Abnormal Head Posture PDF
Abnormal Head Posture PDF
Summary
Abnormal head posture (AHP) is frequent in pediatric ophthalmology. AHP is
adopted to improved visual acuity, maintain binocular single vision and
maintain larger visual field with the body. These are several causes of
abnormal head posture whether musculoskeletal, neurologic or ocular
problems. Knowledge of etiology will determine the appropriate management
of abnormal head posture. Ocular torticollis is specific nomenclature for AHP
cause
by
ocular
problems.
Strabismus,
extraocular
muscles
paresis/restrictive, nystagmus and refractive errors are the most common
etiology of ocular torticollis. Interdisciplinary collaboration between
pediatrician, ophthalmologist, neurologist, orthopedist, ENT specialist and
physiotherapist is mandatory to establish the etiology of abnormal head
posture. This article will explain the most common cause of ocular torticollis
and its manifestation.
Keywords: abnormal head posture, ocular torticollis
Abnormal head posture (AHP) merupakan suatu kondisi yang sering
ditemukan di klinik Pediatric Oftalmologi. Insidensi sekitar 5.6% pada praktek
oftalmologis dan 3.19% pada praktek mata anak.1 Istilah ini sebenarnya lebih
mengacu kepada kelainan posisi kepala yang disebabkan oleh kelainan
muskular atau neurologis, sedangkan bila disebabkan oleh kelainan mata
lebih lazim disebut sebagai tortikolis okular.2
ditemukan
bahwa
seorang
dokter
mata
dikonsulkan
untuk
1-3
Klasifikasi2
Secara garis besar AHP dapat diklasifikasikan berdasarkan orientasi, onset,
dan waktu terjadinya AHP.
Orientasi
Tortikolis dapat meyebabkan rotasi kepala pada 3 aksis utama, yaitu :
1. Vertikal, sehingga posisi kepala menoleh ke sisi kanan atau kiri
2. Horizontal, dimana posisi kepala menoleh keatas atau kebawah
3. Anteroposterior, dimana posisi kepala miring dengan dagu mengarah
ke salah satu sisi bahu (tilted)
4. Kombinasi dari ketiga aksis diatas
Onset
Sebagian besar tortikolis pada anak tidak terlihat sejak lahir, namun baru
terlihat beberapa bulan kemudian, tortikolis okular hampir tidak pernah terjadi
dalam beberapa minggu kehidupan. Bila didapatkan suatu acquired tortikolis
maka riwayat trauma harus disingkirkan untuk mengetahui apakah AHP
disebabkan oleh kerusakan pada leher atau karena gangguan pada
keseimbangan otot-otot bola mata.2,4
Waktu
AHP dapat terjadi kadang-kadang atau menetap. Pada kasus yang
sementara terjadi pada beberapa penyakit tertentu seperti otitis media atau
benign paroxysmal torticollis pada bayi. AHP dapat menetap pada kondisi
nistagmus kongenital dengan eccentric null zone atau strabismus restriktif.
Pada kondisi tersebut, AHP yang terjadi umumnya konsisten pada suatu
posisi tertentu.1,2
Trans Luxury Hotel
Bandung, 13-15 Agustus 2015
Etiologi
Penyebab dari AHP secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua hal,
yaitu non-okular dan okular.2
Penyebab non-okular
Etiologi dari AHP secara non-okular dapat dibedakan secara kongenital
maupun didapat. Kelainan kongenital umumnya berhubungan dengan
kelainan muskular atau skeletal. Kelainan seperti congenital muscular
torticollis, postural torticollis ataupun sindrom Klippel-Feil dapat menyebabkan
terjadinya anomali vertebra cervikal. Sedangkan penyebab didapat bisa
terjadi karena trauma maupun non-trauma yang berhubungan dengan defisit
neurologis, artritis maupun osteomielitis. Penyebab lain seperti kelainan
otolaring, gantroenterologi, kelainan metabolik, farmakologis, bahkan kelainan
psikis ataupun fungsional harus dipertimbangkan pada kondisi AHP nonokular.
Penyebab okular
Anak-anak mengadaptasi AHP okular dengan beberapa alasan, diantaranya
anak dengan strabismus inkomitan memiliki posisi kepala tertentu untuk
mempertahankan fusi, sedangkan anak-anak dengan nistagmus memiliki
AHP untuk mempertahankan penglihatan binokular terbaik dalam posisi null
zone.
AHP karena penyebab okular memiliki empat keuntungan, yaitu :
1. Mengoptimalkan tajam penglihatan
Anak-anak
mengadaptasi
posisi
kepala
untuk
memaksimalkan
2. Mempertahankan binokularitas
untuk
mempertahankan
fusi.
Umumnya
posisi
kepala
dengan
hemianopsia
homonim
kongenital
akan
akan
Chin up/down
I. Nistagmus
A. Infantil
B. Didapat
II. Strabismus
A. Elevation deficit
B. Pattern strabismus (A atau V)
III. Ptosis
IV. Kelainan refraksi yang tidak terkoreksi
V. Kelainan gaze supranuklear
VI. Kelainan lapang pandang area superior/inferior
Head tilt
I. Nistagmus
A. Infantil
B. Didapat
II. Strabismus
A. Kelainan otot vertikal/horizontal
B. Cyclotropia
C. Paradoxical head tilt
D. Ocular tilt reaction
E. Kelainan refraksi
Face turn
Sindrom
Duane,
fibrotik
otot-otot
ekstraokular
kongenital,
Head tilt
Nistagmus kongenital, parese oblik superior, DVD (dissociated
vertical deviation), sindrom Brown dan kelainan refraksi.
Pemeriksaan AHP
Langkah-langkah pemeriksaan yang harus dilakukan saat menemukan
penderita dengan abnormal head posture, diantaranya :
Observasi
Lakukan pengamatan akan adanya fasial asimetri, kelainan bentuk
leher, tulang belakang dan ektremitas. Perhatikan pula kebiasaan
anak, apakah tortikolis konsisten atau tidak. Lakukan pengamatan
nistagmus selama beberapa menit, orientasi perubahan postur
pada tiga bidang posisi perubahan kepala (vertikal, horizontal,
oblik).
Pelajari foto atau video
Dokumentasi dari posisi kepala sejak awal kehidupan, terutama
pada AHP kronik. Serial dokumentasi dari album keluarga dapat
membantu menentukan awal terjadinya AHP.
Tutup satu mata
Bila AHP dilakukan untuk mempertahankan binokularitas, maka
pada saat mata ditutup, posisi kepala akan berubah. Namun, tes ini
dapat saja menjadi false negative bila AHP telah berlangsung lama
dan menjadi posisi habit dari pasien.
Pergerakan mata
Dengan memperhatikan gerakan bola mata pada 9 posisi
diagnostik, maka pemeriksa dapat menentukan adanya strabismus
inkomitan atau null zone nistagmus. Cara lain yang dapat
Trans Luxury Hotel
Bandung, 13-15 Agustus 2015
mendokumentasikan
posisi
kepala,
dapat
digunakan
dan
fisioterapis
dimana
penatalaksanaan
AHP
Penutup
Abnormal head posture ataupun tortikolis okular bukanlah suatu
diagnosis, namun merupakan suatu keadaan yang harus dicari
penyebabnya. Pemeriksaan menyeluruh dari kondisi okular harus
ditentukan dan kerjasama interdisiplin antara berbagai keilmuan harus
dilakukan untuk menentukan adakah kelainan yang menyebabkan
abnormalitas posisi kepala.
DAFTAR PUSTAKA
1. Boricean ID, Barar A. Understanding ocular torticollis in children.
Oftalmologia 2011; 55(1); 10 - 26
2. Kraft SP. Abnormal head posture: causes and management. In: Hoyt
C, Taylor D. Pediatric Ophthalmology and Strabismus. 4th edition.
Elsevier Saunders. 2013; 822-35