Anda di halaman 1dari 14

Langkah-Langkah dalam Penerapan Ekspositori

1. Persiapan (Preparation)
Dalam strattegi ekspositori langkah persipan sangat penting, keberhasilan
pembelajaran sangat tergantung dari langkah persiapan. Tujuan yang ingin dicapai
dalam melakukan persiapan yaitu:
mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif
membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar
merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa
menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persipan yaitu:
a. Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negative
Memberikan sugesti yang positif akan dapat membangkitkan kekuatan pada siswa
untuk menembus rintangan dalam belajar. Sebaliknya sugesti yang negative dapat
mematikan semangat belajar
b.
Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai
Mengemukakan tujuan sangat pentinga rtinya dalam setiap proses belajar
mengajar. Dengan mengumukakan tujuan, siswa akan paham dengan apa yang
harus mereka kuasai serta mau dibawa kemana mereka. Dengan demikian tujuan
merupakan pengikat baik bagi guru maupun siswa
c. Bukakan file dalam otak siswa
Seperti halnya sebuah computer, data akan tersimpan jika sudah tersedia filenya.
Begitu juga otak manusia, materi pelajaran akan ditangkap dan disimpan dalam
memori jika sudah tersedia file yang sesuai. Sebelum kita menyampaikan materi
pelajaran sebaiknya terlebih dahulu kita harus membuka file dalam otak siswa agar
materi bisa cepat ditangkap.
2. Penyajian (Presentation)
Langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang dilakukan.
Dalam penyajian, bagaimana agar materi yang kita sampaikan mudah ditangkap
dan dipahami oleh siswa. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian yaitu:
a. Penggunaan bahasa
Penggunaan bahasa merupakan aspek yang sangat berpengaruh untuk
keberhasilan presentasi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan
bahasa:
bahasa yang dipakai harus dipahami dan komunikatif agar mudah dipahami
dalam penggunaan bahasa harus memperhatikan tingkat perkembangan siswa.
Misalnya penggunaan bahasa untuk SD berbeda dengan mahasiswa.
b.
Intonasi suara
Intonasi suara adalah pengaturan suara agar sesuai dengan pesan yang
disampaikan. Guru yang baik akan memahami kapan ia harus meninggikan dan
melemahkan suara. Pengaturan suara akan membuat perhatian siswa terkontrol.

c. Mnejaga kontak mata dengan siswa


Dalam proses penyajian materi pelajaran, kontak mata merupakan hal penting
untuk membuat siswa tetap memperhatikan pelajaran. Melalui kontak mata , siswa
bukan hanya merasa dihargai tetapi juga seakan-akan diajak terlibat dalam proses
penyajian. Pandanglah siswa secar bergiliran, jangan biarkan pandangan tertuju
pada hal-hal di luar materi.
d. Menggunakan joke-joke yang menyegarkan
Menggunakan joke adalah kemampuan guru untuk menjaga kelas agar tetap hidup
dan segar melalui penggunaan kalimat atau bahasa yang lucu. Guru dapat
memunculkan joke bila dirasakan siswa sudah kehilangan konsentrasi yang bisa
dilihat dari cara mereka duduk tidak tenang, cara mereka memandang atau gejalagejala prilaku tertentu misalnya misalnya memainkan alat tulis atau mengetukngetuk meja.
3.
Korelasi (Corelation)
Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan
pengalaman siswa dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat
menangkap keterkaitan dengan struktur pengetahuan yang dimiliki. Langkah
korelasi dilakukan untuk memberi makna terhadap materi pelajaran. Sering terjadi
dalam suatu pembelajaran dari guru dimana ia tidak dapat menangkap makna
materi yang ia ajarkan.
4. Menyimpulkan (Generalitation)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti dari materi pelajaran yang
telah disajikan. Langkah menyimpulkan dalam strategi pembelajaran strategi
ekspositori yaitu mengambil inti sari dari proses penyajian. Menyimpulkan berarti
memberikian keyakinan kepada siswa tentang kebenaran suatu paparan sehingga
siswa tidak ragu. Menyimpulkan bisa dilakuakan dengan cara:
mengulang kembali inti materi menjadi pokok persoalan
cara memberikan beberapa pertanyaan yang relevan dengan materi yang telah
disajikan
cara maping melalui pemetaan keterkaitan antar materi pokok-pokok materi
5. Mengaplikasikan (Aplication)
Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka
menyimak penjelasan guru. Langkah ini sangat penting sebab melalui langkah ini
guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman
materi pelajaran. Teknik yang digunakan adalah:
dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan
dengan meberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah
disajikan.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah

John Dewey seorang ahli pendidikan berkebangsaan Amerika


memaparkan 6 langkah dalam pembelajaran berbasis masalah ini :
a.

Merumuskan masalah. Guru membimbing peserta didik untuk

menentukan masalah yang akan dipecahkan dalam proses


pembelajaran, walaupun sebenarnya guru telah menetapkan
masalah tersebut.
b.

Menganalisis masalah. Langkah peserta didik meninjau

masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang.


c.

Merumuskan hipotesis. Langkah peserta didik merumuskan

berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan


yang dimiliki.
d.

Mengumpulkan data. Langkah peserta didik mencari dan

menggambarkan berbagai informasi yang diperlukan untuk


memecahkan masalah.
e.

Pengujian hipotesis. Langkah peserta didik dalam merumuskan

dan mengambil kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan


hipotesis yang diajukan
f.
Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah. Langkah
peserta didik menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan
sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.
Sedangkan menurut David Johnson & Johnson memaparkan 5 langkah
melalui kegiatan kelompok :
a.
Mendefinisikan masalah.
Merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang mengandung
konflik hingga peserta didik jelas dengan masalah yang dikaji.
Dalam hal ini guru meminta pendapat peserta didik tentang
masalah yang sedang dikaji.

b.

Mendiagnosis masalah

yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah.


c.

Merumuskan alternatif strategi.

Menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas.


d.

Menentukan & menerapkan strategi pilihan.

Pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dilakukan.


e.

Melakukan evaluasi. Baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil.

Secara umum langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :


a.

Menyadari Masalah.

Dimulai dengan kesadaran akan masalahyang harus dipecahkan.


Kemampuan yang harus dicapai peserta didik adalah peserta didik
dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang dirasakan
oleh manusia dan lingkungan sosial.
b.

Merumuskan Masalah.

Rumusan masalah berhubungan dengan kejelasan dan


kesamaan persepsi tentang masalah dan berkaitan dengan
data-data yang harus dikumpulkan. Diharapkan peserta didik
dapat menentukan prioritas masalah.
c.

Merumuskan Hipotesis.

Peserta didik diharapkan dapat menentukan sebab akibat


dari masalah yang ingin diselesaikan dan dapat menentukan
berbagai kemungkinan penyelesaian masalah.
d.

Mengumpulkan Data.

Peserta didik didorong untuk mengumpulkan data yang relevan.


Kemampuan yang diharapkan adalah peserta didik dapat

mengumpulkan data dan memetakan serta menyajikan


dalam berbagai tampilan sehingga sudah dipahami.
e.

Menguji Hipotesis.

Peserta didik diharapkan memiliki kecakapan menelaah dan


membahas untuk melihat hubungan dengan masalah yang diuji.
f.

Menetukan Pilihan Penyelesaian.

Kecakapan memilih alternatif penyelesaian yang memungkinkan


dapat dilakukan serta dapat memperhitungkan kemungkinan
yang dapat terjadi sehubungan dengan alternatif yang dipilihnya
Berikut Langkah-langkah Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL) :

1. Kegiatan Awal
Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran,
Apersepsi, sebagai penggalian pengetahuan awal siswa terhadap materi yang akan
diajarkan.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok-pokok materi yang akan
dipelajari

Penjelasan tentang pembagian kelompok dan cara belajar.


2. Kegiatan Inti
Siswa bekerja dalam kelompok menyelesaikan permasalahan yang diajukan guru.
Guru berkeliling untuk
Siswa wakil kelompok mempresentasikan hasil penyelesaian dan alasan atas
jawaban permasalahan yang diajukan guru.
Siswa dalam kelompok menyelesaikan lembar kerja (LKS: soal cerita perkalian
terlampir) yang diajukan guru. Guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi, dan
memfasilitasi kerja sama,
Siswa wakil kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok dan kelompok yang
lain menanggapi hasil kerja kelompok yang mendapat tugas,
Dengan mengacu pada jawaban siswa, melalui tanya jawab, guru dan siswa
membahas cara penyelesaian masalah yang tepat,
Guru mengadakan refleksi dengan menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang
dirasakan siswa, materi yang belum dipahami dengan baik, kesan dan pesan
selama mengikuti pembelajaran.
3. Kegiatan Akhir
Guru dan siswa membuat kesimpulan cara menyelesaikan soal cerita perkalian
bilangan,
Siswa mengerjakan lembar tugas (LTS: soal cerita perkalian terlampir),
Siswa menukarkan lembar tugas satu dengan yang lain, kemudian, guru bersama
siswa membahas penyelesaian lembar tugas dan sekaligus dapat memberi nilai
pada lembar tugas sesuai kesepakatan yang telah diambil (ini dapat dilakukan
apabila waktu masih tersedia
Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) - Setelah pada postingan
sebelumnya telah membumikan share apa itu yang dimaksud dengan strategi
pembelajaran inkuiri berikut prinsip-prinsip penggunaan strategi tersebut. Maka
bagaimana langkah-langkah pelaksanaan strategi pembelajaran inkuiri ini? Berikut
membumikan pendidikan akan share mengenai perihal hal langkah-langkah
pelaksanaan strategi pembelajaran inkuiri (SPI). Di bawah ini uraiannya:

Baca juga : Pengertian Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)

Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)


Berikut ini langkah-langkah penggunaan SPI menurut Wina Sajaya (2012: 201)
adalah : (1) orientasi, (2) merumuskan masalah, (3) mengajukan hipotesis, (4)
mengumpulkan data, (5) menguji hipotesis, (6) merumuskan kesimpulan. Lebih
lanjut Wina Sanjaya menjelaskan langkah-langkah penggunaan SPI sebagai berikut :

1. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran
yang responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan
proses pembelajaran. Berbeda pada tahapan prepation dalam strategi pembelajran
ekspositori (SPE) sebagai langkah untuk mengkondisikan agar siswa siap menerima
pelajaran, pada langkah orientasi dalam SPI, guru merangsang dan mengajak siswa
untuk berfikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang
sangat penting. Keberhasilan SPI sangat tergantung pada kemauan dan
kemampuan itu tak mungkin proses pembelajran akan berjalan dengan lancar.
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini adalah :
Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh
siswa.
Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai
tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan. Pada tahap ini

dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah
merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan.
Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka
memberikan motivasi belajar.
2. Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan
yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang
menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam
rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya,
dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban
itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses
tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya
mengembangkan mental melalui proses tersebut siswa akan memperoleh
pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui
proses berfikir. Dengan demikian, teka-teki yang menjadi masalah dalam berinkuiri
adalah teka-teki yang mengandung konsep yang jelas yang harus dicari dan
ditemukan. Ini penting dalam pembelajaran inkuiri. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam merumuskan masalah, diantaranya :
Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa akan memiliki motivasi
belajar yang tinggi manakala dilibatkan dalam merumuskan masalah yang hendak
dikaji. Dengan demikian, guru sebaiknya tidak merumuskan sendiri masalah
pembelajaran, guru hanya memberikan topik yang akan dipelajari, sedangkan
bagaimana rumusan masalah yang sesuai dengan topik yang telah ditentukan
sebaiknya diserahkan kepada siswa.
Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya
pasti. Artinya, guru perlu mendorong agar siswa dapat merumuskan masalah yang
menurut guru jawaban sebenarnya sudah ada, tinggal siswa mencari dan
mendapatkan jawabannya secara pasti.
Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih
dahulu oleh siswa. Artinya, sebelum masalah itu dikaji lebih jauh melalui proses
inkuiri, guru perlu yakin terlebih dahulu bahwa siswa sudah memiliki pemahaman
tentang konsep-konsep yang ada dalam rumusan masalah. Jangan harapkan siswa
dapat melakukan tahapan inkuiri selanjutnya, manakala ia belum paham konsepkonsep yang terkandung dalam rumusan masalah.
3. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji.
Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Kemampuan atau
potensi individu untuk berfikir pada dasarnya sudah dimili sejak individu itu lahir.

Potensi berfikir itu dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau
mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Manakala individu dapat
membuktikan tebakannya, maka ia akan sampai pada posisi yang bisa mendorong
untuk berfikir lebih lanjut. Oleh sebab itu, potensi untuk mengembangkan
kemampauan menebak pada setiap individu harus dibina. Salah satu cara yang
dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis)
pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat
mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat
merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan
yang dikaji, perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus
memiliki landasan berfikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu
bersifat rasional dan logis. Kemampuan berfikir logis itu sendiri akan sangat
dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimliki serta keluasan pengalaman.
Dengan demikian, setiap individu yang kurang mempunyai wawasan akan sulit
mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.

Advertiser
Baca juga : Prinip-Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)
4. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk
menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri,
mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam
pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan
motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan
menggunakan potensi berfikirnya. Oleh sebab itu, tugas dan peran guur dalam
tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong
siswa untuk berfikir mencari informasi yang dibutuhkan. Sering terjadi kemacetan
berinkuiri adalah manakala siswa tidak apresiasif terhadap pokok permasalahan.
Tidak apresiasif itu biasanya ditunjukkan oleh gejala-gejala ketidak bergairahan
dalam belajar. Manakala guru menemukan gejala-gejala ketidak semacam ini, maka
guru hendaknya secara terus-menerus memberikan dorongan kepada siswa untuk
belajar melalui penyuguhan berbagai jenis pertanyaan secara merata kepada
seluruh siswa sehingga mereka terangsang untuk berfikir.
5. Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa
atas jawaban yang diberikan. Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti
mengembangkan kemampuan berfikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang

diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh
data yang ditemukan dan dapat dipertanggung-jawabkan.
6. Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Menurumuskan kesimpulan merupakan
gong-nya dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, oleh karena banyaknya data
yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak berfokus
terhadap masalah yang hendak dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai kesimpulan
yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data yang relevan.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Muhammad Faiq Dzaki
Fase-1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Tingkah Laku Guru:
Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran
tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.
Fase-2 Menyajikan informasi
Tingkah Laku Guru:
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demontrasi atau lewat bahan
bacaan.
Fase-3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Tingkah Laku Guru:
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar
dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien
Fase-4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Tingkah Laku Guru:
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan
tugas mereka.
Fase-5 Evaluasi
Tingkah Laku Guru:
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masingmasing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase-6 Memberikan penghargaan
Tingkah Laku Guru:
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu
dan kelompok.

LANGKAH PELAKSANAAN STRATEGI PEMBELAJARAN


1.

Kegiatan Awal

Tahap orientasi
Pada tahap ini guru mengondisikan siswa pada posisi siap untuk melakukan
pembelajaran Tahap orientasi dilakukan dengan, pertama penjelasan tujuan yang
harus dicapai, baik tujuan yang berhubungan dengan penguasaan materi pelajaran,
maupun tujuan yang berhubungan dengan proses pembelajaran atau kemampuan
berpikir yang harus dimiliki oleh siswa. Kedua, penjelasan proses pembelajaran
yang harus dilakukan siswa dalam setiap tahapan proses pembelajaran.
Tahap Pelacakan
Tahap pelacakan adalah tahapan penjajakan untuk memahami pengalaman dan
kemampuan dasar siswa sesuai dengan tema atau pokok persoalan yang akan
dibicarakan. Melalui tahapan inilah guru mengembangkan dialog dan tanya jawab
untuk mengungkap pengalaman apa saja yang telah dimiliki siswa yang dianggap
relevan dengan tema yang akan dikaji. Dengan berbekal pemahaman itulah
selanjutnya guru menentukan bagaimana ia harus mengembangkan dialog dan
tanya jawab pada tahapan-tahapan selanjutnya.
2.

Kegiatan Inti

Tahap Konfrontasi
Tahap konfrontasi adalah tahapan penyajian persoalan yang harus dipecahkan
sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa. Untuk merangsang
peningkatan kemampuan siswa pada tahapan ini, guru dapat memberikan
persoalan-persoalan yang dilematis yang memerlukan jawaban atau jalan keluar.
Persoalan yang diberikan sesuai dengan tema atau topic itu tentu saja persoalan
yang sesuai dengan kemampuan dasar atau pengalaman siswa.Pada tahap ini guru
harus dapat mengembangkan dialog agar siswa benar-benar memahami persoalan
yang harus dipecahkan.

Tahap inkuiri
Tahap inkuiri adalah tahapan terpenting dalam Strategi pembelajaran peningkatan
kemampuan berpikir. Pada tahap inilah siswa belajar berpikir yang sesungguhnya.
Melalui tahapan inkuiri siswa diajak untuk memecahkan persoalan yang
dihadapi.Oleh sebab itu guru harus memberikan ruang dan kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan gagasan dalam upaya penecahan persoalan.
3.

Kegiatan akhir

Tahap Akomodasi
Tahap akomodasi adalah tahapan pembentukan pengetahuan baru melalui proses
penyimpulan. Pada tahap ini siswa dituntut untuk dapat menemukan kata-kata
kunci sesuai dengan topik atau tema pembelajaran. Pada tahap ini melalui dialog
guru membimbing agar siswa dapat menyimpulkan apa yang mereka temukan dan
mereka pahami sekitar topik yang dipermasalahkan.
Tahap Treatment
Tahapan dimana guru mengadakan perbaikan pada siswa yang belum bisa
menyimpulkan hasil kegiatan inkuiri.

Tahap Transfer
Tahap transfer adalah tahapan penyajian masalah baru yang sepadan dengan
masalah yang disajikan.Tahap transfer dimaksudkan agar agar siswa mampu
menstransfer kemampuan berpikir setiap siswa,untuk memecahkan masalahmasalahbaru.Pada tahap ini guru memberikan tugas-tugas yang sesuai dengan
topic pembahasan.
BAB III
PENUTUP

strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk
melakukan kegiatan atau tindakan. Macam-macam strategi pembelajaran :
1.

Strategi pembelajaran Ekspositori

2.

Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

3.

Strategi pembelajaran komtekstual (Contextual teachig learning)

4.

Strategi pembelajaran afektif

5.

Strategi pembelajaran kooperatif

6.

Strategi pembelajaran inquiry

7.

Strategi peningkatan kemampuan berfikir

Dari beberapa macam-macam strategi diatas dapat di simpulkan Suatu strategi


belajar mengajar yang baik dan berhasil untuk mencapai tujuan pengajaran bagi
sekelompok siswa, belum tentu dapat berhasil untuk kelompok siswa pada situasi

dan kondisi tertentu. Dengan demikian tidak ada strategi belajar mengajar umum
yang dapat dipakai untuk mencapai semua tujuan pengajaran. Sehingga harus
dipelajari tentang strategi belajar-mengajar, faktor-faktor yang harus dipahami dan
macam-macamnya.

Daftar Pustaka
Abdul Majid.Strategi Pembelajaran .Bandung: Rosdakarya Offset.2013
Jamil Suprihatiningrum.Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi .Yogyakarta: Ar Ruzz
Media.2014
Nunuk Suryani dan Leo Agung S, Strategi Belajar Mengajar.Yogyakarta: Ombak.
2012
Anonime,pembelajaran kooperatif diakses dari
http//id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_kooperatif
[1] Indri yulu astute, strategi pembelajaran kemampuan berfikir diakses dari
http://karyatulisilmiah.com/strategi-pembelajaran-peningkatan-kemampuanberpikir-sppkb/

[1] Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung: Rosdakarya Offset, 2013) hlm. 3.
[2] Ibid., hlm. 4.
[3] Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi (Yogyakarta: Ar
Ruzz Media, 2014) hlm. 148 149.
[4] Nunuk Suryani dan Leo Agung S, Strategi Belajar Mengajar(Yogyakarta:
Ombak, 2012) hlm. 106.
[5] Ibid., hlm. 107 - 108
[6] Nunuk Suryani dan Leo Agung S. Strategi ..hlm. 116
[7] Jamil Suprihatiningrum. Strategi Pembelajaran ..hlm. 166
[8] Nunuk Surya dan Leo Agung S. Strategi hlm. 120 - 121

[9] Nunuk Suryani dan Leo Agung S. Strategi.hlm. 122 - 123


[10] Anonime,pembelajaran kooperatif diakses dari
http//id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_kooperatif, pada tanggal 10 oktober 2015
pukul 18.18
[11] Indri yulu astute, strategi pembelajaran kemampuan berfikir diakses
dari http://karyatulisilmiah.com/strategi-pembelajaran-peningkatan-kemampuanberpikir-sppkb/,pada tanggal 10 oktober 2015 jam 18.30

Anda mungkin juga menyukai