PENDAHULUAN
2.2.
Petir
Petir didefinisikan sebagai kilatan besar yang
terjadi karena lompatan muatan listrik di atmosfir atau
diantara atmosfir dengan tanah di bumi. Ada tiga tipe
pelepasan utama petir, yaitu : pelepasan petir dalam awan,
pelepasan petir antara awan, pelepasan petir antara awan
dengan tanah. Terdapat tiga syarat untuk timbulnya petir
yaitu adanya udara naik, kelembaban dan partikel bebas
atau aerosol. Udara naik ada karena sebagai pergerakan
udara keatas, dengan adanya kelembaban, Udara yang naik
menjadi basah dan menghasilkan awan, partikel bebas tidak
akan kekurangan di Indonesia karena sebagai negara
kepulauan bisa disuplai dari air laut atau air di darat. Akan
tetapi Indonesia belum menyadari betapa berbahayanya
petir bagi umat manusia. Petir membuat kerugian yang
besar sekali, bahkan setiap tahunnya meningkat terus,
statistik kerusakan akibat sambaran petir jauh diatas
bencana alam lainnya. Tentu saja petir tidak bisa dianggap
sebagai pembawa musibah, karena petir merupakan bagian
dari sirkuit global.
3.
LIGHTNING
PERFORMANCE
SALURAN TRANSMISI DAN
STOKASTIK
PADA
PROSES
3.2.
....(3.8)
...(3.9)
+2
= 4
+2
2
+2
.(3.10)
.....(3.3)
2
2
12
6.
820
585
dan
7.
=
=
2
2
6
6
....(3.14)
.(3.15)
1 ..................(3.5)
dan
.....(3.4)
820 sin
585 sin
...(3.16)
...(3.17)
31
Nilai Rata-Rata
Failure
5.1500
5.1898
4.9441
5.0359
5.0669
5.0486
5.0927
5.0565
5.0778
5.0736
0.0697
Perhitungan
Kegagalan
Back-Flashover
dengan Perubahan Arus Sambaran Minimum
dan Jarak Sambaran Minimum
Dengan menggunakan persamaan 3.2 dan dengan
merubah parameter persamaan yang terdapat pada tabel 3.1,
maka dapat dilakukan perhitungan jarak sambaran
minimum dari 6 parameter persamaan tersebut dan
dilanjutkan dengan mencari nilai kegagalannya. Digunakan
juga simulasi Monte Carlo untuk mendapatkan hasil yang
mendekati nilai sempurnanya. Membangkitkan bilangan
acak untuk arus sambaran minimum antara 10 kA sampai
200kA.
4.5.
Nilai
Kegagalan
dengan
Menggunakan
Persamaan Young
Dengan menggunakan persamaan Young (nilai
a=27, nilai b=0,32) maka hasil perhitungan hingga 1000
kali percobaan dapat dilihat pada tabel 4.2
Dari nilai arus sambaran minimum maka dapat
diketahui nilai jarak sambaran minimum (S). Dari hasil
simulasi didapatkan rata-rata kegagalan adalah sebesar
2 =
2 =
Nilai
Kegagalan
dengan
Menggunakan
Persamaan Amstrong dan Whitehead
Dengan menggunakan persamaan Armstrong dan
Whitehead (nilai a=6.7, nilai b=0,8) maka hasil perhitungan
hingga 1000 kali percobaan dapat dilihat pada tabel 4.3.
Dari nilai arus sambaran minimum maka dapat
diketahui nilai jarak sambaran minimum (S). Dari hasil
simulasi didapatkan rata-rata kegagalan adalah sebesar
1.4401 + 2.668 + 2.4975 + 2.7067
4
= 2.3333 kali per 100 km per tahun
2 =
= 3.7974
4.7.
Nilai
Kegagalan
dengan
Menggunakan
Persamaan Brown dan Whitehead
Dengan menggunakan persamaan Brown dan
Whitehead (nilai a=7.1, nilai b=0,75) maka hasil
perhitungan hingga 1000 kali percobaan dapat dilihat pada
tabel 4.4.
Dari nilai arus sambaran minimum maka dapat
diketahui nilai jarak sambaran minimum (S). Dari hasil
simulasi didapatkan rata-rata kegagalan adalah sebesar
5.2731 + 3.1475 + 2.2022 + 2.8613
4
= 3.3710 kali per 100 km per tahun
2 =
Nilai
Kegagalan
dengan
Menggunakan
Persamaan IEEE Working Group
Dengan menggunakan persamaan IEEE Working
Group (nilai a=8, nilai b=0,65) maka hasil perhitungan
hingga 1000 kali percobaan dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Simulasi dengan Persamaan IEEE Working Group
Nilai
Kegagalan
dengan
Menggunakan
Persamaan Love
Dengan menggunakan persamaan Love (nilai
a=10, nilai b=0,65) maka hasil perhitungan hingga 1000
kali percobaan dapat dilihat pada tabel 4.14
Tabel 4.5 Hasil Simulasi dengan Persamaan Love
4.10.
Nilai
Kegagalan
dengan
Menggunakan
Persamaan Suzuki
Dengan menggunakan persamaan Suzuki (nilai
a=3.3, nilai b=0,78) maka hasil perhitungan hingga 1000
kali percobaan dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Simulasi dengan Persamaan Suzuki
Persamaan
Error Relative
(%)
((/)x100%)
Rata-rata
()
Standart
Deviasi ()
Young
4.8976
7.0295
1.44
Amstrong,
Whitehead
2.3333
3.7974
1.63
Brown,
Whitehead
3.371
4.7786
1.42
Love
3.7202
5.5987
1.50
IEEE Working
Group
3.121
3.9213
1.26
Suzuki
5.7807
7.1389
1.23
5.
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
1. Nilai rata-rata IKL di Indonesia dengan 1000 kali
perulangan sebesar 220.0297 hari guruh pertahun dan
nilai rata-rata kegagalan per 100 km pertahun dengan
tahanan pentanahan pada tanah 10 (jenis tanah
berbatu) adalah sebesar 5.0736 kali.
2. Lightning performance dari saluran udara tegangan
tinggi yang diuji menandakan bahwa dalam setiap tahun
terjadi 220.0297 hari guruh, jumlah sambaran yang
menyambar sampai ke tanah sebesar 26.4046 kali per
km2, dan kegagalan back-flashover sebesar 5.0736 kali
per 100 km per tahun.