BAB II
KAJIAN TEORI
A. Konsep Teoritis
1. Belajar dan Hasil Belajar
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan
pada diri seseorang. Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh perubahan suatu tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.9 Belajar ditandai oleh adanya proses usaha yang
dilakukan individu yang bersangkutan. Belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.10
Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai
bentuk seperti berubah pengetahuannya, pengalamannya, sikap dan
tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapannya dan kemampuannya,
daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada
individu.11 Jadi belajar merupakan kunci yang paling penting dalam
pendidikan guna meningkatkan hasil belajar siswa.
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan
penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar
9 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), hal. 2
10 Oemar Hamalik, Proses Belajar-Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hal. 28
11 Nana Sudjana, Op. Cit, hal. 28
10
Hasil
belajar
adalah
pola-pola
perbuatan,
nilai-nilai,
11
12
a. Domain
kognitif
comprehension
application
meliputi
knowledge
(pemahaman,
(menerapkan),
(pengetahuan,
menjelaskan,
analisis
meringkas,
(menguraikan,
ingatan),
contoh),
menentukan
respon),
valuing
(nilai),
organization
(organisasi),
characterization (karakterisasi).
c. Domain psikomotorik meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized.13
Belajar merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku
subjek.
Dalam
proses
belajar,
ternyata
banyak
faktor
yang
13
2.
Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu.
Faktor ini yang meliputi faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan
non sosial (intrumental). Faktor lingkungan sosial adalah faktor yang
meliputi keberadaan para guru, staf administrasi dan teman-teman
sekelas.
Faktor
non
sosial
(intrumental)
adalah
faktor
yang
sesuatu
sebagai
jawaban
yang
meyakinkan
terhadap
14
menuntut
adanya
kegiatan
dimana
siswa
mengeksplorasi
15 Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sister Kredit Semester (SKS), (Jakarta: PT
Bumi Aksara,1990), hal. 116
16 Sigit Mangun Wardoyo, loc. Cit
15
pengumpulan
data.
Menguji
hipotesis
juga
berarti
16
kalau
harus
belajar
mandiri.
Dampaknya
dapat
17
18
Larutan
Satu fasa
Jernih
Ukuran partikel
< 1 nm
Homogen
Koloid
Dua fasa
Keruh
Ukuran partikel
1-100 nm
Heterogen namun
tampak homogen
Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring
dengan saringan biasa
Tidak memisah jika Tidak memisah jika
didiamkan
didiamkan
Stabil
Pada umumnya stabil
Suspensi
Dua fasa
Keruh
Ukuran partikel
> 100 nm
Heterogen
Dapat disaring
Memisah jika
didiamkan
Tidak stabil
19
yang tersebar dalam medium pendispersi yang tidak terpisah. Analogi dalam
larutan, fase terdispersi adalah zat terlarut sedangkan medium pendispersi
adalah zat pelarut. Baik fasa terdispersi maupun fasa pendispersi dalam
suatu sistem koloid dapat berupa gas, cair atau padat.
Fase
Terdispersi
Fase
Pendispersi
Nama
Contoh
Padat
Gas
Aerosol
Padat
Padat
Cair
Sol
Padat
Padat
Sol padat
4
5
Cair
Cair
Gas
Cair
Cair
Padat
Aerosol
Emulsi
Emulsi
padat
Gas
Cair
Buih
Gas
Padat
Buih padat
20
21
(6)
Koloid Pelindung
Suatu koloid dapat distabilkan dengan menambahkan koloid lain
yang disebut dengan koloid pelindung. Koloid pelindung ini akan
membungkus partikel zat terdispersi, sehingga tidak dapat lagi
mengelompok.
(7) Dialisis
Dialisis adalah suatu teknik pemurnian koloid yang didasarkan
pada perbedaan ukuran partikel-partikel koloid. Dialisis dilakukan
dengan cara menempatkan dispersi koloid dalam kantong yang terbuat
dari membrane semipermeabel, seperti kertas selofan dan perkamen.
Koloid Liofil dan Liofob
Koloid liofil adalah koloid yang fase terdispersinya suka menarik
medium pendispersinya akibat adanya gaya van der waals atau ikatan hidrogen.
Sedangkan koloid liofob adalah sistem koloid yang fase terdispersinya tidak
suka menarik medium pendispersinya. Bila medium pendispersinya air koloid
liofil disebut juga koloid hidrofil, sedangkan koloid liofob disebut sebagai
koloid hidrofob.
Contohnya adalah sebagai berikut:
a. Koloid hidrofil: sabun, deterjen, agar-agar, kanji, dan gelatin.
22
b. Koloid hidrofob: sol belerang, sol Fe(OH)3, sol-sol sulfida, dan sol-sol
logam.
Pembuatan Sistem Koloid
Ukuran partikel koloid terletak antara partikel larutan sejati dan partikel
suspensi. Oleh karena itu, sistem koloid dapat dibuat dengan pengelompokkan
partikel larutan sejati atau menghaluskan bahan dalam bentuk kasar kemudian
didispersikan ke dalam medium dispersi. Cara pertama disebut cara
kondensasi, sedangkan cara kedua disebut cara dispersi.
1. Cara Kondensasi
Menurut cara ini, ion-ion atau molekul yang berukuran sangat kecil
(biasanya membentuk larutan sejati jika dilarutkan dalam air) diperbesar
menjadi partikel-partikel sebesar ukuran koloid. 22 Cara ini dapat dilakukan
melalui reaksi-reaksi kimia, seperti reaksi redoks, reaksi hidrolisis, dan
reaksi dekomposisi rangkap, atau dengan reaksi pergantian pelarut.
2. Cara Dispersi
Dispersi merupakan pemecahan partikel-partikel kasar menjadi
partikel koloid. Cara dispersi dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi,
atau dengan loncatan bunga listrik (cara busur bredig).
Koloid banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti di alam,
industri, makhluk hidup, dan pertanian. Di industri, aplikasi koloid untuk
produksi cukup luas. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang
penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat
saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi skala
besar.
22 Yayan Sunarya, Kimia Dasar 2, (Bandung,Yrama Widya: 2011), hal. 54
23
Contoh Aplikasi
Keju, mentega, susu
Krim, pasta gigi
Cat
Sabun
Pestisida, dan insektisida
Penisilin untuk suntikan
24
25
untuk
mengendapkan
partikel-partikel
koloid,
juga
untuk
mengandung
aluminium
klorida
yang
dapat
26
berfungsi
sebagai
emulgator.
Sabun/detergen
akan
27
28
29
30
31
32