasilkan.

Pada bukaan 1; 2; dan 2,5 putaran dari yang terbesar sampai yang terkecil adalah
single pump, series pump lalu parallel pumpI, 1,5 putaran nilai effesiensi dari
yang terbesar sampai yang terkecil adalah series pump, single pump dan parallel
pump.

DAFTAR PUSTAKA

http://elearning.gunadarma.ac.id
http://es.scribd.com/doc/87011673/Karakteristik-Aliran-Fluida1
http://en.wikipedia.org/wiki/Osborne_Reynolds
http://ridwan.staff.gunadarma.ac.id
Geankoplis, C.J. 1997. Transport Process and Unit Operation. Third Edition. New
Delhi: Prentice-Hall of India
Tim Penyusun. 2016. Penuntun Praktikum Perpindahan Panas dan Termodinamika.
Samarinda : Politeknik Negeri Samarinda
Warren L. McCabe, dkk. 1999. Operasi Teknik Kimia Jakarta : Penerbit Erlangga.

CONTOH PERHITUNGAN

1) Rangkaian Single Pump Variasi Bukaan 2,5


a) Diketahui :
air

( 28c )

= 996,233 kg/m3

air

( 28c )

= 0,86 cP = 8,6 10-4 kg/m3

V air

= 10 L = 10 dm

103 m3
1 dm 3

= 8.6 s

39,37
= 0,824 in 1m
= 0,021 m

v
t
1
2
4. . D

Q
A

= 0,01 m3

0,01m
8.6 s
1
2
4. 3,14 .(0,021 m)

= 3,359 m/s

Ditannya : NRE.?
Jawab :
. . D
NRe
=

kg
m
3,359 0,021 m
3
s
m
kg
8,6 104
m. s

996,233

=
= 81.713,12
b) Diketahui :
P

= 1 atm = 1,01325 105 Pa

Pg1

= - 3 mH2O |

29.385,768 Pa

39,37 H 2 O
1 m H2 O

248,8 Pa
| 1H 2 O

=-

= Patmosfer + Pgauge
= 1,01325 105 Pa + ( - 29.385,768 Pa)

Pabsolut

= 71939,232 Pa = 71939,232 kg/ms2


39,37 H 2 O
= 5 mH2O |
1 m H2 O

Pg2

248,8 Pa
| 1 H 2 O

= 48976,28 Pa

= Patmosfer + Pgauge
= 1,01325 105 Pa + 48976,28 Pa

Pabsolut

= 150301,28 Pa = 150301,28 kg/ms2


air

( 28c )

= 996,233 kg/m3
= 9,8 m/s
102 m
= 23 cm | 1 cm

z1
z2

102 m
1 cm

= 82 cm

= 0,82 m

102 m
1 cm

= 319 cm

NRe

= 0,23 m

4000 (turbulen) = f

= 3,19 m

= 0,0056 +

= 0,0056 +

0,5
N 0,32

0,5
( 81713,12)0,32

= 0,0190
Untuk rangkaian single pump
Elbow 90
= 3 Kf = 0,75
= 1 Kf = 2,0

Valve sudut
Valve gate
Tee
Kf

= 2 Kf = 0,17
= 2 Kf = 1
= ( 3 0,75
= 6,59

Ditannya : Efisiensi Pump.?

+ ( 1 2,0 ) + ( 2 0,17 ) +(2 1)

L
D

= ( 4

Kf )

3.19 m

= ( 4 0.0190
0,021 m

+ 6,59 )

m
s
m2
2 9,8
s

3,359

= 10,47 m

P1
.

Ws

Ws

1
2.

+ z1

FWs= 2 + 1
. 2.

P2 P
.

( 150301,2871939,232 ) kg /m. s2
kg
m
996,233 2 9,8 2
m
s

+ z2

+ (z z ) + F
2
1

+ ( 0,820 m 0,

23 m) + 10,47 m
19,086 m
Ws

= - Ws m
= - Ws

= 19,086 m 996,233 kg/m3 1,163 10-3 m3/s


9,8 m/s2
= 216,715 kg.m2/s3 = 216,71576 Watt

Ws

WS
WP

100

232,389 Watt
650 Watt

100

= 33,341 %
2) Rangkaian Seri Pump Variasi Bukaan 2,5
a) Diketahui :
air

( 28c )

= 996,233 kg/m3

air

( 28c )

= 0,86 cP = 8,6 10-4 kg/m3


3

V air

= 5 L = 10 dm

10 m
3
1 dm

= 4,1 s

39,37
= 0,824 in 1m
= 0,021 m

v
t
1
2
4. . D

Q
A

996,233

= 0,005 m3

0,005 m3
4,1 s
1
2
4. 3,14 .(0,021 m)

Ditannya : NRE.?
Jawab :
. . D
NRe
=

kg
m
3,5209 0,021 m
3
s
m
kg
8,6 104
m. s

= 85651,5955

b) Diketahui :
P

= 1 atm = 1,01325 105 Pa

= 3,5209 m/s

39,37 H 2 O
1 m H2 O

= - 2 mH2O |

Pg1
Pa
Pabsolut

248,8 Pa
| 1H 2 O

= - 19590,512

= Patmosfer + Pgauge
= 1,01325 105 Pa + ( - 19590,512Pa)
= 120915,512 Pa = 120915,512 kg/ms2
39,37 H 2 O
1 m H2 O

248,8 Pa
| 1H 2 O

Pg2

= 14 mH2O |

= 137133,584 Pa

Pabsolut

= Patmosfer + Pgauge
= 1,01325 105 Pa + 137133,584 Pa
= 238458,584 Pa = 238458,584 kg/ms2

air

( 28c )

= 996,233 kg/m3
= 9,8 m/s
102 m
= 23 cm | 1 cm

z1
z2

102 m
1 cm

= 82 cm

= 455,5 cm

NRe

= 0,23 m
= 0,82 m

102 m
1 cm

4000 (turbulen) = f

= 4,555 m

= 0,0056 +

= 0,0056 +

0,5
0,32
N

0,5
( 85651,5955 )0,32

= 0,0188
Untuk rangkaian single pump
Elbow 90
= 4 Kf = 0,75
= 2 Kf = 2,0

Valve sudut
Valve gate
Tee
Kf

= 2 Kf = 0,17
= 2 Kf = 1
= ( 4 0,75
= 9,34

+ ( 2 2,0 ) + ( 2 0,17 )+(2 1)

Ditannya : Efisiensi Pump.?


F

L
D

= ( 4

Kf )

2
2

4,555 m

= ( 4 0.0188
0,021 m

+ 9,34 )

m2
s
m2
2 9,8
s

3,5209

= 16,224 m

P1
.

Ws

Ws

12
2.

+ z1

P 2 12
FWs=
+
. 2.

P2 P
.

( 238458,584120915,512 ) kg/ m . s 2
kg
m
996,233 2 9,8 2
m
s

+ z2

+ (z z ) + F
2
1

+ (

0,820 m 0, 23 m) + 16,224 m

28,8735 m
Ws

= - Ws m
= - Ws

= 28,8735 m 996,233 kg/m3 1,2195 10-3 m3/s


9,8 m/s2
= 343,7702 kg.m2/s3 = 343,7702Watt

Ws

WS
WP

343,7702 Watt
1250 Watt

100

100

= 27,5 %

3) Rangkaian Pararel Pump Variasi Bukaan 2,5


c) Diketahui :
air

( 28c )

= 996,233 kg/m3

air

( 28c )

= 0,86 cP = 8,6 10-4 kg/m3

V air

= 5 L = 5 dm

103 m 3
1 dm 3

= 5,2 s

39,37
= 0,824 in 1m
= 0,021 m

v
t
1
2
4. . D

Q
A

0,005 m3
5,2 s
1
2
4. 3,14 .(0,021 m)

Ditannya : NRE.?
Jawab :
. . D
NRe
=

kg
m
2,778 0,021 m
3
s
m
kg
8,6 104
m. s

996,233
=

= 67579,35
d) Diketahui :

= 0,005 m3

= 2,778 m/s

= 1 atm = 1,01325 105 Pa

Pg1

= 0 mH2O |

Pabsolut

= Patmosfer + Pgauge
= 1,01325 105 Pa + ( 0 Pa)

39,37 H 2 O
1 m H2 O

248,8 Pa
| 1 H 2 O

= 0 Pa

= 101325 Pa = 101325 kg/m.s2


39,37 H 2 O
1 m H2 O

248,8 Pa
| 1 H 2 O

Pg2

= 5 mH2O |

= 48976,28 Pa

Pabsolut

= Patmosfer + Pgauge
= 1,01325 105 Pa + 48976,28 Pa
= 150301,28 Pa = 150301,28 kg/ms2

air

( 28c )

= 996,233 kg/m3
= 9,8 m/s
2

10 m
= 23 cm | 1 cm

z1
z2

102 m
1 cm

= 82 cm

= 0,82 m

102 m
1 cm

= 421,5 cm

NRe

= 0,23 m

4000 (turbulen) = f

= 4,215 m

= 0,0056 +

= 0,0056 +

0,5
N 0,32

0,5
( 67579,35 )0,32

= 0,0198
Untuk rangkaian single pump
Elbow 90
= 4 Kf = 0,75
= 2 Kf = 2,0

Valve sudut
Valve gate
Tee
Kf

= 3 Kf = 0,17
= 3 Kf = 1
= ( 4 0,75

+ ( 2 2,0 ) + ( 3 0,17 )+(3 1)

= 10,51
Ditannya : Efisiensi Pump.?
F

L
D

= ( 4

Kf )

2
2

4,125 m

= ( 4 0,0198
0,021 m

+ 10,51 )

m 2
s
m2
2 9,8
s

2,778

= 10,40 m

P1
.

Ws

Ws

12
2.

+ z1

P 2 12
FWs=
+
. 2.

P2 P
.

( 150301,28101325 ) kg/m . s2
kg
m
996,233 2 9,8 2
m
s

+ z2

+ (z z ) + F
2
1

+ ( 0,820 m 0, 23

m) + 10,40 m
16,006 m
Ws

= - Ws m
= - Ws

= 16,006 m 996,233 kg/m3 9,615 10-4 m3/s


9,8 m/s2
= 150,256 kg.m2/s3 = 150,256 Watt

Ws

WS
WP

150,256 Watt
1250 Watt

= 12,02 %

100

100

Anda mungkin juga menyukai