Anda di halaman 1dari 45

ANALISA BAKTERI Escherichia coli DI KOLAM

RENANG WATERBOOM ULEE LHEUE


KOTA BANDA ACEH

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan


Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar
Ahli Madya Analis Kesehatan

Oleh :
JALALUDDIN
713401D08092

PEMERINTAH ACEH
AKADEMI ANALIS KESEHATAN
BANDA ACEH
2012

ABSTRAK

Air memegang peranan penting bagi kehidupan manusia, hewan,


tumbuhan dan jasad-jasad lain. Air yang kita perlukan adalah air yang memenuhi
persyaratan kesehatan baik persyaratan fisik, kimia, bakteriologis dan radioaktif.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah bakteri pada air
Kolam renang Waterboom Ulee Lheue Banda Aceh dan secara khusus untuk
mengetahui bakteri Escherichia coli dalam air kolam renang yang telah diberi
Chlorin sebelum digunakan oleh pengunjung. Penelitian ini bersifat deskriptif
dengan menggunakan metode Most Probable Number (MPN). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh air kolam renang yang berjumlah 3 kolam, yaitu :
kolam anak-anak, kolam dewasa,dan kolam anak-anak diawasi dewasa.
Sedangkan sampel berupa air kolam tersebut masing-masing 250 ml yang diambil
pada pagi hari sebelum digunakan oleh pengunjung. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa air yang ada di kolam tersebut sesuai dengan yang
diperbolehkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal : 3 September 1990, yaitu 200 / 100 ml air.
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini jumlah bakteri
Escherichia Coli dalam kolam renang Waterboom Ulee Lheue Banda Aceh masih
dalam nilai normal dan aman untuk digunakan.
Kepustakaan : 11 buku dan 6 website
Tahun
: 1990 - 2011

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua, sehingga penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul
ANALISA

BAKTERI

Escherichia

coli

DI

KOLAM

RENANG

WATERBOOM ULEE LHEUE KOTA BANDA ACEH dapat selesai dengan


baik. Shalawat dan salam kepada junjungan alam Rasulullah SAW, yang telah
mengantarkan umat manusia ke peradaban berilmu pengetahuan.
Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk melengkapi
tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya
Analis Kesehatan. Ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak
yang telah memberikan do'a, dorongan serta semangat sehingga Karya Tulis
Ilmiah ini terselesaikan. Ucapan terima kasih yang sangat mendalam juga penulis
ucapkan kepada :
1. Bapak Badlisyah, S.Ag, S.Pd, M.Pd selaku direktur Akademi Analis
Kesehatan Banda Aceh.
2. Ibu Fitriana, S.Pd, M.Si sebagai dosen pembimbing I yang telah banyak
membantu dan membimbing serta memberikan pengarahan yang berguna
dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Ibu Syarifah Wahyuni, S.Si sebagai dosen pembimbing II yang telah banyak
membantu dan membimbing serta memberikan pengarahan yang berguna
hingga akhir penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Ibu Erlinawati, SKM, M.Kes selaku dosen penguji yang bersedia


meluangkan waktu untuk memberikan kritik dan saran yang membangun guna
perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Seluruh dosen dan staf Akademi Analis Kesehatan Banda Aceh.
6. Seluruh teman-teman yang telah banyak membantu dalam pembuatan Karya
Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak terdapat kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik serta saran
yang membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata hanya
kepada Allah SWT, tempat

berserah diri semoga rahmat dan karunia-Nya

dilimpahkan pada kita semua.


Amin Ya Rabbal 'Alamin.

Banda Aceh, Juni 2012

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air memegang peranan penting bagi kehidupan manusia, hewan,
tumbuhan dan jasad-jasad lain. Air yang kita perlukan adalah air yang memenuhi
persyaratan kesehatan baik persyaratan fisik, kimia, bakteriologis dan radioaktif.
Air yang tidak tercemar didefinisikan sebagai air yang tidak mengandung
bahan-bahan asing tertentu dalam jumlah melebihi batas yang ditetapkan sehingga
air tersebut dapat dipergunakan secara normal. Air yang memenuhi syarat,
diharapkan dampak negatif penularan penyakit melalui air bisa diturunkan (Sunu,
2001).
Air merupakan sumber utama bagi kelangsungan kehidupan di muka bumi
ini, air hampir menutupi 71% permukaan bumi. Pembagian jenis - jenis air di
kategorikan menjadi dua bagian, diantaranya ialah; Air tanah, dan air permukaan.
Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah. Sedangkan Air
pemukaan adalah air yang berada di permukaan tanah dan dapat dengan mudah
dilihat oleh mata kita. Contoh air permukaan seperti laut, sungai, danau, kali,
rawa, kolam, dan lain sebagainya (Etnize, 2009).
Pencemaran air oleh virus, bakteri patogen, dan parasit lainnya ataupun
oleh zat kimia, dapat terjadi pada sumber air bakunya, ataupun terjadi pada saat
pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke konsumen. Dibeberapa Negara
yang sedang berkembang, termasuk di Indonesia, sungai, danau, kolam dan kanal
sering digunakan untuk berbagai kegunaan misalnya untuk mandi, mencuci

pakaian, untuk pembuangan limbah kotoran (tinja), sehingga badan air menjadi
tercemar berat oleh virus, bakteri patogen serta parasit lainnya (Dwidjoseputro,
1990).
Berenang di kolam renang adalah kegiatan olah raga atau rekreasi yang
banyak digemari oleh masyarakat termasuk anak-anak. Dalam mempertahankan
jaminan dan mutu akan tempat-tempat yang menjadi objek wisata, sanitasi
merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Menurut WHO sanitasi adalah
upaya pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan fisik yang dapat
menimbulkan

atau

mungkin

menimbulkan

pengaruh

yang

merugikan

perkembangan jasmani, kesehatan dan ketahanan hidup (WHO, 2008).


Kolam renang Waterboom Ulee Lheue sebagai salah satu tempat wisata
adalah merupakan tempat umum dimana masyarakat dapat berkunjung di tempat
tersebut baik untuk maksud rekreasi, olah raga atau kegiatan lainnya. Untuk
mewujudkan kondisi tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan agar
pengunjung terhindar dari kemungkinan bahaya penularan penyakit sehingga
tidak menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat, maka air kolam
renang khususnya harus memenuhi syarat kesehatan. Salah satu syarat tersebut
adalah adanya kadar sisa khlor dalam air kolam renang serta terbebas dari bakteri
indikator pencemar seperti Escherichia coli .
Bakteri Eschericia coli merupakan bakteri yang sangat identik dengan
pencemaran tinja. Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran
hewan atau manusia. Oleh karena itu, dikenal juga dengan istilah koli tinja.

Bakteri Escherechia coli merupakan mikroorganisme normal yang terdapat dalam


kotoran manusia, baik sehat maupun sakit.
Dalam satu gram kotoran manusia terdapat sekitar seratus juta bakteri
Escherichia coli . Bakteri Escherichia coli merupakan organisme penghuni utama
di usus besar, hidupnya komensal dalam kolon manusia dan diduga berperan
dalam pembentukan vitamin K yang berperan penting untuk pembekuan darah
(Jawert, dkk, 2005).
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka ingin dilakukan
penelitian terhadap kualitas air kolam renang Waterboom Ulee Lheue

yang

digunakan sebagai salah satu objek wisata umum di Kota Banda Aceh dari
pencemaran air yang telah diberi desinfektan terhadap bakteri Escherichia coli
sebelum dan sesudah penggunaan kolam renang.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan pada kolam renang
Waterboom Ulee Lheue yang menggunakan air laut sebagai sumber air pada
kolam tersebut, dari proses pengolahan sampai dengan penggunaannya telah
melewati kondisi yang berpeluang terhadap pencemaran mikroorganisme, maka
dari itu ingin diketahui jumlah kuman Escherichia coli pada air kolam renang
Waterboom Ulee Lheue Banda Aceh sebelum digunakan oleh pengunjung.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah bakteri pada air
kolam renang Waterboom Ulee Lheue Banda Aceh.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus pada penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah bakteri
Escherichia coli pada air kolam renang Waterboom Ulee Lheue Banda Asceh
yang telah diberi Chlorin sebelum digunakan oleh pengunjung.
D. Pertanyaan Penelitian
Berapakah jumlah bakteri Escherichia coli pada air kolam renang
Waterboom Ulee Lheue Banda Aceh yang telah diberi Chlorin sebelum digunakan
oleh pengunjung.
E. Manfaat Penelitian
1. Memberikan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh tentang
pengaruh kualitas air kolam renang Waterboom Ulee Lheue sehingga dapat
diambil kebijakan dan langkah strategis untuk penyehatan air di tempat-tempat
umum
2. Memberikan masukan bagi pengguna air kolam renang Waterboom Ulee
Lheue untuk mengantisipasi dan mencegah terjadinya dampak negatif dari
penggunaan air kolam yang belum terjamin kualitasnya.
3. Dapat dijadikan sebagai referensi bagi mahasiswa/i analis dan bahan bacaan
pada pustaka Akademi Analis Kesehatan.
4. Menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya.

BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Air
1. Pengertian Air
Menurut Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan
kualitas air dan pengendalian pencemaran air bahwa yang dimaksud dengan air
adalah semua air yang terdapat pada, diatas, ataupun di bawah permukaan tanah,
termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut
yang berada di darat. Air adalah salah satu diantara pembawa penyakit yang
berasal dari tinja untuk sampai kepada manusia. Supaya air yang masuk ketubuh
manusia baik berupa makanan dan minuman tidak menyebabkan penyakit, maka
pengolahan air baik berasal dari sumber, jaringan transmisi atau distribusi adalah
mutlak diperlukan untuk mencegah terjadinya kontak antara kotoran sebagai
sumber penyakit dengan air yang diperlukan (Sutrisno, 2004).

2. Kualitas Air
a) Kualitas Bakteriologis
Persyaratan

biologis

berarti

air

bersih

itu

tidak

mengandung

mikroorganisme yang nantinya menjadi infiltran tubuh manusia. Mikroorganisme


itu dapat dibagi dalam empat group, yakni parasit, bakteri, virus dan jamur. Dari
keempat jenis mikroorganisme tersebut umumnya yang menjadi parameter
kualitas air adalah bakteri seperti Eschericia coli. Air tidak boleh mengandung

bakteri Escherichia Coli. Air yang mengandung golongan Coli dianggap telah
terkontaminasi dengan kotoran manusia (Sutrisno, 2004).
Menurut Permenkes Republik Indonesia Nomor 907/Menkes/SK/VII/
2002, Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak. Air
bersih didapat dari sumber mata air yaitu air tanah, sumur, air tanah dangkal, atau
air tanah dalam (Kusnaedi, 2004).

b) Kualitas Kimia
Kualitas air tergolong baik bila memenuhi persyaratan kimia sebagai
berikut :
1). pH netral.
pH adalah merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas
keadaan asam atau basa sesuatu larutan (Sutrisno, 2004). Skala pH diukur dengan
pH meter atau lakmus. Air murni mempunyai pH 7. Apabila pH di bawah 7
berarti air bersifat asam, sedangkan bila di atas 7 bersifat basa atau rasanya pahit
(Kusnaedi, 2004).
2). Tidak mengandung bahan kimia beracun.
Air yang berkualitas baik tidak mengandung bahan kimia beracun seperti
Sianida Sulfida, Fenolik (Kusnaedi, 2004)
3). Tidak mengandung garam-garam atau ion-ion logam.
Air yang berkualitas baik tidak mengandung garam atau ion-ion logam
seperti Fe, Mg, Ca, K, Hg, Zn, Cl, Cr, dan lain-lain (Kusnaedi, 2004).

4). Kesadahan rendah.


Kesadahan adalah merupakan sifat air yang disebabkan oleh adanya ionion (kation) logam valensi dua (Sutrisno, 2004). Tingginya kesadahan
berhubungan dengan garam-garam yang terlarut di dalam air terutama garam Ca
dan Mg (Kusnaedi, 2004).

3. Kolam Renang
a) Air Kolam Renang
Menurut Peraturan Menteri kesehatan Nomor : 416/Men.Kes/Per/IX/1990
yang dimaksud dengan air kolam renang adalah air di dalam kolam renang yang
digunakan untuk olah raga renang dan kualitasnya memenuhi syarat kesehatan.
Air di tempat-tempat berenang, terutama di kolam-kolam umum dapat
membahayakan kesehatan. Kolam renang dan daerah sekitarnya dapat menularkan
infeksi mata, hidung, tenggorokan dan saluran pencernaan, selain itu juga dapat
menyebabkan penyakit impetigo, serta penyakit kulit lainnya, karena itu adalah
keharusan untuk senantiasa menjaga kualitas kebersihan air tersebut. Juga harus
senantiasa diadakan pengawasan terhadap proses desinfeksi agar kadar
desinfektan chlor ada dalam batas persyaratan (Staf Pengajar FKUI, 1993).

b) Kolam Renang Waterboom Ulee Lheue (Bappeda, 2009)


Definisi Objek Waterboom merupakan tempat bermain dan rekreasi outdor
yang luas untuk anak dan juga orang dewasa, dimana sarana utamanya adalah air,
sebuah taman hiburan dimana atraksi-atraksinya meliputi seluncuran/slides, air
mancur, dan fasilitas rekreasi lainnya yang berkaitan dengan air.

Waterboom adalah sebuah taman hiburan yang menampilkan wilayah


waterplay, seperti slide air (seluncuran air), splash (bantalan air), spraygrounds
(bermain air) atau mandi rekreasi lainnya, berenang, dan dilengkapi dengan
beberapa jenis area selancar buatan atau Bodyboarding seperti kolam gelombang
atau Flowrider (Wikipedia, 2008).
Lokasi Waterboom ini berada di Kecamatan Meuraxa, kota Banda Aceh
dengan luas wilayah 7,258 km2 dan berada dengan ketinggian 0.8 m dpl (di atas
permukaan laut). Dengan batas-batas sebagai berikut :
Letak lokasi Waterboom adalah di desa Ulee Lheue dengan luas tanah 2,8 Ha dan
batas-batas sebagai berikut :
1. Batas Utara : Selat Malaka
2. Batas Timur : Perairan Ulee Lheue dan Permukiman Deah Glumpang
3. Batas Selatan : Perairan Ulee Lheue
4. Batas Barat : Jl. Pelabuhan Lama Ulee Lheue

Gambar 1 : Peta Lokasi Waterboom Ulee Lheue Kota Banda Aceh


Sumber : Bappeda Kota Banda Aceh Tahun 2009

Gambar 2 : Desain Lokasi Waterboom Ulee Lheue Kota Banda Aceh


Sumber : Bappeda Kota Banda Aceh Tahun 2009

Waterboom Ulee Lheue Kota Banda Aceh ini dibuka untuk umum, jadi
pemakai/pengunjung bervariasi, baik dari tingkatan umur, jenis pekerjaan, suku
bangsa dan tujuannya. Dari hasil observasi dan pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti tahun 2012 diketahui rata-rata pengunjung setiap harinya adalah 150-350
orang setiap harinya yang terdiri dari anak-anak hingga orang dewasa. Kegiatan
pengunjung meliputi kegiatan rekreasi, berolahraga, wisata air, menikmati
panorama alam, menikmati makanan dan minuman di restoran dan kafe-kafe tepi
air yang terdapat di dalam Waterboom Ulee Lheue.

Gambar 3 : Denah Lokasi Waterboom Ulee Lheue Kota Banda Aceh


Sumber : Bappeda Kota Banda Aceh Tahun 2009

Lokasi beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata per tahun 1.065 mm,
suhu udara rata-rata 26,4 C, Memiliki air tanah yang asin dan merupakan daerah
pasang surut. Dengan pola penataan baik secara arsitektural maupun teknologi
pada situasi pantai, Waterboom Ulee Lheue menggunakan air laut sebagai sumber
air kolam renang setelah dilakukan penyulingan (destilasi) dengan penambahan
zat chlorine dengan menggunakan alat chloronator, yaitu alat pembubuh khusus
zat chlor dalam bentuk gas (C12).
Untuk memenuhi kebutuhan akan air kolam, saat ini telah dikembangkan
sistem pengolahan air asin

dengan menggunakan teknologi membran

semipermeabel. Membran (selaput) semipermeabel adalah suatu selaput penyaring


skala molekul yang dapat ditembus oleh molekul air dengan mudah, akan tetapi
tidak dapat atau sulit sekali dilalui oleh molekul lain yang lebih besar dari molekul
air.

Proses mengolah air asin menjadi air tawar atau sering dikenal dengan
istilah desalinasi dilakukan dengan menggunakan proses destilasi (penyulingan).
Proses destilasi memanfaatkan energi panas untuk menguapkan air asin. Uap air
tersebut selanjutnya didinginkan menjadi titik-titik air dan hasil ditampung
sebagai air bersih yang tawar. Mesin yang digunakan dalam pengolahan air asin
menjadi air tawar adalah Evaporator. Evaporator adalah sistem utama untuk
mengolah air laut menjadi air tawar melalui proses penguapan air laut.
Sebaliknya, air bersih akan diproduksi, dengan menghilangkan garam dari air laut.
Evapotrator untuk mengolah air laut dirancangan untuk mengumpulkan uap yang
terjadi di dalam proses penguapan (Wahyudi, 2011).

B. Bakteri
1) Pengertian Bakteri
Bakteri (Yunani; bacterion = tongkat atau batang) adalah mikroorganisme
bersel satu, mempunyai dinding yang kuat dan bentuk yang tetap, inti prokariot
(primitif yang terbuka dan tidak terbungkus dalam suatu selaput atau membran
dan terdiri dari DNA ), berkembang biak dengan cara memperbanyak diri dengan
pembelahan biner, dapat bergerak dengan menggunakan flagel, ada juga dengan
serabut poros (spirochete), dan dapat hidup sendiri atau berkoloni (Sutio, 2008).

2) Pengelompokan Bakteri
Makhluk hidup didasarkan pada persamaan dan perbedaan ciri yang
dimiliki makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh atau fungsi alat tubuhnya.

Makhluk hidup yang memliliki ciri yang sama dikelompokkan dalam satu
golongan. Pengelompokan bakteri didasarkan pada berbagai macam aspek, yaitu :

3) Bentuk Bakteri
Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil), dan
spiral (spirilia) serta terdapat bentuk antara kokus dan basil yang disebut
kokobasil.
Berbagai macam bentuk bakteri :
a. Bentuk Coccus
Bakteri berbentuk coccus meliputi : Monococcus, Diplococcus, Tetracoccus,
Sarkina, Streptococcus, Stapilococcus
b. Bentuk Basil
Bakteri berbentuk basil meliputi: Monobasil, Diplobasil, Streptobasil
c. Bentuk Spirilia
Bakteri berbentuk Spirilia meliputi: Spiral, Spiroseta, Vibrio.

4) Alat Gerak Bakteri


Alat gerak pada bakteri berupa flagellum atau bulu cambuk adalah struktur
berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel. Flagellum
memungkinkan bakteri bergerak menuju kondisi lingkungan yang menguntungkan
dan menghindar dari lingkungan yang merugikan bagi kehidupannya. Flagellum
memiliki jumlah yang berbeda-beda pada bakteri dan letak yang berbeda-beda
pula yaitu:

a. Monotrik : bila hanya berjumlah satu


b. Lofotrik : bila banyak flagellum disatu sisi
c. Amfitrik : bila banyak flagellum dikedua ujung
d. Peritrik : bila tersebar diseluruh permukaan sel bakteri

5) Nutrisi Bakteri
Dengan dasar cara memperoleh makanan, bakteri dapat dibedakan
menjadi dua:
a. Bakteri heterotrof : bakteri yang tidak dapat mensintesis makanannya sendiri.
Kebutuhan makanan tergantung dari mahluk lain. Bakteri saprofit dan bakteri
parasit tergolong bakteri heterotrof.
b. Bakteri autotrof bakteri yagn dapat mensistesis makannya sendiri.

6) Kebutuhan Akan Oksigen Bebas


Dengan dasar kebutuhan akan oksigen bebas untuk kegiatan respirasi,
bakteri dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Bakteri aerob: memerlukan O2 bebas untuk kegiatan respirasinya
b. Bakteri anaerob : tidak memerlukan O2 bebas untuk kegiatan respirasinya.

7) Pertumbuhan Bakteri
Pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adalah
sebagai berikut :
a. Temperatur, umumnya bakteri tumbuh baik pada suhu antara 25 - 35 oC.
b. Kelembaban,

lingkungan

lembab

dan

menguntungkan untuk pertumbuhan bakteri

tingginya

kadar

air

sangat

c. Sinar Matahari, sinar ultraviolet yang terkandung dalam sinar matahari dapat
mematikan bakteri.
d. Zat kimia, antibiotik, logam berat dan senyawa-senyawa kimia tertentu dapat
menghambat bahkan mematikan bakteri (Hidayat, 2005)

C. Escherichia coli
Escherichia coli umumnya merupakan flora normal saluran pencernaan
manusia dan hewan. Sejak 1940 di Amerika Serikat telah ditemukan strain-strain
Escherichia coli yang tidak merupakan flora normal saluran pencernaan. Strain
tersebut dapat menyebabkan diare pada bayi (Sukamto, 1999).
Escherichia coli merupakan kuman oportunis yang banyak ditemukan
didalam usus besar manusia sebagai flora normal. Sifatnya unik karena dapat
menyebabkan infeksi primer pada usus misalnya diare pada anak dan travelers
diarrhea, seperti juga kemampuannya menimbulkan infeksi pada jaringan tubuh
lain diluar usus (Staf pengajar FKUI, 1993).
Escherichia coli tidak membentuk spora, yang dapat meragikan laktosa
dengan pembentukan asam dan gas pada suhu 37 oC dan 44 oC dalam waktu
kurang dari 48 jam (Purnomo, 1997).

1. Klasifikasi Escherichia coli


Berdasarkan taksonomi ilmiah, klasifikasi Escherichia coli adalah sebagai
berikut:
Ordo

: Eubacteriales

Famili

: Enterobacteriaceae

Tribe

: Escherichiae

Genus

: Escherichia

Spesies

: Escherichia coli

(Staf pengajar FKUI, 1999).

2. Sifat-sifat Escherichia coli


Escherichia coli dalam jumlah yang banyak bersama-sama tinja, akan
mencemari lingkungan. Escherichia coli thermotoleran adalah strain Escherichia
coli yang telah dapat hidup pada suhu biakan 44,5 oC dan merupakan indikator
pencemaran air dan makanan oleh tinja.
Escherichia coli merupakan bakteri Gram negatif, tidak berkapsul,
umumnya mempunyai fibria dan bersifat motile. Bakteri ini mampu meragi
laktosa dengan cepat sehingga pada agar Mc.Concey dan EMB membentuk koloni
merah muda sampai tua dengan kilat logam yang spesifik, dan permukaan halus
(Sukamto, 1999).
Escherichia coli tumbuh pada suhu antara 10-40

C, dengan suhu

optimum37 oC. pH optimum untuk pertumbuhannya adalah pada 7,0 7,5, sedang
pH minimum adalah 4,0 dan maksimum adalah 9,0.

Sel Escherichia coli

mempunyai ukuran panjang 2,0-6,0 mikron dan lebar 1,1-1,5 mikron, tersusun
tunggal, berpasangan dengan flagella peritrik. Salah satu faktor yang
mempengaruhi sifat patogenik Escherichia coli adalah kemampuan untuk
melakukan adesi pada sel-sel hewan dan manusia. Kemampuan untuk melakukan
adesi ini diduga disebabkan oleh adanya fibria atau pili yang dapat menyebabkan

adesi dan kolonisasi strain ETEC pada hewan dan manusia terdiri dari beberapa
tipe antigenik (Sukamto, 1999).

3. Jenis-jenis Escherichia coli


Adapun jenis-jenis Escherichia coli yang sering ditemukan dalam
kehidupan sehari yang dapat mengganggu kesehatan adalah sebagai berikut :
a. EPEC (Enteropatogenik Escherichia coli) dapat menyebabkan penyakit perut.
b. ETEC (Enterotoksigenik Escherichia coli) dapat menimbulkan diare seperti
yang disebabkan oleh Vibrio cholera.
c. EIEC (Enteroinvasif Escherichia coli) dapat menimbulkan demam, perut
keram, tinja berlendir dan berdarah seperti dysentri.
d. EHEC (Enterohemoragik Escherichia coli) kuman ini mengeluarkan toksin
yang disebabkan edema dan pendarahan difus di kolon. Dapat menimbulkan
sindroma hemolitik yang ditandai dengan kejang yang akut dan diare cair yang
cepat menjadi berdarah (Jawert, dkk, 2005).

4. Patogenisitas Escherichia coli


Escherichia coli dihubungkan dengan tipe penyakit usus (diare) pada
manusia. Enteropatogenic Escherichia coli menyebabkan diare, terutama pada
bayi dan anak-anak di negara sedang berkembang dengan mekanisme yang belum
jelas diketahui. Frekuensi penyakit diare yang disebabkan oleh strain kuman ini
sudah jauh berkurang dalam 20 tahun terakhir (Staf pengajar FKUI, 1993)
Escherichia coli patogen menimbulkan sindroma klinik yaitu :
a. Gastroenterritis akut yang menyerang terutama anak-anak dibawah 2 tahun

b. Infeksi di luar saluran pencernaan yaitu: infeksi saluran kemih, abses usus
buntu, peritonitis, radang empedu dan infeksi pada luka bakar.
Kemudian patogenitas dari kuman Escherichia coli

juga dapat

menyebabkan sepsis. Ketika host dalam keadaan normal, Escherichia coli dapat
mencapai aliran darah dan menyebabkan sepsis. Bayi yang baru lahir rentan sekali
terhadap sepsis Escherichia coli karena mereka kekurangan antibody IgM. Sepsis
dapat terjadi setelah infeksi saluran kencing (Jawert, dkk, 2005).

D. Pencemaran Air
Kontaminasi yang mencemari air digolongkan ke dalam tiga kategori
yaitu; kimia, fisik dan biologis. Kontaminasi non tertentu dalam setiap kategori ini
dapat mempunyai pengaruh nyata terhadap kualitas air. Kategori hayati karena
mempunyai potensi untuk berlaku sebagai pembawa mikroorganisme patogenik.
Organisme penyebab penyakit-penyakit ini terdapat dalam tinja atau air
seni pada orang yang menderita infeksi dan ketika dibuang dapat memasuki
kumpulan air yang pada akhirnya berfungsi sebagai sumber air minum (Staf
Pengajar FKUI, 1993).
E. Mikroorganisme Indikator Pencemaran Air
Istilah mikroorganisme indikator sebagaimana digunakan dalam analisa air
mengacu pada sejenis mikroorganisme yang kehadirannya di dalam air merupakan
bukti bahwa air tersebut terpolusi oleh bahan tinja dari manusia atau hewan.
Artinya terdapat peluang bagi berbagai macam mikroorganisme patogenik yang
secara berkala terdapat dalam saluran pencernaan untuk masuk ke air tersebut.

Beberapa ciri penting suatu mikroorganisme indikator ialah :


1. Terdapat dalam air tercemar dan tidak ada dalam air yang tidak tercemar.
2. Terdapat dalam air bila ada patogen
3. Jumlah mikroorganisme indikator berkorelasi dengan kadar polusi.
4. Mempunyai kemampuan bertahan hidup yang lebih besar dan pada patogen.
5. Terdapat dalam jumlah yang lebih banyak dari pada patogen (hal ini
membuatnya mudah dideteksi).
6. Tidak berbahaya bagi manusia dan hewan.
7. Mudah dideteksi dengan teknik-teknik laboratorium yang sederhana (Staf
Pengajar FKUI, 1993).

BAB III
METODELOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu
mendeskripsikan hasil yang diperoleh dari penelitian dengan menguraikan sejelas
mungkin (Notoadmodjo, 1997). Dalam hal ini berupa gambaran Esherichia coli
dalam kolam renang Waterboom Ulee Lheue.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi, Akademi Analis
Kesehatan Banda Aceh. Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 7 s/d 11 Mei
2012.

C. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kolam renang yang berjumlah
3 kolam, yaitu : kolam anak-anak, kolam dewasa, dan kolam anak-anak diawasi
dewasa.

D. Sampel
Sampelnya adalah air kolam renang Waterboom Ulee Lheue, sebanyak
lebih kurang 250 ml dari 3 kolam pemandian waterboom dan diambil pada pagi
hari sebelum digunakan oleh pengunjung dengan nilai ambang batas maksimal
jumlah bakteri Escherichia coli 200 bakteri / 100 ml air.

E. Instrumen Penelitian
1. Alat dan Bahan
a. Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah: tabung reaksi steril,
erlenmeyer 250 ml, tabung durham, autoclave, sendok/ tangkai pengaduk, rak
tabung, pipet ukur 10 ml, bunsen, timbangan, oven, incubator, ose bulat.
b. Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah alkohol 96%, aquadest, tali pengikat,
kertas pembungkus, korek api.

2. Media
Adapun media yang digunakan pada saat penelitian yaitu ; Media Lactosa
Broth (LB) dan Brilliant Green Lactosa Broth (BGLB).

F. Prosedur Kerja
1). Persiapan Alat
Alat-alat dari gelas yang akan dipakai pada saat penelitian harus terlebih
dahulu disterilkan dalam oven pada suhu 180 oC selama 15 menit.
2). Perlakuan Sampel
Sebelum diperiksa sampel diambil sebanyak 250 ml dengan menggunakan
botol timba pada waktu pagi hari sebelum digunakan oleh pengunjung lalu segera
diperiksa di laboratorium.

Cara melakukan pemeriksaan


a. Tes Perkiraan (Presumtive Test)
1. Terlebih dahulu disediakan tujuh tabung reaksi steril yang di dalamnya
berisi tabung durham dan bertutup kapas.
2. Ke dalam lima tabung pertama diisi media LB 5 ml (3x kuat), dan ke
dalam masing-masing tabung dimasukkan sampel sebanyak 10 ml.
3. Ke dalam tabung ke enam berikutnya diisi media LB 10 ml (1x kuat) dan
ditambahkan sampel kedalamnya sebanyak 1 ml.
4. Ke dalam tabung ke tujuh diisi media LB 10 ml (1x kuat) dan ditambahkan
sampel kedalamnya sebanyak 0.1 ml.
5. Semua tabung tersebut diinkubasi pada suhu 37oC selama 2 x 24 jam.
6. Kemudian diamati terbentuknya gas yang dapat dilihat pada tabung
durham, bila hasilnya positif dan tidak terbentuknya gas bila hasilnya
negatif.
b. Tes Penegasan (confirmative Test)
1. Disediakan tabung reaksi steril yang telah dimasukkan tabung durham ke
dalamnya.
2. Setelah itu tabung ditutup dengan menggunakan kapas.
3. Kemudian dimasukkan media BGLB sebanyak 5 ml untuk 2 jenis seri
media yang akan dibuat
4. Dari hasil tes perkiraan yang hasilnya positif, maka dilanjutkan tanam ke
media BGLB sebanyak satu ose bulat dan diinkubasi pada suhu 44 oC
selama 1 x 24 jam.

G. Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data


1. Teknik Pengumpulan data
Data diperoleh dari hasil pemeriksaan secara Most Probable Number (MPN)
seri tujuh tabung di laboratorium terhadap bakteri Escherichia coli yang
terdapat pada kolam renang Waterboom Ulee Lheue
2. Pengolahan data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian di laboratorium diolah secara
manual. Adapun rumus yang digunakan adalah :
Dengan menggunakan rumus formola Thomas.
Kadar maksimum jumlah bakteri Escherichia coli dalam air kolam renang
adalah 200 bakteri / 100 ml air (permenkes no.416 tahun 1990).

H. Analisa dan Penyajian Data


1. Analisa Data
Hasil yang dianalisa adalah rata-rata Escherichia coli pada air kolam
renang Waterboom Ulee Lheue dengan menggunakan metode Most Probable
Number (MPN).

2. Penyajian Data
Data yang telah diolah akan disajikan dalam bentuk tabel. Tabel yang
digunakan yaitu dalam bentuk tabel MPN 5:1:1.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Adapun hasil penelitian pada analisa bakteri Escherichia coli di kolam
renang Waterboom Ulee Lheue Kota Banda Aceh adalah sebagai berikut :
Dengan menggunaan tabel MPN

(Most Probable Number) metode 7

tabung adalah
Tabel 1. MPN Escherichia Coli (seri 5 1 1) menurut Formula Thomas.
Jumlah tabung
(+) gas pada
penanaman
media LB

Jumlah tabung (+)


gas pada
penanaman media
BGLB suhu 44oC

Indeks
MPN
per 100
ml

No

Sampel

Kolam anak-anak

0 1

0 1

12

Kolam dewasa

1 1

0 0

17

Kolam anak-anak
5

1 0

0 0

67

1 1

1 1

700

diawasi dewasa
4

Kontrol

Sumber : Formula Thomas

B. Pembahasan
Escherichia coli umumnya merupakan flora normal saluran pencernaan
manusia dan hewan. Sejak 1940 di Amerika Serikat telah ditemukan strain-strain

Escherichia coli yang tidak merupakan flora normal saluran pencernaan. Strain
tersebut dapat menyebabkan diare pada bayi (Sukamto, 1999).
Definisi

objek

Waterboom

adalah

sebuah

taman

hiburan

yang

menampilkan wilayah waterplay, seperti slide air (seluncuran air), splash


(bantalan air), spraygrounds (bermain air) atau mandi rekreasi lainnya, berenang
dan dilengkapi dengan beberapa jenis area selancar buatan atau bodyboarding
seperti kolam gelombang atau flowrider (Wikipedia, 2008).
Lokasi waterboom ini berada di Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh
dengan luas wilayah 7,258 km2 dan berada dengan ketinggian 0.8 m dpl (di
permukaan laut). Waterboom Ulee Lheue Kota Banda Aceh ini dibuka untuk
umum, jadi pemakai/pengunjung bervariasi, baik dari tingkatan umur, jenis
pekerjaan, suku bangsa dan tujuannya. Dari hasil observasi dan pengamatan yang
dilakukan oleh peneliti tahun 2012 diketahui rata-rata pengunjung setiap harinya
adalah 150-350 orang setiap harinya yang terdiri dari anak-anak hingga orang
dewasa. Kegiatan pengunjung meliputi rekreasi, berolahraga, wisata air,
menikmati panorama alam, menikmati makanan dan minuman di restoran dan
caf-caf tepi air yang terdapat di dalam waterboom Ulee Lheue.
Pada penelitian ini, selain perlakuan sampel, juga (dilakukan pengujian air
kolam renang) sebagai Kontrol penelitian yang diambil pada hari minggu sore
tepatnya dalam kolam renang anak-anak diawasi orang dewasa. Pada control
diperoleh hasil jumlah bakteri melebihi ambang batas adalah (700 / 100 ml air).
Hal ini disebabkan karena kolam tersebut sebelumnya digunakan oleh pengunjung
dan berpeluang terkontaminasi oleh Escherichia Coli.

Sedangkan untuk pengujian sampel air pada kolam renang untuk anakanak, dewasa dan kolam anak-anak diawasi orang dewasa diambil pada pagi hari
sebelum digunakan. Dari hasil pemeriksaan diketahui jumlah bakteri yang
terdapat tiap-tiap kolam tersebut masih normal, hal ini disebabkan karena air yang
digunakan adalah air laut yang telah disuling dan pemberian clor yang berfungsi
untuk membunuh bakteri yang menjernihkan air.
Pemeriksaan dengan menggunakan MPN adalah untuk menentukan bakteri
Escherichia coli dengan melewati tes perkiraan dan penegasan seri 44 oC adalah
uji untuk menentukan jumlah bakteri Escherichia coli karena adanya zat Brilliant
Green dan diinkubasi pada suhu 44 oC dapat menghambat pertumbuhan bakteri
lain kecuali Escherichia coli.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pemeriksaan terhadap jumlah
Escherichia coli pada air kolam renang Waterboom Ulee Lheue Kota Banda Aceh
maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada air kolam renang Waterboom Ulee Lheue Banda Aceh terdapat bakteri
Escherichia coli index MPN Escherichia coli 12 bakteri / 100 ml air (untuk
kolam pemandian anak-anak), 17 bakteri / 100 ml air (untuk kolam pemandian
orang dewasa),

dan 67 bakteri / 100 ml air (untuk kolam pemandian anak-

anak diawasi dewasa).


2. Untuk sampel yang dijadikan control adalah air yang diambil pada kolam
anak-anak diawasi dewasa yang telah digunakan oleh pengunjung dan telah
tercemar oleh Escherichia coli (index MPN Escherichia coli 700 bakteri / 100
ml air).
3. Jumlah bakteri Escherichia coli yang terdapat pada kolam renang Waterboom
Ulee Lheue Banda Aceh pada pengambilan pagi hari adalah normal (< 200
bakteri / 100 ml air).
4. Berdasarkan hasil penelitian, maka air di kolam renang Waterboom Ulee
Lheue Banda Aceh layak untuk digunakan.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat dikemukakan saran sebagai
berikut :
1. Disarankan kepada Pemerintah Kota Banda Aceh dan Dinas Kesehatan agar
lebih menjaga dan mensosialisasikan tentang pentingnya kesehatan pada
tempat umum dan objek wisata (Waterboom Ulee Lheue) pada khususnya.
2. Disarakan kepada pengelola Waterboom Ulee Lheue agar lebih menjaga
ketertiban pengguna, kebersihan lingkungan serta kualitas air yang digunakan.
3. Disarankan kepada pengguna Waterboom Ulee Lheue, supaya lebih menjaga
kesehatan dan kebersihan, serta mengetahui dampak negative dari infeksi
bakteri pencemaran air.
4. Agar dilakukan penelitian terhadap kualitas air baik kimiawi maupun biologis.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,

2010,
Selektif
dan
Diferensial
Media-media,
http://1n1nt1.blogspot.com-/2010/12/selektif-dan-diferensial-mediamedia.html, Diakses 27 Februari 2012

Anonim,

2011,
Pemeriksaan
Index
MPN
Escherichia
http://1n1nt1.blogspot.com-/2011/08/pemeriksaan-index-mpnescherichia-coli.html, Diakses 27 Februari 2012

Coli,

Buckle, K.A, R.A. Edwards,G.H. Gleet dan M. Wotton. 1987. Food Science.
Diterjemahkan oleh Hari Purnomo dan Adiono. 1987. Ilmu Pangan.
Universitas Indonesia.
Depkes RI, 1990 Nomor : 416 tahun 1990, Tentang Syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitas Air, Departemen Kesehatan RI.
Dwidjoseputro. 1990. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta
Etnize, 2009, Jenis-jenis Air Di Bumi, http://etnize.wordpress.com/tag/jenisjenis-air.html, Diakses tanggal 22 Februari 2012
Jawert, Melnick, Adelberg, 2005, Mikrobiologi Kedokteran (Medical
Microbiology), Salemba Medika, Jakarta
Kusnaedi, 2004, Mengolah Air Gambut dan Air Kotor Untuk Air Minum,
Swadaya, Jakarta.
Maiimut,

2011,
Pemeriksaan
Mikrobiologi
Swap
Test,
http://maiimut.blogspot.com/2011/12/pemeriksaan-mikrobiologiswab-test.html, Diakses 27 Februari 2012

Noetoadmodjo, Soekidjo.1997, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta,


Jakarta
Sunu, P, 2001, Melindungi Lingkungan Dengan Menerapkan ISO 14001, PT.
Grasindo, Jakarta.
Supardi dan Sukamto. 1999. Mikrobiologi, Pengolahan dan Keamanan Pangan.
Jakarta
Sutio, 2008, Buku Penuntun Kuliah Mikrobilogi Dasar, Banda Aceh

Staf pengajar FK UI, Mikrobiologi Kedokteran, Bina Rupa Aksara, 1993,


Jakarta
Sutrisno, T. 2004, Teknologi Penyediaan Air Bersih, Cetakan Kelima, Rhineka
Cipta, Jakarta.
Wahyudi, Reski. 2011. Pengolahan Air Laut Menjadi Air Bersih/Minum,
http://udin-reskiwahyudi.blogspot.com/2011/09/pengolahan-air-lautmenjadi-air.html, Diakses tanggal 18 Juni 2012
Wirasanthi,
2010,
Escherichia
coli,
http://wirasanthi.blogspot.com/2010/10/escherichiacoli,
Diakses
tanggal 27 Februari 2012

LAMPIRAN I : SKEMA KERJA

LAMPIRAN II : CARA PEMBUATAN MEDIA

A. Cara membuat media Lactosa Broth 1x Kuat


1. Alat-alat :
Timbangan analitik, erlenmeyer, beacker gelas, autoclave, tabung reaksi,
piring timbang, kompor, rak tabung, tangkai pengaduk, pipet ukur, dan piler.
2. Bahan :
Media Lactosa Broth
Komposisi : 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5% laktosa.
3. Rumus perhitungan

4. Cara Kerja
a) Ditimbang media Lactosa Broth sebanyak 1.04 gr dalam piring timbang
b) Dimasukkan kedalam beacker gelas lalu dilarutkan dengan air aquades
c) Setelah larut dimasukkan ke dalam erlenmeyer 80 ml lalu add kan sampai
tanda batas dengan menggunakan air aquades
d) Dipanaskan dengan kompor hingga mendidih, aduk perlahan-lahan
e) Kemudian dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi sebanyak
10 ml lalu ditutup diberi etiket pada setiap tabung tersebut
f) Selanjutnya media tersebut dibungkus dengan kertas dan disterilkan ke
dalam autoclave selama 15 menit suhu 121oC
g) Media siap untuk digunakan

2. Cara membuat media Lactosa Broth 3x Kuat


1. Alat-alat :
Timbangan analitik, erlenmeyer, beacker gelas, autoclave, tabung reaksi,
piring timbang, kompor, rak tabung, tangkai pengaduk, pipet ukur, dan piler.
2. Bahan :
Media Lactosa Broth
Komposisi : 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5% laktosa.
3. Rumus perhitungan

4. Cara Kerja
a) Ditimbang media Lactosa Broth sebanyak 3.9 gr dalam piring timbang
b) Dimasukkan kedalam beacker gelas lalu dilarutkan dengan air aquades
c) Setelah larut dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 ml lalu add kan sampai
tanda batas dengan menggunakan air aquades
d) Dipanaskan dengan kompor hingga mendidih, aduk perlahan-lahan
e) Kemudian dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi sebanyak 5
ml lalu ditutup, diberi etiket pada setiap tabung tersebut
f) Selanjutnya media tersebut dibungkus dengan kertas dan disterilkan ke
dalam autoclave selama 15 menit suhu 121oC
g) Media siap untuk digunakan

3. Cara membuat media Brilliant Green Lactosa Broth


1. Alat-alat :
Timbangan analitik, erlenmeyer, beacker glass, autoclave, tabung reaksi,
piring timbang, kompor, rak tabung, tangkai pengaduk, pipet ukur, dan piler.
2. Bahan :
Media Brilliant Green Lactosa Broth
Komposisi : Intisari dari Gelatin enzimatik 10 g, Laktosa 10 g, Oxbile 20 g,
Brilliant Hijau 0,0133 g, pH akhir : 7,2 0,2 pada 25 C
3. Rumus perhitungan

4. Cara Kerja
a) Ditimbang media Brilliant Green Lactosa Broth sebanyak 5.6 gr dalam
piring timbang
b) Dimasukkan kedalam beacker gelas lalu dilarutkan dengan air aquades
c) Setelah larut dimasukkan ke dalam erlenmeyer 1000 ml lalu add kan
sampai tanda batas dengan menggunakan air aquades
d) Dipanaskan dengan kompor hingga mendidih, aduk perlahan-lahan
e) Kemudian dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi sebanyak 5
ml lalu ditutup, diberi etiket pada setiap tabung tersebut
f) Selanjutnya media tersebut dibungkus dengan kertas dan disterilkan ke
dalam autoclave selama 15 menit suhu 121oC
g) Media siap untuk digunakan

LAMPIRAN III : FOTO LOKASI WATERBOOM ULEE LHEUE

Gambar 4 : Kolam renang untuk Anak-anak

Gambar 5 : Kolam renang untuk umum ( Anak-anak dalam pengawasan orang tua)

Gambar 6 : Kolam renang untuk orang dewasa

Gambar 7 : Tanki penampungan air yang telah diberi zat Clorin

Gambar 8 : Pipa saluran pengambilan air dan Alat untuk membuang air

Gambar 9 : Pengunjung di Waterboom Ulee lheue

LAMPIRAN IV : FOTO PRA ANALITIK

Gambar 10 : Botol sampel sebelum dan akan disterilkan

Gambar 11 : Pembuatan Media

Gambar 12 : Media Lactosa Broth dan Media Brilliant Green Lactosa Brooth

LAMPIRAN V : FOTO HASIL PENELITIAN

Gambar 13 : Sampel pada Kolam Anak-anak


Pertumbuhan Bakteri Pada Media LB ( 4 0 1 ) dan BGLB ( 3 0 1 )

Gambar 14 : Sampel Pada Kolam Orang Dewasa


Pertumbuhan Bakteri Pada Media LB ( 4 1 1 ) dan BGLB ( 4 0 0 )

Gambar 15 : Sampel Pada Kolam Anak-anak diawasi orang dewasa


Pertumbuhan Bakteri Pada Media LB ( 5 1 0 ) dan BGLB ( 5 0 0 )

Gambar 16 : Control positif ( Air Kolam renang Anak-anak diawasi orang dewasa )
Pertumbuhan Bakteri Pada Media LB ( 5 1 1 ) dan BGLB ( 5 1 1 )

Gambar 17. Koloni Bakteri Escherichia coli pada media MCA


Sumber : http://www.google.co.id/imgres?imgurl

Gambar 18 : Bakteri Esherichia coli secara Mikroskopis


(Sumber : http://wirasanthipremaandri.blogspot.com, 2010)

Pengumpulan Data

Penulisan Proposal

Seminar Proposal

Permohonan Penelitian

Penelitian

Penulisan KTI

Sidang KTI

Bulan
Kegiatan/Minggu

No
I

II

III

Januari
IV

LAMPIRAN VI : RANCANGAN JADWAL PENELITIAN

II

III

Februari
IV

II

III

Maret
IV

II

III

Mei
IV

II

III

Juni
IV

41

LAMPIRAN VII : REAKSI BIOKIMIA PADA Escherichia coli


1. Glukosa Fermintatif

= Positif (+)

2. Glukosa Oksidatif

= Negatif (-)

3. Laktosa

= Positif (+)

4. LIA

= Negatif (-)

5. SIM

= a. Motility = Positif (+)

6. T S I

b. Gas

= Positif (+)

c. Indol

= Negatif (-)

= a. Reaksi

= Positif/Positif (+/+)

b. H2S

= Positif (+)

c. Gas

= Negatif (-)

7. Mr.Vp

= Negatif (-)

8. Cimon Citrat

= Positif/ negative (+/-)

9. Urea

= Negative (-)

42

BIODATA

Nama

: Jalaluddin

Tempat/Tanggal Lahir

: Bangkeh/7 Juni 1987

Agama

: Islam

Alamat

: Jln. Tutut Meulaboh, Geumpang

Nama Orang Tua


a.

Ayah : M. Amin Abass

b. Ibu

: Samsuriah

Pekerjaan Orang Tua


a. Ayah

: Tani

b. Ibu

: Ibu Rumah Tangga

Riwayat Pendiddikan
1.

SD Negeri 1, Geumpang, Tamat Tahun 2000

2.

SMP Negeri 1, Geumpang, Tamat Tahun 2003

3.

SMA Negeri 1, Geumpang, Tamat Tahun 2006

4.

D.III Analis, Banda Aceh, Tahun 2012

Judul KTI : ANALISA BAKTERI Escherichia coli DI KOLAM RENANG


WATERBOOM ULEE LHEUE KOTA BANDA ACEH

Anda mungkin juga menyukai