Pondasi Tiang Pancang
Pondasi Tiang Pancang
Dalam merencanakan pondasi untuk suatu konstruksi dapat digunakan beberapa macam tipe
pondasi. Pemilihan tipe pondasi ini didasarkan atas :
1.
Fungsi bangunan atas (upper structure) yang akan dipikul oleh pondasi tersebut.
2.
Besarnya beban dan berat dari bangunan atas.
3.
Kondisi tanah dimana bangunan tersebut akan didirikan.
4.
Biaya pondasi dibandingkan dengan bangunan atas.
Seperti yang kita ketahui bahwa tipe pondasi cukup banyak macamnya, dan tergantung dari
fungsi serta kegunaannya. Nah.. salah satu di antara tipe pondasi yang dapat digunakan adalah
pondasi tiang pancang. Konstruksi pondasi tersebut bisa terbuat dari kayu, baja, atau beton
yang berfungsi untuk meneruskan beban- beban dari struktur bangunan atas ke lapisan tanah
pendukung (bearing layers) dibawahnya pada kedalaman tertentu
Penyaluran beban dimana sebagian besar daya dukungnya adalah akibat dari
perlawanan tanah keras pada ujung tiang. Tiang yang dimasukan sampai lapisan tanah keras,
secara teoritis dianggap bahwa seluruh beban tiang dipindahkan kelapisan keras melalui ujung
tiang.
Anggapan tanah keras yang dimaksudkan disini sebetulnya relatif dan tergantung dari beberapa
faktor, antara lain seperti besar beban yang harus dipikul oleh tiang. Sehingga bisa saja ada
anggapan asalkan pada posisi dimana daya dukung tanahnya sudah mumpuni untuk
mengimbangi besarnya beban yang dipikul tiang, maka disitu diasumsikan letak tanah keras
berada. Anggapan ini tidak salah tapi juga tidak betul, namun supaya tidak terjadi perbedaan
yang tajam dalam perspektif anggapan, maka untuk dianggap sebagai lapisan tanah pendukung
yang baik, dapat digunakan ketentuan sebagai berikut :
1.
Lapisan non kohesif (pasir, kerikil) mempunyai harga standard penetration test (SPT), N
> 35.
2.
Lapisan kohesif mempunyai harga kuat tekan bebas (Unconfined compression strength)
qu antara 3 s/d 4 kg/cm2 atau N > 15 s/d 20.
Dari hasil sondir dapat dipakai kira- kira harga perlawanan konis S 150 kg/cm2 untuk lapisan
non kohesif, dan S 70 kg/cm2 untuk lapisan kohesif.
b. Tumpuan Geser/Sisi (Friction Pile)
Penyaluran beban dimana sebagian besar daya dukungnya adalah akibat dari gesekan antara
tanah dengan sisi- sisi tiang pancang, atau dengan kata lain kemampuan tiang pancang dalam
menahan beban hanya mengandalkan gaya geseran antara tiang dengan tanah disekelilingnya.
Hal ini bisa terjadi karena pada dasarnya kenyataan dilapangan mengenai data kondisi tanah
tidak bisa diprediksi, sehingga sering kita menjumpai suatu keadaan dimana lapisan yang
memenuhi syarat sebagai lapisan pendukung yang baik ditemui pada kedalaman yang dalam,
sehingga untuk mendapatkan tumpuan ujungnya kita perlu merogoh kocek lebih dalam
dikarenakan biayanya sangat mahal.
Pada kenyataan seperti ini praktis daya dukung yang didapat adalah dari gesekan antara sisi
tiang dengan tanah disekelilingnya namun bukan berarti perlawanan diujungnya kita anggap
melempem atau tidak ada, tapi pada kenyataannya tumpuan diujung ini juga memiliki andil
dalam memberikan sumbangan daya dukung walaupun itu kecil.
Perbedaan dari kedua jenis tiang pancang ini, semata-mata hanya dari segi kemudahan, karena
pada umumnya tiang pancang berfungsi sebagai kombinasi antarafriction pile (tumpuan sisi)
dan end bearing pile (tumpuan ujung). Kecuali tiang pancang yang menembus tanah yang
sangat lembek sampai lapisan tanah dasar yang padat.
Berikut ini adalah beberapa contoh rangkaian pekerjaan pondasi tiang pancang di lapangan :
Gambar 3.Penyusunan Bata Hebel (sebagai pengganti bekisting), untuk Poer Pondasi