Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH


Pengujian Vigor Benih Menggunakan NaCL

OLEH:
LA ODE FIRMAN
NIM: D1B1 13 065

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2015

1. PENDAHULUAN

Secara umum pengujian viabilitas benih mencakup pengujian daya


berkecambah atau daya tumbuh dan pengujian vigor benih. Perbedaan antara daya
berkecambah dengan vigor benih adalah bila informasi daya berkecambah
ditentukan oleh kecambah yang tumbuh normal pada lingkungan yang optimum,
sedangkan vigor ditentukan oleh kecambah yang tumbuh normal pada lingkungan
yang suboptimum atau bibit yang tumbuh di lapang.
Uji vigor dapat dilakukan pada media tumbuh yang optimum dengan
menilai kecepatan tumbuh benih dan keserempakan tumbuhnya. Uji vigor dapat
dilakukan dengan menanam benih pada media suboptimum. Tolak ukur kecepatan
tumbuh (KCT) mengindikasikan Vigor Kekuatan Tumbuh (Vkt) karena benih
yang cepat tumbuh lebih mampu menghadapi kondisi lapang yang suboptimum.
KCT diukur dengan jumlah tambahan perkecambahan setiap hari atau etmal pada
kurun waktu perkecambahan dalam kondisi optimum. Secara teoritis, KCT
maksimal ialah 50% per etmal apabila benih tumbuh normal 100% sesudah dua
etmal.
Uji vigor dapat dilakukan pada media tumbuh yang optimum dengan
menilai kecepatan tumbuh benih dan keserempakan tumbuhnya. Uji vigor dapat
dilakukan dengan menanam benih pada media suboptimum. Tolak ukur kecepatan
tumbuh (KCT) mengindikasikan Vigor Kekuatan Tumbuh (Vkt) karena benih
yang cepat tumbuh lebih mampu menghadapi kondisi lapang yang suboptimum.
KCT diukur dengan jumlah tambahan perkecambahan setiap hari atau etmal pada
kurun waktu perkecambahan dalam kondisi optimum. Secara teoritis, KCT
maksimal ialah 50% per etmal apabila benih tumbuh normal 100% sesudah dua
etmal.
Analisis vigor benih ternyata dapat kita kembangkan terus. Betapa
besarnya variasi kondisi lapang, dan betapa besarnya jumlah spesies yang
benihnya harus dianalisis, vigor benih itu dibagaikan gatra yang tidak bakal habis
untuk dikaji. Analisis vigor benih memerlukan banyak inovasi orang-orang benih
karena viabilitas absolut diperlukan untuk selalu diinformasikan kepada
konsumen benih, oleh karena itu penting dilakukan praktikum tentang pengujian

vigor benih menggunakan NaCl untuk mengetahui kekuatan tumbuh benih pada
kondisi kekeringan.
2. TUJUAN DAN KEGUNAAN
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mempelajari uji
vigor kekuatan tumbuh benih pada kondisi kekeringan (Vkt kekeringan).
Kegunaan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mempelajari uji
vigor kekuatan tumbuh benih pada kondisi kekeringan (Vkt kekeringan).
3. TINJAUAN PUSTAKA
Vigor merupakan derajat kehidupan benih dan diukur berupa; benih yang
berkecambah, kecepatan perkecambahan, jumlah kecambah normal, pada
berbagai lingkungan yang memadai, selain itu juga harus diperhatikan semua
atribut perkecambahan secara morfologi dan fisiologis yang mempengaruhi
kecepatan, keseragaman pertumbuhan benih pada berbagai lingkungan, ini
merupakan tolak ukur ketahanan benih (fisiologis) atau kesehatannya Vigor benih
dalam hitungan absolut merupakan indikasi viabillitas benih yang menunjukkan
benih kuat tumbuh di lapang dalam kondisi yang suboptimum, dan tahan untuk
disimpan dalam kondisi yang tidak ideal (Arfan, 2012).
Ghassemi (2008) telah melakukan penyimpanan benih padi sekitar 7
bulan. Benih yang disimpan berasal dari produksi benih yang menerapkan
pemupukan NPK susulan pada saat awal berbunga dengan dosis 0, 25, 50, 75, dan
100 kg/ha sehingga diperoleh lima lot asal benih kedelai. Tanaman kedelai
dipanen akhir bulan Mei 2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, peningkatan
dosis pupuk NPK susulan dapat meningkatkan vigor awal sebelum disimpan
(Rusdi, 2008) dan setelah disimpan selama 3 bulan. Hasil uji daya berkecambah
benih sebelum invigorasi berkisar 40-60% setelah simpan selama 7 bulan, ini
menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan daya berkecambah dari awal
penyimpanan yang berkisar 90-100%. Perbedaan daya berkecambah tersebut
menunjukkan bahwa viabilitas benih yang telah disimpan mengalami penurunan
dari viabilitas tinggi ke viabilitas rendah. Selanjutnya benih akan diuji
viabiltasnya dengan menggunakan invigorasi hidrasi-dehidrasi yaitu tanpa

invigorasi, pelembaban dalam kertas merang selama 18 jam, dan perendam dalam
air selama 4 jam.
Secara umum vigor diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh
normal pada keadaan lingkungan yang sub optimal. Vigor benih di cerminkan
oleh dua informasi tentang viabilitas, masing-masing yaitu kekuatan tumbuh dan
daya simpan benih. Kedua nilai fisiologis ini menempatkan benih pada
kemungkinan kemampuannya untuk tumbuh menjadi tanaman mormal meskipun
keadaan biofisik lapangan sub optimal atau suatu periode simpan yang lama
(Rudi, 2009). Semai dengan tingkat vigor yang tinggi mungkin dapat dilihat dari
penampilan fenotipe kecambah atau bibitnya (Kartasapoetra, 2010).
4. METODE PENELITIAN
a. Waktu dan tempat
Praktikum ini dilakukan pada hari jumat, 10 April 2015 pukul 14:00,
bertempat di Laboratorium Agroteknologi Unit Agronomi Fakultas Pertanian
Universitas Halueleo.
b. Bahan dan alat
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu dua lot benih padi
dengan varietas yang sama namun berbeda vigornya, larutan NaCL 1%, aquades,
plastik dan label serta kertas merang.
Adapun alat yang digunakan yaitu germinator IPB 72-1, gelas ukur, gelas
beaker, spatula dan timbangan.
c. Pelaksanaan
Metode pelaksanaan dari praktikum ini yaitu :
Sebanyak 50 butir benih pada masing-masing lot dikecambahkan pada
substrat kertas merang yang telah dilembabkan dengan larutan NaCL 1%. Sebagai
pembanding (kontrol), 50 benih dikecambahkan pada kertas merang yang telah
dilembabkan dengan aquades. Masing-masing perlakuan tersebut dilakukan
sebanyak 4 ulangan. Memasukan substrat yang telah siap kedalam germinator IPB
72-1. Pengamatan dilakukan pada hari ke-5 setelah tanam.menghitung jumlah

kecambah normal, abnormal dan mati. Membandingkan bagaimana pertumbuhan


kecambah pada kedua perlakuan dan pada kedua lot benih padi tersebut.
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil pengamatan uji vigor dan lot benih padi di rendam dengan NaCl
Perlakuan

Lot

Tinggi

Aquades

Rataan
NaCL

KN

Ulangan

1
2
3
1
2
3

Rataan

Hari ke5
10
14
10
11.3
0
5
0
1.6

6
15
16
17
16
6
13
8
9

7
15
16
17
16
11
16
10
12.3

Tabel 2. Hasil pengamatan uji vigor dan lot benih padi di rendam dengan aquades
Perlakuan

Lot

Rendah

Aquades

Rataan
NaCL

KN

Ulangan

1
2
3
1
2
3

Rataan

Hari ke5
20
20
19
19.6
17
19
19
18.3

6
20
20
19
19.6
18
19
19
18.6

7
20
20
18
19.3
18
19
19
18.6

Tabel 3. Hasil pengamatan uji vigor dan lot benih padi kering (tanpa perlakuan)
Perlakuan
Lot

Ulangan

KN
Hari ke-

Tinggi

Aquades

Rataan
NaCL

Rataan
Rendah
Aquades

Rataan
NaCL

Rataan

1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3

5
15
15
16
15.3
12
11
15
12.6
16
16
18
16.6
15
19
16
17

6
17
15
16
16
13
11
17
13.6
17
19
18
18
15
19
16
17

7
15
16
15
15.3
13
14
14
13.6
16
18
18
17.3
16
17
16
16.5

b. Pembahasan
Vigor Benih adalah kemampuan benih menghasilkan tanaman normal pada
lingkungan yang kurang memadai (suboptimum), dan mampu disimpan pada
kondisi simpan yang sub optimum. Vigor adalah sejumlah sifat-sifat benih yang
mengidikasikan pertumbuhan dan perkembangan kecambah yang cepat dan
seragam pada cakupan kondisi lapang yang luas. Vigor benih untuk tumbuh secara
spontan merupakan landasan bagi kemampuan tanaman mengabsorpsi sarana
produksi secara maksimal sebelum panen. Juga dalam memanfaatkan unsur sinar
matahari khususnya selama periode pengisian dan pemasakan biji. Cakupan vigor
benih meliputi aspek-aspek fisiologis selama proses perkecambahan dan
perkembangan kecambah.
Pengujian vigor benih menggunakan metode uji kertas digulung didirikan
dengan media padi dengan tiga ulangan dan dikecambahkan. Setelah dilakukan
pengamatan lima hari setelah tanaman yaitu hari ke 5, 6 dan 7 didapat hasil bahwa
persentase benih kecambah normal padi direndam menggunakan aquades dengan

vigor rendah yaitu rata rata 19.5 (kertas merng aquades) dan 18.5 (kertas merang
NaCl) sedangkan yang terendah yaitu benih padi vigor tinggi yang direndam
dengan NaCl rata rata 9 (kertas merang NaCl) dan 15 (kertas merang aquades) .
Serta benih tanpa perendaman rata rata 15.5; 13.2; 17.3; dan 16.8 kecambah
normal. Pengujian ini berbeda nyata dengan teori yang menyatakan bahwa benih
dengan vigor tinggi dapat mampu tumbuh dan tahan terhadap hama/penyakit
sedangkan benih dengan vigor rendah akan terjadi kemunduran benih. Benih padi
yang diberi perlakuan

rendaman dengan aquades lebih mampu tumbuh dan

berkecambah normal sedangkan benih yang diberi perlakuan rendaman NaCl daya
tumbuhnya rendah ini dipengaruhi karena Cekaman salinitas menyebabkan
penyerapan hara dan pengambilan air terhalang sehingga menyebabkan
pertumbuhan abnormal dan terjadi penurunan hasil. Salinitas menyebabkan akar
tanaman yang tumbuh pada medium salin menjadi lebih kecil dan sedikit
percabangannya. Salinitas tanah atau air dan kekeringan semakin mendapat
perhatian dalam pertanian, karena menyebabkan kondisi tercekam pada tanaman.
roses kerja dari salinitas sendiri yang menurunkan pertumbuhan dan produksi
tanaman adalah dengan mempengaruhi proses metabolisme tanaman, entah
dengan memperlambat ataupun menghentikan.cekaman garam atau salinitas dapat
meningkatkan reduksi potensial air, ketidak seimbangan ion dan toksisitas.
Perubahan status air akan memicu reduksi pertumbuhan awal dan penurunan
produktifitas tanaman. Pada umumnya cekaman garam atau salinitas yang terjadi
pada tanah dapat mempengaruhi beberapa proses penting bagi tanaman antara lain
adalah fotositesis, metabolisme energi dan lipid serta sintesis protein.
6. KESIMPULAN DAN SARAN
Vigor merupakan derajat kehidupan benih dan diukur berupa; benih yang
berkecambah, kecepatan perkecambahan, jumlah kecambah normal, pada
berbagai lingkungan yang memadai, selain itu juga harus diperhatikan semua
atribut perkecambahan secara morfologi dan fisiologis yang mempengaruhi
kecepatan, keseragaman pertumbuhan benih pada berbagai lingkungan, ini
merupakan tolak ukur ketahanan benih (fisiologis) atau kesehatannya Vigor benih

dalam hitungan absolut merupakan indikasi viabillitas benih yang menunjukkan


benih kuat tumbuh di lapang dalam kondisi yang suboptimum, dan tahan untuk
disimpan dalam kondisi yang tidak ideal.
Pengujian ini berbeda nyata dengan teori yang menyatakan bahwa benih
dengan vigor tinggi dapat mampu tumbuh dan tahan terhadap hama/penyakit
sedangkan benih dengan vigor rendah akan terjadi kemunduran benih. Benih padi
yang diberi perlakuan

rendaman dengan aquades lebih mampu tumbuh dan

berkecambah normal sedangkan benih yang diberi perlakuan rendaman NaCl daya
tumbuhnya rendah ini dipengaruhi karena Cekaman salinitas menyebabkan
penyerapan hara dan pengambilan air terhalang sehingga menyebabkan
pertumbuhan abnormal dan terjadi penurunan hasil.
Saran saya untuk praktikum ini yaitu asisten sebaiknya lebih tegas
membimbing praktikan.

DAFTAR PUSTAKA
Arfan,

2012. Uji kemurnian .http://radenfatah.blog-spot.com/2012/03/ujikemurnian-fisik benih.html. Diakses pada tanggal 18 April 2015, pukul
12.00 WITA.

Ghassemi, F, A.J. Jakeman and H.A nix, 2007. Pakistan In Saliniuzation of Land
and Water Resources: Human Causes, Exelent, Management and Cuse
Studies. University of New South Wales Press Ltd, Sydney, pp: 36-39
Kartasapoetra, A. G. 2010. Teknologi benih pengelolaan benih dan tuntutan
praktikum. Rineka Cipta. Jakarta.
Rudi, 2009. Kemurnian benih. http://nasrudin.blog-spot.com/2009/08/-kemurnian
- benih.html. Diakses pada tanggal 18 April 2015, pukul 12.00 WITA.
Rustini, 2012. Faktor-faktor yang memepengaruhi
perkembangan tumbuhan. Agriculture Lands

pertumbuhan

dan

Anda mungkin juga menyukai