Anda di halaman 1dari 1

Minyak sawit berasal dari buah pohon kelapa sawit (Elaeis guineensis), suatu spesies tropis yang

berasal dari Afrika Barat, namun kini tumbuh sebagai hibrida di banyak belahan dunia, termasuk
Asia Tenggara dan Amerika Tengah. Minyak sawit menjadi minyak pangan yang paling banyak
diperdagangkan secara internasional pada tahun 2007. Minyak yang relatif murah ini digunakan
untuk berbagai tujuan. Permintaan dunia akan minyak sawit telah melonjak dalam dua dasawarsa
terakhir, pertama karena penggunaannya dalam bahan makanan, sabun, dan produk-produk
konsumen lainnya, dan belakangan ini sebagai bahan baku mentah bahan bakar nabati. Naiknya
tingkat kemakmuran di India dan Cina, kedua negara importir terbesar di dunia, akan menambah
permintaan akan minyak sawit dan minyak sayur yang dapat dimakan lainnya untuk berbagai
kegunaan. Buah sawit adalah sumber bahan baku CPO (Crude Palm Oil) dan PKO (Palm Kernel
Oil). CPO dihasilkan dari daging buah sawit, sedangkan PKO dihasilkan dari inti buahnya.
Namun seperti dua sisi mata uang yang tidak dipisahkan, dampak positif dari perkembangan
seperti sektor agroindustri umumnya dan perkebunan kelapa sawit khususnya, juga diikuti oleh
dampak negatif terhadap lingkungan akibat dihasilkannya limbah cair, padat, dan gas dari
kegiatan kebun dan pabrik kelapa sawit (PKS). Untuk itu tindakan pencegahan dan
penanggulangan dampak negatif dari kegiatan perkebunan kelapa sawit dan PKS harus dilakukan
dan sekaligus meningkatnya dampak positifnya. Tindakan tersebut tidak cukup dengan
mengandalkan peraturan perundang-undangan saja tetapi perlu juga didukung oleh pengaturan
sendiri secara sukarela dan pendekatan instrumen-instrumen ekonomi.
Secara global timbul pemikiran-pemikiran baru untuk lebih meningkatkan kualitas lingkungan
hidup agar pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dapat terlaksana,
antara lain melalui upaya proaktif. Suatu strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif
dan terpadu perlu diterapkan secara terus menerus pada proses produksi dan daur hidup produk
dengan tujuan mengurangi resiko terhadap manusia dan lingkungan. Dalil
dasar konsep ini menyatakan bahwa proses industri seharusnya tidak
menghasilkan limbah dalam bentuk apapun karena limbah tersebut
merupakan bahan baku bagi industri lain. Melalui penerapan konsep ini,
proses-proses industri akan menciptakan lebih banyak lapangan kerja baru
serta mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai