Anda di halaman 1dari 13

Selasa, November 03, 2009

Retardasi Mental
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
RM masalah dunia, implikasi besar pada negara berkembang
- Angka pengangguran 50-70%
Angka kejadian RM 1-3 %, kriteria :
RM ringan : 80-90%
RM sedang : 12 %
RM berat : 7 %
RM sangat berat : 1%
Retardasi Mental (RM) bukan penyakit. Kita tidak mendapatkan Retardasi Mental dari
siapapun. Juga bukan tipe sakit mental seperti depresi. Tidak ada obat untuk Retardasi
Mental. Namun, kebanyakan anak dapat belajar untuk melakukan banyak hal. Itu
membutuhkan usaha dan waktu lebih dibandingkan yang lain.
MACAM-2 TINGKAT RETARDASI MENTAL SESUAI IQ
RINGAN 50-70 DEBIL
SEDANG 35-49 IMBESIL RINGAN
BERAT 20-34 IMBESIL BERAT
SANGAT BERAT <>3%
50 70 85 110 130 IQ
25 75
B. TUJUAN
Tujuan umum adalah untuk mengetahui askep pada anak retardasi mental.
Tujuan khusus:
Untuk mengetahui penyebab terjadinya retardasi mental.
Untuk mengetahui gejala-gejala yang timbul pada anak retardasi mental.
Untuk mengetahui bagaimana cara melakukan perawatan pada anak retardsi mental.
C. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan makalah yang berjudul Retardasi Mental adalah menggunakan
metode deduktif dan induktif yaitu beranjak dari pembahasan tentang hal-hal umum
(Deduktif) ke hal-hal khusus (Induktif) yang terkait dengan judul dari makalah yang akan
dibuat. Sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
TUJUAN
SISTEMATIKA PENULISAN
BAB II TINJAUAN TENTANG RETRDASI MENTAL
PENGERTIAN RETRDASI MENTAL
KLASIFIKASI BERDASARKAN GEJALA DAN TINGKAT KECERDASANNYA.
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PADA RETARDASI MENTAL
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
SARAN
BAB II
TINJAUAN TENTANG RETARDASI MENTAL
A. PENGERTIAN RETARDASI MENTAL
Definisi :
Kemampuan mental yang tidak mencukupi (WHO)
Suatu keadaan yang ditandai dengan fungsi Intelektual berada dibawah normal, timbul
pada masa perkembangan/dibawah usia 18 tahun, berakibat lemahnya proses belajar
dan adaptasi sosial (D.S.M/Budiman M, 1991)
American Association on Mental Retardation (AAMR) 1992 :

Kelemahan/ketidakmampuan kognitif muncul pada masa kanak-kanak (sbl 18 tahun)


ditandai dengan fs. kecerdasan dibawah normal ( IQ 70-75 atau kurang), dan disertai
keterbatasan lain pada sedikitnya dua area berikut : berbicara dan berbahasa;
ketrampilan merawat diri, ADL; ketrampilan sosial; penggunaan sarana masyarakat;
kesehatan dan keamanan; akademik fungsional; bekerja dan rileks, dll.
Menurut Carter CH (dikuitip dari Toback C), retardasi mental adalah suatu kondisi yang
ditandai oleh intelegensi yang rendah yang menyebabkan ketidakmampuan individu
untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang
dianggap normal.
Menurut Melly Budhiman, seseorang dikatakan retardasi mental apabila fungsi
intelektualnya dibawah normal, terdapat kendala dalam prilaku adaptif social, serta ada
gejala timbul pada masa perkembangannya dibawah usia 18 tahun.
Retardasi mental adalah apabila jelas terdapat fungsi intelegensi yang rendah yang
disertai adanya kendala dalam penyesuaian perilaku dan gejalanya timbul pada masa
perkembangan (Crocker AC:1983)
Menurut kamus psikologi, retardasi mental adalah perlambatan perkembangan mental
seseoramg, serta satu kegagalan untuk maju berkembang secara normal di sekolah.
B. KLASIFIKASI RETARDASI MENTAL
1. BERDASARKAN GEJALANYA:
Tipe klinik
Kelainan mental tipe ini merupakan kelainan fisis dari mental yang cukup berat, hal
tersebut dikarenakan pleh seringnya terjadi kelainan organic (berupa kelainan
kromosom/abnormalitas (penyakit-pemyakit metabolik)). Kebanyakan dari mereka yang
mengalami tipe ini perlu perawatan terus menerus dan orang tua dari anak tersebut
cepat mencari pertolongan unuk anaknya karena mereka melihat sendiri kelainan yang
ada.
Tipe sosio budaya
Retardasi mental tipe ini, pada umumnya mempunyai taraf golongan IQ Boderline dan
retardai mental ringan . hal tersebut dikarenakan kurangnya stimulus dari lingkungan
sehingga secara bertahap menurunkan IQ yang dengan bersamaan terjadinya maturnasi.
Contoh retardasi mental pada tipe ini, dapat dilihat dari beberapa kali gagalnya
seseorang anak naik kelas. Dan biasanya hal itu, baru diketahui setelah anak masuk
sekolah dan ternyata tidak dapat mengikuti pelajaran.
Retardasi mental tipe ini, pada dasarnya tampak seperti anak yang normal, sehingga
dapat disebut Retardasi Enam jam. Karena begitu mereka kelar sekolah mereka dapat
bermain seperti anak yang normal lainnya. Tipe ini kebanyakan barasal dari golongan
ekonomi rendah sehingga orang tua tidak dapat melihat adanya kelainan pada anaknya,
dan mereka baru mengetahui dari guru atau dari psikolog.
2. BERDASARKAN GOLONGAN KECERDASANNYA:
RM Berat RM Sangat berat
Taraf IQ 20-34 <>21 tahun) Keterampilan sosial dan pekerjaan yang cukup untuk
mencari nafkah (tapi perlu bimbingan dan bantuan bila mengalami stres sosial atau
ekonomi yang luar biasa Dapat mencari bafkah dengan pekerjaan kasar (unskill) dalam
keadaan terlindung
Perlu pengawasan, bimbingan, bantuan bila stres sosial dan ekonomi yang ringan
RM Ringan RM Sedang
Taraf IQ 50-70 35-49
Usia mental yang dapat di capai Maksimal usia 11-12 tahun Maksimal usia 7-8 tahun
Etilogi Sering karena deprivasi psikososial Deprivasi psikososial, abnormal biologic
Cirri-ciri:pada usia prasekolah (0-5 thn) Sering tidak dapat dibedakan dengan anak
normal Dapat bicara /berkomunikasi
Kesadaran social kurang
Perkembangan motorik cukup
RM Ringan RM sedang
Patokan pendidikan Dapat dididik & dilatih (di SLB/C)
~ kelas 6 SD
Dapat mencari nafkah sederhana dengan baik Dapat dididik (di SLB/C)
~kelas 3 SD
Dapat mencari nafkah dengan pekerjaan kasar

C. ETIOLOGI
Faktor prekonsepsi : kelainan kromosom (trisomi 21/Down syndrom)
Faktor prenatal : kelainan petumbuhan otak selama kehamilan (infeksi, zat teratogen
dan toxin, disfungsi plasenta)
Faktor perinatal : prematuritas, perdarahan intrakranial, asphyxia neonatorum, dll
Faktor postnatal : infeksi, trauma, gangguan metabolik/hipoglikemia, malnutrisi
Non organik
Kemiskinan dan keluarga tidak harmonis
Sosial kultural
Interaksi anak kurang
Penelantaran anak
o 25% kasus, faktor penyebabnya adalah factor biologic
Tingkatan retardasi mental yang ditimbulkannya adalah:
sedang hingga berat IQ < 50 o 75% kasus, penyebabnya tidak ditemukan factor biologic,
tapi factor psikososial tingkat retardasi mentalnya: ringan IQ 50-70 Diagnosa ditegakkan
setelah masuk sekolah D. PENCEGAHAN Imunisasi bagi anak dan ibu sebelum
kehamilan Konseling perkawinan Pemeriksaan kehamilan rutin Nutrisi yang baik
Persalinan oleh tenaga kesehatan Memperbaiki sanitasi dan gizi keluarga Pendidikan
kesehatan mengenai pola hidup sehat Program mengentaskan kemiskinan, dll BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA RETARDASI MENTAL PROSES KEPERAWATAN PENGKAJIAN :
Tanda dan gejala : - Mengenali sindrom seperti adanya DW atau mikrosepali - Adanya
kegagalan perkembangan yang merupakan indikator RM seperti anak RM berat biasanya
mengalami kegagalan perkembangan pada tahun pertama kehidupannya, terutama
psikomotor; RM sedang memperlihatkan penundaan pada kemampuan bahasa dan
bicara, dengan kemampuan motorik normal-lambat, biasanya terjadi pada usia 2-3
tahun; RM ringan biasanya terjadi pada usia sekolah dengan memperlihatkan kegagalan
anak untuk mencapai kinerja yang diharapkan. - Gangguan neurologis yang progresif
Pemeriksaan fisik : Kepala : Mikro/makrosepali, plagiosepali (bentuk kepala tdk
simetris) Rambut : Pusar ganda, rambut jarang/tidak ada, halus, mudah putus dan
cepat berubah Mata : mikroftalmia, juling, nistagmus, dll Hidung :
jembatan/punggung hidung mendatar, ukuran kecil, cuping melengkung ke atas, dll
Mulut : bentuk V yang terbalik dari bibir atas, langit-langit lebar/melengkung tinggi
Geligi : odontogenesis yang tidak normal Telinga : keduanya letak rendah; dll Muka :
panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia Leher : pendek; tidak mempunyai
kemampuan gerak sempurna Tangan : jari pendek dan tegap atau panjang kecil
meruncing, ibujari gemuk dan lebar, klinodaktil, dll Dada & Abdomen : terdapat
beberapa putting, buncit, dll Genitalia : mikropenis, testis tidak turun, dll Kaki : jari
kaki saling tumpang tindih, panjang dan tegap/panjang kecil meruncing diujungnya,
lebar, besar, gemuk Tingkatan/klasifikasi RM (APA dan Kaplan; Sadock dan Grebb, 1994)
- Ringan ( IQ 52-69; umur mental 8-12 tahun) Karakteristik : a. Usia presekolah tidak
tampak sebagai anak RM, tetapi terlambat dalam kemampuan berjalan, bicara , makan
sendiri, dll b. Usia sekolah, dapat melakukan ketrampilan, membaca dan aritmatik
dengan pendidikan khusus, diarahkan pada kemampuan aktivitas sosial. c. Usia dewasa,
melakukan ketrampilan sosial dan vokasional, diperbolehkan menikah tidak dianjurkan
memiliki anak. Ketrampilan psikomotor tidak berpengaruh kecuali koordinasi. - Sedang
( IQ 35- 40 hingga 50 - 55; umur mental 3 - 7 tahun) Karakteristik : a. Usia presekolah,
kelambatan terlihat pada perkembangan motorik, terutama bicara, respon saat belajar
dan perawatan diri. b. Usia sekolah, dapat mempelajari komunikasi sederhana, dasar
kesehatan, perilaku aman, serta ketrampilan mulai sederhana, Tidak ada kemampuan
membaca dan berhitung. c. Usia dewasa, melakukan aktivitas latihan tertentu,
berpartisipasi dalam rekreasi, dapat melakukan perjalanan sendiri ke tempat yang
dikenal, tidak bisa membiayai sendiri. - Berat ( IQ 20-25 s.d. 35-40; umur mental < 3
tahun) Karakteristik : a. Usia prasekolah kelambatan nyata pada perkembangan motorik,
kemampuan komunikasi sedikit bahkan tidak ada, bisa berespon dalam perawatan diri
tingkat dasar seperti makan. b. Usia sekolah, gangguan spesifik dalam kemampuan
berjalan, memahami sejumlah komunikasi/berespon, membantu bila dilatih sistematis. c.
Usia dewasa, melakukan kegiatan rutin dan aktivitas berulang, perlu arahan
berkelanjutan dan protektif lingkungan, kemampuan bicara minimal, menggunakan gerak
tubuh. - Sangat Berat ( IQ dibawah 20-25; umur mental seperti bayi) Karakteristik : a.
Usia prasekolah retardasi mencolok, fs. Sensorimotor minimal, butuh perawatan total. b.
Usia sekolah, kelambatan nyata di semua area perkembangan, memperlihatkan respon
emosional dasar, ketrampilan latihan kaki, tangan dan rahang. Butuh pengawas pribadi.

Usia mental bayi muda. c. Usia dewasa, mungkin bisa berjalan, butuh perawatan total,
biasanya diikuti dengan kelainan fisik. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan
kromosom Pemeriksaan urin, serum atau titer virus Test diagnostik seperti : EEG, CT
Scan untuk identifikasi abnormalitas perkembangan jaringan otak, injury jaringan otak
atau trauma yang mengakibatkan perubahan. 1. Diagnosa keperawatan Perubahan
pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan kerusakan fungsi kognitf.
Sasaran pasien 1. Pasien mencapai potensi pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal. Intervensi keperawatan / rasional. Libatkan anak dan keluarga dalam program
stimulasi dini pada bayii untuk membantu memaksimalkan perkembangan anak. Kaji
kemajuan perkembangan anak dengan interval regular, buat catatan yang terperinci
untuk membedakan perubahan fungsi samar sehingga rencana perawatan dapat
diperbaiki sesuai kebutuhan. Bantu keluarga menyusun tujuan yang realitas untuk
anak, untuk mendorong keberhasilan pencapaian sasaran dan harga diri. Berikan
penguatan positif / tugas-tugas khusus untuk perilaku anak karena hal ini dapat
memperbaiki motivasi dan pembelajaran. Dorong untuk mempelajari ketrampilan
perawatan diri segera setelah anak mencapai kesiapan. Kuatkan aktivitas diri untuk
menfasilitasi perkembangan yang optimal. Dorong keluarga untuk mencari tahu
program khusus perawatan sehari dan kelas-kelas pendidikan segera. Tekankan bahwa
anak mempunyai kebutuhan yang sama dengan anak lain. Sebelum remaja, berikan
penyuluhan pada anak dan orang tua tentang maturasi fisik, perilaku seksual,
perkawinan dan keluarga. Dorong pelatihan optimal. hasil yang ingin dicapai Anak
dan keluarga aktif terlibat dalam progra stimulai bayi. Keluarga menerapkan konsepkonsep dan melanjutkan aktivitas perawatan anak di rumah. Anak melakukan aktivitas
hidup sehari-hari pada kapasitas optimal. keluarga mencari tahu tentang program
pendidikan. Penyusunan batasan yang tepat, reaksi-reaksi kesempatan social dapat
diberikan. Isu-isu remaja digali dengan tepat. Sasaran pasien 2 Pasien mencapai
sosialisasi yang optimal. Intervensi keperawatan / rasional. Tekankan anak mempunyai
kebutuhan untuk bersosialisasai sepertii anak-anak yang lain. Dorong keluarga intuk
mengajarkan anak perilaku yang sopan dan santun. Anjurkan berdandan dan
berpakaian sesuai dengan usia. Anjurkan program yang berhubungan dengan teman
sebaya dan pengalaman. Berikan pada remaja informasi praktik sosial dan kode
prilaku yang kongkrit dan terdefinisi dengan baik, karena kemudahan persuasi anak dan
kurangnya penilaian dapat membuat anak nerada pada resiko berbahaya. Hasil yang
diharapkan. Anak berprilaku dengan cara yang dapat diterima secara sosial. Anak
mempunyai hubungan dan pengalaman dengan taman sebaya. Anak tidak mengalami
isolasi sosial. 2. diagnosa keperawatan. Perubahan proses keluarga berhubungan
dengan mempunyai anak yang menderita retardasi mental. Sasaran pasien (keluarga)
Pasien (keluarga) mendapat dukungan yang adekuat. Intervensi keperawatan / rasional.
Berikan informasi pada keluarga sesegera mungkin pada saat atau setelah kelahiran.
Ajak kedua orang tua untuk hadir pada kpnferensi pemberian informasi. Bila
mungkin, berikan informasi tertulis pada keluarga tentang kondisii anak. Diskusikan
dengan anggota keluarga tentang manfaat dari perawatan dirumah, beri kesempatan
pada mereka untuk menyeldiki semua alternatif residensial sebelummembuat keputusan.
Dorong keluarga untuk bertemu dengan keluarga lain yang mempunyai masalah yang
sama sehingga mereka dapat menerima dukungan tambahan. Dengan memberikan
jawaban definitif tentang derajat retardasi anak, tekeankan potensi kemampuan belajar
anak terutam dengan intervensi mendorong harapan. Tujuan penerimaan terhadap
anak melalui perilaku sendiri karena orang tua sensitif pada perilaku efektif proposional.
Tekankan karakteristik normal anak untuk membantu keluarga melihat anak sebagai
individu dengan kekuatan serta kelemahannya masing-masing. Dorong anggota
keluarga untuk mengekspresikan perasaan dan kekhawatiran karena hal itu merupakan
bagian dari proses adaptasi. Hasil yang diharapkan Keluarga mengekspresikan
perasaan dan kekhawatiran mengenai kelahiran anak dengan retardasi mental dan
impikasinya. Anggota keluarga membuat keputusan yang realistik berdasarkan
kebutuhan dan kemampuan mereka. Anggota keluarga menunjukan penerimaan
terhadap anak. DIAGNOSIS KEPERAWATAN : Gangguan komunikasi verbal b.d kelainan
fungsi kognitif Risiko cedera b.d. perilaku agresif/ketidakseimbangan mobilitas fisik
Gangguan interaksi sosial b.d. kesulitan bicara /kesulitan adaptasi sosial Defisit
perawatan diri b.d. perubahan mobilitas fisik/kurangnya kematangan perkembangan
INTERVENSI : 1. Kaji faktor penyebab gangguan perkembangan anak 2. Identifikasi dan
gunakan sumber pendidikan untuk memfasilitasi perkembangan anak yang optimal. 3.
Berikan perawatan yang konsisten 4. Tingkatkan komunikasi verbal dan stimulasi taktil 5.
Berikan intruksi berulang dan sederhana 6. Berikan reinforcement positif atas hasil yang
dicapai anak 7. Dorong anak melakukan perawatan sendiri 8. Manajemen perilaku anak

yang sulit 9. Dorong anak melakukan sosialisasi dengan kelompok 10. Ciptakan
lingkungan yang aman PENDIDIKAN PADA ORANGTUA : 1. Perkembangan anak untuk tiap
tahap usia 2. Dukung keterlibatan orangtua dalam perawatan anak 3. Bimbingan
antisipasi dan manajemen menghadapi perilaku anak yang sulit 4. Informasikan sarana
pendidikan yang ada dan kelompok, dll HASIL YANG DIHARAPKAN : - Anak berfungsi
Optimal sesuai tingkatannya - Keluarga dan anak mampu menggunakan koping
terhadaptantangan karena adanya ketidakmampuan - Keluarga mampu mendapatkan
sumber-sumber sarana komunitas BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan: Retardasi
mental adalah bentuk gangguan atau kekacauan fungsi mental atau kesehatan mental
yang disebabkan oleh kegagalan mereaksinya mekanisme adaptasi dari fungsi-fungsi
kejiwaan terhadap stimulus eksteren dan ketegangan-ketegangan sehingga muncul
gangguan fungsi atau gangguan struktur dari suatu bagian, satu organ, atau sistem
kejiwaan mental. Retardasi mental bisa saja terjadi pada setiap individu / manusia karena
adanya faktor-faktor dari dalam maupun dari luar, gejala yang ditimbulkan pada
penderita retardasi mental umumnya rasa cemas, takut, halusinasi serta delusi yang
besar. Saran: a) Disarankan kepada para ibu agar memperhatikan kesehatan dirinya
seperti memperhatikan gizi, hati-hati mengkonsumsi obat-obatan dan mengurangi
kebiasaan buruk seperti: minum-minuman keras dan merokok. b) Pemerintah dalam hal
ini Departemen Kesehatan perlu melakukan langkah prepentif guna menanggulangi
gangguan mental yang dapat membahayakan kesehatan anak dan remaja caranya yaitu
dengan menggalakkan penyuluhan tentang retardasi mental kepada masyarakat. DAFTAR
PUSTAKA www.google.com/asuhan/keperawatan/pada...............................
(23desember2008) www.medicalstudent.com/...............(25desember2008) Wong, Donna
L.2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. EGC:Jakarta. ://idmg04/retardasi-mentalrm/ http://idmgarut.wordpress.com/2009/02/04/retardasi-mental-rm/
You Are Here: Home Psikologi Klinis Retardasi Mental dan Klasifikasinya
Retardasi Mental dan Klasifikasinya
Posted on M Baitul Alim on July 16, 2010
Retardasi mental adalah suatu gangguan aksis II, didefinisikan dalam DSM IV TR sebagai:
(1) Fungsi intelektual yang di bawah rata-rata bersama dengan, (2) Kurangnya perilaku
adaptif; dan (3) Terjadi sebelum usia 18 tahun. Kriteria retardasi mental dalam DSM IV TR
adalah sebagai berikut:
(1) Fungsi intelektual secara signifikan berada di bawah rata-rata, IQ kurang dari 70; (2)
Kurangnya fungsi sosial adaptif dalam minimal dua bidang berikut: Komunikasi,
mengurus diri sendiri, kehidupan keluarga, keterampilan interpersonal, penggunaan
sumber daya komunitas, kemampuan untuk mengambil keputusan sendiri, keterampilan
akademik fungsional, rekreasi, pekerjaan, kesehatan dan keamanan; (3) Terjadi sebelum
usia 18 tahun.
Komponen pertama dalam definisi DSM memerlukan penilaian intelegensi. Penentuan IQ
harus didasarkan pada berbagai tes yang diberikan kepada seseorang oleh seorang
profesional yang kompeten dan terlatih dengan baik.
Komponen berikutnya adalah fungsi adaptif, yaitu merujuk pada penguasaan
keterampilan masa kanak-kanak seperti menggunakan toilet, berpakaian, memahami
konsep waktu dan uang, mampu menggunakan peralatan, berbelanja, melakukan
perjalanan dengan transportasi umum dan mengembangkan responsivitas sosial.
Seorang remaja, contohnya, diharapkan mampu menerapkan keterampilan akademik,
penalaran dan penilaian dalam kehidupan sehari-hari dan berpartisipasi dalam berbagai
aktifitas kelompok. Seorang dewasa diharapkan dapat menyokong diri sendiri dan
memegang tanggung jawab sosial.
Komponen terakhir dalam definisi retardasi mental adalah gangguan ini terjadi sebelum
usia 18 tahun, untuk mencegah mengklasifikasikan kelemahan intelegensi dan perilaku
adaptif yang disebabkan oleh cedera atau sakit yang terjadi di kemudian hari sehingga
mengakibatkan retardasi mental. Anak-anak yang mengalami hendaya berat sering kali
didiagnosis pada masa bayi. Meskipun begitu, sebagian besar anak yang mengalami
retardasi mental tidak diidentifikasikan demikian sampai mereka mulai sekolah.

Anak-anak tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda fisiologis, neurologis, atau fisik yang
jelas dan masalah tersebut muncul kepermukaan hanya setelah mereka menunjukkan
ketidakmampuan untuk mengalami kehidupan yang sama seperti anak-anak seusia
mereka di sekolah.
Klasifikasi Retardasi Mental
Kriteria penggolongan retardasi mental tidak bisa hanya menggunakan patokan
intelegensi, karena beberapa orang yang masuk dalam kelompok retardasi mental ringan
tidak memiliki gangguan pada fungsi adaptif sehingga tidak bisa digolongkan dalam
gangguan retardasi mental. Penggolongan berdasarkan intelegensi dapat digunakan jika
penderita mengalami gangguan pada fungsi adaptif. Berikut ini merupakan ringkasan
karakteristik orang-orang yang masuk dalam masing-masing level retardasi mental.
Retardasi mental ringan
Antara IQ 50-55 hingga 70. Mereka tidak selalu dapat dibedakan dengan anak-anak
normal sebelum mulai bersekolah. Di usia remaja akhir biasanya mereka dapat
mempelajari keterampilan akademik yang kurang lebih sama dengan level 6. Mereka
dapat bekerja ketika dewasa, pekerjaan yang tidak memerlukan keterampilan yang rumit
dan mereka bisa mempunyai anak.
Retardasi mental sedang
Antara IQ 35-40 hingga 50-55. Orang yang mengalami retardasi mental sedang dapat
memiliki kelemahan fisik dan disfungsi neurologis yang menghambat keterampilan
motorik yang normal, seperti memegang dan mewarnai dalam garis, dan keterampilan
motorik kasar, seperti berlari dan memanjat. Mereka mampu, dengan banyak bimbingan
dan latihan, berpergian sendiri di daerah lokal yang tidak asing bagi mereka. Banyak
yang tinggal di institusi penampungan, namun sebagian besar hidup bergantung
bersama keluarga atau rumah-rumah bersama yang disupervisi.

Retardasi mental berat


Antara IQ 20-25 hingga 35-40. Umumnya mereka memiliki abnormalitas fisik sejak lahir
dan keterbatasan dalam pengendalian sensori motor. Sebagian besar tinggal di institusi
penampungan dan membutuhkan bantuan super visi terus menerus. Orang dewasa yang
mengalami retardasi mental berat dapat berperilaku ramah, namun biasanya hanya
dapat berkomunikasi secara singkat di level yang sangat konkret. Mereka hanya dapat
melakukan sedikit aktifitas secara mandiri dan sering kali terlihat lesu karena kerusakan
otak mereka yang parah menjadikan mereka relatif pasif dan kondisi kehidupan mereka
hanya memberikan sedikit stimulasi. Mereka mampu melakukan pekerjaan yang sangat
sederhana dengan supervisi terus-menerus.
Retardasi mental sangat berat
IQ di bawah 25. Mereka yang masuk dalam kelompok ini membutuhkan supervisi total
dan sering kali harus diasuh sepanjang hidup mereka. Sebagian besar mengalami
abnormalitas fisik yang berat serta kerusakan neurologis dan tidak dapat berjalan sendiri
kemanapun. Tingkat kematian di masa anak-anak pada orang yang mengalami retardasi
mental sangat berat sangat tinggi.
Situs referensi lebih lanjut silahkan kunjungi Mental Retardation Syndromes, Service,
Treatment
Daftar Pustaka
Davison, Gerald C, Neale, John M, Kring, Ann M. 2006. Psikologi Abnormal. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada

Retardasi Mental dan Klasifikasinya


Retardasi Mental dan Klasifikasinya
Retardasi mental adalah suatu gangguan aksis II, didefinisikan dalam DSM IV TR sebagai:
(1) Fungsi intelektual yang di bawah rata-rata bersama dengan, (2) Kurangnya perilaku
adaptif; dan (3) Terjadi sebelum usia 18 tahun. Kriteria retardasi mental dalam...

Retardasi Mental dan Klasifikasinya


Retardasi Mental dan Klasifikasinya
Retardasi mental adalah suatu gangguan aksis II, didefinisikan dalam DSM IV TR sebagai:
(1) Fungsi intelektual yang di bawah rata-rata bersama dengan, (2) Kurangnya perilaku
adaptif; dan (3) Terjadi sebelum usia 18 tahun. Kriteria retardasi mental dalam...

Afrizan Psikologi
Kamis, 22 Juli 2010
MAKALAH RETARDASI MENTAL (RM)
BAB I
PENDAHULUAN
Latarbelakang Masalah
Banyak orangtua yang menganggap bahwa anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus
merupakan suatu aib yang sngat besar dan memalukan bagi keluarga. Dan tidak jarang
mereka membuang atau menggugurkan janin yang ada di rahim mereka.
Salah satu dari anak yang memiliki kebutuhan khusus itu adalah anak yang memiliki IQ di
bawah 70, dan pada umumnya orangtua akan menganggap anak meeka bodoh.
Anak-anak yang memiliki IQ di bawah 70 ini jarang sekali dapat mengurus dirinya sendiri
dan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Untuk itu peran orangtua sangat di
butuhkan namun jarang sekali orangtua sadar dan mengerti akan kebutuhan anaknya.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Definisi
Keterbelakangan Mental atau lazim disebut Retardasi Mental (RM) adalah suatu keadaan
dimana keadaan dengan Intelegensia yang kurang (subnormal) sejak masa
perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak-anak). Biasanya terdapat

perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utama ialah
Intelegensi yang terbelakang. Retardasi Mental disebut juga Oligofrenia (oligo = kurang
atau sedikit dan fren = jiwa) atau Tuna Mental. Keadaan tersebut ditandai dengan fungsi
kecerdasan umum yang berada dibawah rata-rata dan disertai dengan berkurangnya
kemampuan untuk menyesuaikan diri atau berprilaku adaptif.
Retardasi Mental sebenarnya bukan suatu penyakit walaupun retardasi mental
merupakan hasil dari proses Patologik di dalam otak yang memberikan gambaran
keterbatasan terhadap Intelektualitas dan fungsi Adaptif. Retardasi Mental ini dapat
terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa maupun gangguan fisik lainnya.
Pada kenyataannya IQ (Intelligence Quotient) bukanlah merupakan satu-satunya patokan
yang dapat dipakai untuk menentukan berat ringannya Retardasi Mental. Melainkan
harus dinilai berdasarkan sejumlah besar keterampilan spesifik yang berbeda. Penilaian
tingkat kecerdasan harus berdasarkan semua informasi yang tersedia, termasuk temuan
Klinis, Prilaku Adaptif dan hasil Tes Psikometrik. Untuk diagnosis, yang pasti harus ada
penurunan tingkat kecerdasan yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan adaptasi
terhadap tuntutan dari lingkungan sosial biasa sehari-hari. Pada pemeriksaan fisik pasien
dengan Retardasi Mental dapat ditemukan berbagai macam perubahan bentuk fisik,
misalnya perubahan bentuk kepala: Mikrosefali, Hidrosefali, dan Sindrom Down. Wajah
pasien dengan Retardasi Mental sangat mudah dikenali seperti Hipertelorisme, lidah yang
menjulur keluar, gangguan pertumbuhan gigi dan ekspresi wajah tampak tumpul.
Sebagai kriteria dan bahan pertimbangan dapat dipakai juga kemampuan untuk dididik
atau dilatih dan kemampuan sosial atau kerja. Tingkatannya mulai dari taraf yang Ringan,
Taraf Sedang, Taraf Berat, dan Taraf Sangat Berat. . Retardasi mental mengenai 1,5 kali
lebih banyak pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan
Retardasi Mental Ringan
IQ sekitar 50-55 sampai 70. Sekitar 85 % dari orang yang terkena Retardasi Mental. Pada
umumnya anak-anak dengan Retardasi Mental Ringan ini tidak dapat dikenali sampai
anak tersebut menginjak tingkat pertama atau kedua disekolah.
Retardasi Mental Sedang
IQ sekitar 35-40 sampai 50-55
Retardasi Mental Berat
IQ sekitar 20-25 sampai 35-40.
Retardasi Mental Sangat Berat
IQ dibawah 20 atau 25.
1.2 Penyebab
Beberapa Penyebab Retardasi Mental yaitu
Akibat Infeksi dan/atau Intoksikasi.
Dalam Kelompok ini termasuk keadaan Retardasi Mental karena kerusakan jaringan otak
akibat infeksi Intrakranial, cedera Hipoksia (kekurangan oksigen), cedera pada bagian
kepala yang cukup berat, Infeksi sitomegalovirus bawaan, Ensefalitis, Toksoplasmosis
kongenitalis, Listeriosis, Infeksi HIV, karena serum, obat atau zat toksik lainnya.
Akibat Rudapaksa dan atau Sebab Fisik Lain.
Rudapaksa sebelum lahir serta juga trauma lain, seperti sinar x, bahan kontrasepsi dan
usaha melakukan abortus dapat mengakibatkan kelainan Retardasi Mental, Pemakaian

alkohol, kokain, amfetamin dan obat lainnya pada ibu hamil, Keracunan metilmerkuri,
Keracunan timah hitam juga dapat mengakibatkan Retardasi Mental.
Akibat Gangguan Metabolisme, Pertumbuhan atau Gizi.
Semua Retardasi Mental yang langsung disebabkan oleh gangguan Metabolisme
(misalnya gangguan metabolime lemak, karbohidrat dan protein), Sindroma Reye,
Dehidrasi hipernatremik, Hipotiroid kongenital, Hipoglikemia (diabetes melitus yang tidak
terkontrol dengan baik), pertumbuhan atau gizi termasuk dalam kelompok ini hal-hal
seperti Kwashiorkor, Marasmus, Malnutrisi dapat mengakibatkan Retardasi Mental.
Akibat Kelainan pada Kromosom
Kelainan ini bisa diartikan dengan kesalahan pada jumlah Kromosom (Sindroma Down),
defek pada Kromosom (sindroma X yang rapuh, sindroma Angelman, sindroma PraderWilli), dan Translokasi Kromosom.
Akibat Kelainan Genetik dan Kelainan Metabolik Yang Diturunkan.
Seperti Galaktosemia, Penyakit Tay-Sachs, Fenilketonuria, Sindroma Hunter, Sindroma
Hurler, Sindroma Sanfilippo, Leukodistrofi metakromatik, Adrenoleukodistrofi, Sindroma
Lesch-Nyhan, Sindroma Rett, Sklerosis tuberose
Akibat Penyakit Otak Yang Nyata (Postnatal).
Dalam kelompok ini termasuk Retardasi Mental akibat Neoplasma (tidak termasuk
pertumbuhan sekunder karena rudapaksa atau peradangan) dan beberapa reaksi sel-sel
otak yang nyata, tetapi yang belum diketahui betul etiologinya (diduga herediter). Reaksi
sel-sel otak ini dapat bersifat degeneratif, infiltratif, radang, proliferatif, sklerotik atau
reparatif.
Akibat Penyakit/Pengaruh Pranatal Yang Tidak Jelas.
Keadaan ini diketahui sudah ada sejak sebelum lahir, tetapi tidak diketahui etiologinya,
termasuk Anomali Kranial Primer dan Defek Kogenital yang tidak diketahui sebabnya.
Akibat Prematuritas dan Kehamilan Wanita diatas 40 tahun.
Kelompok ini termasuk Retardasi Mental yang berhubungan dengan keadaan bayi pada
waktu lahir berat badannya kurang dari 2500 gram dan/atau dengan masa hamil kurang
dari 38 minggu. Serta behubungan pula dengan kehamilan anak pertama pada wanita
Adolesen dan diatas 40 tahun.
Akibat Gangguan Jiwa Berat.
Untuk membuat diagnosa ini harus jelas telah terjadi gangguan jiwa yang berat itu, dan
tidak terdapat tanda-tanda patologi otak.
Akibat Deprivasi Psikososial dan Lingkungan
Retardasi Mental dapat disebabkan oleh fakor-faktor Biomedik maupun Sosiobudaya
seperti Kemiskinan, Status ekonomi rendah, Sindroma deprivasi. Contohnya Gangguan
gizi yang tergolong berat dan berlangsung lama dibawah dan sebelum umur 4 tahun
sangat memepengaruhi perkembangan otak dan dapat mengakibatkan Retardasi Mental.
Namun keadaan gangguan Gizi ini dapat diperbaiki dengan memperbaiki gizi sebelum
usia menginjak umur 6 tahun, namun tetap saja intelegensi yang rendah itu sudah sukar
ditingkatkan walaupun anak itu dibanjiri dengan makanan bergizi.
1.3 Pencegahan Dan Pengobatan

Untuk mendiagnosa Retardasi Mental pada seseorang dengan tepat, perlu diambil
Anamnesa dari orang tua dengan sangat teliti mengenai kehamilan, persalinan dan
perkembangan anak. Bila mungkin dilakukan juga pemeriksaan Psikologik, bila perlu
diperiksa juga di laboratorium, diadakan evaluasi pendengaran dan bicara. Observasi
Psikiatrik dikerjakan untuk mengetahui adanya gangguan Psikiatrik disamping Retardasi
Mental itu sendiri.
Pencegahan Primer pada orang dengan Retardasi Mental dapat dilakukan dengan
pendidikan kesehatan pada masyarakat, perbaikan keadaan Sosio-Ekonomi, Konseling
Genetik dan Tindakan Kedokteran (seperti perawatan Prenatal yang baik, pertolongan
persalinan yang baik, kehamilan pada wanita Adolesen dan diatas 40 tahun dikurangi dan
pencegahan peradangan otak pada anak-anak).
Pencegahan Sekunder meliputi diagnosa dan pengobatan dini peradangan otak,
Perdarahan Subdural, Kraniostenosis (sutura tengkorak menutup terlalu cepat, dapat
dibuka dengan Kraniotomi; pada Mikrosefali yang Kogenital, operasi tidak menolong)
Pencegahan Tersier merupakan pendidikan penderita atau latihan khusus sebaiknya
disekolah luar biasa. Dapat diberi Neuroleptika kepada yang gelisah, Hiperaktif atau
Dektruktif
.Konseling kepada orang tua dilakukan secara Fleksibel dan Pragmatis dengan tujuan
antara lain membantu mereka dalam mengatasi Frustrasi oleh karena mempunyai anak
dengan Retardasi Mental. Orang tua sering menghendaki anak diberi obat, oleh karena
itu dapat diberi penerangan bahwa sampai sekarang belum ada obat yang dapat
membuat anak menjadi pandai, hanya ada obat yang dapat membantu pertukaran Zat
(Metabolisme) sel-sel otak.
Kasus:
Aldi berusia 6 tahun dia mengalami reterdasi mental di karenakan sewaktu ibunya
mengandung, ibunya sering mengkonsumsi minuman beralkohol dan merokok, sehingga
ketika ia lahir ia cacat. Ia sering sekali tidak bias menangkap pelajaran yang di
sampaikan oleh gurunya di sekolah, tidak bisa bersosialisasi dengan temannya di
lingkungan maupun di sekolahnya. Dia tidak mampu ntuk melakukan perkerjaan yang
berat, segala sesuatunya ia harus di Bantu oleh orang-orang terdekatnya. Baik itu mandi,
BAB maupun menggunakan pakaian.
1.4 Diagnosis
Untuk mendiagnosa retardasi mental dengan tepat, perlu diambil anamnesa dari orang
tua dengan teliti mengenai kehamilan, persalinan dan perkembangan anak. Bila mungkin
dilakukan juga pemeriksaan psikologik, bila perlu diperiksa juga di laboratorium, diadakan
evaluasi pendengaran dan bicara. Observasi psikiatrik dikerjakan untuk mengetahui
adanya gangguan psikiatrik disamping retardasi mental.
Tingkat kecerdasan intelegensia bukan satu-satunya karakteristik, melainkan harus dinilai
berdasarkan sejumlah besar keterampilan spesifik yang berbeda. Penilaian tingkat
kecerdasan harus berdasarkan semua informasi yang tersedia, termasuk temuan klinis,
prilaku adaptif dan hasil tes psikometrik. Untuk diagnosis yang pasti harus ada
penurunan tingkat kecerdasan yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan adaptasi
terhadap tuntutan dari lingkungan sosial biasa sehari-hari. Pada pemeriksaan fisik pasien
dengan retardasi mental dapat ditemukan berbagai macam perubahan bentuk fisik,
misalnya perubahan bentuk kepala: mikrosefali, hidrosefali, dan sindrom down. Wajah
pasien dengan retardasi mental sangat mudah dikenali seperti hipertelorisme, lidah yang
menjulur keluar, gangguan pertumbuhan gigi dan ekspresi wajah tampak tumpul.
Kriteria diagnostik retardasi mental menurut DSM-IV-TR yaitu : 2
1. Fungsi intelektual yang secara signifikan dibawah rata-rata. IQ kira-kira 70 atau
dibawahnya pada individu yang dilakukan test IQ.

2. Gangguan terhadap fungsi adaptif paling sedikit 2 misalnya komunikasi, kemampuan


menolong diri sendiri, berumah tangga, sosial, pekerjaan, kesehatan dan keamanan.
3. Onsetnya sebelum berusia 18 tahun
Diagnosis Banding
Anak-anak dari keluarga yang sangat melarat dengan deprivasi rangsangan yang berat
(retardasi mental ini reversibel bila diberi rangsangan yang baik secara dini). Kadangkadang anak dengan gangguan pendengaran atau penglihatan dikira menderita retardasi
mental. Mungkin juga gangguan bicara dan cerebral palsy membuat anak kelihatan
terbelakang, biarpun intelegensianya normal. Gangguan emosi dapat menghambat
kemampuan belajar sehingga dikira anak itu bodoh. early infantile dan skizofrenia anak
juga sering menunjukkan gejala yang mirip retardasi mental.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Retardasi mental ialah keadaan dengan intelegensia yang kurang (subnormal) sejak masa
perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan
mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utama ialah intelegensi yang
terbelakang. Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo = kurang atau sedikit dan
fren = jiwa) atau tuna mental.
Retardasi mental bukan suatu penyakit walaupun retardasi mental merupakan hasil dari
proses patologik di dalam otak yang memberikan gambaran keterbatasan terhadap
intelektual dan fungsi adaptif. Retardasi mental dapat terjadi dengan atau tanpa
gangguan jiwa atau gangguan fisik lainnya.
Retardasi Mental sebenarnya bukan suatu penyakit walaupun retardasi mental
merupakan hasil dari proses Patologik di dalam otak yang memberikan gambaran
keterbatasan terhadap Intelektualitas dan fungsi Adaptif. Retardasi Mental ini dapat
terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa maupun gangguan fisik lainnya.
Jadi, sebagai orangtua harus menjaga dan mengerti atas kebutuhan anaknya, serta tidak
menjatuhkannya namun, membimbing ia agar menjadi anak yang memiliki potensi
khusus di balik kekurangannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://anakbayi.com/tanya-jawab/apakah-retardasi-mental-itu-karena-keturunan
http://www.jevuska.com/2007/01/19/retardasi-mental
http://unordinary-world.blogspot.com/2009/03/penyebab-keterbelakangan-mental.html

Anda mungkin juga menyukai