Anda di halaman 1dari 7

Pengolahan Timah

Disusun Oleh :
Nisrina Amalia
11160980000027
Fajar Muharram R
11160980000046
Aulia Farhan
11160980000032
Faisal Afif
11160980000050
Ahmad Fathurrohman11160980000048
Adam Fakhri D
11160980000037
Nia Oktaviani
11160980000023
Ahmad Saifurahman11160980000016
Adin Yusroni
11160980000030
Aisyah
11160980000039
Ahmad Mirza
111609800000??

PROGRAM STUDI TEKNIK PETAMBANGAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA

Pendahuluan
Timah diolah dari bijih timah yang didapatkan dari batuan atau mineral
timah ( kasiterit SnO2 ). Proses produksi logam timah dari bijinya melibatkan
serangkaian proses yang terbilang rumit yakni pengolahan mineral (
peningkatan kadar timah/proses fisik dan disebut juga upgrading ), persiapan
material yang akan dilebur, proses peleburan, proses refining dan proses
pencetakan logam timah. Pemakaian timah biasanya dalam bentuk paduan
timah yang dikenal dengan nama timah puith yakni campuran 80% timah, 11
% antimony dan 9% tembaga serta terkadang ditambah timbal. Timah putih
ini terutama dipakai untuk peralatan logam pelindung dan pipa dalam
industri kimia, industri bahan makanan dan untuk menyimpan bahan
makanan.
Proses Pengolahan Mineral Timah
Proses pengolahan bahan galian timah dilakukan untuk meningkatkan
kadar kandungan timah dimana Bijih timah diambil dari dalam laut atau
lepas pantai dengan penambangan atau pengerukan setelah itu dilakukan
pembilasan dengan air atau washing dan kemudian diisap dengan pompa.
Bijih timah hasil dari pengerukan biasanya mengandung 20 30 % timah.
Setelah dilakukan proses pengolahan mineral maka kadar kandungan timah
menjadi lebih dari 70 %, sedangkan bijih timah hasil penambangan darat
biasanya mengandung kadar timah yang sudah cukup tinggi >60%.
Adapun Proses pengolahan mineral timah yang dilakukan di Pusat
Pengolahan Bijih Timah ( PPBT ) ini meliputi banyak proses :

Washing

atau

Pencucian

Pencucian

timah

dilakukan

dengan

memasukkan bijih timah ke dalam ore bin yang berkapasitas 25 drum per
unit dan mampu melakukan pencucian 15 ton bijh per jam. Di dalam ore bin

itu bijih dicuci dengan menggunakan air tekanan dan debit yang sesuai
dengan umpan.
Ore bin merupakan tempat penampungan bijih timah yang berasal dari
tambang.

Langkah-langkah

padaore

bin antara lain :


a)

Membuka drum, drum yang berasal dari

tambang dikirim dalam keadaan tersegel


agar material tidak tumpah dan tidak ada
kecurangan.
b)

Membuang air dalam drum, material yang berasal dari tambang

biasanya masih bercampur dengan air.


c)

Sampling, pengambilan sampel dilakukan dengan pemboran pada

drum sebanyak 7 titik. , kemudian material hasil pengeboran tiap titik


dicampur dan diaduk hingga rata, kemudian dimasukan ke plastik sampel
untuk dibawa ke ruangsampling. Setelah itu sampel basah ditimbang lalu
dikeringkan dengan menggunakan tungku, lalu ditimbang kembali sehingga
dari perbandingan berat kering dengan berat basah didapatkan kadar air
pada setiap drum atau fraksi keringnya (fraction dry). Kemudian sampel
yang telah kering dibawa ke laboratorium untuk diketahui kadar Sn. Saat ini
kadar yang berasal dari tambang berkisar 20%-30%.
Pemisahan berdasarkan ukuran atau screening/sizing dan uji kadar
Bijih yang didapatkan dari hasil pencucian pada ore bin lalu dilakukan
pemisahan berdasarkan ukuran dengan menggunakan alat screen. Yaitu
ayakan dinamis dengan permukaan horizontal dan miring digerakkan pada
frekuensi 1000 sampai 7000 Hz. Ayakan jenis ini mempunyai kapasitas
tinggi, dengan efisiensi pemisahan yang baik, yang digunakan untuk range
yang luas dari ukuran partikel. Alat screening lain yang digunakan pada
proses ini adalah rotary screening atau trammel screening. Dimana alat ini

merupakan

ayakan

dengan

bentuk

silinder yang berputar dan berlubang.


Sehingga bijih yang halus akan lolos untuk
tahap selanjutnya.

Pemisahan

berdasarkan

berat

jenis Proses pemisahan ini menggunakan


alat jigging dan Sluice Box. bijih timah
yang mempunyai berat jenis lebih berat
akan mengalir ke bawah yang berarti
kadar timah yang diinginkan sudah tinggi
sedangkan sisanya, yang berkadar rendah
yang juga berarti mengandung pengotor
atau gangue lainya seperti quarsa, zircon,
rutile,

siderit

dan

sebagainya

akan

ditampung dan dialirkan ke dalam trapezium Jig Yuba.


-

Jig Yuba
Gerakan membrannya tegak lurus dengan gerakan isapan. Letak

membran melekat rapat pada dinding tangki sebelah luar, tipa


kompartemen dapat diatur panjang dorongan (stroksinya sendirisendiri). Penggeraknya menggunakan pulsator dengan motor listrik
dan gear box. Di Tambang Besar Nudur Hilir , jig yuba digunakan di
awal dari proses mekanisme pencucian bijih timah karena kaksa yang
diperoleh dari tambang masih memiliki kadar sangat rendah sehingga
diperlukan pengolahan dalam bentuk pencucian mineral ikutan dengan
menggunakan

sistem jigging yang

berfungsi

untuk

memisahkan

material pengotor yang ikut bersama dengan bijih timah yaitu pasir
-

Sluice Box

Feed yang sudah terliberasi sempurna dimasukkan ke dalam


sluice box. Partikel berat akan tertinggal pada bagian belakang bawah
riffle atau akan menempel pada karpet sebagai konsentrat. Untuk
mengambil konsentrat yang menempel pada karpet, dengan cara di
bakar.
Bila pada ujung alat sudah terdapat mineral berat berarti alat
sudah jenuh maka pada alat lounder tersebut dibersihkan (cleaning)
yaitu dengan mengalirkan air pembersih (wash water) dan akan terjadi
pemisahan antara partikel berat dari partikel ringan.

Hasil pemisahan mineral menggunakan sluice box dipengaruhi oleh :


1. kecepatan dan ketinggian fluida terlalu besar maka mineral yang ada
baik itu mineral berat maupun ringan dan ketebalan yang besar dari
fluida akan membuat arus turbulen yang besar dan ini yang membuat
material meloncat dari riffle.
2. Berat jenis dari material harus cukup besar karena material itu harus
dapat mengimbangi derasnya arus dengan gaya berat sehingga
material itu akan dapat terhalangi oleh riffle. Bila material itu
mampunyai berat jenis yang kecil, akan hanyut terbawa oleh aliran air.
3. Bila air yang digunakan untuk memisahkan mineral ini hanya sedikit,
maka mineral tersebut tidak akan
dapat terpisahkan.
4. Ketinggian riffle harus sebanding
dwngan ketebalan aliran air, paling
tidak harus melebihi +/- 0,5 cm dari
permukaan riffle
5. Panjang box sangat menentukan
karena

makin

panjang

akan

semakin besar kemungkinan material itu untuk tersangkut pada roffle


sehingga hasilnya semakin besar.

Proses pengeringan dilakukan didalam rotary dryer. Prinsip kerjanya

adalah dengan memanaskan pipa besi yang ada di tengah tengah rotary
dryer dengan cara mengalirkan api yang didapat dari pembakaran dengan
menggunakan solar.
Klasifikasi Bijih bijih timah selanjutnya kan dilakukan proses
proses pemisahan/klasifikasi lanjutan yakni:
- klasifikasi berdasarkan ukuran butir dengan screening
- klasifikasi berdasarkan
separator.

sifat konduktivitasnya

dengan High Tension

- klasifikasi berdasarkan sifat kemagnetannya dengan Magnetic separator.


- Klasifikasi berdasarkan berat jenis dengan menggunakan alat seperti
shaking table, air table dan multi gravity separator (untuk pengolahan
terak/tailing)
Pemisahan Mineral Ikutan
Mineral ikutan pada bijih timah yang memiliki nilai atau value yang
terbilang tinggi seperti zircon dan thorium ( unsur radioaktif ) akan diambil
dengan mengolah kembali bijih timah hasil proses awal pada Amang
Plant. Mula mula bijih diayak dengan vibrator listrik berkecepatan tinggi
dan disaring/screening sehingga akan terpisah antara mineral halus berupa
cassiterite dan mineral kasar yang merupakan ikutan. Mineral ikutan
tersebut kemudian diolah pada air table sehingga menjadi konsentrat yang
selanjutnya dilakukan proses smelting, sedangkan tailingnya dibuang ke
tempat penampungan. Mineral mineral tersebut lalu dipisahkan dengan
high

tension

separator

pemisahan

berdasarkan

sifat

konduktor

nonkonduktornya atau sifat konduktivitasnya. Mineral konduktor antara lain:


Cassiterite dan Ilmenite. Mineral nonconductor antara lain: Thorium, Zircon
dan Xenotime. Lalu masing masing dipisahkan kembali berdasarkan

kemagnetitanya dengan magnetic separation sehingga dihasilkan secara


terpisah, thorium dan zircon.

Referensi
- Amanto,Hari.1999. Ilmu Bahan.Jakarta:Bumi Aksara
- European commission: References document on best available techniques
in the non ferrous metals industries.
- lecture notes logam nonferrous,bab II

Anda mungkin juga menyukai