Anda di halaman 1dari 5

RESUME

Undang-Undang Dasar

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Politik


Yang dibimbing oleh Ibu Mala Mardialina, S.IP.,MA

Disusun oleh :
Kelompok 9
Abdurrasyid Zam Zami

(L1AO16003)

Baiq Mutia Maulidha

(L1A016016)

Lalu Difa Ayyas Hasriadi (L1A016044)


Rezky Amelia

(L1A014037)

Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik ( FISIPOL )


UNIVERSITAS MATARAM
2016

A. Pergantian & Perubahan Undang-Undang Dasar


Adakalanya suatu UUD dibatalkan dan diganti dengan UUD baru. Hal semacam itu terjadi jika
dianggap bahwa UUD yang ada tidak lagi mencerminkan konstelasi politik atau tidak lagi
memenuhi harapan dan aspirasi masyarakat. Contohnya yaitu di Prancis sesudah tahun 1946
yang dibebaskan dari pendudukan tentara jerman, dianggap perlu untuk mengadakan UUD yang
mencerminkan lahirnya Negara Prancis baru yakni Republic Prancis IV. Begitu juga dengan
tahun 1958 UUD dibatlkan dan diganti dengan suatu UUD yang melahirkan Republic Prancis V,
dibawah pimpinan presiden De Gaulle. Di Negara komunis pergantian UUD mencerminkan
tercapainya tahap tertentu dalam perjuangan untuk mencapai masyarakat komunis. Contohnya di
Uni Soviet pada masa lalu. UUD 1918 mencerminkan tercapainya tahap pertama revolusi di
Negara itu, yang memusnahkan golongan masyarakat yang dianggap sebagai penindas, seperti
tuan rumah, pejabat agama, pengusaha, polisi czar dan sejenisnya. UUD penggantianya pada
tahun 1936 dimaksudkan untuk mencerminkan tercapainya sosialisme dan berakhirnya tahap
pertama revolusi, serta dimulainya tahap transformasi kea rah masyarakat komunis . UUD 1977
menyebut Uni Soviet telah merupakan suatu Developed socialist society and commited untuk
membentuk masyarakat tanpa kelas.
Di Indonesia kita telah melalui limma tahap perkembangan UUD yaitu :
1. Tahun 1945 (UUD Republik Indonesia yang De facto hanya berlaku di Jawa, Madura,
Sumatera)
2. Tahun 1949 (UUD Republik Indonesia serikat (RIS) yang berlaku di seluruh Indonesia,
kecuali irian barat)
3. Tahun 1950 (UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang berlaku di seluruh Indonesia,
kecuali irian barat)
4. Tahun 1959 (UUD Republik Indonesia 1945 . UUD ini mulai 1959 berlaku di seluruh
indonesia termasuk irian barat)
5. Tahun 1999 ( UUD 1945 dengan amandemen dalam masa reformasi)
B. Perubahan Undang-Undang Dasar (Amandemen)
Selain pergantian secara menyeluruh, tidak jarang pula Negara mengadakan prubahan sebagaian
dari UUD-nya. Perubahan ini dinamakan amandemen. UUD biasanya memuat prosedur untuk
menampung hasrat melakukan perubahan parsial tersebut. Pada umumnya dianggap bahwa suatu
UUD tidak boleh terlalu mudah diubah, oleh karena itu akan merendahkan arti simbolis UUD itu
sendiri. Hal ini kemudian menimbulkan masalah baru, yaitu siapa yang berwenang untuk
melakukanya?. Dalam hubungan ini terdapat prosedur yang berbeda-beda diantara satu Negara
dengan yang lain, namun secara umum bisa disebutkan sebagai berikut :

1. Melalui sidang bdan legislatif, kadang-kadang dengan ditambah beberapa syarat, misalnya
dapat ditetapkan kuorum untuk siding yang mebicarakan usul amandemen dan jumlah minimum
anggota badan legislatif untuk menrimanya. (contoh: inggris, Israel, belgia, dan UUD Republik
Indonesia Serikat 1949)
2. referendum atau plebisit (contoh: swiss, Australia, Denmark, irlandia, dan spanyol). Di
Negara-negara ini referendum dilaksanakan untuk memintakan persetujuan atas usul perubahan
atau amandemen yang diajukan oleh anggota parlemen.
3. Negara-negara bagian dalam Negara federal (contoh: amerika serikat : dari lima puluh
Negara bagian harus menyetujui , contoh lain india). Di jerman untuk mengubah basic law harus
ada persetujuan 2/3 dari anggota bundentsag maupun bundessrat.
4. Musyawarah khusus (special convention) seperti yang diberlakukan di beberapa Negara
amerika latin.
Di Indonesia wewenang untuk mengubah UUD ada di tangan majelis permusyawaratan rakyat
(MPR) dengan ketentuan bahwa suara terbanyak minimal adalah 2/3 dari anggota MPR,
sedangkan usul perubahan UUD harus diterima oleh 2/3 dari anggota yang hadir (pasal 37).
Sejak tahun 1999, tak lama setelah rezim orde baru berakhir kekuasaanya, UUD 1945 telah 4
kali diamandemen. Banyak perubahan yang sangat substansial dalam ketatanegaraan kita yang
berubah akibat dari adanya amandemen tersebut.
C. Undang-Undang Dasar Tertulis & Tidak Tertulis
Undang-undang dasar tertulis merupakan suatu bagian dari konstitusi, UUD amerika serikat yang
disusun pada tahun 1787 dan diresmikan pada tahun 1789, merupakan naskah yang tertua di
dunia. Hak asasi warga Negara tercantum dalam suatu naskah tersendiri yang dinamakan bill of
rights. Disamping itu ada beberapa ketentuan ketatatanegaraan yang tidak termuat dalam UUD,
misalnya adanya partai politik atau wewenang mahkamah agung untuk menguji undang-undang
(judicial review).
Undang-undang dasar tidak tertulis merupakan suatu rankaian aturan yang diperoleh dari
kebiasaan-kebiasaan yang dianggap baik dalam setiap sisi atau bidang kehidupan. Undangundang dasar tidak tertulis ini juga merupakan bagian dari konstitusi yang biasa dikenal dengan
istilah konvensi. Salah satu UUD yang dewasa ini dianggap tak tertulis ialah UUD inggris.
UUD ini disebut tak tertulis karena tidak merupakan suatu naskah, tetapi jika diselidiki benarbenar bahwa sebagian besar UUD inggris terdiri atas berbagai bahan tertulis berupa dokumendokumen resmi. Di inggris tidak ada perbedaan antara undang-undang tata Negara dan undangundang biasa, oleh karenanya parlemen, sebagai badan tertinggi (parliamentary supremacy),
berhak untuk mengadakan perubahan konstitusional dengan undang-undang biasa. Jadi hal ini
berlainan dengan keadaan banyak Negara lain, dimana biasanya suatu badan yang lebih tinggi
dari dewan perwakilan rakyat berhak untuk mengubah UUD. Jadi UUD Inggris dapat disebut

tak tertulis dalam arti bahwa ia tidak bersifat naskah tunggal dan bahwa konvensi dan tradisi
memegang peranan yang lebih penting daripada di Negara lain yang mempunyai UUD tertulis.
D. Undang-Undang Dasar Fleksibel & Rigid
UUD juga di klasifikasikan menurut sifat fleksibel (supel) dan kaku (rigid). Dasar perbedaan ini
menurut beberapa sarjana seperti C.F. Strong dan Rod Haque dalam comparative government
and poltics ialah apakah prosedur untuk mengubah UUD yang dapat di ubah dengan prosedur
yang sama dengan prosedur membuat undang-undang disebut fleksibel, seperti inggris, selandia
baru, dan kerajaan itaila sebelum PD II. UUD yang hanya dapat diubah dengan prosedur yang
berbeda dengan prosedur yang membuat undang-undang disebut kaku, seperti amerika serikat,
kanada dan sebagainya. Soal fleksibel atau kaku ini adalah penting. Kalau UUD terlalu kaku,
maka hal ini dapat mengakibatkan timbulnya tindakan-tindakan yang melanggar UUD.
Sedangkan kalau terlalu fleksibel maka UUD dianggap kurang berwibawa dan dapat
disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
E. Undang-Undang Dasar Indonesia
Dari sejarah ketatanegaraan Indonesia dapat diketahui bahwa UUD yang telah berlaku beberapa
kali berganti. Sekalipun demikian, ada baiknya kita pelajari secara khusus beberapa peristiwa
yang dialami UUD 1945. Ada tiga krisis yang langsung melibatkan UUD. Pertama pada bulan
November 1945 sistem pemerintahan presidensial diubah menjadi sistem parlementer . kedua juli
1959 kita kembali ke UUD 1945. Ketiga 1999-2000 terjadi empat amandemen yang banyak
mengubah sistem ketatanegaraan kita. Pembentukan UUDNRI 1945 tidak bisa terlepas dari
Sejarah kemerdekaan Indonesia. Pemindahan tongkat kekuasaan dari orde lama ke orde baru pun
tercermin dengan mundurnya presiden Soekarno yang digantian oleh presiden Soeharto, yang
didengungkan dengan melaksanakan UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen.
Meskipun demikian, rumusan UUD 1945 cukup member kerangka konstitusional untuk dipakai
dalam menghadapi masa depan. Perumusanya juga tidak mengekang generasi-generasi
baruuntuk berkembang sesuai dengan tuntunan zamannya. Sehingga dengan segala kelemahan
yang melekat padanya dapat diterima oleh semua golongan masyarakat untuk kurun waktu yang
cukup lama sebelum kemudian (pada tahun 1999-2002) diamandemen.

Referensi :
A.K. Pringgodigdo, kedudukan presiden menurut tiga undang-undang dasar, dalam teori dan
praktik (Jakarta: PT. pembangunan, 1956), hlm. 20-21.
Budiardjo, Miriam.Dasar-dasar ilmu politik, edisi revisi(Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama,2015). hlm.181.
Moh. Hatta, memoir (Jakarta: PT tintamas,1979), hlm. 480.

Anda mungkin juga menyukai