Naskah Publikasi
Naskah Publikasi
RAWAT INAP DI RS X
TAHUN 2014
NASKAH PUBLIKASI
Oleh :
NURITA SETYORINI
K100120015
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2016
ii
PENDAHULUAN
Pengobatan asma pada beberapa pasien masih belum menunjukkan hasil yang
optimal sehingga berakibat pada kesakitan dan kematian. Pedoman pengobatan asma telah
secara luas tersedia, namun terdapat bukti yang menunjukan bahwa adanya tujuan
pengobatan dengan hasil terapi yang tidak sesuai (Gillissen, 2004). Banyak kasus
perawatan di rumah sakit pada lansia adalah akibat dari tokisistas obat akibat adanya
interaksi obat yang sebenarnya dapat dihindari (Juurlink et al., 2003).
Interaksi dapat dikatakan jika ada satu obat yang efeknya berubah akibat adanya
obat lain, obat herbal, makanan, minuman maupun bahan kimia yang lain. Hasil interaksi
dapat meningkatkan toksisitas obat ataupun mengurangi efek obat dimana kedua kejadian
ini memiliki mekanisme yang mirip (Baxter, 2008). Reaksi akibat adanya interaksi obat
dapat menurunkan maupun meningkatkan efek obat (Takarabe et al., 2010).
Tipe interaksi obat biasanya dikarakteristik menjadi 2 jenis, yaitu interaksi obat
farmakodinamik dan farmakokinetik (Tatro, 2012). Mekanisme interaksi farmakokinetik
dapat terjadi pada tahap absorbsi, metabolisme, eksresi, dan distribusi (Snyder et al., 2012).
Interaksi farmakodinamik adalah interaksi yang terjadi sehingga efek obat akan berubah
akibat adanya obat lain di tempat aksi. Kebanyakan obat akan saling berkompetisi untuk
menduduki tempat aksi tertentu, misalnya agonis beta-2 dan beta bloker, namun sering
pula terjadi interaksi secara langsung yang melibatkan mekanisme fisiologis (Baxter,
2008).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RS Roemani Muhammadiyah
Semarang selama periode Maret 2008-Maret 2010 ditemukan bahwa terjadi kasus interaksi
obat pada pengobatan pasien asma sebanyak 19 kasus dari 75 pasien rawat inap (Rivianti,
2010). Berdasarkan uraian yang telah disebutkan, maka perlu dilakukan penelitian tentang
potensi interaksi obat pada pasien asma rawat inap di RS X di Surakarta tahun 2014.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian non-eksperimental dengan
menggunakan metode deskriptif serta pengumpulan data secara retrospektif untuk
mengevaluasi adanya interaksi obat pada pasien asma rawat inap di RS X tahun 2014.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengumpulan data dan
drug interaction checker textbook Drug Interaction Facts serta drug interaction checker
database dalam laman website www.drugs.com/drug_interactions. Bahan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data rekam medik pasien di RS X yang memenuhi kriteria
inklusi yang telah ditetapkan.
2
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien asma rawat inap di RS X di
Surakarta tahun 2014. Sampel penelitian harus memiliki kriteria inklusi yaitu: pasien
dengan diagnosa asma; mendapatkan 2 obat yang digunakan pada hari yang sama; dan
data rekam medik pasien lengkap (nama, nomor rekam medik, jenis kelamin, usia, dan data
penggunaan obat). Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling.
Sampel yang memenuhi kriteria inklusi yang digunakan dalam penelitian. Pengumpulan
data dilakukan dengan cara pengambilan data dalam rekam medik pasien yang ada di
instalasi rawat inap RS X di Surakarta. Data dicatat dalam lembar pengumpulan data
meliputi nomor rekam medik, usia, jenis kelamin, dan catatan penggunaan obat pasien.
Analisis data dilakukan secara kuantitatif untuk mengetahui persentase kejadian
interaksi obat. Potensi interaksi obat didapatkan dengan mengolah data penggunaan obat
dan dihitung persentase potensi interaksi obat dengan rumus:
0 - 18
19 - 64
65
Total
Tabel 1. Distribusi pasien asma rawat inap berdasarkan usia dan jenis kelamin
di RS X di Surakarta tahun 2014
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Persentase
Jumlah
Persentase
(%)
(%)
7
7,4
5
5,2
23
24,2
45
47,4
7
7,4
8
8,4
37
39
58
61
tabel
2,
penggolongan
obat
asma
dilakukan
berdasarkan
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma oleh Departemen Kesehatan RI tahun 2007.
Gambaran peresepan yang dilakukan di RS X tahun 2014 untuk penanganan pasien asma
rawat inap adalah sebagai berikut:
3
Kelas terapi
Obat asma
Tabel 2. Gambaran peresepan pada pasien asma rawat inap di RS X tahun 2014
Golongan
Nama obat
Jumlah
Persentase (%)
(n = 978)
Simpatomimetik
Salbutamol
42
7,16
Fenoterol
27
Formoterol
Norepinefrin
Epinefrin
Efedrin
Aminofilin
Teofilin
1
1
1
47
2
Ipratropium bromid
Metilprednisolon
Deksametason
Flutikason
Budesonid
Prednisone
Triamsinolon
N-asetilsistein
Amoksisilin
Ampisilin
Asam klavulanat
Gentamisin
26
58
27
11
9
1
1
32
11
5
1
3
2,66
10,94
Seftriakson
Sefadroksil
Sefiksim
Sefuroksim
40
10
3
1
5,83
Infus rehidrasi
Sefepim
Sefotaksim
Seftazidim
Meropenem
Doksisiklin
Levofloksasin
Siprofloksasin
Trimetoprim
Sulfametoksasol
Klindamisin
Azitromisin
Metronidazol
Kloramfenikol
Infus NaCl 0,9%
1
1
1
3
1
16
9
3
3
2
4
4
1
52
Pelarut
Infus RL
Infus asering
Natrium klorida
51
1
13
Kalium klorida
Magnesium sulfat
Kalsium karbonat
Kalsium glukonat
Kalium aspartat
Oralit
Gliseril guaikolat
Bromheksin HCl
Vitamin B komplek
11
5
3
2
1
1
12
5
19
Asam askorbat/Vitamin C
Fitonadion/Vitamin K
Asam folat/Vitamin B9
Vitamin B1, B6, B12
Sianokobalamin/Vitamin B12
Pirodoksin/Vitamin B6
Lesitin murni, Vitamin B1,
B2, B6, E, nikotinamid
Ferro sulfat
Ketorolak
Aspirin
Asam mefenamat
Diklofenak
Meloksikam
Dexketoprofen
17
4
3
2
2
1
1
Xantin
Antikolinergik
Kortikosteroid
Antibiotik
Obat Penunjang
Penisilin
Aminoglikosida
Sefalosporin
Karbapenem
Tetrasiklin
Fluorokuinolon
Sulfonamid
Linkosamid
Makrolida
Golongan lain
Elektrolit
Suplemen
Rehidrasi oral
Obat batuk
Obat golongan
lain
Vitamin
Multivitamin
Besi
NSAID
18
24
8
6
2
1
1
5,01
3,27
1,74
0,31
0,31
0,10
2,56
0,61
0,20
0,41
0,51
10,63
1,33
2,25
0,10
1,74
5,11
0,10
1,84
4,50
Kelas terapi
Lanjutan tabel 2. Gambaran peresepan pada pasien asma rawat inap di RS X tahun 2014
Golongan
Nama obat
Jumlah
Persentase (%)
(n = 978)
Antalgin
1
Ibuprofen
1
Analgetik
Parasetamol
19
1,94
Analgetik opiat
Kodein
15
1,84
Fentanil
2
Petidin
1
Antikoagulan
Warfarin
2
0,31
Heparin
1
PPI
Omeprazol
15
1,94
Pantoprazol
3
Lansoprazol
1
Antagonis selektif 5HT3
Ondansetron
12
1,33
Granisetron
1
ACEI
Kaptopril
12
1,33
Lisinopril
1
Inhibitor xantin oksidase
Alopurinol
1
0,10
Antihipoglikemi
Dekstrosa
15
1,53
Laksativa
Laktulosa
2
0,20
Antifibrinolitik
Asam traneksamat
11
1,12
Logam
Zink
3
0,31
Nitrat
Isosorbid dinitrat
6
0,61
Oksitosik
Metilergometrin
1
0,10
Anestesi local
Lidokain
4
0,41
Diuretik loop
Furosemid
24
2,45
Diuretik hemat kalium
Spironolakton
4
0,41
Amida
Bupivakain
2
0,20
Albumin
1
0,10
Natrium bifosfat : natrium
1
0,10
fosfat
Sitikolin
1
0,10
Agen prokinetik
Metoklopramid
3
0,31
Antidiare
Atapulgit
4
0,41
Alfa-2 agonis
Klonidin
1
0,10
CCB
Amlodipin
5
1,23
Nifedipin
3
Verapamil
2
Diltiazem
1
ARB
Kandesartan
1
0,20
Telmisartan
1
Antasida
Sukralfat
8
2,25
Aluminum Hidroksida :
7
Magnesium hidoksida
Al(OH)3:Mg(OH)2:Simeti7
kon
Antagonis H2
Ranitidin
35
3,58
Benzodiazepin
Alprazolam
14
1,74
Klordiazepoksida/Klidini-um 2
bromid
Diazepam
1
Agen ionotropik
Sulfonilurea
Insulin
6
1
6
2
1
1
1
4
5
1
0,61
0,10
1,02
Tiazolidindion
Biguanid
Statin
Analog GABA
Digoksin
Glimepirid
Insulin aspart
Insulin glargin
Insulin glisin
Insulin lispro
Pioglitazon
Metformin
Simvastatin
Gabapentin
Diuretik Tiazid
Hidroklorotiazid
0,20
Antihistamin
Cetirizin
0,92
Difenhidramin
0,10
0,41
0,51
0,10
Feksofenadin
Antispasmodik
Atropin sulfat
0,20
Anti TB
Rifampisin
0,51
Isoniazid
Pirazinamid
Kelas terapi
Lanjutan tabel 2. Gambaran peresepan pada pasien asma rawat inap di RS tahun 2014
Golongan
Nama obat
Jumlah
Persentase (%)
(n = 978)
Etambutol
1
Beta bloker
Propranolol
0,10
C. Interaksi Obat
Dari 95 pasien ditemukan 74 pasien (77,89%) sampel memiliki potensi interaksi
obat. Berdasarkan teori, semakin banyak obat yang diresepkan untuk satu pasien
kemungkinan terjadi efek yang merugikan akan semakin sering, hal ini juga diungkapkan
dalam Baxter (2008).
Tabel 3 menunjukkan gambaran potensi interaksi obat berdasarkan penggolongan
mekanisme interaksi serta tingkat keparahan.
Kategori
Mayor
Moderate
Minor
Total
Tabel 3. Penggolongan potensi interkasi obat pada pasien asma rawat inap
di RS X di Surakarta tahun 2014
Farmakodinamik
Farmakokinetik
Tidak diketahui
Total
Jumlah
PersenJumlah
PersenJumlah
PersenJumlah
tase (%)
tase (%)
tase (%)
13
2,54
10
1,95
24
4,69
47
196
38,28
78
15,23
63
12,31
337
59
11,52
61
11,91
8
1,56
128
268
52,34
149
29,09
95
18,62
512
Persen-tase
(%)
9,18
65,82
25
100
Mekanisme
Obat A
Obat B
Mayor
(n = 47)
Levofloksasin
Siprofloksasin
Amlodipin
Kaptopril
Fentanil
Ketorolak
Rifampisin
Tramadol
Warfarin
Moderate
(n = 337)
Aminofilin
Metilprednisolon
Deksamethason
Warfarin
Metilprednisolon
Aminofilin
Deksametason
Simvastatin
Kalium klorida
Spironolakton
Alopurinol
Ondansetron
Dexametasone
Asam mefenamat
Aspirin
Isoniazid
Pirazinamid
Aminofilin
Ondansetron
Meloksikam
Jumlah
kejadian
9
5
1
6
5
3
2
3
2
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
Persentase*
(%)
19,15
10,64
2,13
12,77
10,64
6,38
4,26
6,38
4,26
2,13
2,13
2,13
4,26
2,13
2,13
2,13
2,13
2,13
2,13
Metilprednisolon
Ranitidin
Budesonid
Azitromisin
Rifampisin
25
14
2
2
1
7,40
4,14
0,59
0,59
0,30
Mekanisme
Salbutamol
Kaptopril
Furosemid
Warfarin
Deksametason
Ciprofloksasin
Aminofilin
Siprofloksasin
Mg(OH)2
Levofloksasin
Ondansetron
Azitromisin
Glimepirid
Insulin aspart
HCT
Pioglitazon
Insulin lispro
Metformin
Teofilin
Furosemid
Metilprednisolon
Aspirin
Deksametason
Insulin aspart
ISDN
Digoksin
Kodein
Alprazolam
Ketorolak
Trimetoprim
HCT
Insulin glargin
Salbutamol
Seftriakson
Metilprednisolon
Alprazolam
Deksametason
Ketorolak
Kodein
Insulin aspart
Digoksin
Diklofenak
Mg(OH)2
Fentanil
Sefepim
Sefadroksil
Pioglitazon
Insulin lispro
Meloksikam
Metformin
Asam mefenamat
Propranolol
Sukralfat
Omeprazol
Insulin glargin
Alopurinol
Ranitidin
Omeprazol
Aminofilin
Mg(OH)2
Digoksin
Aspirin
Ketorolak
Spironolakton
MgSO4
Nifedipin
Insulin aspart
Rifampisin
Ketorolak
14
5
5
4
2
1
1
1
1
1
1
1
1
8
5
4
3
3
3
2
1
1
1
1
1
1
7
7
7
5
4
4
4
3
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
4
3
3
2
2
1
1
1
1
2
4,14
1,48
1,48
1,18
0,59
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
2,37
1,48
1,18
0,89
0,89
0,89
0,59
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
2,07
2,07
2,07
1,48
1,18
1,18
1,18
0,89
0,59
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
2,96
1,18
0,89
0,89
0,59
0,59
0,30
0,30
0,30
0,30
0,59
Mekanisme
Alprazolam
Budesonid
Metilprednisolon
Levofloksasin
Ondansetron
Omeprazol
Aspirin
Kodein
Sukralfat
Aspirin
Mg(OH)2
Al(OH)3
CaCO3
Simvastatin
Metformin
Kodein
ISDN
Gabapentin
Setirizin
Meperidin
Fentanil
Diklofenak
Amlodipin
Ketorolak
Mg(OH)2
Ketorolak
Asam mefenamat
Aspirin
Insulin aspart
Insulin glargin
Digoksin
Laktulosa
Insulin gluisin
Teofilin
Spironolakton
Amlodipin
HCT
Lisinopril
Rifampisin
Metformin
Aspirin
Asam mefenamat
Insulin aspart
Ketorolak
Mg(OH)2
Al(OH)3
Pioglitazon
Insulin lispro
Meloksikam
Metformin
Ondansetron
Azitromisin
Mg(OH)2
Formoterol
Rifampisin
Gentamisin
Klordiazepoksida
Simvastatin
Insulin aspart
Amlodipin
Verapamil
Gentamisin
CaCO3
Asam mefenamat
Digoksin
Al(OH)3
Mg(OH)2
Atropin sulfat
Difenhidramin
ISDN
Setirizin
Al(OH)3
2
1
1
1
1
1
4
1
1
1
1
1
1
1
1
6
5
3
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
3
2
1
1
1
1
1
1
1
2
2
1
1
1
0,59
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
1,18
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
1,78
1,48
0,89
0,59
0,59
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,89
0,59
0,59
0,59
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,89
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,89
0,59
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,59
0,59
0,30
0,30
0,30
Mekanisme
Nifedipin
Kandesartan
Ketorolak
HCT
Verapamil
Azitromisin
Metformin
Isoniazid
Amlodipin
Ampisilin
Ipratropium
Klordiazepoksid
Insulin lispro
Atropin
Norefineprin
Gentamisin
Propranolol
Meperidin
Trimetoprim
Sulfametoksazol
Minor
(n = 128)
Salbutamol
Metilprednisolon
Warfarin
Ranitidin
Deksametason
Siprofloksasin
Kaptopril
Mg(OH)2
CaCO3
Ketorolak
Ibuprofen
Asam mefenamat
Insulin lispro
Meloksikam
Gentamisin
Amlodipin
Insulin aspart
Lisinopril
Metformin
Seftriakson
Klindamisin
Al(OH)3
Mg(OH)2
Insulin lispro
Ranitidin
Parasetamol
Etambutol
Ca glukonat
CaCO3
Kloramfenikol
Klinidin
Setirizin
Pioglitazon
Difenhidramin
Digoksin
Seftriakson
Spironolakton
Fentanil
Spironolakton
Insulin aspart
1
1
2
1
1
2
1
1
1
1
1
1
2
1
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
2
1
1
1
1
0,30
0,30
0,59
0,30
0,30
0,59
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,59
0,30
0,59
0,59
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,59
0,30
0,59
0,30
0,30
0,30
0,30
Metilprenisolon
Deksametason
Budesonid
Flutikason
Metronidazol
Sulfametoksazol
Alprazolam
Al(OH)3
Formoterol
Isoniazid
Furosemid
Simvastatin
Al(OH)2
Mg(OH)2
Parasetamol
Ketorolak
CaCO3
Asam mefenamat
Vitamin B12
Al(OH)3
CaCO3
Formoterol
Efedrin
Lidokain
Isoniazid
Zink
Furosemid
Metoklopramid
CaCO3
17
6
3
3
1
1
8
5
1
1
2
1
5
5
6
6
3
2
1
2
1
1
1
1
1
1
2
1
2
13,28
4,69
2,34
2,34
0,78
0,78
6,25
3,91
0,78
0,78
1,56
0,78
3,91
3,91
4,69
4,69
2,34
1,56
0,78
1,56
0,78
0,78
0,78
0,78
0,78
0,78
1,56
0,78
1,56
Mekanisme
Amlodipin
Al(OH)3
Mg(OH)2
Verapamil
Alprazolam
Sukralfat
Furosemid
Alprazolam
Furosemid
Mg(OH)2
Al(OH)3
Furosemid
Spironolakton
HCT
Lisinopril
Spironolakton
Trimethoprim
Diklofenak
Kalium Klorida
Levofloksasin
Parasetamol
Omeprazol
Teofilin
Aminofilin
Alprazolam
Aspirin
Amlodipin
Digoksin
Seftriakson
Insulin aspart
Sulfametoksazol
Rifampisin
ISDN
2
2
2
1
1
1
1
5
2
3
3
4
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1,56
1,56
1,56
0,78
0,78
0,78
0,78
3,91
1,56
2,34
2,34
3,13
0,78
0,78
0,78
1,56
0,78
0,78
0,78
0,78
0,78
0,78
Keterangan:
*= (
Potensi
interaksi
obat
yang
paling
sering
terjadi
adalah
pemberian
Persentase
(%)
52,24
10
Mekanisme
11
Mekanisme
Farmakokinetik
(Absorbsi)
29,04
Siprofloksasin
CaCO3
Metilprednisolon
Sukralfat
CaCO3
Al(OH)2
Metoklopramid
Amlodipin
Sukralfat
Kaptopril
Ranitidin
Ketorolak
Asam mefenamat
Furosemid
Teofilin
1
1
1
1
1
2
3
5
3
1
1
10,70
12
Metilprednisolon
Deksametason
Rifampisin
Aminofilin
Levofloksasin
Siprofloksasin
Aminofilin
Teofilin
Isoniazid
Siprofloksasin
Levofloksasin
Aminofilin
CaCO3
Efedrin
Isoniazid
Pirazinamid
Budesonid
Furosemid
9
6
25
1
1
3
5
7
1
1
1
1
3
2
18,71
13
Mekanisme
Peran farmasis yang terlatih dalam lingkup kesehatan dapat mengurangi resiko
efek samping obat seperti interaksi obat. Pengaturan dosis, interval pemberian obat, durasi
pengobatan dan penyakit penyerta tidak dapat dikontrol dengan software interaksi obat.
Farmasis memiliki keunggulan dalam hal manajemen interaksi obat dibandingkan dengan
software interaksi obat (Hasan et al., 2012).
Kelemahan penelitian ini adalah penelitian dilakukan menggunakan metode
retrospektif yang tidak dapat menggambarkan adanya interaksi obat secara aktual. Data
penelitian hanya didapatkan dari data rekam medis pasien yang pada beberapa sampel
rekam medis pasien kurang lengkap pencatatan datanya. Perlunya dilakukan penelitian
secara prospektif dengan mengikuti perkembangan pengobatan pasien untuk mengetahui
interaksi obat aktual. Kelemahan penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan
hanya menganalisa potensi interaksi obat yang digunakan pada hari yang sama, bukan pada
waktu/jam pemberian yang sama.
KESIMPULAN
1. Obat anti asma paling sering diresepkan adalah golongan kortikosteroid yaitu
metilprednisolon dengan 58 peresepan, kemudian golongan xantin yaitu aminofilin
dengan 47 peresepan, golongan simpatomimetik yaitu salbutamol dengan 42 peresepan,
golongan antikolinergik yaitu ipratropium bromid dengan 26 peresepan, dan obat
penunjang pengobatan asma yaitu n-asetilsistein sebanyak 32 peresepan.
2. Dari 95 pasien ditemukan 74 pasien (77,89%) memiliki potensi terjadi interaksi obat.
3. Dilihat dari mekanisme interaksi obat yang terjadi, mekanisme farmakodinamik sebesar
52,34%, mekanisme farmakokinetik sebesar 29,09% dan unknown sebesar 18,62%.
4. Dilihat dari tingkat keparahan yang terjadi, tingkat keparahan mayor sebesar 9,18%,
moderate sebesar 65,82% dan minor sebesar 25%.
5. Obat
yang
paling
banyak
mengalami
interaksi
adalah
aminofilin
dengan
SARAN
1. Bagi peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitian interaksi obat pada pasien rawat
inap penderita asma dengan metode prospektif.
2. Bagi institusi/rumah sakit tempat penelitian perlu dilakukan perbaikan pencatatatan data
rekam medik terkait penggunaan obat pada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Baxter, K. (Ed.), 2008. Stockleys Drug Interactions. Pharmaceutical Press, London, p.
1099.
Fergusson, R.J., Scott, C.M., Rafferty, P., Gaddie, J., 1987. Effect of prednisolone on
theophylline pharmacokinetics in patients with chronic airflow obstruction. Thorax
42, 195198.
Gillissen, A., 2004. Managing asthma in the real world. International Journal of Clinical
Practice 58, 592603.
Hart, S.P., 2000. Should aminophylline be abandoned in the treatment of acute asthma in
adults?. Quarterly Journal of Medicine 93, 7615.
Hasan, S.S., Lim, K.N., Anwar, M., Sathvik, B.S., Ahmadi, K., Yuan, A.W.L.,
Kamarunnesa, M.A., 2012. Impact of pharmacists intervention on identification and
management of drug-drug interactions in an intensive care setting. Singapore Medical
Journal 53, 52631.
Juurlink, D.N., Mamdani, M., Kopp, A., Laupacis, A., Redelmeier, D.A., 2003. Drug-drug
interactions among elderly patients hospitalized for drug toxicity. The Journal of the
American Medical Association 289, 16521658.
Kynyk, J.A., Mastronarde, J.G., McCallister, J.W., 2011. Asthma, the Sex Difference.
Current Opinion in Pulmonary Medicine 17, 611.
Leynaert, B., Sunyer, J., Garcia-Esteban, R., Svanes, C., Jarvis, D., Cerveri, I., Dratva, J.,
Gislason, T., Heinrich, J., Janson, C., Kuenzli, N., de Marco, R., Omenaas, E.,
Raherison, C., Gmez Real, F., Wjst, M., Zemp, E., Zureik, M., Burney, P.G.J., Anto,
J.M., Neukirch, F., 2012. Gender differences in prevalence, diagnosis and incidence
of allergic and non-allergic asthma: a population-based cohort. Thorax 67, 62531.
Rivianti, C., 2010. Tinjauan Interaksi Obat Pada Pasien Asma di INstalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang Periode Maret 2008-Maret 2010.
Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Snyder, B.D., Polasek, T.M., Doogue, M.P., 2012. Drug interactions: principles and
practice. Australian Presciber 35, 8588.
Takarabe, M., Shigemizu, D., Goto, S., Kotera, M., Kanehisa, M., 2010. Characterization
and Classification of Adverse Drug. Journal of Genome Inform, 167175.
Tatro, D.S., 2012. Drug Interaction Facts 2012: The Authority on Drug Interactions.
Wolters Kluwer Health, California.
15