Anda di halaman 1dari 16

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengembangan Agrowisata didefinisikan sebagai suatu bentuk kegiatan
pariwisata yang memanfaatkan usaha agro sebagai obyek wisata dengan tujuan
untuk memperluas pengetahuan, perjalanan, rekreasi dan hubungan usaha di
bidang pertanian. Agrowisata diartikan sebagai wisata yang sasarannya adalah
pertanian (perkebunan, perikanan kehutanan, dsb).
Kegiatan agro sendiri mempunyai pengertian sebagai usaha pertanian
dalam arti luas, yaitu komoditas pertanian, mencakup tanaman pangan,
hortikultura,

perkebunan,

kehutanan,

peternakan

dan

perikanan.Sehingga

pengertian agrowisata merupakan wisata yang memanfaatkan obyek-obyek


pertanian.
Secara umum, ruang lingkup dan potensi agrowisata dapat dikembangkan
sebagai berikut:
1. Perkebunan
Kegiatan usaha perkebunan meliputi perkebunan tanaman keras dan
tanaman lainnya yang dilakukan oleh perkebunan besar swasta nasional ataupun
asing, BUMN, dan perkebunan rakyat. Berbagai kegiatan obyek wisata
perkebunan

dapat

berupa

praproduksi

atau

pembibitan,

produksi,

dan

pascaproduksi yaitu pengolahan dan pemasaran.


Daya tarik perkebunan sebagai sumberdaya wisata antara lain:
daya tarik historis dari perkebunan yang sudah diusahakan sejak lama
lokasi beberapa wilayah perkebunan yang terletak di pegunungan yang
memberikan pemandangan indah serta berhawa segar
cara-cara tradisional dalam pola tanam, pemeliharaan, pengelolaan dan
prosesnya, serta perkembangan teknik pengelolaan yang ada.
2. Tanaman pangan dan hortikultura
Lingkup kegiatan wisata tanaman pangan yang meliputi usaha tanaman
padi dan palawija serta hortikultura yakni bunga, buah, sayur, dan jamu-jamuan.

Berbagai proses kegiatan mulai dari prapanen, pascapanen berupa pengolahan


hasil, sampai kegiatan pemasarannya dapat dijadikan obyek agrowisata.
3. Peternakan
Daya tarik peternakan sebagai sumberdaya wisata antara lain pola
beternak, cara tradisional dalam peternakan, serta budidaya hewan ternak.
4. Perikanan
Ruang lingkup kegiatan wisata perikanan dapat berupa kegiatan budidaya
perikanan sampai proses pascapanen. Daya tarik perikanan sebagai sumberdaya
wisata di antaranya pola tradisional dalam perikanan serta kegiatan lain, misalnya
memancing ikan.
5. Kehutanan
Dalam beberapa literatur tentang wisata alam ekowisata, obyek wisata
kehutanan termasuk dalam golongan ekowisata, yang pada hakekatnya bentuk
wisata alami. Ekowisata didefinisikan sebagai suatu bentuk perjalanan wisata ke
areal alami yang dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan
melestarikan lingkungan dan kesejahteraan penduduk setempat.
B. Tujuan Praktik
Adapun tujuan dan manfaat dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
2.

Mengetahui jenis potensi agrowisata di Desa Tabanio.


Mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman agrowisata di desa

3.

Tabanio.
Mengetahui apa Desa Tabanio dapat dikembangkan menjadi salah satu tempat
agrowisata (menggunakan analisis SWOT).

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Prinsip-prinsip Agroturism menurut (Woon, 2000)


1. Menekankan serendah-rendahnya dampak negative terhadap alam dan
kebudayaan yg dapat merusak daerah tujuan wisata
2. Memberikan pembelajaran kepada wisatawan mengenai pentingnya suatu
kelestarian
3. Menekankan pentingnya bisnis yang bertanggung jawab yang bekerja sama
dengan unsur pemerintah dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
penduduk local dan memberikan manfaat pada usaha pelestarian

4. Mengarahkan keuntungan ekonomi secara langsung untuk tujuan pelestarian


manajemen sumberdaya dan kawasan yang di lindungi
5. Memberikan penekanan pada kebutuhan zone pariwisata regional dan penataan
serta pengelolaan tanaman-tanaman untuk tujuan pariwisata tersebut
6. Memberikan penekanan pada penggunaan studi-studi berbasis lingkungan dan
sosial dan program jangka panjang untuk mengevaluasi dan menekan
serendah-rendahnya dampak pariwisata terhadap lingkungan
7. Mendorong usaha peningkatan manfaat ekonomi bagi negara pebisnis dan
masyarakat lokal terutama penduduk yang tinggal di wilayah sekitar kawasan
yang di lindungi
8. Berusaha untuk meyakinkan bahwa perkembangan pariwisata tidak melampaui
batas-batas sosial dan lingkungan yang dapat diterima seperti yang di tetapkan
para peneliti yang telah bekrjasama dengan penduduk lokal
9. Mempercayakan pemanfaatan sumber energi , melindungi tumbuh-tumbuhan
dan binatang liar dan menyesuaikanya dengan lingkungan alam dan budaya
Kebijakan umum Departemen Pertanian dalam membangun pertanian
bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani, peternak, dan
nelayan, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha, menunjang
pembangunan industri serta meningkatkan ekspor. Untuk tujuan tersebut, usaha
diversifikasi

perlu

dilanjutkan

disertai

dengan

rehabilitasi

yang

harus

dilaksanakan secara terpadu, serasi, dan merata disesuaikan dengan kondisi tanah,
air dan iklim, dengan tetap memelihara kelestarian kemampuan sumber daya alam
dan lingkungan hidup serta memperhatikan pola kehidupan masyarakat setempat.
Sejalan dengan kebijaksanaan umum di atas, terlihat bahwa antara pariwisata dan

pertanian dapat saling mengisi dan menunjang dalam meningkatkan daya saing
produk pariwisata dan produk pertanian Indonesia dalam rangka meningkatkan
perolehan devisa dari komoditi ekspor non migas (Afandhi 2005).
Kondisi perekonomian dan persaingan global yang semakin kompleks,
menuntut kreativitas pengembangan usaha yang kompetitif, sesuai dengan
keunggulan yang dimiliki. Wisata agro merupakan salah satu usaha agrobisnis
yang prospektif untuk dikembangkan. Namun demikian tantangan yang dihadapi
dalam pembangunan wisataagro ke depan sangat besar, terutama berkaitan dengan
kesiapan SDM, promosi dan dukungan prasarana pengembangan. Untuk itu
diperlukan langkah bersama antara pemerintah, pengusaha wisata agro, lembaga
terkait dan masyarakat. Upaya terobosan perlu dirancang untuk lebih
meningkatkan kinerja dan peran wisataagro (Srimulyadi, 2012)

III.

KEADAAN UMUM DAERAH PRAKTEK LAPANG

A. Keadaan Umum
Desa Tabanio merupakan Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut
Provinsi Kalimantan Selatan. Desa Tabanio berjarak kurang lebih 17 km dari Ibu
Kota Kecamatan Takisung, kurang lebih sekitar 40 km menuju Ibu Kota
Kabupaten yaitu Tanah Laut, dan sekitar 100 km dari Ibu Kota Provinsi yaitu
Kalimantan Selatan.
B. Luas Wilayah
Desa Tabanio mempunyai luas wilayah 2545 Ha yang terdiri dari
perumahan,

persawahan, perkolaman,

tambak,

perkebunan dan lain-lain.


Batas-batas wilayah Desa Tabanio:
1.

Sebelah utara

: Desa Sei Bakau/Kurau

hutan, lahan

peternakan,

2.

Sebelah Selatan

: Desa Pagatan Besar

3.

Sebelah Timur

: Desa Ujung Batu/Panjaratan

4.

Sebelah Barat

: Laut Jawa

C. Penduduk
Penduduk Desa Tabanio berjumlah 3986 Jiwa, yang terdiri dari 2057 jiwa
laki-laki dan 1929 jiwa perempuan. Dimana 401 orang pekerja sebagai Petani, 69
orang pekerja sebagai pedagang, 34 orang pekerja sebagai peternak, 18 orang
pekerja sebagai pegawai negeri sipil, 780 orang pekerja sebagai nelayan, 19 orang
pekerja sebagai pengrajin skala rumah tangga.
Desa Tabanio dipimpin oleh seorang kepala desa yang dikenal dengan
sebutan Pambakal dalam menjalankan tugasnya kepala desa dibantu oleh
sekretaris desa, kepala urusan (pemerintahan, pembangunan dan umum), kepala
dusun dan ketua RT.

IV.

METODE PRAKTEK

A. Waktu dan Tempat


Praktek lapang Manajemen Agrowisata Perikanan ini dilaksanakan pada
hari Selasa Rabu pada tanggal 09 10 Desember 2014 pukul 10.30 15.00
WITA yang berlokasi di Desa Tabanio Kabupaten Tanah Laut Provinsi
Kalimantan Selatan.
B. Metode Pengambilan Data
1. Metode Observasi, merupakan pengumpulan data dengan cara pengamatan
2.

langsung dengan panca indra terhadap data-data yang nantinya diambil.


Metode Wawancara, merupakan pengumpulan data dengan cara mengajukan
pertanyaan secara langsung kepada responden yang bersangkutan, pertanyaan
itu ditanyakan oleh pewawancara dan kemudian dicatat pada koesioner yang
sudah disediakan.

3.

Koesioner, adalah suatu acuan yang dibuat sedemikian rupa untuk


memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian, biasanya berbentuk

pertanyaan pertanyaan.
C. Metode Analisis
Adapun metode analisis yang digunakan untuk mengetahui apakah
tempat yang diteliti memiliki potensi menjadi tempat agrowisata adalah Analisis
SWOT.

Analisis SWOT merupakan metode perencanaan strategis yang


digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses),
peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu
spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT
(strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan
penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak
dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara
menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya,
kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya
adalah

bagaimana

kekuatan

(strengths)

mampu

mengambil

keuntungan

(advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi


kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang
(opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu
menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara

mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats)


menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.

V.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Faktor internal dan eksternal mengenai potensi agrowisata di Desa Tabanio
1. Jenis Potensi Agrowisata di Desa Tabanio, yaitu:
Pantai (Alam)
Makam Wali (Religi)
Pelabuhan
2. Kekuatan dari Potensi Agrowisata ini, yaitu:
Potensi Perikanan (tambak , laut , pelabuhan)
Wisatawan lokal (Kal-Sel dan luar Kal-Sel) dapat melihat kapal

3.

4.

tangkapan langsung
Penghasil olahan perikanan (Ikan Kering , Kerupuk)
Kelemahan dari Potensi Agrowisata ini, yaitu:
Situs benteng tidak di teliti , tidak di rawat maupun dikelola
Badai dan Putting Beliung yang sewaktu waktu bisa terjadi
Kebersihan lingkungan
Sarana dan prasarana tidak memadai
Peluang dari Potensi Agrowisatanya, yaitu:
Jalan menuju Desa Tabanio dari Banjarbaru mudah dilalui

Dekat dengan kota Banjarbaru dan Martapura


Salah satu tempat suplai perikanan (laut, tambak dan olahan perikanan)

hasil daerah
Wisatawan yang datang berkunjung
Ancaman dari Potensi Agrowisata ini, yaitu:
Pantai Takisung
Pantai Batakan

5.

Perhitungan Analisis SWOT


Tabel 1. Analisis Faktor Internal dalam hal Kekuatan (Strengths).
No.
Kekuatan
Nilai

Kondisi

1.

Potensi Perikanan (tambak dan laut)

Sangat Kuat

2.

Wisatawan lokal (lokal KAL-SEL


dan lokal
Indonesia) dapat melihat kapal tangkapan langsung

Cukup Kuat

3.

Adanya kegiatan memahat

Kuat

4.

Penghasil olahan perikanan

Kuat

Tabel 2. Analisis Faktor Internal dalam hal Kelemahan (Weaknesses).


No.
Kelemahan
Nilai

Kondisi

1.

Situs benteng tidak di teliti dan tidak di rawat


atau dikelola

Cukup Kuat

2.

Bisa terjadi badai

Cukup Kuat

3.

Kebersihan lingkungan

Kuat

4.

Sarana dan prasarana tidak memadai

Sangat Kuat

Tabel 3. Analisis Faktor Eksternal dalam hal Peluang (Opportunities).


No.
Peluang
Nilai
Kondisi
1.

Jalan menuju Desa Tabanio dari Banjarbaru


mudah dilalui

Kuat

2.

Dekat dengan kota Banjarbaru, Martapura dan


Banjarbaru

Kuat

3.

Salah satu tempat suplai perikanan (laut, tambak

Sangat Kuat

No.

Peluang

Nilai

Kondisi

dan olahan perikanan) hasil daerah


4

Wisatawan yang datang berkunjung

Tidak Kuat

Tabel 4. Analisis Faktor Eksternal dalam hal Ancaman (Threats).


No.
Ancaman
Nilai

Kondisi

1.

Pantai Takisung

Sangat Kuat

2.

Pantai Batakan

Sangat Kuat

Tabel 5. Matrik IFAS (Internal Faktor Analisis Strategi).


No.
Kekuatan dan Kelemahan
Bobot
tambak

dan

Nilai

Score

1.

Potensi Perikanan
(Strengths)

laut

0.20

0.80

2.

Wisatawan lokal (lokal KAL-SEL dan


lokal Indonesia) dapat melihat kapal
tangkapan langsung (Strengths)

0.05

0.10

3.

Adanya kegiatan memahat (Strengths)

0.15

0.45

4.

Penghasil olahan perikanan (Strengths)

0.15

0.45

5.

Benteng tidak di teliti dan tidak di rawat


atau dikelola (Weaknesses)

0.05

0.10

6.

Bisa terjadi badai (Weaknesses)

0.05

0.10

7.

Kebersihan lingkungan (Weaknesses)

0.15

0.45

8.

Sarana dan prasarana tidak memadai


(Weaknesses)

0.20

0.80

Tabel 6. Matrik EFAS (Eksternal Faktor Analisis Strategi).


No.
Peluang dan Ancaman
Bobot

3.25

Nilai

Score

1.

Jalan menuju Desa Tabanio dari Banjarbaru


mudah dilalui (Opportunities)

0.15

0.45

2.

Dekat dengan kota Banjarbaru, Martapura


dan Banjarbaru (Opportunities)

0.15

0.45

10

No.

Peluang dan Ancaman

Bobot

Nilai

Score

3.

Salah satu tempat suplai perikanan (laut,


tambak dan olahan perikanan) hasil daerah
(Opportunities)

0.20

0.80

4.

Wisatawan yang
(Opportunities)

0.10

0.10

5.

Pantai Takisung (Threats)

0.20

0.80

6.

Pantai Batakan (Threats)

0.20

0.80

datang

berkunjung

3.40

Tabel 7. Tabulasi Pembobotan Strategi.


Strategi

Pembobotan

Total
Bobot

Prioritas

SO

0.80 + 0.10 + 0.45 + 0.45 + 0.45 + 0.45 + 0.80 +


0.10

3.60

ST

0.80 + 0.10 + 0.45 + 0.45 + 0.80 + 0.80

3.40

WO

0.10 + 0.10 + 0.45 + 0.80 + 0.45 + 0.45 + 0.80 +


0.10

3.25

WT

0.10 + 0.10 + 0.45 + 0.80 + 0.80 + 0.80

3.05

Tabel 8. Matrik SWOT berdasarkan (Strengths- Opportunities).

11

Eksternal

Peluang (Opportunities)
Jalan
menuju
Desa
Tabanio dari
Banjarbaru
mudah
dilalui

Dekat
dengan kota
Banjarbaru,
Martapura
dan
Banjarbaru

Salah satu
tempat
suplai
perikanan
(laut,
tambak dan
olahan
perikanan)
hasil daerah

Wisatawan
yang
datang
berkunjung

Internal
Kekuatan (Strengths)
Potensi
Perikanan
(tambak dan laut)

Wisatawan
lokal
(lokal
KAL-SEL
dan lokal Indonesia)
dapat melihat kapal
tangkapan langsung

Adanya
memahat

kegiatan

Penghasil
perikanan

olahan

Strategi (Strengths- Opportunities)


1

3
4

1.

2.

3.

Melimpahnya sumberdaya alam (laut) dan potensi


tambak yang baik sebagai kekuatan internal
didukung dengan jalan menuju lokasi yang mudah
di lalui dapat menarik pedagang pengumpul dan
pedagang pengecer dari luar desa Tabanio,
sehingga tidak disengaja para pedagang itu juga
bisa menjadi wisatawan.
Kegiatan memahat dapat dimanfaatkan sebagai
salah satu faktor untuk menarik wisatawan dari
luar desa Tabanio. Hal ini juga di dukung dengan
hasil olahan perikanan yang bisa dijadikan oleholeh bagi wisatawan.
Sebagai salah
satu tempat penyuplai hasil
perikanaan, yang didukung dengan jalan yang
mudah dilalui dan dekat dengan tiga kota besar
seperti: Banjarbaru, Martapura dan Banjarmasin.

Tabel 9. Matrik SWOT berdasarkan (Strengths- Threats).


Eksternal
Ancaman (Threats)
Internal
Kekuatan (Strengths)

Pantai Takisung
1

12

Pantai Batakan
2

Potensi Perikanan
(tambak dan laut)
Wisatawan
lokal
(lokal
KAL-SEL
dan
lokal
Indonesia)
dapat
melihat
kapal
tangkapan langsung

Adanya
memahat

kegiatan

Penghasil
perikanan

olahan

Strategi (Strengths- Threats)

1. Dengan potensi perikanan (tambak dan laut) dan


hasil olahan perikanannya seharusnya desa
Tabanio bisa menjadi desa yang lebih baik lagi.
2. Dan dengan adanya kegiatan memahat serta
wisatawan dapat melihat kapal tangkapan secara
langsung, seharusnya desa Tabanio dapat
menandingi atau mengurangi faktor ancaman
dari pantai Takisung dan pantai Batakan yang
hanya menyogohkan keindahan pantai yang
dudukung dengan adanya rumah makan serta
kotek..

3
4

Tabel 10. Matrik SWOT berdasarkan (Weaknesses Opportunities).


Eksternal
Peluang (Opportunities)
Jalan
menuju
Desa
Tabanio dari
Banjarbaru
mudah
dilalui

Dekat
dengan kota
Banjarbaru,
Martapura
dan
Banjarbaru

Salah satu
tempat
suplai
perikanan
(laut,
tambak dan
olahan
perikanan)
hasil daerah

Wisatawan
yang
datang
berkunjung

Internal
Kelemahan (Weaknesses)
Situs benteng tidak
di teliti dan tidak di
rawat atau dikelola

Strategi (Weaknesses Opportunities)

Bisa terjadi badai

1. Sarana dan prasarana dalam desa


harus di
tingkatkan, karena jalan untuk menuju desa mudah
dilalui untuk itu hanya jalan dalam desa yang perlu

13

Eksternal

Kelemahan (Weaknesses)
Kebersihan
lingkungan

Sarana dan prasarana


tidak memadai

Peluang (Opportunities)
Jalan
menuju
Desa
Tabanio dari
Banjarbaru
mudah
dilalui

Dekat
dengan kota
Banjarbaru,
Martapura
dan
Banjarbaru

Salah satu
tempat
suplai
perikanan
(laut,
tambak dan
olahan
perikanan)
hasil daerah

Wisatawan
yang
datang
berkunjung

di tingkatkan.
2. Situs benteng harus diteliti dengan benar, sehingga
menjadi salah satu faktor kekuatan agrowisata.

Tabel 11. Matrik SWOT berdasarkan (Weaknesses- Threats).


Eksternal
Ancaman (Threats)
Pantai Takisung

Internal
Kelemahan (Weaknesses)
Situs benteng tidak
di teliti dan tidak di
rawat atau dikelola

Bisa terjadi badai

Kebersihan
lingkungan

Pantai Batakan
2

Strategi (Weaknesses- Threats)

Sarana dan prasarana


tidak memadai
4

1. Peningkatan sarana dan prasarana, seperti: jalan,


tempat pembuangan sampah untuk kebersihan
lingkungan dan lain-lain.
2. Adakan penelitian tentang kebenaran bahwa
benteng memang pernah ada, setelah selesai dan
sudah dibuktikan jaga atau kelola dengan baik
sisa-sisa yang ada dari keberadaannya. Untuk
mengelola pemerintah bisa mengerjakan
beberapa penduduk desa untuk melakukannya
pengelolaannya.
Jadi
tidak
hanya
mengembangkan desa Tabanio menjadi tempat
agrowisata pemerintah juga dapat membantu
perekonomian masyarakat desa.

B. Pembahasan
Dari analisis SWOT di atas dapat diketahui bahwa desa Tabanio dapat
dikembangkan menjadi tempat agrowisata dengan peluang yang besar. Hal ini

14

dibuktikan dengan hasil perhitungan Matrik IFAS (Internal Faktor Analisis


Strategi) dan Matrik EFAS (Eksternal Faktor Analisis Strategi) yang memiliki
score pembobotan sebesar EFAS > IFAS, yaitu: 3.40 > 3.25.
Adapun beberapa kebijakan yang dapat meningkatkan peluang desa
Tabanio menjadi tempat agrowisata, yaitu:
III. Dengan hasil perikanan (tambak, laut dan olahan perikanan) nya desa Tabanio
seharusnya dapat menjadi salah satu tempat penyuplai sumberdaya untuk
beberapa kota, seperti: Banjarbaru, Martapura, Banjarmasin dan lain-lain.
IV. Dengan adanya kegiatan memahat dan terbukanya bahwa wisatawan dapat
melihat langsung kapal tangkap perikanan, seharusnya dapat menarik
wisatawan dengan baik.
Pembangunan sarana dan prasarana dalam desa, seperti: pembangunan
wc umum dan sejenisnya, pembangunan tempat air bersih, jalan beraspal,
pembangunan pembuangan sampah agar sampah tidak berserakan dan
infrastruktur yang dapat membangun desa menjadi desa yang lebih baik.

15

VI. PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari praktik lapang yang dilaksanakan di Desa Tabanio dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1.

2.

Jenis Potensi Agrowisata di Desa Tabanio, yaitu:


Pantai (Alam)
Situs Benteng (Sejarah)
Keramat (Religi)
Macam macam olahan perikanan
Tambak dan laut
Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman potensi agrowisata di Desa

3.

Tabanio yang sudah dijabarkan kemudian dimasukkan ke analisis SWOT.


Desa Tabanio dapat dikembangkan menjadi tempat agrowisata dengan
peluang yang besar dengan melihat hasil dari analisa yang dilakukan.

B. Saran
Praktik lapang ini sebaiknya dilaksanakan tidak pada saat mendekati ujian
semester dan memperhatikan cuaca yang ada di lapangan.

16

Anda mungkin juga menyukai