KIMIA ORGANIK 1
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JAMBI
2016
PERCOBAAN 1
I. JUDUL
II. HARI / TANGGAL
III. TUJUAN
: REKRISTALISASI
: Kamis, 29 september 2016
: 1. Memahami teknik teknik dalam pemisahan
2. Pemurnian zat padat dengan rekristalisasi
3. Menetukan kemurniannya dengan titik leleh.
IV. MANFAAT
V. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Rekristalisasi
Rekristalisasi adalah cara kristalisasi secara selektif suatu senyawa dari
campuran zat padat yaitu dengan mealrutkan dalam suatu pelarut yang cocok
disekitar titik didihnya kemudian disaring selagi panas untuk memisahakan zat
padat tersuspensi atau tak larut dalam larutan. Metode rekristalisasi didasarkan
pada prinsip bahwa senyawa tertentu emmepunyai satu sifat kelarutan tertentu
yang berbeda dari campuran lainnya didalam suatu pelarut tertentu.
Ada tiga tahap dasar rekristalisasi:
1. Melarutkan zat padat campuran dalam pelarut yang minimal, biasanya pada titik
didihnya.
2. Kristalisasi selektif dalam suatu pelarut tertentu dengan cara menurunkan suhu
larutan secara perlahan
3. Penyaringan terhadap kristal murninya dipisahkan dari larutannya
Jumlah terkecil pelarut yang digunakan dalam melarutkan sejumlah zat padat
disebut larutan jenuh. Tidak banyak zat padat dapat larut dalam keadaan ini, karena
dalam keadaan kesetimbangan. Sedikit saja suhu didinginkan akan terjadi
pengendapan . sejumlah energi diperlukan untuk melarutkan zat padat, yaitu untuk
memecahkan struktur kristalnya (c= energi kisi) yang diambil dari pelarutnya.
2. Kristalisasi
Proses kristalisasi adalah kebalikan dari proses pelarutan. Mula mula molekul
zat terlarut membentuk agregat dengan molekul pelarut laju terjadi kisi kisi
diantara molekul molekul. Zat terlarut yang tersu tumbuh emmbentuk kristal yang
lebih besar diantara molekul pelarut sambil melepaskan sejumlah energi kisi.
Kristalisasi zat murni akan menghasilkan yang klenti dan teratur bentuknya sesuai
dengan sifat kristal senyawnya. Dan pembentukan kristal ini akan mencapai
a.
c.
Pembentukan kristal
Pembentukan kristal biasanya memerlukna waktu induksi yang berkisar
beberapa menit sampai beberapa jam. Kadang kadang didapati suatu keadaan yang
disebut kelewat jenuh (supersaturation) diamana kristal kristal baru keluar apabila
dilakukan prosedur prosedur khusus seperti pengocokan, penggoresan dinding
menjadi kristal.
d. Titik leleh dan cara pengeluarannya
Suatu zat padat mempunyai molekul molekul dalam bentuk kisii yang teratur
dan terikat/ siikat oleh gaya gaya
dipanaskan enrgi kinetik dari molekul tersebut akan anik. Hal ini kan
mengakibatkan molekul bergetar, yang akhirnya pada suhu trtentu ikatan-ikatan
molekul tersebut akan terlepas maka zat padat akan meleleh.
Titik leleh senyawa murni adalah suhu dimana fasa padat dan fasa cair
senyawa tersebut dalam kesetimbangan pada tekanan 1 Atm. Kalor diperlukan
untuk transisi dari bentuk kristal, pemecah kisi kristal, sampai semua terbentuk cair.
Untuk melewati proses iini memerlukan waktu dan sedikit perubahan suhu. Trayek
suhu leleh sneyawa biasanya tidak lebih dari 1C sedangkan senyawa murni trayek
leleh makin lebar.
Penentuan titik elelh suatu sneyaawa murni ditentukan dari pengamatan trayek
lelehnya, dimulai saat terjadi pelelehan sedikit, transisi padat cair, sampai seluruh
kristal mencair. Hal ini dilakukan terhadap sedikit kristal yangsudah digerus harus
dietakkan dalam ujung bawah gelas kapiler, lalu dipanaskan secara merata dan
perlahan disekitar kapiler ini. Pengukuran ini suhu harus tepat ditempat zat tersebut
meleleh.
Pelarut untuk titik leleh didasarkan kepada besarnya titik leleh atau interval zat
padat. Alat thiele digunakan untuk titik leleh 25C - 180C dengan menggunkan
minyak praffin atau oli sebagai pelumas. Alat melttemp untuk titik leleh 25C-
400C menggunakan melting block alat fisher-johns untuk titik leleh 25C-300C
menggunkan heating block (elektrik) dan kaca objek untuk menyimpan zat (Tim
Penyusun Penuntun Praktikum Kimia Organik I Fakultas Teknik, Universitas
Jambi. 2016)
Pengertian rekristalisasi
Rekristalisasi adalah teknik pemurnian suatu zat padat dari pengotornya dengan cara
mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dalam pelarut yang sesuai.
Prinsip dasar dari proses rekristalisasi adaah perbedaab kelarutan antara zat yang akan
dimurnikan dengan zat pengotornya, karena konsentrasi pengotor biasanya lebih kecil
dari pada konsentrasi zat yang dimurnikan. Dalam kondisi dingin, konsentrasi pengotor
yang rendah tetap dalam larutan smeentara zat kosentrasi tinggi akan mengendap.
Kemudian suatu endapan dapat disaring dan dicuci tergantung sebagian besar pada
struktur morfologi endaapan yaitu bentuk dan ukuran ukuran kristalnya. Semakin besar
kristal kristal yang terbentuk selama berlangsungnya pengendapan , makin mudah
mereka dpat disaring dan mungkin seklai meskii tak halus. Makin cepat kristal kristal
itu akan tumbuh dan turun keluar dari larutan yang lagi lagi akan membantu
penyaringan. bentuk kristal juga penting, dtruktur yang sederhana seperti kubus
oktahedron atau jarum jarum sangat menguntungkan, karena mudah dicuci setelah
disaring. Kristal dengan struktur yang lebih kompleks yang mengandung lekuk lekuk
dan lubnag lubang akan menahan cairan induk (mother liquid) bahkan setelah dicuci
dengan seksama. Dengan enapan endapan yang terdiri dari kritsal demikian, pemisahan
kuantitatif lebih kecil kemungkinan bisa tercapai.
Dalam rekristalisasi ada 7 langkah yang dilakukan, yaitu :
Memilih pelarut
Melarutkan zat pelarut
Menghilangkan warna larutan
Memindahkan zat padat
Mengkristalkan larutan
Mencuci dan mengumpulkan kristal (biasanya menggunakan filtrasi)
Mengeringkan produk
b. Pelarut zat terlarut tidak larut pada pelarut dingin tetapi larut dalam pelarut
panas
c. Pelarut hanya dapat melarutkan zat yang akan dimurnikan dan tidak melarut
zat pencemarannya
d. Titik didih pelarut harus rendah , hal ini akan memppermudah proses
pengeringan kristal yang terbentuk
e. Titik didih pelarut harus lebih renda dari titik leleh zat yang akan dimurnikan
agar zat yang dilarutkan tidak terurai saat pemanasan berlangsung
f. Kelarutan merupakan fungsi dari polaritas pelarut dan zat terlarut like disolve
like dimana pelarut polar kaan melarutkan senyaa polar pelaryt non polar
akan melarutnya senyaa nonpolar
Berdasarkan pelarut yang digunakan metode rekristalisasi terbagi menjadi dua , yaitu
rekristalisasi dengan dengan pelarut tunggal dan rekristalisasi dengan multi pelarut.
Sedangkan berdasarkan ekniknya, metode rekristalisasi dibagi menjadi tiga, yaitu
rekristalisasi dengan nuleai spontan, rekristalisasi dengan penyarigan panas, dan
rekristalisasi menggunakn seeding.
Terbentuknya sebuah kristal yang mana setiap bagian merupakan yang serba sama,
bentuknya tiga dimensi. Dari kristal dibentuk oleh bidang bidang datar yang terlibat dari
luar dan bidang tersebut ditentukan oleh barisan atom atom paling dalam. Pada saat ini
banyaks ekali proses yang diketahui dalam terbentuknya kristall. Proses tersebut terdiri
dari proses buatan manusia di laboratorium ataupun proses alami. Seperti proses
pendinginan magma, proses evaporit, proses hidrotermal,dll. Bentuk kesempurnaan dari
kristal dapat dibagi menjadi, bila bentuknya sempurna disebut auhedral, masih terdapat
bidang kristal disebut subhedaral dan jika sudah tidak terdapat sama sekali jejak bidang
kristal disebut anhedrol.
Empat tahap pada proses kristalisasi meliputi pembentukan kondisi lewat jenuh atau
lewat dingin nukleasi, atau pembentukan krristal inti pertumbuhan kristal dan
rekristalisasi atau pengaturan kembali struktur kristalin sampai mencapai energi
terendah.
Kristalisasi menunjukan sejumlah fenomena yang berikatan dengan pembentukan
kristal adalah sebagai berikut :
1. Kondisi lewat jenuh untuk suatu larutan seperti larutan gula atau garam
2. Kondisi lewat dingin untuk suatu cairan atau lelehan (melt) seperti air dan
lemak
Untuk membentuk kristal fase cairan (liquid) harus melewati kondisi lewat
dingin (untuk lelehan) kondisi tersebut dapat tercapai melalui pendinginan dibawah titik
leleh suatu komponen (misalnya air) atau melalui penambahan, sehingga dicapai
kondisi lewat jenuh (misalnya garam dan gula). Pada kondisi tidak seimbang ini
molekul molekul pada cairan yang mengatur kondisi dan membentuk strutur matriks
kristal. Kondisi leat jenuh atau lewat dingin pada produk pangan diatur melalui proses
formulasi atau kondisi lapangan.
Kristalisasi merupakan salah satu proses p-emurnian yang pengambilan hasil
dalam bentuk padat. Kristal menjadi suatu produk industri yang sangat penting, karena
semakin bnayak hasil industri kimia yang dipasarkan dalam bentuk kristal. Kristalisasi
memerlukan energi lebih sedikit dibandingkan distalasi atau metode ppemisahan yang
lain.
Kristalisasi adalah suatu pemebentukan partikel padatan didalam sebuah fase
homogen. Secara umum tujuan kristalisasi adalah untuk memperoleh produk dengan
kemurnian tinggi dan dengan tingkat pemunggutan (yield) yang tinggi pula. Salah satu
sifat kristal yang perlu diperhatikan adalah ukuran kristaal individual dan keragaman
ukurannya (sebagai kristal bulk) harus selalu kontrol.
Perubahan suhu
Penguappan solvent
Reaksi kimia
Pengubahan komposisi solvent
Jika produk kristal akan diolah lebih lanjut maka keseragaman ukuran sangat
dibutuhkan untuk proses filtrasi pencucian, pereaksian dengan zat kimialain,
transportasi dan penyimpanan kristal itu sendiri. Faktor yang sangat berpengaruh
terhadap ukuran kristal yang
Sedangkan nukleasi dan growth rate sangat dipengaruhi oleh kondisi supersaturasi,
selain juga oleh keasaman, suhu adanya bibit atau impurities dan surfaktan dalam
kristalisator.
Kristalisator adalah suatu pembentukan partikel padatan didalam sebuah fase
homogen, pembentukan partikel padatan dapat terjadi dari fase uap seperti pada proses
pembentukan kristal salju atau sebagai pemadatan suatu cairan pada titik lelehnya atau
sebagai kristalisasi dalam suatu larutan (cair). Kristal adalah suatu padatan diamana
ketidakmurnian dalam kristalisasi tidak melulu pengotor impurities bisa jadi zat (ketiga)
yang sengaja ditambahkan alam suatu larutan induk. Pengaruh impurities pada ukuran
dan distribusi kristal sangat tergantung pada pengaruhnya dalam nukleasi dan
pertumbuhan kristal.
1. Nukleasi
Nukleasi adalah pembentukan inti inti kristal baru. Nuleasi dapat dibedakan
menjadi dua jenis berdasarkan pembentukannya yaitu nukleasi primer dan nukleasi
sekunder. Nukleasi primer terjadi dalam sistem yang belum terdapat kandungan kristal
sama sekali. Nukleasi primer yang terjadi secara spontan disebabkan tercapainya super
saturasi disebut nukleasi homogen. Sedangkan nukleasi primer yang terjadi karena
induksi partikel lain. Nukleasi sekunder merupakan nukleasi yang terjadi karena induksi
dari kristal yang sudah terkandung dalam larutan induk. Selain dikarenakan kontak
dengan sesama partikel kristal.
1. Pembentukan kristal
Pembentukan kristal adalah bertambah besarnya ukuran kristal pada kondisi
supersaturasi yang tidak terlalu tinggi, lebih cenderung terjadi pembesaran
kristal dari pada terjadi nukleasi.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kristal yaitu :
Temperatur
Ukuran kristal
Impurities
2. Kelarutan dan supersaturasi
Kelarutan adalah kuantitass maksimal padatan yang dapat terkandung dalam
suatu larutan. Larutan yang tidak mampu melarutkan padatan lagi disebut
larutan jenuh.
Supersaturasi adalah keadaan diamana larutan mengandung konsentrasi
padatan yang lebih tinggi dari pada konsentrasi kesetimbangan (jenuh).
3. Aglomerasi
partikel
dapat
juga
disebabkan
oleh
aglomerasi,
yiatu
REKRISTALISASI
Rekristalisasi merupakan teknik klasik dalam pemurnian senyawa organik. Jika suatu
campuran senyawa organik terlalu banyak, tidalah untuk dimurnikan dengan teknik
rekristalisasi. Untuk mengetahui dapat tidaknya suatu sneyawa organik da[at dimurnikan
dengan teknik rekristalisasi dengan cara menguapankan pelarutnya.
1. Pembentukan kristal
Pemilihan pelarut yang sesuai caranya adlaah dengan memasukkan sekitar 50 mg
zat padat yang akan dikristalisasikan kedalam tabung reaksi (75 x 10 mm)
kemudian ditambahkan 3 atau 4 tetes pelarut dan campuran dikocok.
Kemungkinan yang terjadi dan yang timbul adalah zat padat tidak larut atau larut
sebagian.
2. Pembentukan kristal
Hasil penentuan dari pelarutan bahan yang dikristalisasikan kemudian diasaring
baik dengan penyaring
Selanjutnya filtrat yang berisi bahan yang akan dikristalkan (kotoral atau
impurities tinggal dalam carang pisah) dikristalkan kembali dengan cara
pendinginan. Bila pada suhu kamar tidak terbentuk kristal maka lakukan lanhkah
berikut :
1. Filtrat dipekatkan kemudian dibiarkan pada suhu kamar
2. Bila kristal belum terbentuk maka dilakukan penggerusan terhadap dinding
gelas drngan batang pengaduk
3. Apabila dengan langkah dua abelum terbentuk kristal maka lakukan
pengujian ulang untuk mendapatkan pelarut yang idak melarutkan sama
sekali
4. Apabila kristal belum juga terbentuk maka lakukan pengujian ulang untuk
mendapatkan pelarut yang sesuai
3. Penyaringan
Jika lrutan sudah dingin dan kristal telah terbentuk maka lakukan penyaringan,
sehingga krostal yang diinginkan tertinggal dikertas saring. Pengeringan dapa
dilakukan secara langsung diatas kertas saring baik dengan dikeringkan maupun
dengan oven pengering
Penyaringan adalah tahap yang harus dilakukan. Penyaringan terhadap hasil
pembentukan kristal yang baik hasl isolasi, sintesa, pemurbian dan hasil
rekristalisasi (Ibrahim, Sanusi Dan Marham Sitorus. 2013)
Pada percobaan yang dilakukan, digunakan beberapa larutan yaitu
1. Asam benzoat
Asam benzoat merupakan senaywa yang kurang larut dalam air karena
merupakan aam lemah.
Sifat sifat asam benzoat ;
Bobot molekul122,12
Menagndung tidak kurang 99,5 % dan tidak lebih dari 100 % C7H6O2
tak berwarna dengan bau yang kgas. Berat spesifik etanol pada suhu 150C
sebesar 0,7937. Etanol mulai mendidih pada suhu 78,320C (76 mmHg air
raksa). Ini mudah larut dalam air dan eter. Dengan panas pembakaran 328 K.
Etanol dapat digunakan sebagai bahan minuman, kosmetik, obat obatan,
pelarut anti septik, dan bahan bakar (Wikipedia. 2016).
3. Naftalen (Kapur Barus)
Merupakan senyawa organik dengan rumus molekul C10H8. Naftalen
merupakan senyawa hidrokarbonpolisiklik aromatik sederhana, berbentuk
kristal padat berwarna putih dengan bau yang khas dan terdeteksi oleh indra
penciuman pada kosentrasi serendah 0,08 ppm. Sebgai senyawa aromatik struk
naftalen terdiri dari sepasang gugus arena atau cincin benzena yang bersatu.
Ikatan karbon dalam naftalen tidak sama panjang. Obligasi C1-C2, C3- C4,
C5-C6 dan C7-C8 sekitar 136 pm panjangnya, sedangkan ikatan karbon
karbon lainnya sekitar 142 pm. Naftalen memiliki tiga gugus resonansi
sehingga elektron dalam gugus arena dalam cincin benzena dapat bergerak
bebas seperti sebuah lautan elektron dan menyebabkan ikatan rangkap pada
cincin benzena naftalen tidak pasti. Ikatan konjugasi pada naftalen
menyebabkan naftalen memiliki ikatan tidak jenuh dan memiliki titik leleh
80,26C dan titik didih 218C yang relatif rendah dan sifatnya volatil dalam
suhu ruangan (Wikipedia. 2016).
4. Arang
Arang aadalah residu hitam berisi karbon tidak murni yang dihasilkan dengan
menghilangkan kandungan air dan komponen volatil dari hewan atau
tumbuhan. Arang umumnya didapatkan dengan memanaskan kayu, gula,
tulang, dan benda lain. Arang yang hitam, ringan, mudah hancur dan
menyeruppai batu bara terdirii dari 85% sampai 98% karbon, sisanya adalah
abu atau benda kimia lainnya (Wikipedia. 2016).
g. Kertas saring
2. BAHAN
a. Asam benzoat
b. Naftalen
c. Arang/norit
d. Etanol
- ditimbang 5 gr
- dimasukkan kedalam erlenmeyer
Air panas
- dimasukkan bertahap
- diaduk hingga larut
Larutan asam
Benzoat
Residu
Filtrat
dinginkan
kristal
didiamkan /
direndam
Air Es
Hasil
disaring
- ditimbang 5 gr
- dimasukkan kedalam erlenmeyer
Etanol
- dimasukkan bertahap
- diaduk hingga larut
Larutan
Arang
Residu
Filtrat
dinginkan
kristal
didiamkan /
direndam
Air Es
Hasil
disaring
Perlakuan
Pengamatan
2.
3.
4.
5.
Larutan diaduk
6.
Perlakuan
Pengamatan
2.
3.
4.
5.
6.
Penyaringan campuran
X. PEMBAHASAN
Kristalisasi merupakan salah sattu proses pemurnian dan pengambilam hasil dalam
bentuk padat.
Kristalisasi dari suatu larutan merupakan proses yang sangat penting karena ada
berbagai macam bahanyang dipasarkan dalam bentuk kristalin. Secara umum tujuan
kristalisasi adalah untuk memperoleh produk dengan kemurnian tinggi dengan tingkat
pemangutan (yield) yang tinggi pula.
Salah satu sifat penting kristal yang perlu diperhatikan adalah ukuran kristal indiidual
dan keseragamannya.
Faktor yang sangat berpengaruh terhadap ukuran kristal yang dihasilkan adalah
kecepatan nukleasi dan growth rate. Sedangkan nukleasi dan growth rate sendiri sangat
dipengaruhi oleh kondisi supersaturasi, selain juga oleh keasaman, suhu adanya bibit dan atau
impurities dan atau surfaktan dalam kristalisator.
Supersaturasi merupakan suatu kondisi dimana konsentrasi padatan (solute) dalam
suatu larutan melebihi konsentrasi jenuh larutan tersebut, maka pada kondisi inilah kristal
pertama kali terbentuk ada 4 metode untuk membangkitkan supersaturasi, yaitu : Pengubahan
suhu, penguapan solven, reaksi kimia, dan pengubahan komposisi solven.
Gambar 10.1
Penyaringan kristal asam benzoat
Gambar 10.2
Kristal asam benzoat berbentuk bubuk
putih
XI. PERTANYAAN
1. Terangakan prinsip dasar dari Rekristalisasi?
Jawab :
Proses pembentukan senyawa fasa cair menjadi fasa padat dikarenakan senyawa
tersebut mencapai titik bekunya. Ketika mencapai titik bekunya ikatan antara
molekulnya akan semakin kuat sehingga menyulitkan pergerakan dari molekulnya
( Tim Penyusun Praktikum Kimia Organik I, 2016).
2. Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi proses kristalisasi dan bentuk kristal?
Jawab :
Faktor yang mempengaruhi proses kristalisasi :
a. Kesetimbangan molekul dalam reaksinya
b. Temperatur / suhu
c. Pelarut yang digunakan
d. Kelarutan
Faktor yang mempengaruhi bentuk kristal :
a. Laju pertumbuhan inti ( Nukleasi ) yaitu jumlah inti yang terbentuk
dalam satuan waktu. Jika Nukleasi tinggi. Kristal yang akan terbentuk
banyak tetapi tak satupun yang akan tumbuh menjadi besar.
b. Pertumbuahan kristal, jika laju ini tinggi kristal yang terbentuk besar
( Tim Penyusun Praktikum Kimia Organik I, 2016).
3. Gambarkan diagram fasa dari proses penentuan titik leleh dan rekristalisasi ?
Jawab:
XII. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang sudah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan:
1) Penambahan pada larutan berguna untuk menyerap sel pengotor sehingga diperoleh
larutan yang jernih;
2) Bentuk kristal dari percobaan kristalisasi dengan pelarut organik adalah kristal bentuk
butiran dengan berat 0,111 gr. Sedangkan bentuk kristal dari percobaan kristalisasi
dengan pelarut air adalah kristal bentuk jarum dengan berat 2,939 gr;
3) Perendaman larutan pada air es bertujuan agar mempercepat kristal terbentuk dan
ukuran kristal juga besar. Sedangkan residu penyaringan berbentuk bubur gel yang
berwarna hitam.