Concrete Materils (Perilaku STR Beton S2)

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 22

CONCRETE MATERIALS

MATERIAL R/C
Oleh
I K. Sudarsana

Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

BETON

Beton merupakan material komposit yang


tersusun atas kerikil, pasir, semen, air sebagai
katalisator dan bahan tambahan.
Sifat-sifat mekanis beton sangat tergantung
dari kualitas material penyusunnya.
Kerikil biasanya digradasi. Ukuran maksimum
kerikil dalam struktur beton adalah 20 mm.
Namun ukuran 10 mm atau 28 mm mungkin juga
digunakan.

1
Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

KOMPOSISI CAMPURAN BETON

Rentang jumlah komponen penyusun beton dalam


% volume beton sbb:

Komposisi 1 & 3 mewakili campuran kaya (rich


mixes) dengan ukuran agregat kecil.
Komposisi 2 & 4 mewakili lean mixes dengan
ukuran agregat yang besar.
3

Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

Komposisi komponen beton


Dari Diagram 1 s/d 4 terlihat bahwa:
„ Pasta sement = 25-40% total volume campuran
„ Volume absolut cement = 7-15%
„ Water (air) = 14-21%
„ Kandungan udara (air content) dalam air-entrance concrete
sampai mencapai 8%
„ Agregat = 60-80%
Agregat memegang peranan penting dalam campuran,
maka pemilihannya harus hati-hati dan sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan.
Beton yang baik memiliki:
„ Workability/kelecakan yang baik
„ Kekuatan.
„ Keawetan
4

2
Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

MEKANISME KEGAGALAN TEKAN BETON

Agregat dan pasta semen ini memiliki σ−ε


bersifat linear dan brittle, namun σ−ε beton
menunjukan sifat non-linear dan cukup daktail.
Æ proses terjadinya microcrack saat pengujian.
Brittle materialsÆ tensile fracture tegak lurus
regangan tarik terbesar. Pada pengujian uniaxial
tekan silinder, arah retak ini sejajar dg
tegangan tekan maksimum.
Gesekan antara mesin uji dengan ujung-ujung
silinder mencegah retak tersebut mencapai
daerah tersebut, shg hanya terjadi di bagian
tengah silinderÆ two cone failures.

Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

MEKANISME KEGAGALAN TEKAN BETON


(Microcrack dalam Beton)

Microcracks Æ internal cracks dengan panjang


2 sampai 10 mm.
Ada dua jenis microcracks:
„ Bond Crack: Retak micro yang terjadi antara pasta
dan agregat
„ Mortar Cracks: Retak-retak yang menghubungkan
bond cracks dan memotong pasta semen.

3
Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

MEKANISME KEGAGALAN TEKAN BETON

Ada 4 tingkatan pokok terbentuknya retak micro saat


pembebanan uniaksial tekan silinder:
„ No-load bond cracks: retak rejadi akibat proses hidrasi dan drying
shrinkage. Pengaruhnya sangat kecil terhadap σ−ε sehingga tetap
linear sampai fc~ 30%f’c.
„ New Bond cracks: retak yang terjadi bila beton mengalami tegangan
30-40%f’c mengakibatkan kekuatan tarik pada pemukaan miring
agregat terlampaui.
„ Mortar Crack: Bila beban sekitar 50-60% beban ultimate. Kondisi ini
terjadi pertambahan retak stabil dimana tidak akan bertambah saat
beban konstan namun meningkat sesuai dengan peningkatan beban.
Retak ini paralel dengan beban tekan dan akibat regangan transversal
tarik. Batas kondisi iniÆ discontinuity limit.
„ Mortar cracks increases: Bila beban sekitar 75-80% beban
maksimum. Bentuk retak motar yang menerus mulai terbentuk. Batas
kondisi disebut Critical Stress.
7

Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

MEKANISME KEGAGALAN TEKAN BETON

Proses terbentuknya retak tersebut spt diagram berikut:

Kondisi critical stress adalah penting untuk mengetahui


terjadinya peningkatan volume beton yang mengakibatkan
tekanan pada ties, spiral dan tulangan pengekang lainnya.
8

4
Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

MEKANISME KEGAGALAN TEKAN BETON

Struktur beton cendrung mulai tak stabil pada


beban melewati critical loads. Dibawah tegangan
75% short time-strength, regangan semakin
bertambah cepat sampai kegagalan terjadi.

Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

MEKANISME KEGAGALAN TEKAN BETON

Beton dengan pembebanan axial tetap


lebih besar dari beban kritis, akhirnya
gagal pada beban tersebut. Tegangan
kritis antara 75-80 f’c.

10

5
Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

KUAT TEKAN BETON


Kuat tekan beton didapat berdasarkan kuat tekan
silinder dengan pembebanan uniaxial tekan.
f’c didapat dari pengujian Standar (ASTM C31 dan
C39):
„ Benda uji silinder beton 150x300mm dengan pembebanan uni-
aksial tekan. f’c = Pmak/Asilinder
„ Beton Mutu tinggi dapat menggunakan silinder 100x200 mmÆ
kekauan vertikal beberapa mesian hampir sama dg kekakuan
silinder beton mutu tinggi 150x300 mm
„ Diuji pada umur 28 hari atau lebih awal sesuai dengan
kebutuhan. Untuk beton mutu tinggi dapat diuji 56-90 hari
Æbeberapa beton Mutu tinggi perlu waktu lebih lama untuk
mencapai kekuatan designnya
„ Kecepatan beban 0.25-0.35 MPa/detik atau kegagalan terjadi
setelah 1.5-3 menit.
11

Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

Kuat Tekan Beton (f’c)


Contoh pengujian kuat tekan beton dan tipe-tipe
keruntuhannya.

(a) (b) (c)

Keterangan:
(a) Splitting
(b) Shear (cone)
(c) Kombinasi (a)& (b)
12

6
Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

Variasi Statistik Kuat tekan beton


Variasi kekuatan beton yang diperoleh terjadi:
„ Sifat-2 dan proporsi komponen pembentuknya.
„ Pengangkutan
„ Pengecoran
„ Pemadatan
„ Ketidakseragaman dalam pengujian
Distribusi kekuatan beton dari 176 sample:

13

Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

Variasi Statistik Kuat tekan beton


Bila terdapat 30 dataÆ penyebaran data
mendekati distribusi normal, dimana kurva
simetris terhadap nilai tengah (Xm ).
Penyebaran data dapat diukur dari standard
deviasi (s)
( x1 − x ) 2 + ( x2 − x ) 2 + .... + ( xn − x )2
s=
( n − 1)
Standard deviasi dibagi rata-2 adalah
Coefficient of Variation atau Variation (V)
S
V=
X
14

7
Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

Variasi Statistik Kuat tekan beton

Contoh diagram dg 176 sample:


„ Average strength: 3940 psi
„ Standard deviasi : 615 psi
„ COV atau V = 615/3940 = 0.156 atau 15.6%
Dari gambar tsb, 68.3% dari data berada pada
range S dibawah dan di atas rata-rata. Atau
15.6% data nilainya lebih kecil dari (Xm-S)
Untuk distribusi normal, 10% data (1 dari 10
data) akan mempunyai nilai kurang dari Xm(1-
αV), dengan α = 1.282
15

Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

Variasi Statistik Kuat tekan beton

Nilai rata-rata (fcr) yang diperlukan untuk


berbagai nilai V, bila 1 dari 10 data mempunyai
kekuatan kurang dari 3000 psi.
Bila V mengecil, nilai fcr yang diperlukan untuk
memenuhi persyaratan jg mengecil.

Untuk V =10% Æ excellent


control; 15% (average control)
and V > 20%Æ Poor control.

16

8
Prepared by: Dr. IK. Sudarsana
Kuat Tekan Beton Dalam Peraturan
(SNI 03-2847-2002)

Specified compressive strength (f’c) atau


kuat tekan karakteristik ditentukan
dalam peraturan dan dipergunakan dalam
perencanaan struktur (gbr atau
perhitungan).
Kuat tekan rata-rata perlu ditentukan
dari:
f’cr = f’c + 1.34S (dalam MPa)
atau
f’cr = f’c + 2.33S-3.5, (dalam MPa).
17

Prepared by: Dr. IK. Sudarsana


Kuat Tekan Beton Dalam Peraturan
(SNI 03-2847-2002)

Faktor Modifikasi nilai S (Tabel 4; SNI 2847-02)


Jumlah Pengujian Faktor Modifikasi S
Kurang dari 15 contoh Gunakan Tabel 5
15 Contoh 1.16
20 Contoh 1.08
25 Contoh 1.03

30 contoh atau lebih 1.00


Catatan:
Interpolasi untuk jumlah pengujian yang berada diantara nilai-nilai
tersebut.

18

9
Prepared by: Dr. IK. Sudarsana
Kuat Tekan Beton Dalam Peraturan
(SNI 03-2847-2002)

Nilai S untuk data tidak lengkap (Tabel 5; SNI 2847-02)


Persyaratan Kuat Tekan, Kuat Tekan Rata-rata
f’c (MPa) Perlu, f’cr (MPa)
Kurang dari 21 f’c + 7,0
21 sampai dengan 35 f’c + 8,5
Lebih dari 35 f’c + 10,0

19

Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

Faktor-Faktor mempengaruhi f’c

Faktor air semen (FAS atau w/c); FAS


meningkat, f’c menurunÆ hubungannya fungsi
eksponen.
Tipe semen (i.e semen tipe I, II, III, IV dan V)
tipe I Æ ordinary construction
Tipe IIÆlower heat hydration
than Tipe I
Tipe IIIÆ early strength
Tipe IVÆ low heat (mass conc.
Dam)
Tipe VÆ sulfat resistance

20

10
Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

Faktor-Faktor mempengaruhi f’c


Bahan tambahan (i.e fly ash, granulated blast furnace,
silica fume dll.)
Agregat yang digunakan.
Kelembaban saat perawatan (curing)
Suhu saat perawatan (Curing).
Gmbr menunjukan pengaruh
temperature selama perawatan 28
hari dan selanjutnya temperature
sama 23oC.
Perawatan dengan suhu rendah 4oC,
kekuatan 7 dan 28 hari berkurang
walau kekuatan jangka panjang
meningkat.
Perawatan suhu tinggi, kekuatan 1
dan 3 hari meningkat tapi menurun
dalam jangka panjang.
21

Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

Faktor-Faktor mempengaruhi f’c

Umur beton: Kekuatan beton yang diperhitungkan


berdasarkan pengujian silinder pada umur umur 28 hari.
Pendekatan hub. Antara f’c dengan umur (t).
„ Menurut ACI Code: ⎛ t ⎞
f cm ,t = f cm , 28 ⎜⎜
' '
⎟⎟
⎝ a + bt ⎠
Dimana : Tipe I (a=4, b = 0.85);
Tipe III (a =2.3, b=0.92)
„ Gardner Approach: ⎛ t 3/ 4 ⎞
f' = f'
cm ,t

cm , 28 ⎜
⎟⎟
⎝ a + bt
3/ 4

Dimana Tipe I : a = 2.8, b = 0.77
Tipe II: a = 3.4, b = 0.72
Tipe III: a =1.0, b = 0.92
22

11
Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

Hubungan Umur terhadap f’c


60

Compressive strength, fcm (MPa)


T Rasio fcm,t/fcm,28
50
(hari) ACI CEB Gard PBI-
FIP ner 71 40
0 0.00 0.00 0.00 0.00
30
3 0.46 0.60 0.50 0.40 Experimental
20 Gardner equation
7 0.70 0.78 0.70 0.65
ACI Comitte 209
14 0.88 0.90 0.86 0.88 10
CEB Model Code
21 0.96 0.96 0.95 0.95 0
28 1.00 1.00 1.00 1.00 0 20 40 60 80 100 120 140

90 1.12 1.12 1.15 1.20


ACI : Umur Beton, t (days)

⎛ t ⎞
365 1.16 1.20 1.24 1.35 f cm,t = f cm, 28 ⎜ ⎟ dimana a = 4 dan b = 0,85
⎝ a + bt ⎠
Catatan: CEB FIP - MC90 :
Tabel ini untuk semen ⎛s⎛ 28 ⎞ ⎞⎟
f cm,t = f cm, 28 (βe ) dimana βe = exp⎜ ⎜⎜1 − ⎟ dan s = 0,25
2

PC Type I ⎜2
⎝ ⎝ t ⎟⎠ ⎟⎠
Gardner (1996)
⎛ t4 ⎞
3

f cm,t = f cm, 28 ⎜ ⎟ dimana a = 2,8 dan b = 0,77


⎜ a + bt 34 ⎟
⎝ ⎠ 23

Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

Faktor-Faktor mempengaruhi f’c


Kematangan beton (Maturity of concrete)
Perkalian antara suhu pada saat perawatan dengan lamanya beton
dirawat pada temperatur tersebut.
Nilai ini dapat dipakai sebagai acuan pembukaan bekesting.

n
M = ∑ (Ti + 10)ti
i =1

Dimana:
Ti = Temperature (oC) selama
interval ke i
ti = Jumlah hari beton dirawat pada
temperatur Ti
24

12
Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

Faktor-Faktor mempengaruhi f’c

Kecepatan pembebanan (Rate of Loading)


„ Pengujian tekan standard: 0.25-0.35 MPa/dt) atau 1.5
– 3 menit atau strain rate 10 μe/dt
„ Pembebanan lambat: kuat tekan berkurang menjadi
75%
„ Pembebanan cepat (250 MPa/dt), atau strain rate
20000 me/dt; kuat tekan meningkat 115% kuat tekan
pengujian standar. Beban yang cepat bila pengujian
silinder sampai hancur dalam waktu 0.10-0.15 dt.
(Severe Earthquake atau bomb blast).

25

Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

Konversi Kuat Tekan beton


Di lapangan mutu beton sering dinyatakan dengan
simbol K---. (i.e. K225, K175, K250)
Perbandingan PBI’71 dengan SNI 03-2847-2002
Keterangan PBI’1971 SNI-2002

Satuan Kg/cm2 MPa = N/mm2

Mutu Beton K--- (i.e.K225) f’c

Benda Uji Kubus Silinder


15x15x15 cm Dia. 15 cm, H= 30 cm
Misal, 225 Kg/cm2 22,5/1,25 =
Mutu K225 (22,5 MPa) 18 MPa
26

13
Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

Kuat Tekan Beton (f’c)


Kegunaan Kuat Tekan Beton (f’c):
„ Perencanaan komponen Beton bertulang
„ Quality kontrol

„ Syarat penerimaan campuran.

Beberapa parameter lain dari beton yang


dapat dihubungkan dengan f’c.
„ Kuat Tarik (fct) = 0,7(f’c)0.5
„ Kuat lekatan (bond strength)

„ Modulus elastisitas beton (Ec) = 4700(f’c)0.5

27

Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

Tegangan-Regangan Beton (f’c vs εc)


Dari pengujian tekan silinder beton dapat dibuat
hubungan antara tegangan (f’c) dengan regangan (εc)
sbb.
50.0
Com pressive stress (MPa)

45.0 C ylind er - 1
40.0 C ylind er - 2
C ylind er l- 3
35.0
30.0
25.0
20.0
15.0
10.0
5.0
0.0
0.000 0.003 0.006 0.009 0.012 0.015
Strain

Kurva (f’c - εc) beton berbentuk non linear ini


diakibatkan terbentuknya retak yang bertahap sepeti
uraian sebelumnya. 28

14
Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

Properti Diagram f’c dan εc

Umumnya tegangan maksimum (f’c) dicapai pada


saat regangan (εo) +0,002; kemudian f’c menurun
sampai beton hancur saat εcu berkisar 0,003-
0,005.
Semakin tinggi f’c, maka beton semakin getas
dan hancur pada εc yang semakin kecil.
SNI 03-2847-2002 memperhitungkan regangan
beton maksimum saat beton hancur sebesar
0,003. Nilai ini mungkin tidak konservatif untuk
f’c antara 55-80 MPa
29

Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

Model matematika σ−ε Beton Normal

Ada 5 hal yang dapat dipakai dasar dalam


membuat σ−ε:
„ Kemiringan awal kurva (initial tangent modulus of
elasticity) meningkat dengan meningkatnya f’c.
„ Ascending branch(bagian yang meningkat) menyerupai
parabola dengan puncak pada tegangan maksimum.
„ Regangan εo pada saat tegangan maksimum, meningkat
dengan meningkatnya f’c (beton normal)
„ Untuk f’c < 40 Mpa, Kemiringan descending branch
cendrung lebih datar. Kemiringan ini akan meningkat
dengan meningkatnya f’c.
„ Regangan maksimum (εcu) menurun dengan
meningkatnya kuat tekan beton.
30

15
Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

Model matematika σ−ε Beton.

Beberapa model σ−ε beton tak terkekang


yang umum dipakai adalah:
„ Hognestaad Model (1951)
„ Todeschini et.al Model (1964)

„ Popovic Model (1973)

Lebih Detail Dibahas Pada Pertemuan Berikutnya

31

Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

Modulus Elastisitas beton


Ada 3 (tiga) cara dalam mendifinisikan modulus
elastisitas beton.
„ Initial tangent modulus of elasticity: Kemiringan dari
kurva pada titik nol (origin).
„ Tangent modulus of elasticity suatu titik: kemiringan
dari garis singgung (tangen) suatu titik tersebut (mis.
Titik A).
„ Secant modulus of elasticity pada tegangan tertentu
(SNI-02 pada fc = 0.4f’c): Kemiringan dari garis yang
menghubungkan origin dengan tegangan tertentu
pada kurva σ−ε

32

16
Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

Modulus Elastisitas beton

33

Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

Modulus Elastisitas beton (Code)

Peraturan memperhitungkan kemiringan awal kurva f’c


dan εc sebagai nilai modulus elastisitas bahan. Nilai ini
berubah tergantung dari nilai f’c. Umumnya ditentukan
berdasarkan kemiring garis yang menghubungan titik
origin dengan nilai 0,4 f’c pada kurva. (secant modulus
of elasticity).
60
f cm
50
S tre ss (MPa)

40
30
0,4f cm
20
10 Ec
0 εo
0 2000 4000 6000 8000
Strain (10 -6 )
34

17
Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

Modulus Elastisitas beton

Berkembangnya penggunaan beton ringan maka


kerapatan beton (density) diikutkan dalam
menentukan modulus elastisitas beton.
E c = 0 ,043 wc1, 50 f c'
atau
E c = 4700 f c' , untuk w c = 2400 kg / m 3

Dimana, Ec = Modulus elastisitas beton (MPa)


wc = berat isi beton (kg/m3)
f’c = kuat tekan beton (MPa)
35

Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

Kuat Tarik Beton (fct)


Kuat tarik beton (fct) ~ 8-15% f’c. Nilainya sangat
dipengaruhi oleh:
„ Tipe agregat
„ Kuat tekan beton (fct)
„ Terjadinya tegangan tekan yang tegaklurus tegangan tarik.
Pengujian tarik beton secara langsung sulit dilakukan
karena masalah pada gripping (pegangan), maka fct
didapat secara tidak langsung yaitu:
„ Pengujian tarik belah (split test)
„ Pengujian tarik lentur (modulus of rupture)
Pengujian tarik belah (split cylinder test) dengan benda
uji silinder, sedangkan tarik lentur didapat dari benda
uji balok beton tanpa tulangan.

36

18
Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

Kuat Tarik Belah/split test


Pengujian kuat tarik belah dilakukan dengan membebani
silinder beton sepanjang tingginya seperti Gambar-a,
tegangan-tegangan yang terjadi seperti telihat pada
Gambar-b
Distribusi tegangan disepanjang diameter:
•Tegangan tekan yang sangat tinggi terjadi
pada sisi atas dan bawah dimana beban
bekerja.
•Tegangan tarik yang hampir
merata/uniform diantara tegangan tekan
tersebut.

Kuat tarik beton kemudian didapat berdasarkan hubungan:


fct = 2.P/(π.L.D)
37

Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

Kuat tarik lentur (modulus of Rupture)

Pengujian tarik lentur. Jika patahnya benda uji pada


pusat 1/3L:
P flt = M/W
Balok pembagi beban
= (P.L)/(b.h3)
Benda Uji Jika patahnya benda uji di luar
pusat:
P/2 P/2

150 mm flt = Ma/W


= (3.P.a)/(b.h3)
150 mm
Dimana:
1/3 l 1/3 l 1/3 l
P = beban maksimum
l L = jarak kedua tumpuan
a = jarak patahan benda uji
dari
tumpuan
b,h = lebar dan tinggi balok

38

19
Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

Diagram Tegangan Tarik


Tegangan tarik maksimum (fct) dicapai pada
regangan maksimum (ect,max). Diagram fct-εct spt:

Semakin lebar retak (w), tegangan tarik (fct)


beton menurun sampai mencapai nol.
39

Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

Baja Tulangan
Beton memiliki kelemahan dalam memikul tegangan
tarik sehingga Baja tulangan dipakai untuk menahan
tegangan tarik yang terjadi.
Diagram tegangan vs regangan baja didapat
berdasarkan pengujian tarik, seperti gambar berikut
untuk baja lunak:
Sifat fisik baja tulangan yang
700

paling penting dlm desain adalah:


600

500
- Kuat leleh (fy)
Stress (MPa)

400
- Modulus elastisitas
300
(Es = 200000 MPa)
-Tegangan batas (fsu)
D10
200
D15
100 D15 -Diameter baja tulangan
0
0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10 0.12 0.14 0.16 0.18
Steel Strain

40

20
Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

Diagram σ−ε Baja


Diagram σ−ε baja lunak dan baja keras sedikit berbeda:

Idealisasi σ−ε baja lunak:


Bila εs < εy Æ fs = εs.Es
Bila εs < εy Æ fs = εs.Es
Bila εy <εs < esh Æ fs = fy
Bila εs > ey Æ fs = fy
Bila εs > εsh Æfs=fy+Δfs

41

Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

Baja Tulangan

Beberapa jenis dan kelas baja tulangan


menurut SII 0136-80
Jenis Kelas Simbol Batas Ulur min. Batas Tarik min.
MPa (kgf/mm2) MPa (kgf/mm2)
Polos 1 BJTP24 235 (24) 382 (39)
2 BJTP30 294 (30) 480 (49)
1 BJTD24 235 (24) 382 (39)
2 BJTD30 294 (30) 480 (49)
Deform 3 BJTD35 343 (35) 490 (50)
4 BJTD40 392 (40) 559 (57)
5 BJTD50 490 (50) 610 (62)

42

21
Prepared by: Dr. IK. Sudarsana

REFERENSI

MacGregor, J.G. and Bartlett, F.M., (2000),


Reinforced Concrete – Mechanics and Design,
1st Canadian Edition, Prentice Hall Canada Inc.,
Ontario, 1042 pp.
Nawy, E.G., (1990), Reinforced Concrete- A
Fundamental Approach, 2nd Edition, Prentice
Hall, Engle Cliffs, New Jersey, 734 pp.
Park, R. and Paulay, T., (1975), Reinforced
Concrete Structures, John Wiley and Sons Inc.
USA, 767 pp.
43

22

Anda mungkin juga menyukai