Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Mohammad Ryan Bakry,2010, Implementasi hak asasi manusia dalam konsep good governance di
indonesia Jakarta : Universitas Indonesia hal 66
mengartikan
governance sebagai pengelolaan segala macam urusan public secara efektif melalui
pembuatan kebijakan dan peratura guna mempromosikan nilai yang terkandung
dalam masyarakat
Mohammad Mahfud MD mengartikan good governance secara etimologi
diterjemahkan menjadi pengelolaan yang baik atau penyelenggaraan yang baik,
sedangkan Miftah Toha member pendapatnya menekankan bahwa good governance
merupakan tata pemerintahan yang baik dan berwibawa.4
Melihat beberapa pengertian tersebut good governance dapat diartikan
sebagai penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan berwibawa dalam
menggunakan otoritas politik dan kekuasaannya untuk mengelola sumber daya guna
2
Mohammad Ryan Bakry,2010, Implementasi hak asasi manusia dalam konsep good governance di
indonesia, Jakarta : Universitas Indonesia hal 66
3
Padji Santosa, Administrasi Publik,Teori dan Aplikasi Good Governance,(Bandung : Refika
Aditama) hal 130
4
Mohammad Ryan Bakry,2010, Implementasi hak asasi manusia dalam konsep good governance di
indonesia, Jakarta : Universitas Indonesia hal 66
[Type here]
[Type here]
[Type here]
masyarakat dan sektor swasta dalam menjalankan roda pemerintahan. Dimana good
governance harus mensinergikan antara sektor pemerintah sebagai penyedia aturan
dan kebijakan, sektor bisnis sebagai penggerak roda perekonomian suatu negara dan
masyarakat untuk mengembangkan produktivitas ekonomi, efektivitas dan efisiensi.
Hal itu sependapat dengan Sarfraz Khawaja(2011) dalam bukunya yang berjudul
Good Governance and Result Based Monitoring.
Good governance is based on the pedestal of a knowledge society
engineered through human resource development. The private and
public sector, civil and political, individual and institutional agents
of the proposed social change will also have to be groomed for their
future roles and responsibilities by a systemic process of moral
transformation and ethical evolution to focus on the collective national
and human interests. The concept of governance is concerned
directly with the management of the development process, involving
both the public and the private sectors. It encompasses the
functioning and capability of the public sector, as well as the rules and
institutions that create the framework for the conduct of both
public and private business, including accountability for economic
and financial performance, and regulatory frameworks relating to
companies, corporations, and partnerships
Sarfraz khawaja menjelaskan bahwa tata pemerintahan yang baik didasarkan
pada pengembangan sumber daya manusia dan semua sektor harus di integrasikan
untuk dipersiapkan guna menjalankan peran dan tanggung jawab terhadap proses
transmormasi sosial dan evolusi etika yang berfokus pada kepentingan nasional dan
manusia. Tata pengelolaan good Governance iu sendiri langsung merujuk pada
manajemen dari proses pembangunan yang melibatkan masyarakat dan sektor swasta
yang meliputi fungsi dan kemampuan dari sektor public serta aturan-aturan dan
lembaga yang membuat kerangka untuk pelaksanaan baik bisnis,public adan swasta,
termasuk juga akuntabilitas kinerja ekonomi keuangan dan kerangka peraturan yang
berkaitan dengan perusahaan, perusahaan dan kemitraan
[Type here]
[Type here]
[Type here]
[Type here]
[Type here]
DAFTAR PUSTAKA
[Type here]
[Type here]
[Type here]
Mohammad Ryan Bakry.2010. Implementasi hak asasi manusia dalam konsep good
governance
di
Indonesia.Dapat
diakses
pada
ejournal.ip.fisip-
Bintoro
Tjokroamidjojo.,
GOOD
GOVERNANCE
(Paradigma
Baru
[Type here]
[Type here]
[Type here]
[Type here]
[Type here]
[Type here]
[Type here]
[Type here]
2. Asas kecermatan
3. Asas kemurnian dalam tujuan
4. Asas keseimbangan
5. Asas kepastian hukum.7
Dalam penyelenggaraan pemerintahan yang telah diatur dalam Undang-Undang
tentang Pemerintahan Daerah. dan juga berpedoman pada asas-asas umum
penyelenggaraan negara sebagaimana diatur dalam Pasal 20 Undang-Undang tentang
Pemerintahan Daerah: Penyelenggaraan pemerintahan berpedoman pada asas-asas
umum penyelenggaraan negara yang terdiri atas:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Endang
Retno,KETERBUKAAN
INFORMASI
PUBLIK
DAN
GOOD
GOVERNANCE,Ejournal Perspektif, Volume XVII No. 1 ,2012 Edisi Januari:h.55
9
[Type here]
[Type here]
[Type here]
10
[Type here]
[Type here]
[Type here]
Berdasarkan UNDP, G.H. Addink, A.M. Donner dan Wiarda yang dikutip oleh
Sadjijono, Undang- Undang Pasal 20, A.D. Belinfante, J.J. Veld dan N.S.J. Koemen,
Crince Le Roy,asas yang terpenting dalam penerapan good governance, dimana dari
asas asas yang diuraikan diatas dapat diambil kesimpulan yaitu:
1.Asas penegakan hukum / kepastian hukum
2. Larangan bertindak sewenang wenang
3. Asas kejujuran
4. Asas Kecermatan
5.Asas Keseimbangan
6.Asas Keadilan dan Kewajaran
Dari beberapa asas diatas, sekiranya menjadi pedoman bagi para birokrat untuk bisa
mengimplementasikan asas-asas tersebut dalam penerapan good governance. Untuk
itu, Asas Asas tersebut harus ada dan digunakan dengan baik. Agar pemerintahan
yang dijalankan sesuai dengan tujuan negara ,bukan hanya salah satu saja, sebab dari
asas asas tersebut saling terkait dan menjadi pendukung tercapainya pemerintahan
yang baik , sehat menjadi pemerintah yang bersih dari KKN.
Daftar Pustaka
[Type here]
[Type here]
[Type here]
[Type here]
[Type here]
sehingga
membutuhkan
organisasi
yang
lebih
kompleks
untuk
dari
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19940/4/Chapter%20II.pd,
Bakry, Ryan Mohammad. 2010. Implementasi Hak Asasi Manusia dalam Konsep
Good Governance. Diunduh dari : lib.ui.ac.id/file?file=digital/135608-T%2027944Implementasi%20hak-HA.pdf. Diakses pada 28-11-2016, pukul 11.00 WIB
12
Bakry, Ryan Mohammad. 2010. Implementasi Hak Asasi Manusia dalam Konsep
Good Governance. Diunduh dari : lib.ui.ac.id/file?file=digital/135608-T%2027944Implementasi%20hak-HA.pdf. Diakses pada 28-11-2016, pukul 11.00 WIB
13
Bakry, Ryan Mohammad. 2010. Implementasi Hak Asasi Manusia dalam Konsep
Good Governance. Diunduh dari : lib.ui.ac.id/file?file=digital/135608-T%2027944Implementasi%20hak-HA.pdf. Diakses pada 28-11-2016, pukul 11.00 WIB
[Type here]
[Type here]
[Type here]
kepentingan masyarakat. Dari sudah jelas apa itu tugas dari pemerintahan, yaitu
melayani masyarakat utntuk mewujudkan suatu masyarakat yang sejahtera.
Sayangnya, jalannya pemerintahan tidak selalu mulus. Sering terjadi kendala-kendala
diantaranya yaitu melencengnya para aparatur pemerintahan dari tugas seharunsya,
yaitu untuk melayani masyarakat. Hal ini karena perkembangan zaman yang juga
menyebabkan kebutuhan manusia yang semakin meningkat menyebabkan birokrasi
juga menjadi semakin komples. Inilah yang menyebabkan perkembangan birokrasi.
Hal ini menuurut Edward C Page14 menyebabkan birokrasi menjadi tidak efisien. Hal
serupa juga diamini oleh Guy Benvanste 15. Menurut Gunvaste, semakin besar sebuah
birokrasi maka akan cenderung semakin tidak berdasarkan aturan atau melanggar
aturan-aturan yang ada. Hal seperti ini dalam administrasi public dapat dikatakan
sebagai maladministrasi. Dikutip dari jurnal berjudul Implementasi Hak Asasi
Manusia dalam Konsep Good Governance oleh Mohammad Ryan Bakry pada
halaman 63, K.C Wheare menjelaskan pengertian maladministrasi adalah:
Administration action (or inaction) based on influenced by improper,
considerations or conduct Arbitariness malice, or bias, including discrimation,
are example of improper considerations. Neglect, unjustifiable delay, failure to
take relevant consideration into account, failure to established or review
procedures where there is a duty or obligation in a body to do so, are ekample
of improper conduct.
Sementara menurut Ombudsman, secara umum dapat diartikan sebagai suatu
perbuatan yang melawan hukum dan etika dalam proses penyelenggaraan
administrasi pubilk, seperti penyalahgunaan wewenang, kelalaian dalam penambilan
keputusan, dan pengabaian hukum.
Dua pengertian diatas dapat disingkat sebagai penyelenggaraan administrasi publik
yang berjalan tidak seperti seharusnya. Karena itulah maldministrasi ini harus
dipotong. Salah satunya melalui prinsip good governance.
Good governance mulai ramai dibicarakan pada awal tahun 90-an. Pada saat itu,
organisasi internasional terutama yang bergerak di bidang pembangunan mulai
14
Bakry, Ryan Mohammad. 2010. Implementasi Hak Asasi Manusia dalam Konsep
Good Governance. Diunduh dari : lib.ui.ac.id/file?file=digital/135608-T%2027944Implementasi%20hak-HA.pdf. Diakses pada 28-11-2016, pukul 11.00 WIB
15
Bakry, Ryan Mohammad. 2010. Implementasi Hak Asasi Manusia dalam Konsep
Good Governance. Diunduh dari : lib.ui.ac.id/file?file=digital/135608-T%2027944Implementasi%20hak-HA.pdf. Diakses pada 28-11-2016, pukul 11.00 WIB
[Type here]
[Type here]
[Type here]
Pastisipasi
Setiap warga negara memiliki suara dalam pengambilan keputusan, baik secara
langsung maupun tidak langsung melalui mediasi institusi legitimatif yang
mewakilinya.
2)
Rule of Law
Kerangka hukum harus adil tanpa pandang bulu, terutama yang terkait dengan
hak asasi manusia.
3)
Transparency
Responsives
Lembaga-lembaga dan proses harus dapat cepat dan tanggap dalam melayani
stakeholders.
16
[Type here]
[Type here]
[Type here]
5)
Consensus Orientation
Equity
Effectiveness ad efficiency
Accountability
Strategic Vision
Para pemimpin dan publik harus memiliki perspektif good governance untuk
pengembagan manusia secara luas.
Jika prinsisp-prinsip good governance diatas mampu dijalankan dengan baik, maka
kepemerintahan akan berlangsung dengan baik, bersih, tidak cacat, dipercaya, dan
berwibawa. Namun, sebenarnya, prinsip-prinsip good governance ini berdasarkan
pada etika. Sehingga, terlaksananya pemerintahan yang bersih sebenarnya berkaitan
erat dengan etika aparat. Menurut Miftah Toha untuk menemukan pemerintahan yang
baik dan bersih bergantung pada hal-hal sevagai berikut :
-
kinerjanya
Pembatasan kekuasaan, dengan memberlakukan kekuasaan yang berimbang
Kepemimpinan birokratis yang berakhlak, demokratis, berwawasan, dan
responsive.
[Type here]
[Type here]
[Type here]
Daftar Pustaka
Bakry, Ryan Mohammad. 2010. Implementasi Hak Asasi Manusia dalam
Konsep Good Governance. Diunduh dari : lib.ui.ac.id/file?
file=digital/135608-T%2027944-Implementasi%20hak-HA.pdf.
Diakses pada 28-11-2016, pukul 11.00 WIB
18
[Type here]
[Type here]
[Type here]
[Type here]
[Type here]
[Type here]
Pada dasarnya good governance adalah suatu konsep yang mengacu pada
proses pengambilan keputusan yang pelaksanaannya dapat dipertanggungjawabkan
bersama yang menggabungkan tiga pilar pokok yaitu pemerintah, sektor swasta dan
masyarakat bagi penyelenggaraan pemerintahan dalam suatu negara. penerapan dari
good governance itu sendiri merupakan sebuah kebutuhan mutlak bagi seluruh
stakeholder untuk dapat menciptakan suatu sistem pemerintahan yang berpihak
kepada kepentingan rakyat sesuai dengan prinsip pemerintahan demokrasi. Kunci
utama agar dapat memahami tentang penerapan good governance adalah dengan
memahami prinsip-prinsip good governance. Karena prinsip good governance
merupakan tolak ukur dari keberhasilan suatu pemerintahan, keberhasilan kinerja
suatu pemerintahan dapat dilihat baik atau buruknya setelah bersinggungan dengan
prinsip-prinsip dari good governance. Menurut LAN (Lembaga Administrasi Negara)
pada tahun 2003, prinsip dari good governance meliputi 12 hal yaitu: akuntabilitas,
profesionalitas, partisipasi, transparansi, kesetaraan, supremasi hukum, keadilan,
desentralisasi, kebersamaan, cepat tanggap, efektif dan efisien, dan berdaya saing
(Idup Suhady, 2005: 50).
Sedangkan dalam peraturan pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 yang
disebutkan dalam jurnal yang berjudul Prinsip-Prinsip Good Governance prinsipprinsip dari good governance terdiri dari 7 prinsip yaitu :
a. Profesionalitas, meningkatkan kemampuan dan moral penyelenggara pemerintahan
agar mampu memberi pelayanan yang mudah, cepat, tepat dengan biaya yang
terjangkau.
b. Akuntabilitas, meningkatkan akuntabilitas para pengambil keputusan dalam segala
bidang yang menyangkut kepentingan masyarakat.
c. Transparansi, menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah dan
masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam
memperoleh informasi yang akurat dan memadai.
d. Pelayanan prima, penyelenggaraan pelayanan publik yang mencakup prosedur
yang baik, kejelasan tarif, kepastian waktu, kemudahan akses, kelengkapan sarana
dan prasarana serta pelayanan yang ramah dan disiplin.
[Type here]
[Type here]
[Type here]
[Type here]
[Type here]
[Type here]
Masyarakat
dalam
Pembangunan
partisipasi
diartikan
sebagai
keterlibatan setiap warga negara yang mempunyai hak dalam pembuatan keputusan,
baik secara langsung maupun melalui intermediasi institusi legitimasi yang mewakili
kepentingannya, partisipasi masyarakat merupakan kebebasan dan berbicara dan
berpartisipasi secara konstruktif21
Isbandi
(2007:27)
adalah
keikutsertaan
masyarakat
dalam
proses
mengklasifikasikan
partisipasi
menjadi
dua
berdasarkan
cara
[Type here]
[Type here]
[Type here]
Responsivitas
pengertian responsivitas menurut Tangkilisan (2005;177) dalam jurnal yang
22
Aniza, Dewi Elya Nur. 2013. Responsivitas PDAM Kabupaten Lamongan dalam Menangani
Fauzi, Muhammad. 2014. Responsivitas Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Khatulistiwa Kantor
Pelayanan Wilayah II dalam Menangani Keluhan Pelanggan Kelurahan Sungai Jawi Dalam di Kota
Pontianak. Dapat diakses pada http://jurmafis.untan.ac.id/index.php/publika/article/viewFile/517/pdf
diakses pada 28-11-2016 09:50 WIB. Hal 4
[Type here]
[Type here]
[Type here]
Agus
Dwiyanto
(2008:63)
dalam
jurnal
yang
berjudul
[Type here]
[Type here]
[Type here]
Khazanani, Annora. 2012. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Usaha Tani
Cabai Kabupaten Temanggung. Dapat diakses pada http://eprints.undip.ac.id/29420/1/Jurnal.pdf
diakses pada 28-11-2016 10:09 WIB. Hal.7
25
Julita,SE,M.Si. 2013. Analisis Efektivitas dan Efisiensi Anggaran Pendapatan dan Belanja pada
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara. Dapat diakses pada file:///C:/Users/Aditya
%20Purnomo/Downloads/290-342-1-PB%20(2).pdf diakses pada 28-11-2016 10:34 WIB. Hal 4
[Type here]
[Type here]
[Type here]
minimal. Suatu kegiatan telah dikerjakan secara efisien jika pelaksanaan kegiatan
telah mencapai sasaran (output) dengan pengorbanan (input) terendah, sehingga
efisiensi dapat diartikan sebagai tidak adanya pemborosan 26
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa efisiensi adalah
suatu usaha atau kemampuan untuk mencapai hasil kerja (output) sesuai dengan yang
diharapkan dengan memanfaatkan menggunakan usaha (input) yang serendahrendahnya
Kemudian konsep dari efisiensi diperjelas lagi oleh Roger Lee Rey Miller dan
Rojer E Meiners (2000) yang membagi efisiensi menjadi 2 jenis yaitu; 1. Efisiensi
teknis mengharuskan adanya proses produksi yang dapat memanfaatkan input yang
lebih sedikit demi menghasilkan output dalam jumlah yang sama. 2. Efisiensi
Ekonomis Konsep yang digunakan dalam efisiensi ekonomi adalah meminimalkan
biaya artinya suatu proses produksi akan efisien serta ekonomis pada suatu tingkatan
output apabila tidak ada proses lain yang dapat dihasilkan output serupa dengan biaya
yang lebih murah 27
DAFTAR PUSTAKA
26
Panca Kurniasari, Dr. Dwisetia Poerwono, MSc 2011 . Analisis Efisiensi dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Produksi Industri Kecil Kabupaten Kendal. Dapat diakses pada
http://eprints.undip.ac.id/26754/1/jurnal_skripsi_2.pdf diakses pada 28-11-2016 11:37 WIB. hal 11
27
Khazanani, Annora. 2012. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Usaha Tani
Cabai Kabupaten Temanggung. Dapat diakses pada http://eprints.undip.ac.id/29420/1/Jurnal.pdf
diakses pada 28-11-2016 10:09 WIB. Hal.7
[Type here]
[Type here]
[Type here]
Keluhan
Pelanggan.
Dapat
diakses
pada
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-Dewi%20Elya%20Nur
%20Aniza.pdf diakses pada 28-11-2016 10:07 WIB. hal 2.
Fauzi, Muhammad. 2014. Responsivitas Perusahaan Daerah Air Minum Tirta
Khatulistiwa Kantor Pelayanan Wilayah II dalam Menangani Keluhan
Pelanggan Kelurahan Sungai Jawi Dalam di Kota Pontianak. Dapat diakses
pada
http://jurmafis.untan.ac.id/index.php/publika/article/
viewFile/517/pdf
[Type here]
[Type here]
Panca Kurniasari, Dr. Dwisetia Poerwono, MSc 2011 . Analisis Efisiensi dan Faktorfaktor yang Mempengaruhi Produksi Industri Kecil Kabupaten Kendal. Dapat
diakses pada http://eprints.undip.ac.id/26754/1/jurnal_skripsi_2.pdf diakses
pada 28-11-2016 11:37 WIB. hal 11
Khazanani, Annora. 2012. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi
Usaha Tani Cabai Kabupaten Temanggung. Dapat diakses pada
http://eprints.undip.ac.id/29420/1/Jurnal.pdf diakses pada 28-11-2016 10:09
WIB. Hal.7
[Type here]
[Type here]
transparansi adalah adanya ruang kebebasan untuk memperoleh informasi publik bagi
warga yang membutuhkan (diatur oleh undang-undang). Ada ketegasan antara rahasia
negara dengan informasi negara yang terbuka untuk publik.[2]
Selanjutnya
Kurniawan
(2003) dalam
jurnal
berjudul
Akuntabilitas,
Saadah, Binti. 2015. Akuntabilitas Dan Transparansi Anggaran Melalui E-Government. Dapat diakses pada
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-kmpe71fe22566full.pdf Diakses pada 22-11-2016 08:32 WIB. hal.
6.
2
Rahayu, Bunga Dwi. 2013. Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Terhadap Efektifitas Kerja Pegawai.
Dapat diakses pada https://ejournal.stiesia.ac.id/jira/article/view/1179/1134 Diakses pada 22-11-2016 08:42 WIB.
hal. 3.
3
Adiwirya, Muhammad Firdiansyah dan Sudana. I Putu. 2015. Akuntabilitas, Transparansi, Dan Anggaran
Berbasis Kinerja Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Denpasar. Dapat diakses pada
http://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/article/viewFile/11371/8990 Diakses pada 22-11-2016 08:40 WIB. hal.
616.
f) Akuntabilitas
Dwiyanto (2008 : 98) dalam jurnal berjudul Akuntabilitas dan Transparansi
Anggaran Melalui E-Government menjelaskan bahwa akuntabilitas sebagai suatu
derajat yang menunjukkan besarnya tanggungjawab aparat atas kebijakan maupun
proses pelayanan publik yang dilaksanakan oleh birokrasi pemerintah.[4]
Kemudian menurut Santoso (2008:131) dalam jurnal berjudul Penerapan
Prinsip-Prinsip Good Governance Terhadap Efektifitas Kerja Pegawai menjelaskan
[Type here]
[Type here]
[Type here]
Saadah, Binti. 2015. Akuntabilitas Dan Transparansi Anggaran Melalui E-Government. Dapat diakses pada
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-kmpe71fe22566full.pdf Diakses pada 22-11-2016 08:32 WIB. hal.
5.
5
Rahayu, Bunga Dwi. 2013. Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Terhadap Efektifitas Kerja Pegawai.
Dapat diakses pada https://ejournal.stiesia.ac.id/jira/article/view/1179/1134 Diakses pada 22-11-2016 08:42 WIB.
hal. 3.
6
Adiwirya, Muhammad Firdiansyah dan Sudana. I Putu. 2015. Akuntabilitas, Transparansi, Dan Anggaran
Berbasis Kinerja Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Denpasar. Dapat diakses pada
http://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/article/viewFile/11371/8990 Diakses pada 22-11-2016 08:40 WIB.
hal.616.
g) Efektivitas
Widjaja (1993:32) dalam jurnal berjudul Penerapan Prinsip-Prinsip Good
Governance Terhadap Efektifitas Kerja Pegawai
mengemukakan: "Efektifitas
[Type here]
[Type here]
[Type here]
Rahayu, Bunga Dwi. 2013. Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Terhadap Efektifitas Kerja Pegawai.
Dapat diakses pada https://ejournal.stiesia.ac.id/jira/article/view/1179/1134 Diakses pada 22-11-2016 08:42 WIB.
hal. 4.
8
Rahayu, Bunga Dwi. 2013. Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Terhadap Efektifitas Kerja Pegawai.
Dapat diakses pada https://ejournal.stiesia.ac.id/jira/article/view/1179/1134 Diakses pada 22-11-2016 08:42 WIB.
hal. 4.
9
Rahayu, Bunga Dwi. 2013. Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Terhadap Efektifitas Kerja Pegawai.
Dapat diakses pada https://ejournal.stiesia.ac.id/jira/article/view/1179/1134 Diakses pada 22-11-2016 08:42 WIB.
hal. 4.
h) Konsensus
LAN dan BPKP (sosialisasi LAN dan BPKP, 2000) dalam jurnal berjudul
Konsesnsus Sebagai Pilar Utama Good Governance Dalam Penyelesaian Konflik
Tanah Ulayat Kabupaten Kampar Provinsi Riau menjelaskan bahwa melalui
karakteristik consensus orientation, good governance dapat menjadi mekanisme
[Type here]
[Type here]
[Type here]
Fitra, Yuza Ahmad. 2014. Konsesnsus Sebagai Pilar Utama Good Governance Dalam Penyelesaian Konflik
Tanah
Ulayat
Kabupaten
Kampar
Provinsi
Riau.
Dapat
diakses
pada
http://jurnal.uir.ac.id/index.php/JKP/article/view/429/366 Diakses pada 22-11-2016 08:35 WIB. hal. 64.
11
Rahayu, Bunga Dwi. 2013. Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Terhadap Efektifitas Kerja Pegawai.
Dapat diakses pada https://ejournal.stiesia.ac.id/jira/article/view/1179/1134 Diakses pada 22-11-2016 08:42 WIB.
hal. 3.
12
Fitra, Yuza Ahmad. 2014. Konsesnsus Sebagai Pilar Utama Good Governance DalamPenyelesaian Konflik
Tanah
Ulayat
Kabupaten
Kampar
Provinsi
Riau.
Dapat
diakses
pada
http://jurnal.uir.ac.id/index.php/JKP/article/view/429/366 Diakses pada 22-11-2016 08:35 WIB. hal. 64.
DAFTAR PUSTAKA
Adiwirya, Muhammad Firdiansyah dan Sudana. I Putu. 2015. Akuntabilitas,
Transparansi, Dan Anggaran Berbasis Kinerja Pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah
Kota
Denpasar.
Dapat
diakses
pada
http://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/article/viewFile/11371/8990 Diakses
pada 22-11-2016 08:40 WIB.
[Type here]
[Type here]
[Type here]
Fitra, Yuza Ahmad. 2014. Konsesnsus Sebagai Pilar Utama Good Governance
DalamPenyelesaian Konflik Tanah Ulayat Kabupaten Kampar Provinsi Riau.
Dapat diakses pada http://jurnal.uir.ac.id/index.php/JKP/article/view/429/366
Diakses pada 22-11-2016 08:35 WIB.
Rahayu, Bunga Dwi. 2013. Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Terhadap
Efektifitas
Kerja
Pegawai.
Dapat
diakses
pada
https://ejournal.stiesia.ac.id/jira/article/view/1179/1134 Diakses pada 22-112016 08:42 WIB.
Saadah, Binti. 2015. Akuntabilitas Dan Transparansi Anggaran Melalui EGovernment. Dapat diakses pada http://journal.unair.ac.id/download-fullpaperskmpe71fe22566full.pdf Diakses pada 22-11-2016 08:32 WIB.
[Type here]
[Type here]
[Type here]