Anda di halaman 1dari 3

NAMA

: ANDI NUR FADILAH


NIM
: 0004.07.11.2015
MATA KULIAH
: KIMIA TOXIC &
PENCEMARAN

TOKSIKOLOGI
A. Pengertian Toksikologi
Toksikologi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari
tentang racun. Dan racun dapat didefinisikan sebagai zat yang
dapat menyebabkan efek yang berbahaya bagi makhluk hidup;
racun merupakan zat yang bekerja di dalam tubuh secara kimiawi
dan fisiologis yang dalam dosis toksik akan menyebabkan
gangguan kesehatan atau mengakibatkan kematian.
Efek toksik atau efek yang tidak diinginkan dalam sistem biologis tidak akan
dihasilkan oleh bahan kimia kecuali bahan kimia tersebut atau produk
biotransformasinya mencapai tempat yang sesuai di dalam tubuh pada
konsentrasi dan lama waktu yang cukup untuk menghasilkan manifestasi toksik.
Faktor utama yang mempengaruhi toksisitas yang berhubungan dengan situasi
pemaparan (pemajanan) terhadap bahan kimia tertentu adalah jalur masuk ke
dalam tubuh, jangka waktu dan frekuensi pemaparan.

B. Klasifikasi Bahan-Bahan Toksik


1. Berdasarkan organ targetnya: hati, ginjal, sistem
hematopoetik, dll.
2. Berdasarkan penggunaannya: pestisida, solven/pelarut, zat
aditif makanan.
3. Berdasarkan sumbernya: toksin tumbuhan, zootoksin,
polutan, kontaminan, dll.
4. Berdasarkan efeknya: kanker, mutasi, kerusakan hati, dll.
5. Berdasarkan keadaan fisiknya: gas, debu, cair logam-logam,
radiasi, panas, getaran, dll.
6. Berdasarkan keperluan labelnya: mudah meledak, mudah
terbakar, menyebabkan iritasi, radioaktif, mudah menyala,
oksidiser, dll.
7. Berdasarkan kandungan kimianya: aromatic amine,
halogenated hydrocarbon, dll.

8. Berdasarkan mekanisme biokimiawi: sulfhydril inhibitor,


prosedur methemoglobin.
C. Sejumlah Istilah yang Berhubungan dengan Klasifikasi
Bahan Toksik
1. Polusi: pencemaran tanah, air, makanan, atau atmosfer yang
disebabkan oleh sejumlah campuran bahan-bahan yang berbahaya.
2. Polutan: sejenis bahan (zat) kimia yang terdapat di lingkungan dalam
jumlah tertentu yang sebagiannya merupakan hasil dari aktivitas
manusiaberupa gas, padatan, cairanyang dapat mencemari
lingkungan (polusi). Sifat polutan ini dapat merusak secara sementara
dan dapat merusak dalam jangka waktu yang lama.
3. Kontaminan: zat yang hadir dalam lingkungan yang bukan tempatnya
atau berada dalam tingkat yang dapat membahayakan kesehatan
(akibat adanya aktivitas manusia); zat (asing) hadir dalam atau pada
material dan mempengaruhi satu atau lebih sifat-sifat bahan.
Kontaminan dapat ditemukan di tanah, tanaman, air, udara, hewan
laut, hewan darat, dan burung.
4. Toksin: racun atau suatu zat tunggal yang dihasilkan dari suatu
organisme yang dapat bercampur dengan fisiologis normal. Sebagian
besar toksin termasuk zat eksogenus yang dihasilkan oleh suatu
organisme untuk memberikan efek merugikan terhadap organisme
lain.
5. Venom: Zat sekresi yang mengandung suatu campuran zat bioaktif,
yaitu enzim, toksin, neurotransmitter, dll; senyawa organik kompleks
yang mengandung sejumlah besar senyawa kimia yang bersifat racun,
seperti protein, enzim, polipeptida. Venom digunakan untuk
menangkap mangsa dan sebagai suatu zat kimia pertahanan untuk
melawan predator lain.
6. Xenobiotik: senyawa kimia yang tidak dihasilkan secara alami dan
secara normal dapat menjadi bagian komponen dari sistem biologi
termasuk di dalamnya adalah pelbagai jenis kontaminan, seperti
pestisida, pupuk, logam yang bersenyawa, zat nuklir, kosmetik, obatobatan.

D. Mekanisme Jalur Toksik dan Lamanya Waktu Paparan


Jalur masuk bahan kimia ke dalam tubuh berbeda menurut situasi
paparan. Metode kontak dengan racun melalui cara berikut:

1. Tertelan. Efeknya bisa lokal pada saluran cerna dan bisa juga
sistemik. Contoh kasus: overdosis obat, pestisida.
2. Topikal (melalui kulit). Efeknya iritasi lokal, tapi bisa berakibat
keracunan sistemik. Kasus ini biasanya terjadi di tempat industri.
Contoh: soda kaustik, pestida organofosfat.
3. Topikal (melalui mata). Efek spesifiknya pada mata dan bisa
menyebabkan iritasi lokal. Contoh : asam dan basa, atropin.
4. Inhalasi. Iritasi pada saluran nafas atas dan bawah, bisa berefek
pada absopsi dan keracunan sistemik. Keracunan melalui inhalasi
juga banyak terjadi di tempat-tempat industri. Contoh : atropin, gas
klorin, CO (karbon monoksida).

5. Injeksi. Efek sistemik, iritasi lokal dan bisa menyebabkan


nekrosis. Masuk ke dalam tubuh bisa melalui intravena,
intramuskular, intrakutan maupun intradermal.

Best Regards,

AN D I N U R F AD I LAH
MTK XI

Anda mungkin juga menyukai