Anda di halaman 1dari 25

BAB II

KONSEP DASAR

A. KONSEP DASAR MALNUTRISI


1.

Pengertian
Gizi (Nutrision)adalah Suatu proses organisme menggunakan makanan
yang

di

konsumsi

secara

normal

melalui

proses

digesti,absorbsi,

transportasi.Penyimpanan metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak di


gunakan.Untuk mempertahankan kehidupan,pertumbuhan dan fungsi normal
dari organ-organ serta menghasilkan energi .
(Nyoman ,2001)
Kurang Energi Protein (KEP) adalah suatu keadaan yang disebabkan
oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari
sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG).
(Depkes RI,1997)
Kurang Energi Protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi akibat
konsumsi pangan tidak cukup mengandung energi dan protein serta karena
gangguan kesehatan .
(Depkes RI,1999)
Kurang gizi protein (KEP) adalah Keadaan dimana kurang gizi yang
disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari hari
yang tidak memenuhi angka kebutuhan gizi (AKG).

(Manjoer Arif ,2000)

2.

Anatomi Fisiologi
Anatomi fisiologi

pada malnutrisi kurang energi protein berupa

gangguan pada sistem pencernaan yang tidak dapat mengaabsorbsi protein.organ


saluran cerna membentuk suatu lumen lumen kontinue yang berawal di mulut
berakhir di anus fungsi utama saluran cerna adalah mencerna makanan dan
menyerap cairan dan zat giziyang di perlukan untuk energi dan sebagai bahan
dasar untuk pertumbuhan. karena lumennya bersambung dengan dunia luar,
saluaran cerna juga harus membentuk sawar selektif untuk mencegah penetrasi
oleh bakteri.
Esofagus dalah suatu tabung yang merupakan saluran cerna bagi
lewatnya makanan melintasi toraks menuju lambung .Lubang kearah faring
tertutup kecuali saat menelan ,sehingga udara tidak tertelan kearah kedalam
saluran pencernaan selama bernapas biasa .demikian juda ,lubang kearah
lambung tetap tertutup oleh springteresofagus bawah , yang merupakan
penebalan muskularis.
Lambung berfungsi sebagai reservoar dan pencampur bagi makanan yang
tertelan .bagian lambung terbesar adalah badan lambung yang di tandaisecara
makroskopis dan lipatanm lipatan tebal.
Usus halus adalah organ terbesar di saluran cerna dan bertangung jawab
melakukan

sebagian

besar

fungsi

pencernaan

dan

penyerapan.Bagian

pertama,duodenum,berjalan dari pirolus ke ligamentum termasuk lingkungan c


melingkari kaput pankreas .Duktus biliaris komunis dan duktus pankreatikus
masuk ke dudenum di papila vateri .

Usus halus sisanya memiliki panjang sekitar 200-250cm pada neonatus


aterm dan mencapai 350-600 pada orang dewasa .Pencernaan protein di mulai
oleh enzim pepsin di lambung yang di sekresikan bersam oleh asam lambung .
Beberap protein pembaw spefisik yang deoenden natrium dan dengan spesifitas
tumpang tindih secara aktif mengangkut asam amino ke dalam sel . Kebutuhan
spesifik yang harus di penuhi biasanya di bagi menjadi deapan bagian dalam
ktegori utama yaitu berupa Air, energi, protein, vitamin, mineral, lemak,
karbohidrat , vitamin dan elemen renik .
(Alpers,Ann,2006)
3.

Etiologi
Etiologi malnutrisi dapat bersifat primer maupun sekunder adapun
malnutrisi bersifat primer, yaitu apabila kebutuhan individu yang sehat akan
protein ,energi atau keduanya,tidak dipenuhi oleh makanan yang adekuat.Pada
malnutrisi protein energi primer, kekurangan kalori umumnya dikaitkan dengan
keadaan-keadaan perang,kekacauan sosial,ketidaktahuan,kemiskinan,penyakit
infeksi,dan ketidak seimbangan distribusi makanan. Dengan demikian gangguan
sosial ekonomi dapat dianggap sebagai penyebab paling global kelaparan pada
anak di sertai efeknya yang buruk pada pertumbuhan dan perkembangn anak.
Malnutrisi bersifat sekunder ,yaitu akibat adanya penyakit yang dapat
menyebabkan asupan suboptimal,gangguan penyerapan atau pemakaian
nutrien,dan atau peningkatan kebutuhan karena terjadi kehilangan nutrien atau
keadaaan stres.Malnutrisi protein-energi merupakan penyakit gizi terpenting di

negara sedang berkembang dan salah satu penyebab utama mordibilitas dan
mortalitas pada masa kanak-kanak di dunia.
(Alpers,Ann,2006)
4. Patofisiologi
Dalam kehidupan sehari-hari manusia memerlukan akan zat gizi yang
diperoleh dari makanan apabila kebutuhan di dalam tubuh bisa kurang karena
oleh susunan makanan yang salah,penyediaan makanan yang kurang baik
dimana bahan makanan yang kurang baik.Makanan yang mengandung zat-zat
gizi yang cukup baik mikronutrien karbohidrat, lemak, protein maupun
mikronutrien vitamin mineral serta air.Kekurangan makanan sumber energi
secara umum,baik karbohidrat lemak dan protein mengakibatkan penyakit
defisiensi yang disebut penyakit Kurang Energi Protein (KEP).
Kurang Energi Protein (KEP) adalah keadaan dimana kekurangan gizi
disebabkan karena tubuh kekurangan energi dan protein dalam makanan Seharihari sehingga menimbulkan gangguan kesehatan .Status penderita Kurang
Energi Protein termasuk dalam gizi kurang dan gizi buruk. Kurang Energi
protein dapat terjadi pada semua umur,baik,dewasa,maupun anak-anak,terutama
ibu hamil,ibu menyusui dan anak-anak dibawah 5 Tahun atau balita .Pada orang
dewasa kurang energi protein dapat menurunkan derajad kesehatan sehingga
mengakibatkan rentan terhadap penyakit dan samping itu menurunkan pula
produktivitas kerja. Pada anak-anak kurang energi protein dapat menghambat
pertumbuhan badan,mudah terserang penyakit serta mengakibatkan rendahnya
kecerdasan intelektual yang bersifat menetap. Pada prinsipnya gangguan nutrisi

pada anak merupakan akibat dari kebutuhan nutrisi yang tidak adekuat
sehinggga simpanan nutrisi yang dapat menimbulkan anak terkena penyakit .
(Depkes RI,1999 dan Tirtawinata,2004)
5.

Manifestasi klinis
Tanda dan gejala terjadinya kurang energi protein
1.

Badan kurus bila di timbang pada KMS berada di bawah garis merah atau
pita kuning bagian bawah

2.

Lemah lesu

3.

Selera makan kurang

4.

Gangguan pertumbuhan pada anak

5.

Gangguan kecerdasan kepada anak mudah terkena penyakit

Kategori KEP berdasarkan kriteria

KMS yang baru dibedakan menjadi

dua,yaitu:
1.

KEP Sedang Berat


Anak disebut masuka dalam kategori Sedang Berat bila berata badan kurang
dari 70%baku rujukan BB/U WHO-NCHS.Pada KMS artinya sama dengan
dibawah garis merah

2.

KEP Ringan
Anak disebut KEP ringan bila BB70% sampai kurang dari80%baku rujukan
BB/U WHO-NCHS.
Tabel kategori KEP menurut standar bakuWHO NCHS
Kategori

KriteriaWHONCHS

Kriteria menurut KMS

KEP Ringan

70-<80%

KEP Sedang -Berat

<70%

Pitawarna kuning (antara


pita warna hijau dan garis
merah
BGM

Cara mendeteksi KEP:


1.

KEP dapat dideteksi dengan cara antropometri yaitu mengukur BB dan


umur yang di bandingkan dengan indeks BB/uBaku standar WHONCHS sebagaimana tercantum dalam KMS.

2.

Badan kurus bila di timbang BB pada KMS berada di bawah garis


merah

3.

Lemah lesu dan cengeng

4.

Gangguan pertumbuhan badan kurang

5.

Selera makan kurang

6.

Gangguan perkembangan kecerdasan

7.

Sikap anak kurang tanggap


(Depkes RI,1999)

Penyakit penyerta yang menyertai KEP yaitu:


1. Kwarsiokor
kwarsiokor dapat di jumpai pada usia anak bayi yang masih disapih
atau pada anak usia prasekolah yang merupakan golongan umur yang
relatifmemerlukan banyak protein untuk tubuh .

Gejala kwarsiokor
a.

Gejala yang penting adalah pertumbuhan yang terganggu

b.

Perubahan mental

c.

Gejala gastrointestinal

d.

Perubahan yang ranbut

e.

Kulit penderita kering

Pengobatan
prinsip kwarsokor ialah memberikan makan yang mengandung banyak
protein yang bernilai hayati tinggi
2.

Marasmus
a.

Gejala marasmus
1) Pertumbuhan kurang atau terhenti
2) Anak masih suka menangis
3) Konstiapasi diare
4) Lemak pipi menghilang wajah penderita seperti wajah orang
tua

b.

Komplikasi yang akan terjadi


1) Infeksi
2) Diare
3) Gangguan keseimbangan cairan elektrolit
4) Defisiensi Vit A
5) Anemia

c.

Pencegahan

1) Pendidikan kesehatan
2) Rutin ke posyandu
3) Program makanan tambahan
4) Pemberian Zat besi (sirup)
5) Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi
6) Pemberian kapsul minyak beryodium
7) Pemberian Zat besi (sirup)
8) Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi
9) Pemberian kapsul minyak beryodium
(Depkes RI,1999)
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang akan di beikan kepada anak dengan maalnutrisi
yaitu berupa pengobatan yang berbentuk makanan yang mengandung banyak
protein bernilai tinggi,banyak cauran ,cukup vitamin dan mineral,masing-masing
masih sudah dicerna dan di serap .Pasien dengan defisiensi tidak selalu di bawa ke
rumah sakit kecuali yang menderita malnutrisi berat atau malnutrisi dengan
komplikasi penyakit lainnya .Cara memberiakan makan kepada balita dengan
malnutrisi selama anak masih mau makan peroral di berikan secara berulang
ulang .Tetapi jika dilihat bahwa makanan selalu masih sisa lebih dari setengahnya
,lebih baik di beriakan melalui sonde .Biasanya bila telah 3-4 hari disonde berat
badan sudah mulai naik dan nafsu makan mulai timbul ,pemberian makan secara
bertahap sepeti yang di terangakan di atas .Perlu diperhatikan selama masa
resusitasi ini apakah tidak berak-beark ,bila demikian susu perlu diganti.
(Ngastiyah ,264:2005)
7. Komplikasi

Bahaya komplikasi pada pasien malnutrisi energi protein sangat mudah


mendapat infeksi karena daya tubuhnya rendah terutama sistem kekebalan tubuh
.infeksi yang paling sering ialah bronkopneumonia dan tuberkulosis .Adanya
atrofivili usus menyebabkan penyerapan terganggu mengakibatkan pasien sering
Diare.Melihat komplikasi tersebut sukar untuk untuk di cegah yang pelu di
perhatikan adalah kebersihan mulut, kulit ,diare dan hipotermia.

(Ngastiyah ,264:2005)
8. Tahap perkembangan
Tahap perkembangan usia 1-3 tahun,karekteristik fisik :
1. Karakteristik fisik
a. Berat badan usia toddler menambah BB sebanyak 2,2 kg/

tahun

.penambah BB menurun secara seimbang


b. Tinggi badan
1) TB meningkat kira-kira 7,5 cm /tahun
2) Proporsi tubuh berubah ,lengan dan kaki tubuh dengan laju
yang lebih cepat daripada kepala dan badan .
3) Tubuh toddler tidak begitu gemuk dan pendek
c. Lingkar kepala
Lingkar kepala meningkat 2,5 cm /tahun .
d. Gigi molar 1&2 dan Gigi taring sudah mulai muncul .
2. Perkembangan motorik Kasar Usia 18 bulan
a. Mulai bisa berlari jarang jatuh

b. Menaiki dan menuruni tangga


c. Menaiki perabot

B. KONSEP DASAR KELUARGA


1. Pengertian Keluarga
Menurut Departemen Kesehatan RI (1988) yang dikutip oleh Effendy
(1998), keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Friedman (1998), keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih
yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu
mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.
Menurut Bailon dan Maglaya (1989) yang dikutip oleh Effendy (1998),
keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu
rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
Berdasarkan ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga
adalah suatu unit terkecil yang terdiri dari dua orang atau lebih yang tinggal di
satu tempat/rumah, saling berinteraksi satu sama lain, mempunyai peran masingmasing dan mempertahankan suatu kebudayaan.

2. Struktur Keluarga

Menurut Effendy ( 1998 ) struktur keluarga terdiri dari bermacammacam, diantaranya adalah :
a. Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah.
b. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ibu.
c. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
d. Patrilokal :

adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah suami.
e. Keluarga Kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri.
3. Tipe/Bentuk Keluarga
a. Keluarga Inti (Nuclear family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak-anak.
b. Keluarga Besar (Extended Family), adalah keluarga inti ditambah dengan
sanak saudara, misalnya, nenek, kakek, keponakan, sepupu, paman, bibi, dan
sebagainya.
c. Keluarga Berantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari 1 kali dan merupakan satu keluarga inti.

d. Keluarga Duda/Janda (Single Family), adalah keluarga yang terjadi karena


perceraian atau kematian.
e. Keluarga Berkomposisi (Composite), adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga Kabitas (Cahabitation), adalah dua orang yang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
4. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut :
a. Fungsi Biologis
1) Untuk meneruskan keturunan.
2) Memelihara dan membesarkan anak.
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga.

b. Fungsi Psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
4) Memberikan identitas keluarga.
c. Fungsi Sosialisasi
1) Membina sosialisasi pada anak.

2) Membentuk

norma-norma

tingkah

laku

sesuai

dengan

tingkat

perkembangan anak.
3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
d. Fungsi Ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
2) Pengaturan

penggunaan

penghasilan

keluarga

untuk

memenuhi

kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang, misalnya


pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.
e. Fungsi Pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat, minat yang dimilikinya.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan sewasa yang akan datang dalam
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
5. Tugas Perkembangan Keluarga
a. Pasangan baru menikah (pasangan baru)
1) Membina hubungan intim yang memuaskan.
2) Menetapkan tujuan bersama.
3) Mengembangkan hubungan dengan keluarga keluarga lain, teman, dan
kelompok sosial.
4) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
b. Keluarga dengan menanti kelahiran / bayi baru lahir

1) Mempersiapkan menjadi orang tua.


2) Tugas masing-masing dan tanggung jawab.
3) Persiapan biaya.
4) Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga baru, interaksi
keluarga, hubungan seksual dan kegiatan sehari - hari.
5) Pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua.
c. Keluarga dengan anak usia prasekolah
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, misal kebutuhan tempat tinggal,
privacy dan rasa aman.
2) Membantu anak untuk bersosialisasi.
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang
lain (tua) juga harus terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam atau keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar).
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (biasanya keluarga
mempunyai tingkat kerepotan yang tinggi).
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7) Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anak.
d. Keluarga dengan anak usia sekolah
1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan
lingkungan lebih luas (yang tidak/kurang diperoleh dari sekolah atau
masyarakat).

2) Mempertahankan keintiman pasangan.


3) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan
kesehata anggota keluarga.
e. Keluarga dengan remaja
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggungjawab mengingat
remaja adalah seorang dewasa muda dan memiliki otonomi.
2) Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga.
3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.
Hindarkan terjadinya perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
4) Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan (anggota) keluarga
untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
5)
f. Keluarga dengan anak-anak dewasa awal (pelepasan)
1) Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.
g. Keluarga usia pertengahan
1) Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan.
2) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
3) Mempertahankan hubungan yang serasi dan memuaskan dengan anakanaknya dan sebaya.
4) Meningkatkan keakraban pasangan.
5) Partisipasi aktifitas sosial.

h. Keluarga usia lanjut


1) Mempertahankan suasana kehidupan kehidupan rumah tangga yang saling
menyenangkan pasangannya.
2) Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi ; kehilangan pasangan,
kekuatan fisik dan penghasilan keluarga.
3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
4) Mempertahankan kontak dengan anak cucu.
5) Mempertahankan kontak dengan masyarakat.
6) Melakukan life review masa lalu.

6. Tugas Kesehatan Keluarga


Tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Freeman ( 1981 ) yang
dikutip oleh Effendy ( 1998 ), yaitu :
a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
c. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan yang
tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu
muda.
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.

e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembagalembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitasfasilitas kesehatan yang ada.
C. Asuhan keperawatan keluarga dengan malnutrisi
1. Pengkajian
a. Identifikasi Data
Daftar nama-nama anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah Alamat
tempat tinggal keluarga.
b. Komposisi keluarga
Umur penderita Usia yang sering terjadi malnutrisi pada usia balita dewasa dan
ibu hamil balita pada usia di bawah 5 tahun dan ibu menyusui Jenis kelamin,
pada wanita angka pravelensinya masih lebih rendah dan meningkatnya juga
lebih sedikit dibandingkan laki-laki (Ngastiyah 2005).
c. Tipe keluarga
Garis keturunan atau silsilah keluarga dari tiga generasi apakah ada yang
menderita malnutrisi sebelumnya
d. Latar belakang budaya
Adat istiadat di tempat tinggal keluarga, suku bangsa, agama, sosial, budaya,
rekreasi, kegiatan pendidikan, kebiasaan makan dan berpakaian. Adanya
pengaruh budaya pada peran keluarga dan kekuatan struktur, bentuk rumah,
bahasa yang digunakan sehari-hari, komunikasi dalam keluarga, penggunaan
tempat pelayanan kesehatan.
e. Pola spiritual

Agama yang dianut dalam keluarga dan kegiatan agama yang aktif diikuti.
f. Status sosial ekonomi budaya
Penghasilan keluarga
Dampak keluarga yang berpenghasilan kurang atau kepala keluarga yang tidak
mampu bekerja lagi, dapat menyebabkan malnutrisi karena keadaan gizi
menurun dan daya tahan tubuh semua anggota keluarga rendah. Sehingga
kemungkinan terserang malnutrisi sangat besar. Sedangkan malnutrisi
memerlukan perawatan yang lama, rutin, dan biaya untuk pengobatan.
g. Pendidikan
Keadaan ekonomi yang rendah sangat berkaitan dengan masalah pendidikan,
ini disebabkan karena ketidakmampuan keluarga dalam mengatasi masalah
yang mereka hadapi dan kurangnya pengetahuan tentang masalah malnutrisi
pada salah satu anggota keluarga, sehingga tidak mampu merawat balita
dengan baik yang mengakibatkan kondisi bertambah buruk, dan timbul
komplikasi.
h. Aktivitas rekreasi keluarga
Identifikasi aktivitas dalam keluarga, frekuensi aktivitas tiap anggota keluarga
dan penggunaan waktu senggang.

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


Tahap perkembangan setiap anggota keluarga dari yang usia bayi sampai lanjut
usia.
3. Riwayat keluarga sebelumnya
Riwayat kesehatan dalam keluarga adakah anggota keluarga yang pernah
menderita penyakit kronis, penyakit menular atau penyakit yang sifatnya
herediter,dan riwayat gangguan tumbuh kembang .
4. Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik rumah
b. Lingkungan : lingkungan sangat mempengaruhi pada pasien malnutrisi
lingkungan dengan ekonomi keluarga menengah kebawah
c. Macam lingkungan tempat tinggal
Tempat tinggal yang sempit, padat, sanitasi yang tidak terjaga, lingkungan
dengan keluarga ekonomi menengah ke bawah.
d. Mobilitas geografis keluarga
Status rumah yang dihuni oleh keluarga apakah rumah sendiri atau menyewa,
sudah berapa lama tinggal di daerah tersebut, dan pindah dari daerah mana.
e. Interaksi keluarga dengan masyarakat
1. Fasilitas sosial dan kesehatan
Tingkat ekonomi yang rendah dapat mengakibatkan sulutnya pengobatan
dan pemenuhan gizi pada balita. ketidakefektifnya keluarga dalam
mengunjungi pelayanan kesehatan yang ada .
2. Fasilitas transportasi

Transportasi merupakan saran yang penting dan sangat diperlukan agar


penderita mendapatkan pelayanan kesehatan dengan segera. Ketiadaan
sarana transportasi menjadikan masyarakat enggan berkunjung ke pelayanan
kesehatan sehingga kondisi akan semakin memburuk.
f. Sistem pendukung dalam keluarga
Dukungan keluarga untuk meningkatkan status gizi pada balita sangat penting
karena kebutuhan gizi anak dapay di penuhi dengan dukungan dari keluarga
yang sangat peduli dengan gizi anak

5. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi
Bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari di dalam keluarga dan
waktu yang sering digunakan untuk berkomunikasi.
b. Struktur peran
Apakah keluarga sudah menjalankan perannya dalam

dengan fungsinya.

Seorang anak dengan malnutrisi akan mengalami perubahan dalam keluarga


seperti siap apatis yang di tunjukkan oeh anak dengan malnutrisi . Struktur
Kekuatan keluarga
Sejauh mana keluarga mampu mengambil keputusan dengan tepat dalam
mengatasi masalah malnutrisi yang ada di keluarga.
6. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif

Perlindungan psikologis dan rasa aman sangat di butuhkan oleh penderita


malnutrisi karena gangguan mental berupa cengeng yang sebabnya di duga
karaena rasa lapar dan sakit di seluruh tubuhnya .keadaan cengeng ini walaupun
di beri makan atau bayi menetek (mungkin kurang Asi) anak akan terus
merengek saja terutama pada malam hari .keadaan demikian seharusnya sudah
perlu pengobatan ,pengawasan dokter.
( Ngastiyah ,264:2005)

b.

Fungsi sosialisasi Fungsi afektif


Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga
mempersiapkan anggota keluarganya menjadi anggota masyarakat yang
baik, mampu menyesuaikan diri dan dapat berinteraksi dengan lingkungan
(Effendy, Nasrul, 1998).

c.

Fungsi kesehatan
1) Mengenal masalah kesehatan
Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah sejauh mana
pengetahuan keluarga tentang masalah kesehatan yang terjadi dalam
keluarga dalam hal ini Malnutrisi
2) Pola nutrisi
Pada anak dengan malnutrisi di sebabkan oleh nafsu makan yang
menurun yang juga di karenakan gangguan pada saluran cerna . Jika

ada anggota keluarga yang menderita Malnutrisi, maka keluarga harus


memperhatikan gizi yaitu tinggi kalori tinggi protein, serta konsumsi
makanan yang kaya karbohidrat, lemak dan protein.Anak dapat
dikatakan kurang nurtisi bila dilakukan perhitungan dengan standar
baku menggunakan rumus Z-score = N riil-median
SD upper atau SD lower
=8,5-10,8 = -2,09 masuk dalam kategori kurang gizi
1,10

3) Pola aktivitas
Anak dengan malnutrisi dalam beraktivitas sangat kurang karena di
sebabkan oleh asupan nutrisi sehingga mengakibatkan kurangnya
energi ada anak sehingga anak menjadi lemas dan malasdalam
beraktivitas.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit-penyakit infeksi yang pernah diderita oleh keluarga,
misalnya :, tuberculosis, hepatitits, diare, penyakit kulit.
5) Pelayanan kesehatan yang pernah diterima
Pelayanan kesehtan yang pernah di terima yaitu posyandu karena di
posyandu keluarga dapat mengukur berat badan anak sehngga dapat
mengetahui penurunan berat badan balita sehingga dapat mengetahui
balita tersebut mengalanmi malnutrisi atau tidak .
6) Persepsi terhadap pelayanan kesehatan

Kurang aktifnya keluarga dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan


yang ada dapat mempengaruhi pengetahuan keluarga mengenai
kesehatan terutama malnutrisi .

D.Patways keperawatan

Etiologi
- kemiskinan
- Masalah ekonomi
- Penyakit kronis
- Krisis ekonomi

Malnutrisi (KEP Ringan )

Badan kurus
- BB menurun
- Rambut tipis
- BB dibawah garis merah

Kegagalan melaksanakan 5Tugas Keperawatan keluarga :


1.ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
2.ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
3.Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
4.ketridakmamuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan
5.Ketidakmampuan keluarga dalam menggunakan pelayanan kesehatan

Infeksi

Ketidakefektifan
pemberian pola makan

Resiko Gangguan
tumbuh kembang

1. Resiko keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan b.d dukungan orang tua


yang tidak adekuat
Tujuan : Anak dapat menunjukkan perilaku yang tepat sesuai dengan usianya .
Kriteria hasil : Anak akan memperlihatkan suatu peningkatan dalam perilaku
personal sosial,kognisi,atau aktivitas yang sesuai dengan
motorik yang sesuai dengan usianya.
Intervensi

a. Tingkatkan rangsangan dengan menggunakan berbagai boneka


berwarna di tempat tidur
b. Gendong saat memberi makan ,makan perlahan dalam lingkungan
yang santai
c. Beri waktu istirahat saat makan
d. Amati ibu dan anak saat interaksi ,terutama saat makan
2. Ketidakefektifan pemberian pola makan b.d kelemahan sekunder diakibatkan
malnutrisikurang energi protein
Tujuan

Setelah di lakukan tindakan keperawatan keluarga dapat


mengetahui pemberian pola makan yang baik

Kriteria hasil : menerma nutrisi yang adekuat untuk pertumbuhan yang sesuai
dengan usia dan kebutuhan
Intervensi
a.

Kaji pola makan dan kebutuhan nutrisi

b.

Berikan intervensi spesifik untuk meningkatkan berat badan

c.

Tingkatkan tidur kurangi pemakaian energi yang tidak perlu

d.

Tetapkan hubungan kemitraan dengan orang tua dalam seluruh tahap


perencanaan

3. Infeksi b.d malnutrisi


Tujuan

individu dapat melaporkan infeksi dan kewaspadaan yang diperlukan

Kriteria hasil

: Individu akan mmemperlihatkan teknik cuci tangan yang sangat cermat


pada waktu pulang ,melakukan tindakan pencegahan yang tepat untuk
mencegah infeksi .

Intervensi

a. Pantau tanda Infeksi misal (kesulitan makan ,muntah, ketidakstabilan


tubuh) .
b. Lindungi individu yang mengalami defisit imun dari infeksi
c. Amati terhadap manifestasi klinis infeksi
d. Kurangi kerentanan individu terhadap infeksi

Anda mungkin juga menyukai