Sindroma Adrenogenital1
Sindroma Adrenogenital1
Dokter Pembimbing:
dr. Eryasni Husni, Sp.PD
Dini Yuhelfi
G1A111011
Stella Rossa
G1A112006
Hadiza Febrama
G1A112009
Khaidarni
G1A112011
M. Heru Nanding
G1A112012
Prepti Serra
G1A112014
G1A112016
Siska Meliana
G1A112017
Andreas Desmon
G1A112020
Rizki Febriyani
G1A112067
BAB I
PENDAHULUAN
Kelenjar suprarenal atau adrenal terletak pada kutub kranial di tiap ginjal, bentuknya
kurang lebih pyramidal,organ yang gepeng, hylusnya merupakan lekukan pada permukaan
anterior. Kedua kelenjar adrenal masing-masing mempunyai berat kira-kira 4 gr.(1,2)
a. Medulla
20% bagian kelenjar yang terletak di pusat kelenjar.
Berasal
dari
krista
neuralis
dan
jaringan
ganglion
autonom
presumtive(simpatokromafin).
Secara fungsional berkaitan dengan systim saraf simpatis.
Mensekresi hormon-hormon epinefrin dan nonepinefrin sebagai respon terhadap
rangsangan simpatis.
b. Korteks
Berasal dari epitel (mesotel) yang melapisi rongga badan primitive (coelom).
Kortek adrenal mensintesis lusinan molekul steroid yang berlainan, tetapi hanya
beberapa diantara lusinan molekul ini yang memiliki aktivitas biologik. Molekul steroid ini
dipilah menjadi tiga kelompok hormon, yaitu glukokortikoid, mineralokortikoid, dan
androgen. Semua hormon ini memulai kerjanya lewat penggabungan dengan reseptor intra sel
yang spesifik, dan kompleks ini akan berikatan ke regio spesifik DNA untuk mengatur
ekspresi gen. Peristiwa ini mengakibatkan perubahan laju sintesis sejumlah kecil protein yang
akan selanjutnya mempengaruhi berbagai proses metabolisme, misalnya glukoneogenesis dan
keseimbangan Na serta K.
Kolesterol yang berasal dari diet dan sri sintesis endogen merupakan komponen awal
pada steroidogenesis. ambilan kolesterol oleh korteks adrenal diperntarai oleh reseptor
lipoprotein densitas rendah (LDL). Dengan rangsangan jangka panjang korteks adrenal oleh
ACTH, sejumlah reseptor LDL meningkat. Tiga biosintesis adrenal mayor menyebebkan
produksi glukokortikoid, mineralokortikoid, dan androgen adrenal.
Cholesterol
Prehgnenolone
progesteron
mineralokortikoids
170H-preg
170H-prog
glukokortikoid
DHEA
androstenedione
androgen estrogens
Glukokortikoid merupakan steroid 21-karbon yang kerjanya banyak dan salah satu
diantaranya yang paling penting adalah untuk meningkatkan glukoneogenesis. Kortisol
merupakan glukokortikoid yang dominan pada manusia.
Mineralokortikoid juga merupakan steroid 21-karbon, yang kerja utamanya adalah
untuk meningkatkan retensi Na dan ekskresi K serta H, kususnya di dalam ginjal. Aldosteron
merupakan hormon yang paling poten di kelompok ini.
Korteks adenal juga mensekresi sedikit hormon kelamin, terutama hormon androgen,
yang efeknya pada tubuh mirip dengan hormon kelamin pria ( testosteron). Androgen adrenal
secara terus menerus disekresikan oleh korteks adrenal, terutama selama kehidupan fetus,
selain itu progesteron dan estrogen, yang merupakan hormon kelamin wanita disekresikan
dalam jumlah yang sangat sedikit.
Androgen utama yang disekresi oleh adrenal adalah Dehidroepiandrosteron (DHEA)
dan ester asam sulfur C-3nya. Dari 15-30 mg komponen ini disekresikan setiap hari. Jumlah
yang lebih kecildisekresi androstenedion, 11 hidroksiandrostenedion dan testosteron.
DHEA merupakan prekursor utama 17-keto-steroid urin. Dua pertiga 17-keto-steroid urin
pada laki-laki berasal dari metabolit adrenal dan satu pertiga sisanya berasal dari androgen
testis. Sedngkan pada permpuan , hampir semua 17-ketosteroid urin berasal dari adrenal.
Biasanya pada manusia normal, androgen adrenal mempunyai efek yang lemah,
mungkin dari awal perkembangan orga kelamin pria dihasilkan dari sekresi androgen adrenal
semasa kanak-kanak. Androgen adrenal juga mencetuskan efek ringan pada wanita. Sebagian
besar pertumbuhan rambut pubis dan rmbut aksila disebabkan leh kerja hormon ini. Beberapa
androgen adrenal diubah menjadi testosteron, yang merupakan hormon kelamin utama pada
pria. Didalam jaringan adrenal yang mungkin mempunyai aktivitas androgenik yang besar.
Steroid dengan aktivitas androgenik dominan mempunyai19 atom karbon. DHEA dan
androstenedion merupakan androgen lemah dan androgen ini mempunyai efek mengkonversi
jaringan ekstraglanduler menjadi testosteron androgen poten. Pelepasn androgen adrenal
dirangsang oleh ACTH, bukan oleh gonadotropin. Dengan rangsangan ACTH,17-ketosteroid
meningkat. Hal ini diyakini bahwa androgen adrenal ditekan oleh pemberian glukokortikoid
eksogen.
Dalam keadaan normal hormon-hormon tersebut hanya sedikit bermakna, walaupun
dalam berbagai kelainan korteks adrenal tertentu jumlah hormon yang berlebihan dapat
disekresi dan dapat menimbulkan efek maskulinisasi.
Jika terjadi hiperfungsi korteks adrenal, dengan pseudohermafroditisme dan virilisme
pada wanita, biasanya terjadi pada waktu lahir, dan perkembangan seksual dini
( makrogenitosemia prekoks) pada laki-laki, keadaan ini disebut dengan sindrom
adrenogenital.
BAB II
SINDROM ADRENOGENITAL
2.1
DEFENISI
Syndrome adrenogenital yang disebabkan oleh hyperplasia adrenal congenital
atau tumor adrenal malignant yang merupakan kondisi genetik yang menjadikan hiper
sekresi hormone adrenocortical androgen. Hal ini dapat mengganggu pertumbuhan
dan perkembangan normal pada anak-anak - termasuk perkembangan normal dari alat
kelamin yang cenderung terjadi maskulinisasi atau virilisasi pada fetus atau bayi.(2)
2.2
ETIOLOGI(3,4,5)
Sindrom adrenogenital merupakan penyakit yang paling jarang
ditemui.
Sindrom
ini
disebabkan
oleh
kegagalan
sebagian
atau
Penyebab kelebihan
2.3
EPIDEMIOLOGI(3)
USA
Bentuk paling umum dari kongenital hiperplasia adrenal akibat mutasi
atau delesi dari CYP21A, yang menyebabkan defisiensi 21-hidroxilase.
kortisol
dan
aldosteron
yang
menyebabkan
salt
wasting,
Ras
Hiperplasia adrenal kongenital terdapat pada seluruh ras. Hiperplasia
adrenal kongenital sekunder dari mutasi dan delesi CYP21A biasanya
terjadi terutama pada yupik eskimo.
Jenis kelamin
Karena semua bentuk hiperplasia adrenal kongenital merupakan
penyakit autosom resesif, pria dan wanita memiliki frekuensi yang sama
besar. Tetapi akibat akumulasi prekursor hormon atau gangguan sintesis
testosteron terkait mempengaruhi diferensiasi seksual, konsekuensi fenotif
dari mutasi atau delesi gen tertentu berbeda antara jenis kelamin.
Umur
2.4
PATOFISIOLOGI
Kelainan enzim
Kerja
androgenik
3 hidroksidehidrogenase
21 hidroksilase
11 hidroksilase
Kerja glukokortikoid
Kerja
mineralokortikoid
2.5
GEJALA KLINIS(1,4,5)
Walaupun defisiensi enzim steroid berkurang di dalam jalur yang secara
normal memang sedikit, akan tetapi mengakibatkan produksi steroid
berlangsung normal. Umumnya pasien mempunyai genotip normal laki-laki
atau permpuan dan biasanya diferensiasi gonad dan organ kelamin internal
normal tetapi karakteristik seksual lain bervariasi, sehingga sindrom
adrenogenital menunjukan 4 bentuk utama yaitu:
Pada wanita
Timbul sifat jantan
Tumbuh jengot
Suara menjadi berat
Botak jika memiliki bakat genetik
Distribusi rambut pada tubuh dan pubis seperti pada laki-laki
Klitoris tumbuh seperti penis
Penimbunan protein pada kulit dan otot sehingga tampak seperti laki-laki
Wanita dengan bentuk berat dari hiperplasia adrenal akibat defisiensi 21hidroksilase,
11-beta-hidroksilase,
atau
3-beta-hidroksisteroid
klasik,
atau
defisiensi
17-hidroksilasi
umumnya
insufisiensi adrenal.
Hipoglikemi dan hipotensi, sebagian, karena berhubungan dengan sintesis
epinefrin di medula adrenal akibat defisiensi kortisol. Kortisol, perfusi
medula adrenal dari korteks, biasanya menstimulasi phenylethanolamin N-
atau
tingkat lanjut.
2 bentuk dari hiperplasia (defisiensi 11-hidroksilase [CYP11B1] dan 17hidroksilase [CYP17]) menyebabkan hipertensi akibat akumulasi dari
konsentrasi deoksikortikosteron suprafisiologis. Mineralokortikoid lemah ini
memiliki konsekuensi ringan pada konsentrasi fisiologis, tapi dapat
menyebabkan
retensi
suprafisiologis
yang
natrium
terjadi
pada
dan
hipertensi
keadaan
ini.
pada
Salah
konsentrasi
satu
bentuk
(CYP11B2).
Bentuk lain
dari
perkembangan
hiperplasia
genital
adrenal
didalam
dicirikan
utero,
dengan
kurangnya
gangguan
perkembangan
karakteristik seksual sekunder, atau hipertensi. Contohnya, defisiensi 17hidroksilase pada wanita jarang teridentifikasi saat kelahiran, tetapi wanita
ini
kemudian
mencari
pertolongan
medis
dikemudian
hari
karena
2.6
DIAGNOSIS
pubertas pseudoprekoks
Bayi laki-laki atau perempuan dengan insufisiensi adrenal dengan atau
tanpa krisis akibat kehilangan garam di empat minggu pertama
kehidupan.
2.7
TATALAKSANA
Pada tipe salt loosing, pemberian kortikosteroid dan garam dapat menghindarkan
Efek samping
2.8
PENCEGAHAN
Melakukan konseling genetika bagi orang tua yang memiliki hiperplasia
adrenal kongenital dan konsultasi sebelum memulai sebuah keluarga.
Gangguan dapat didiagnosis pada janin, dan pengobatan yang tepat, yang
dimulai pada trimester pertama atau kedua, dapat meminimalkan atau bahkan
menghilangkan gejala setelah lahir.
2.9
PROGNOSIS
Respon terhadap pengobatan memberika hasil yang baik dan fertilitas normal,
pasien mengalami respon stress tidak adekuat, tetapi harapan hidup masih baik, kecuali pada
bentuk terberat.(6)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa prognosis pada sindrom adrenogenital yaitu:
Prognosis untuk Kehidupan (Quo Ad Vitam)
: Dubia Ad Bonam
: Dubia Ad Bonam
Dubia Ad Bonam
Dubia Ad Malam
BAB III
PENUTUP
Sindrom arenogenital merupakan penyakit yang jarang ditemui. Sindrom ini
disebakan oleh kegagalan sebagian atau menyeluruh enzim yang dibutuhkan untuk sintesis
steroid.
Penyebabnya
adalah
genetik
dan
biasanya
diturunka
secara
autosomal
DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton AC, Hall JE. Hormon Adrenokortikal. Dalam: Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: EGC.. Hal 1008-1009.
2. http://www.rightdiagnosis.com/medical/adrenogenital_syndrome.htm.
3. http://emedicine.medscape.com/article/922038-overview#showall
4. Fitri. 2009. Profil Karakteristik Fisik pada Pasien Congenital Adrenal
Hiperplasia di Semarang. FK Undip.http://eprints.undip.ac.id di unduh
pada tanggal 26 November 2015
5. Leeson CR, Leeson TS, Paparo AA. Sistem Endokrin. Dalam: Buku Ajar
Histologi. Jakarta: EGC. 1996. hal 469.